Gabriela Isler adalah Seorang gadis remaja yang masih berusia belia yakni 16 tahun. Ayahnya meninggal dengan tragis, dan satu lagi adik laki lakinya yang sampai sekarang jasadnya belum ditemukan.
Gadis itu menghabiskan waktu untuk bekerja keras karena selain menanggung hidupnya dia juga menanggung hidup ibunya yang sakit depresi akibat kejadian masa lalu yang menimpa keluarganya.
Tidak bisa melanjutkan jenjang sekolah membuatnya kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak. Dia hanya bekerja sebagai karyawan toko di pasar tradisional yang pasti upahnya minim.Namun itu bisa membiayai hidupnya dan ibunya yang sederhana.
Selain itu dia adalah gadis lugu yang tidak mengerti apa apa. Tidak lulus SMP membuatnya memang tertinggal dari segala bidang. Tak jarang di toko dia sering di marahi karyawan lain akibat salah mengembalikan uang dan mengakibatkan mereka sering nombok. Belajar dari hal itu kawan kawannya sering menempatkannya di gudang untuk sortir barang masuk. Walau pekerjaan itu berat namun dia senang hati mengerjakannya. Tidak pernah mengeluh atau bersungut sungut.
Hari baru membuatnya harus bekerja sebagai pelayan lebih tepatnya budak di rumah seorang pria dingin yang akan membawanya ke neraka kehidupan. Akibat kesalahan tantenya sendiri dia harus menanggung semua risiko beratnya hidup.
Mahalini adalah wanita 40 tahun yang bekerja di bawah naungan seorang pria penguasa, Akibat mata gelap uang dan jabatan dia harus ditendang dari perusahaan karena membocorkan data perusahaan yang mengakibatkan perusahaan rugi besar. Tidak mau jadi budak maka dia membodohi Gabriela keponakannya sendiri yang tidak tau apa apa untuk menggantikannya bekerja jadi budak Marco Adicipta.
Marco Adicipta sendiri adalah seorang Konglomerat handal yang juga menjadi pria kolektif rahasia yang sampai saat ini identitas nya masih tersembunyi. Namun beberapa orang kepercayaannya mengetahui sepak terjang pria gagah perkasa tersebut. Iya menjadi pria yang terlatih dan tidak mengenal takut semenjak tragedi yang menghancurkan keluarganya. Ayah dan ibunya yaitu Aditia dan reva yang memutuskan pindah keluar negeri dan sampai saat ini lokasi akuratnya masih di rahasiakan.
Dengan sedikit asupan sarapan pagi Gabriella yang kerap disapa Geby berjalan kaki menuju rumah kediaman tuan Marco. Gadis itu tidak tahu menahu soal pekerjaan yang dia jalani sekarang. Mendengar upahnya akan dibayar lebih besar dalam hati merasa bersyukur padahal gadis itu tidak tau di depan sudah ada pintu neraka. Entahlah pintu neraka itu punya pintu keluar atau tidak. Kisah baru akan dimulai pagi ini ketika Geby sudah tiba di kediaman rumah tuan Marco. Gadis malang itu melepas sendalnya di sana sudah ada Haris kepala pelayan menyambutnya.
''Selamat pagi nona silahkan naik ke lantai 2 sudah ditunggu tuan Marco'' ucap haris sambil menunjukkan tangga menuju lantai 2. Gadis itu terlihat biasa saja menaiki tangga. ''silahkan nona masuklah'' Gerrad yang juga menunggu kedatangan gadis itu membuka pintu.
Geby masuk penampakan pertama yang dia lihat adalah tuan Marco yang duduk dengan tatapan dan seringai dingin yang menelusup kedalam jiwanya. Sedikit banyaknya Mahalini sudah menjelaskan siapa lelaki ini. Hawa dingin mulai terasa. ''Pagi tuan saya diarahkan pak haris ke....''
''Kau anak Mahalini ?'' Gadis itu mengangguk dalam merasa bersalah telah berbohong.
Pria itu melemparkan sebuah map mendarat pas di ujung meja. Geby yang melihat itu tidak tau harus ngapain. Dia bodoh atau polos gak taulah. Marco sendiri sudah memberikan kode agar gadis itu membukanya namun tetap saja dia tidak paham.
''Buka dan bacalah nona'' Akhirnya Gerald membuka suara karena dia tau gadis yang didepannya ini tidak paham dengan maksud tuan Marco.
Dengan tangan gemetar Geby membuka lembaran surat itu dan membaca jumlah dana yang harus diganti olehnya angka berjejer rapi. Geby sendiri tidak tau cara membaca angka itu yang pasti itu bukan uang yang sedikit.
Walau gemetar gadis itu berusaha bertanya. "Apa maksudnya ini tuan"
"Itu utang ibu mu dan kau harus menggantinya" Ucap Marco sama sekali tidak merasa bersalah membebankan ini kepada remaja lusuh tak berdaya. Marco tau Gabriela tidak akan mampu membayarnya.
"Tapi saya tidak punya uang sebanyak ini tuan " Tatapan teduh Gabriela seolah memohon untuk memberikan dia kelonggaran namun Marco tidak selemah itu tertipu dengan tatapan wanita. Dulu Mahalini juga memohon dengan keadaan seperti ini namun ujungnya dia tetap jadi seorang penghianat.
''Berikan semua sisa tenaga dan hidupmu untuk mengganti apa yang sudah diperbuat ibu mu". Tatapan setajam silet itu masih terlihat mengiris penuh ancaman. Marco pada akhirnya mengambil selembar surat dari lacinya dan menyerahkan ke depan Geby.
"Tanda tangan jika kau setuju jika tidak kau dan keluarga mu jangan harap bisa bernafas satu jam lagi. Kau dan ibumu jangan harap selamat dariku"
Deg
Tatapan Gabriela dan Marco bertemu. Geby bisa melihat jika Marco mengucapkan kalimat sarkas itu serius.
Gadis itu masih membaca satu persatu aturan-aturan yang harus dipatuhi sebagai pelayan pribadi Marco. Walau tidak semuanya paham dia mencoba untuk pura-pura mengerti.
Dan pintu gerbang neraka pun mulai terbuka lebar ketika Geby membubuhkan tanda tangan diatas kertas itu. Seluruh hidup Geby akan terikat kontrak seumur hidup dengan tuan Marco. Dan hebatnya kontrak itu batal hanya atas persetujuan tuan Marco. Bisa dilihat dari segi sisi bahwa disini Tuan Marco diuntungkan.
Gabriela hanya pasrah ketika dia harus terikat kontrak mematikan dengan lelaki yang tidak memiliki ampun ini. Gadis malang yang tidak mengerti apa apa harus mengorbankan dirinya untuk keluarga. Sakit rasanya ketika kita diberikan pilihan tapi tidak bisa memilih.
"Apa aku sudah bisa mulai bekerja ? " Geby menghapus air matanya saat bertemu dengan pak Haris.
"Ini standard yang harus nona pelajari pada saat melayani tuan Marco. Karen anda 80 persen bertugas untuk melayani tuan dan 20 persen lagi bantu bantu di rumah ini. Kamar anda ada di sebelah kiri di sana juga ada beberapa pakaian silahkan jika mau digunakan itu bekas pemakaian pelayan sebelumnya yang sudah resign dan saya jamin itu layak di pakai" Pak haris selanjutnya memberikan informasi detail pekerjaan Geby.
"Pak apa saya harus nginap disini? ibu saya sakit saya juga harus mengurusnya "
"Untuk hal itu saya tidak tahu menahu nona, saya hanya dapat perintah untuk menginstruksikan detail pekerjaan nona " pak haris menyelipkan pena kedalam saku setelah selesai memberikan cek list di setiap poin poin utama tugas Geby.
Geby sudah berada di dalam kamarnya mengganti pakaian. Ucapan pak Haris tadi menjelaskan jika dia tidak bisa pulang. Wajib menginap di sana. Walau terus memikirkan ibunya namun dia tidak berdaya walau hanya bernegosiasi tempat tinggal dengan penghuni rumah ini. Dari sini saja sudah terlihat titik neraka yang menyala-nyala sedang menyambutnya.
Dia bergabung dengan beberapa pekerja sedang bersiap untuk menyiapkan makan malam. Geby yang tidak terbiasa dengan hal yang berkaitan dengan orang kaya hanya bisa bengong tidak tau mau pegang apa.
"Apa mata mu buta ? Kau melihat kami repot tapi kau hanya memandangi kami ? " Salah seorang senior yang sudah bekerja 5 tahun sedang menyerang dengan kata kata tajam nya.
Geby langsung mendekati wastafel dan mencuci peralatan memasak yang sudah digunakan tadi. Hanya itu yang bisa dia kerjakan karena sejujurnya dia tidak begitu paham dengan manu menu orang kaya.
Prang! serpihan piring keramik berceceran di lantai. Hal itu sontak membuat pekerja lainnya langsung menoleh dan menusuk tulang dada Geby dengan tatapan tajam menghujam penuh anak panah yang menancap membuat luka memar yang tidak terhitung jumlahnya.
"Apa yang kau lakukan ! " Salah seorang senior menarik tangan Geby dengan tatapan membunuh.
"Maafkan saya kak... saya tidak sengaja" Geby memohon dengan tatapan teduhnya. "Maafkan saya, saya akan membersihkannya " Geby buru buru mengambil sekop dan sapu. Dan membersihkan lantai. Serpihan kaca kecil sepertinya menggores ujung jarinya namun dia tetap menahan sakit dia tau dia yang salah.
"Ikut saya! kau perlu training yang benar! " Tidak punya belas kasih senior yang galak menarik paksa lengan baju Geby dan membawanya menghadap ke ruangan pak Haris. "Dia memecahkan piring pak" adu senior itu. "Benar benar tidak punya kemampuan, hanya mencuci piring saja tidak becus" senior itu masih menggebu gebu sambil menghempaskan Gaby yang tertunduk ketakutan.
"Apa yang kamu lakukan? tidak perlu menghakimi orang lain apa pekerjaan mu sudah lebih baik ? " Pak Haris menatap tajam pelayan senior yang dianggapnya berlebihan.
"Tuan Marco akan marah besar jika dia tau soal..... "
"Tutup mulut mu dan kembalilah bekerja! " intonasi pak Haris penuh penekanan.
"Fokuslah bekerja. Semua pekerja itu tidak ada yang langsung pintar, butuh proses. Jangan melakukan kesalahan-kesalahan yang akan merugikan dirimu "
"Baik pak maafkan saya" . Geby masih menunduk dalam, dia lelah sepertinya.
"Sebentar lagi tuan Marco akan pulang jadi bersiaplah untuk melayani nya " Namun ternyata ucapan pak Haris membuat gadis remaja itu ketakutan, terlihat dia gemetar sambil menyentuh kancing bajunya.
"Melayaninya di meja makan, membantu melepas sepatu dan juga jika tuan Marco membutuhkan sesuatu nona, bukan yang lain lain " Ucap Haris sedikit tergelitik melihat gadis malang di depannya ini.
"Ba....baik pak " Percakapan mereka berhenti saat pak Haris melihat jam di tangannya. "Ingat nona fokuslah bekerja ".
Marco sudah duduk di atas sofa. Dia melirik gadis yang berdiri di sebelahnya, lalu menunjuk kakinya. "Buka sepatuku apa kau bodoh! "
Geram sendiri karena gadis di depannya ini sepertinya otaknya tidak mencair menerima kode etik profesi yang sudah ditanda tangani. Melayani tuan Marco.
Gadis itu berjongkok dan membuka sepatu kerja Marco kemudian menyimpannya dengan hati hati. Dia mengambil sendal rumahan dan meletakkannya di samping kaki Marco. Pria kurang ajar itu tersenyum tipis kemudian menyeringai. Setelah itu dia berlalu ke kamar mandi.
Setelah itu apa lagi ya..
Buka sepatu ganti menjadi sendal. Ambil baju dan letakkan di atas meja setelah itu keluar ...
Tapi masalahnya dimana lemarinya.
Sekilas langkah langkah melayani Tuan Marco setelah pulang kerja yang dia dapat dari Pak Haris tadi.
Gadis itu mencari cari dimana lemari berada, hingga akhirnya dia melihat pintu. Ternyata begini hidupnya para sultan, ruang baju aja terpisah dari tempat tidur.
Membuka lemari kemudian memilih baju santai Marco. Meskipun gadis itu bingung baju yang mana yang harus diambil sakin banyaknya jumlah potongan baju di lemari.
Ini lemari baju atau stok baju yang mau di jual?
Geby keluar setelah selesai meletakkan baju di atas tempat tidur. Satu menit , dua menit, tiga menit. Lima menit kemudian terdengar suara Marco dari dalam walk in closet. "Kemari kau ! " Marco masih mengenakan handuk melilit di pinggangnya mempertontonkan perut kotak kotak yang dihiasi tato sangar dan kesannya terlihat mengerikan.
Wanita menunduk meremas jarinya. "I...Iya tuan ada apa " .
"Kau mau menyiksaku? Menyuruhku olah raga setelah lelah bekerja?" Marco melempar baju yang disiapkan gadis itu mendarat pas di wajah polosnya. "Maaf tuan sa..say tidak tau "
"Apa kau bodoh! otak mu dimana "
Kau kan punya tangan, ambil saja sendiri apa susahnya.
Gadis itu membuka lemari pakaian kemudian mengambil sebuah kaos. Memperlihatkan kepada Marco. Sepertinya Marco tidak suka. Ganti lagi, ganti lagi , lagi dan lagi.
"Sana belajar! dasar tidak berguna" Marco menepis gadis itu kemudian dia mengambil pakaiannya sendiri.
"Kau mau melihatku ganti baju ! " Ucapnya dengan nada penuh sindiran untuk mengusir gadis itu dari walk in closet.
Gadis itu tersadar kemudian buru buru keluar karena panik dia tidak sengaja menutup pintu dengan keras. Marco tersentak kaget. "Dasar wanita gila ".
Di meja makan Marco bak dewa Yunani yang dilayani oleh pelayan setia di sampingnya. Geby membuka piring dan mengisi dengan nasi dan lauk. Gadis itu berdiri setia mendampingi tuannya sampai selesai makan. Tidak sampai disitu sang Raja penguasa benar benar menguji kemampuan gadis malang yang berdiri di belakangnya. "Aku mau minum " Buru buru Geby mengisi air putih ke dalam gelas memberikannya dengan hati hati sambil beberapa kali menelan ludah sejujurnya dia pun kelaparan dari tadi.
Gadis itu merebahkan dirinya diatas tempat tidur. Tenaganya benar benar terkuras melayani Dewa Yunani kuno yang semakin menjadi jadi.
Hari ini pekerjaannya cukup berat dari Marco pulang kerja hingga tidur semua serba dilayani. Gila ya. Padahal sebelumnya juga tidak seperti ini. Pria penguasa itu benar benar memaksimalkan fungsi Gabriela sebagai pelayan berkedok budak.
*apa seterusnya seperti ini ya. semoga aku kuat.
Ibu gimana kabar ibu ya*.
Gadis itu bahkan tidak punya waktu untuk memegang ponsel. Hingga dia lupa bertanya apakah ibunya sudah makan atau belum. Hari ini benar benar neraka buatnya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments