Mafia Dan Gadis Lusuh

Mafia Dan Gadis Lusuh

Awal mula

Mobil sport hitam melaju membelah

kemacetan ibukota di pagi hari. Suara riuh piuh di ibukota melengkapi suasana

ketika manusia memulai aktivitas masing masing.

Terlihat kendaraan roda dua dan

roda empat berlomba lomba membunyikan klakson mereka ketika pendar lampu lalu

lintas berubah.

"Shittt" Umpat seorang

pria gagah kesal melihat kendaraan roda dua menyalip pas dari depan mobilnya.

Terdengar gesekan ban dengan aspal tanda jika pria itu menginjak rem tiba tiba.

Derap langkah gagah perkasa

disertai aroma maskulin bertebaran di sekitar lobby. Dua pengawal juga berjalan

di belakang pemuda tersebut. Melepas kacamata hitamnya pemuda itu duduk di

kursi kebesaran miliknya.

selang beberapa menit datang

seorang wanita dengan raut wajah ketakutan. Dia enggan membuka suara ketika

melihat lawan bicaranya masih membelakanginya.

"Kau hanya berdiri disitu

tanpa berniat menjelaskan semua ini ! "

Byar! lembaran kertas kertas

terlempar berterbangan hingga kertas malang itu mendarat pas di depan kaki

wanita tersebut.

"Ma...maafkan aku Tuan

Marco! "

"Tutup mulut mu !! jangan

menyebut namaku dengan bibir iblis mu ! " Tampak Marco mendudukkan

bokongnya dengan kasar di sofa yang tidak jauh dari wanita itu berdiri.

"Kau mencoba bermain main

denganku? sudah bosan hidup? " Senyum tipis menyeringai dengan tatapan

membunuh. Tidak bisa ku bayangkan atau ku ibaratkan mirip siapa kira kira wajah

seram nya ini ya.

"Tidak tuan ! maafkan saya

dan suami saya, Ini semua di luar dugaan saya Tuan maafkan saya !''

Marco memandang jijik wanita yang

sedang berlutut di hadapannya itu. Bukan sekali atau dua kali dia seperti ini

namun sudah berkali kali. Jika bukan karena adab mungkin marco sudah menendang

wanita ini keluar dari ruangannya.

''Maafkan saya tuan. Sa...saya

akan mengganti semua kerugian perusahaan. Berikan saya waktu tuan. saya mohon

belas kasihan tuan untuk saya dan juga keluarga saya. ampuni saya tuan saya

mohon''.

Wanita itu terus memohon dengan

kedua tangan terkatup, pasrah melupakan harga diri. Uang perusahaan tidak

tanggung tanggung jumlahnya yang harus dipertanggungjawabkan, bukan hanya itu tapi kepercayaan seorang Marco sudah ternodai.

''Kau tau uang dengan jumlah itu

bagiku tidak berarti.Tapi aku benci PENGHIANATAN!!!!'' BLARRR kertas kertas

memenuhi udara satu persatu mendarat dengan dramatis bergabung dengan kaumnya yang

sudah duluan tiarap di lantai. Kini lantai itu bagaikan gudang pabrik kertas

yang belum di sortir. Serakan dimana mana.

''Keluar!''

Satu jam setelahnya, kini marco

sudah kembali duduk di bangku kebesarannya. Seorang OB terlihat sedang membersihkan kertas kertas yang berserak di lantai. Untuk pertama kalinya dia membersihkan ruangan itu ketika penghuninya di dalam. Biasanya dia akan membersihkan ruangan itu ketika pagi hari sebelum Marco datang, atau sore setelah penghuni pulang. Saat dia membersihkan ruangan itu pun harus tetap di dampingi atasannya agar semua berjalan dengan baik tanpa ada kesalahan seujung rambut.

Ketukan jari diatas meja semakin membuat aura menegang. Petugas kebersihan tersebut dengan susah payah menjaga konsentrasi dengan baik agar tidak melakukan kesalahan.

Terlihat tangan kanan Marco memijit dahi sedangkan kiri mengetuk ngetuk meja seperti sedang memikirkan sesuatu, matanya terpejam. Namun walaupun begitu petugas kebersihan itu merasa jika dia seperti ingin di eksekusi.

Lantai terlihat sudah bersih. Petugas kebersihan menundukkan kepala lalu membawa peralatannya keluar.

''Permisi tuan''.

Selang beberapa lama setelah kepergian OB tersebut Marco akhirnya membuka mata.

''Sita semua aset Mahalini jangan

sisakan apapun tanpa terkecuali '' Ucap Marco dingin tapi intonasinya penuh

penekanan.

''Kami sudah mengumpulkan semua

data aset Mahalini tuan. Tapi satu per empat pun dari dana perusahaan yang

hangus sama sekali tidak tertutupi'' Ucap Gerald asisten pribadinya.

Terlihat Marco terkekeh dengan

penuh ejekan. ''Kalau begitu jadikan saja dia budak dirumahku''. Ucap Marco

sinis. Hitung hitung otaknya tidak berguna setidaknya ada tubuhnya yang bermanfaat. Sayang juga kalau dibuang percuma. Sampah saja bisa di daur ulang agar bermanfaat. Tapi masalahnya wanita itu lebih dari sampah Dimata Marco, tidak mau ambil pusing dia tetap pada pendiriannya menjadikan wanita itu budak.

Marco pun segera melanjutkan

agenda agenda penting yang harus dia selesaikan. Semenjak kepindahan kedua

orangtuanya ke luar negeri 11 tahun lalu, Marco memegang penuh perusaahan. Kejadian memilukan

yang dialami keluarganya membuat dia harus berdiri di perusahaan walau usianya

pada waktu itu masih tergolong muda. Timbal balik dari kejadian tersebut

menciptakan kepribadian Marco yang dulunya hanya remaja dingin turunan ayahnya

menjadi seorang anak penuh dendam,emosi serta mudah meledak ledak. Juga hal itu membuat pria 30 tahun itu keras tanpa

belas kasih sama sekali.

Tumbuh di lingkungan yang penuh luka dan liku membuat Marco menjadi pria yang terlatih menata keadaan, membaca pikiran orang, dan juga menyusun strategi untuk bertahan dan mendapatkan keadilan.

Terkadang dia tidak segan lalu tangan sama bawahan

yang tidak becus ketika dia sedang emosi.

Hal tersebut membuat dirinya

sangat di takuti oleh para bawahan ataupun jajarannya. Pantang salah, itu adalah motto dalam hidupnya. Dia akan rela mengorbankan dana besar untuk hasil yang memuaskan. Iya rela bekerja keras untuk hasil yang lebih baik. Tidak heran jika perusahaan yang dia pimpin Sekarang menjadi perusahaan maju yang berkompeten dan juga memiliki daya saing yang prestisius.

Sore hari setelah selesai berjibaku dengan pekerjaan nya, dia segera pulang kerumah. Malam gelap menyambut kepulangannya ke rumah megah di komplek perumahan elit di ibu kota. Rumah itu berada di ujung, dengan model rumah mengikuti desain rumah Eropa yang ikonik. Luas rumah itu hampir tiga kalinya dari ukuran awal nya.

''selamat malam tuan" Seorang pria paruh baya yang menjadi kepala asisten dirumahnya terlihat enggan berbicara. "Maaf tuan, Mahalini digantikan oleh anaknya. '' Kedua alis Marco bertautan. Gerald yang berada tepat di belakang Marco akhirnya buka suara dan menjelaskan. ''Mahalini dilarikan kerumah sakit saat mengetahui semua

asetnya disita, suaminya juga meninggalkannya karena tidak mau kena imbas, dia drop maka dari itu Dia mengirim anaknya sebagai gantinya"

ucap Gerald sambil dengan hati hati menerima jas yang diberikan Marco.

''Dasar

pengecut''. Seringai tipis itu masih terlihat penuh ejekan.

Saat mereka hendak sama sama

melangkah ke ruangan kerja, saat itu juga seorang gadis remaja mendekat.

Tampilan lusuh dengan rambut kucir satu. Badannya kurus seperti tidak terawat.

Meremas kedua tangan dia mencoba menegakkan kepala. ''Tuan ini sudah malam

apakah saya sudah bisa pulang''.

Marco melirik Gerald sejenak.

''Ger?'' seolah tau arti tatapan tuannya akhirnya Gerald membuka suara. ''Iya

tuan dia anak Mahalini yang saya maksud''.

Marco tersenyum menyeringai. Dia

berlalu begitu saja. Kau pikir bisa lari dari penghianatan mu ini dengan

mengirimkan anakmu yang menyedihkan ini. Aku mengenalmu bertahun tahun, apa

kau pikir aku semudah itu menerima anakmu sebagai gantimu, lalu kau anak dengan ganteng santai cuci tangan.

''Pulanglah nona, besok jangan

lupa tanggungjawabmu'' Ucap Gerald sembari menatap kosong anak remaja

tersebut. Wajah polos menyedihkan yang menjadi korban keegoisan ibunya.

Gadis itu menutup pelan pintu rumah besar itu dengan hati hati. Kemudian dia mengambil sendal miliknya yang dia letakkan tadi di sudut terasa sebelum masuk.

Gadis itu setengah berlari membawa tote kain miliknya yang dia sandang di bahu. Dia harus berjalan jauh agar sampai di pinggiran jalan yang di lalui angkutan umum. Setelah turun dari angkot dia membeli ayam kentacky yang di jual di pinggiran jalan. Dia memang menyukai menu yang satu ini. Dia kemudian berjalan menelusuri lorong demi lorong agar tiba di rumah sempit tempat dia dan ibunya tinggal.

Sesampainya di rumah dia terkejut ternyata Mahalini ada dirumahnya. ''Kau sudah  pulang?'' Wanita paruh baya yang terlihat masih segar itu sedang duduk di sofa sambil memangku kakinya. ''Sudah tante''

''Apa kamu bekerja dengan benar di rumah tuan Marco tadi?'' Mahalini masih tetap dalam posisinya melipat tangan di dada dengan gaya angkuhnya.

''Iya tante saya  bekerja sesuai instruksi mu''

''Baguslah mulai hari ini kau akan bekerja di rumah tuan Marco. Ingat jangan sesekali membuat kesalahan kalau kau masih ingin hidup dan juga ibu mu. Kau tau kan tuan Marco itu seperti apa''

''Tapi tante.....''

''Tidak ada tapi tapian. Tante tidak bisa lagi kerja memenuhi kebutuhan mu dan juga ibumu. Di Sana kau akan mendapat upah yang lebih baik, dan seterusnya ibu mu akan menjadi tanggung jawabmu. Kau harus tau diri, selama ini om Haris dan tante sudah menanggung biaya berobat ibu mu dan juga kau telah menempati rumah ini dengan cuma cuma. Jadi kau kerja menggantikan tante itu tidak ada apa apanya''.

Gadis itu menunduk dalam. Dia seperti kena jepit dengan dahan kata kata menyakitkan yang memang benar adanya.

''Sana temui ibu mu''.

Gadis itu tidak menjawab apa apa lagi. Dia segera ke dapur menemui ibunya. Dan ternyata ibunya sedang menyiapkan makan malam. Gadis itu mengernyit heran tidak biasanya ibu memasak. ''Ini untuk makan malam tante  mu. tante akan tinggal disini jadi jaga sikap mu. makanlah mana yang bisa kau makan setelah tante mu selesai''.

Setelah selesai Mandi gadis itu pergi ke dapur, dan ternyata sisa makanan yang tertinggal hanya kuah sayur dan nasi putih, Gadis itu menatap sebentar kemudian memakan nasi bersama ayam kentucky yang dia beli tadi. Setelah selesai makan dia segera membereskan dapur. Dan ternyata Mahalini juga datang ke dapur.

''Satu hal lagi ingat apa yang aku katakan tadi siang kan! jika siapapun bertanya padamu katakan kau anakku, Tuan Marco tidak sembarang menerima orang bekerja dengannya. Tuan Marco mau memberikan mu kesempatan bekerja itu karena mereka mengira kau anakku, jadi pertahankan identitas mu sebagai anakku''. Ucap Mahalini tegas penuh penekanan.

Tanpa sengaja dia mengikat gadis remaja yang tidak tau apa apa dengan masalah besar. Mahalini sendiri tau jika setelah ini gadis yang sedang dihadapannya ini tidak akan bisa lepas dari seorang Tuan Marco. Namun dia tidak punya pilihan lain. Dia juga tidak akan mau jadi babu kan, maka dari itu dia mengorbankan gadis polos yang lugu yang tidak punya pendidikan sebagai tumbal keserakahannya.

Bersambung.....

.

Terpopuler

Comments

Asrul Asrul

Asrul Asrul

hh

2022-12-08

1

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Surat perjanjian
3 Gadis bodoh
4 Terhipnotis
5 Dipukuli ibu
6 bab 4
7 Kau sudah siap mati?
8 Diusir dari rumah
9 Draft
10 Sedang apa kau ?
11 Mengganti semua pakaian
12 Mengetahui sedikit kebenaran
13 Mengunjungi orang tua
14 Sayatan di tangan
15 Lepaskan tangan mu sampah
16 Kartu limit tanpa batas
17 Membeli ponsel baru
18 Kebodohanmu Menghiburku, Gadis bodoh
19 Siapkan Pernikahan!
20 Rubah kecilku yang manis
21 Pernikahan yang di pertanyakan
22 Malam pertama
23 Draft
24 Pagi hari di kediaman Marco
25 Kesal mu adalah kesenanganku
26 Aku benci pengkhianat
27 Kejadian di malam hari
28 Ada yang berubah
29 Perkara air panas
30 Dimana Menantu perempuan ku?
31 Perkara make up
32 Lanjutan masalah make up
33 Draft
34 Terimakasih Geby
35 Karena sedikit paksaan
36 Mencemaskan Gabriela
37 Putaran ke dua
38 Panggil aku sayang!
39 Satu hari di panti asuhan (1)
40 Satu hari di panti asuhan (2)
41 Satu hari di panti asuhan (3)
42 Menemui seseorang
43 Malam akhir pekan tuan Marco
44 Istri atau tawanan
45 Mengunjungi Makam
46 Kejadian di pesta
47 Meninggalkan pesta
48 Dimana Gabriela
49 Saling menuduh
50 Pertengkaran masih berlanjut
51 Akhir dari pertengkaran
52 Merajuk demi izin
53 Perkara sakit perut
54 Aku akan membangunkanmu
55 Menepati janji pada gadis kecil
56 Penculikan
57 Penculikan part II
58 Penculikan part III
59 Don't sad Girl
60 Draft
61 Draft
62 Bertemu Mertua
63 Jangan melirik istriku
64 Kembalinya seorang presdir
65 Draft
66 Bagaimana caranya jatuh cinta?
67 Kejadian di mall
68 Aku tidak akan menandatanganinya!
69 Perihal masa lalu Gabriela
70 Pertarungan di atas tempat tidur
71 Aku jadi imbasnya
72 Seperti di sambar petir
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Awal mula
2
Surat perjanjian
3
Gadis bodoh
4
Terhipnotis
5
Dipukuli ibu
6
bab 4
7
Kau sudah siap mati?
8
Diusir dari rumah
9
Draft
10
Sedang apa kau ?
11
Mengganti semua pakaian
12
Mengetahui sedikit kebenaran
13
Mengunjungi orang tua
14
Sayatan di tangan
15
Lepaskan tangan mu sampah
16
Kartu limit tanpa batas
17
Membeli ponsel baru
18
Kebodohanmu Menghiburku, Gadis bodoh
19
Siapkan Pernikahan!
20
Rubah kecilku yang manis
21
Pernikahan yang di pertanyakan
22
Malam pertama
23
Draft
24
Pagi hari di kediaman Marco
25
Kesal mu adalah kesenanganku
26
Aku benci pengkhianat
27
Kejadian di malam hari
28
Ada yang berubah
29
Perkara air panas
30
Dimana Menantu perempuan ku?
31
Perkara make up
32
Lanjutan masalah make up
33
Draft
34
Terimakasih Geby
35
Karena sedikit paksaan
36
Mencemaskan Gabriela
37
Putaran ke dua
38
Panggil aku sayang!
39
Satu hari di panti asuhan (1)
40
Satu hari di panti asuhan (2)
41
Satu hari di panti asuhan (3)
42
Menemui seseorang
43
Malam akhir pekan tuan Marco
44
Istri atau tawanan
45
Mengunjungi Makam
46
Kejadian di pesta
47
Meninggalkan pesta
48
Dimana Gabriela
49
Saling menuduh
50
Pertengkaran masih berlanjut
51
Akhir dari pertengkaran
52
Merajuk demi izin
53
Perkara sakit perut
54
Aku akan membangunkanmu
55
Menepati janji pada gadis kecil
56
Penculikan
57
Penculikan part II
58
Penculikan part III
59
Don't sad Girl
60
Draft
61
Draft
62
Bertemu Mertua
63
Jangan melirik istriku
64
Kembalinya seorang presdir
65
Draft
66
Bagaimana caranya jatuh cinta?
67
Kejadian di mall
68
Aku tidak akan menandatanganinya!
69
Perihal masa lalu Gabriela
70
Pertarungan di atas tempat tidur
71
Aku jadi imbasnya
72
Seperti di sambar petir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!