Keluarga baru

Gadis itu terbangun dengan nafas berantakan. Terlihat keringatnya membasahi kening dan juga rambutnya. Dia baru saja mimpi buruk, mimpi yang dahulu pernah nyata terjadi padanya.

Saat dia mencoba menyeka keringatnya di dahi, tiba-tiba seseorang wanita cantik tapi terlihat lebih tua darinya, datang menghampiri dengan wajah kawatir.

“Ya, tuhan. Kamu sudah sadar? Mama benar-benar kawatir,”

Mama?

Sejak kapan dia punya mama?

Berlahan ia melihat wajah wanita cantik di depanya itu. Lagi-lagi dirinya dibuat kebingungan, selama ini ia merasa tak pernah mengenal wanita ini. Kenapa dirinya merasa aneh begini?

“Kamu siapa?” Akhirnya pertanyaan itu meluncur juga, meskipun terdengar lemah, tapi cukup membuat wanita paruh baya itu sangat terkejut.

“Kamu kenapa, Nay? Kamu lupa sama mama?”

Nay?

Gadis itu semakin mengerutkan keningnya. Siapa yang dipanggil Nay?

Dia masih ingat terakhir kali dia kecelakaan dan berakhir dengan kehilangan kesadaran. Tapi tidak mungkin kan, Cuma karena kecelakaan itu ia malah mendapatkan keluarga baru? Dia juga tidak kehilangan ingatan, dirinya masih mengingat betul siapa ibunya.

Tapi...

“Nay... Apa masih sangat sakit? Apa Mama perlu panggil dokter lagi?”

Dara masih mengerjap dengan bingung. Tidak tahu apa yang terjadi, tapi sepertinya dia memang butuh dokter lagi. Biar dia bisa bertanya apa yang terjadi. Tapi wanita cantik yang mengaku sebagai mamanya ini?

Tak kuat dengan banyak pertanyaan di kepalnya, dia jatuh pingsan lagi. Kali ini dia tak lagi bermimpi, tapi tidur tenang dengan diiringi teriakan orang yang memanggil dokter. Ia hanya berharap setelah sadar nanti semuanya kembali seperti biasa.

****

Sudah satu jam anaknya pingsan di sana. Tapi sampai sekarang terlihat masih belum sadar, sehingga tadi dokter bilang untuk membiarkannya saja beristirahat dulu.

“Kenapa dia pingsan lagi? Bukannya kamu tadi bilang dia sudah siuman?” Teddy terlihat kawatir sekali. Sedari tadi ia ingin menjenguk sang anak, tapi para suster malah melarangnya.

Melisa Menatap suaminya dengan sendu, “aku juga tak mengerti. Saat aku memanggil namanya dia terlihat bingung. Setelah itu tiba-tiba dia jatuh pingsan lagi. Apa benturan di kepalanya membuat dia lupa ingatan?” Memikirkan ini mereka yang berada disana semakin di buat cemas.

Nayara, gadis itu dua minggu yang lalu jatuh dari kamar mandi, membuat benturan yang begitu hebat pada Kepalanya. Karena itu dokter menyatakan dia koma, dan sekarang saat dia dinyatakan telah siuman semua orang merasa bahagia. Tapi karena kejadian tadi dia malah kembali pingsan. Rasa bahagia yang awalnya membuat mereka sangat senang tapi sekarang berubah lebih cemas lagi. Takut-takut jika putrinya hilang ingatan.

Tapi ada satu yang terlihat berbeda, seorang pria gagah yang berdiri sedikit jauh terlihat tak peduli dengan apa yang orang bicarakan. Dia Arav, tunangan gadis yang sedang berjuang hidup di dalam sana. Dia datang kesini hanya di suruh oleh orang tuanya sebagai bentuk menghormati keluarga tunangannya.

Kenapa dia tak peduli? Apa karena dia membenci gadis itu?

Jawabnya tidak. Tapi dia juga tak mencintai dan menyayanginya, jadi ia tak peduli hidup atau mati dengan tunangannya itu. Jika mati mungkin akan lebih baik untuknya, dengan begitu dia bisa bebas dengan Perjodohan paksa orang tuanya.

Beberapa menit berlalu, seorang suster keluar dari ruang rawat Nayara. Arav yang tak peduli pergi meninggalkan tempat itu. Dia rasa dirinya juga tak berguna di sana.

“Bagi keluarga pasien diizinkan untuk masuk, tapi hanya satu orang ya.” Ucap sang suster. Setelah itu dia mempersilahkan pihak keluarga pasien untuk masuk.

Teddy yang merasa bahagia segera berlari masuk menemui sang anak. Putri satu-satunya, gadis kecil yang selalu dia manjakan, Teddy ingin sekali berteriak marah saat tubuh kecil itu terbaring lemah.

“Nak... Apa kamu baik-baik saja?” Pria itu bahkan hampir meneteskan air matanya. Meskipun dia tahu putri kecilnya tak mungkin menjawab karena dia masih pingsan, tapi pria baruh baya itu tetap saja berbicara banyak.

Saat gadis itu kembali membuka matanya, lagi dan lagi dia semakin dibuat terkejut dengan seorang pria yang mencium dahinya.

“Kau... Siapa kau?” Gadis itu ingin menghindar, tapi karena tubuhnya yang lemah ia hanya bisa membuang muka saja.

Teddy dibuat terkejut dengan respons putrinya. Benar yang dikatakan istrinya, apa Nayara lupa ingatan?

“Nay... Apa kamu melupakan Papa?”

Lagi-lagi gadis itu terkejut. Tadi yang datang mama, sekarang malah ada pria yang mengaku sebagai Papanya. Sebenarnya apa yang terjadi?

Tak ingin pingsan lagi, Dara mencoba menerima saja, dan membiar pria yang masih terlihat tampan itu mengelus kepalanya.

Tapi tiba-tiba dara memikirkan sesuatu. Dia harus memastikannya, dia harap apa yang dia pikirkan tidak benar-benar terjadi.

“Tuan... Eh, papa...,” Dara benar-benar canggu memanggilnya. Apalagi ekspresi pria itu yang terlihat terkejut, semakin membuat dia merasa kalut.

“Kamu memanggil papamu sendiri Tuan?”

“Bukan... Aku salah panggil. Papa... Apa aku boleh pinjam kaca?”

Teddy bingung, tapi tak urung ia tetap memberi ponselnya pada sang putri. Mendapatkan apa yang diminta, dara langsung mencari kamera.

Dia ingin berkaca dan melihat... Oh Tuhan! Apa ini nyata?

Tubuh Dara bergetar, dia tak bisa mengenali wajah yang ada disana. Ini bukan dirinya, bagaimana dia bisa menjadi seperti ini. Dan lagi... Dara menatap nanar pria yang mengaku dirinya sebagai papa. Sekali lagi dia memastikannya, dan benar disana bukan wajah dia, tapi muka wanita lain yang tidak pernah dia kenal.

Apa dirinya sudah mati? Lalu apa... Apa dirinya berinkarnasi dan masuk dalam tubuh gadis lain?

Tapi kenapa dia tak ada mendapat ingatan apapun seperti yang sering novel ceritakan? Bukakah jika ada kisah seperti ini dia akan mendapatkan ingatan tentang kehidupan orang yang punya tubuh ini dulu, tapi kenapa dia tidak?

Dara menarik nafas panjang, lalu ia menatap pria di sebelahnya. Dengan sedikit ragu dia membalas genggaman tangan papa barunya itu. Di kehidupan kedua nya ini ia hanya ingin balas dendam. Tidak peduli tubuh siapa yang dia pakai sekarang. Mungkin karena tuhan mengabulkan permintaannya sebelum meninggal saat kecelakaan dulu.

“Apa kamu benar-benar melupakan kami, nak? Kenapa kamu bingung begini?”

Nayara alias dara terkejut mendapati pertanyaan seperti itu. Dia harus jawab apa? Apa dirinya jujur? Tapi itu tak mungkin, bisa-bisa orang ini bilang dia gila nanti.

“Aku tidak tahu... Tapi aku tak mengerti, kenapa aku disini, Papa?”

“Itu karena kamu jatuh dari kamar mandi dan kepalamu terbentur menyebabkan kamu koma dua minggu. Nay... Jangan sembunyikan dari papa, apa yang kamu rasakan sekarang? Jika kamu sakit mari kita periksa lagi.”

Gadis itu terenyak, perhatian ini membuat tubuhnya membeku. Tujuh tahun dia tak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya lagi, dia canggung sekarang. Tapi rasa haru lebih mendominansi, apa dia bisa menerima ini nanti?

“Aku tidak apa-apa. Tak perlu melakukan pemeriksaan lagi, aku hanya ingin pulang.” Ucapnya lirih.

Teddy setuju. Setelah itu pria itu segera keluar dan berpesan pada putrinya jika sebentar lagi mamanya akan segera datang.

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!