Matahari sudah sepenuhnya tengelam.Langit berubah menjadi gelap di gantikan dengan cahaya ribuan lampu menerangi kota di lengkapi dengan bangunan gedung tinggi yang menghiasi tiap sudut kota.
Sebuah kedai kopi tampak tak begitu banyak pengunjung,memiliki bangunan yang tak begitu besar namun elegan.Di depan kedai ada kursi dan meja dengan payung kecil di atasnya pada setiap meja berbaris menambah kehangatan suasana kedai.Di bagian dalam terdapat kursi bulat tinggi dengan meja panjang menghadap dinding kaca,memperlihatkan jalanan kota.Beberapa sofa juga menghiasi sudut kedai.Terdapat bar mini yang terletak berdekatan dengan lemari kaca yang berisi berbagai macam roti yang hampir kosong.Kedai itu juga memiliki lantai atas yang di kelilingi dinding kaca dengan suasana lebih santai dan hangat.
Lonceng di atas pintu berbunyi.Tampak Nayla masuk ke dalam dengan buku ditangannya.Sedikit membetulkan kacamatanya,Nayla berjalan mendekati meja Bar.
"Permisi,,," sapa Nayla tersenyum ramah. "Reservasi atas nama Nayrela" ucap Nayla sopan.
Seorang barista yang duduk di balik meja pun berdiri dan tersenyum ramah menganggukan kepalanya.Pria lain yang berada di samping meja pun dengan sigap berdiri.
"Meja anda ada di atas nona,mari saya antar," tawar pelayan pria itu.
Nayla menngangguk dan berjalan mengikuti pelayan pria.Saat berjalan Nayla melihat sekeliling dan hanya ada beberapa orang pengunjung yang tengah menikmati minuman dan makanan mereka.Setelah sampai di mejanya dilantai atas pelayan itu mempersilahkan duduk setelah menarik kursi untuk Nayla duduk.
"Apakah anda sudah siap untuk memesan nona?" tanyanya ramah setelah Nayla duduk.
"Saya masih menunggu seseorang. Jadi, saya akan memesan nanti. Terima kasih," jawab Nayla.
"Baik." sambut pelayan dengan ramah dan pergi meninggalkan Nayla.
Nayla meletakkan tas di sampingnya dan buku di atas meja.Untuk sesaat melihat sekeliling yang hanya ada tiga orang dalam satu meja di sana.Sedikit lega karena belum waktunya kedai itu di penuhi pengunjung.
"Untungnya dia setuju untuk bertemu di sini." bisik hatinya sambil melihat kembali pesan yang dia kirim kan ke Rory siang tadi saat menyarankan tempat dan waktunya.
Setelah menghembuskan nafas pelan,Nayla membetulkan kacamatanya dan mulai membuka bukunya.
Beberapa menit kemudian,lonceng pintu terdengar lagi.Terlihat Rory dengan celanan denim terang berpaduan dengan kaos putih yang di tutupi dengan shacket coklat terang dan masker dan topi hitamnya.Dia bergegas masuk kedalam dan meuju bar.
"Permisi,,, Reservasi atas nama Nayrela" ucap Rory sopan.
Si Barista pun tersenyum ramah.Dan pelayan yang tadi mengantar Nayla pun berdiri.
"Mejanya ada di lantai atas tuan,Mari saya antar." katanya ramah.
"Apa dia sudah datang?" tanya Rory
"Sudah tuan.Teman anda sudah datang.Mari," jawabnya.
Rory pun berjalan mengikuti pelayan.Saat sampai di lantai atas,Rory terpaku melihat Nayla duduk dengan membaca buku.Rory memperlambat langkahnya,mengatakan pada dirinya sendiri bahwa mungkin bukan Nayla orangnya.Tapi pelayan itu berjalan mendekati Nayla dan mempersilahkan Rory duduk.
"Bagaimana bisa.?" bisik hatinya senang.
Rory pun segera mempercepat langkahnya,dan berdiri di samping meja tepat dimana Nayla duduk.Nayla pun menutup bukunya dan mendongak.tersenyum ramah menyambut kedatangan Rory.
"Maaf saya terlambat" ucap Rory canggung.
"Tak masalah" jawab Nayla dengan senyuman ramah. "Silahkan,,!" Nayla mengerakan tangannya mengarah ke kursi kosong yang berhadapan dengannya.
Pelayan itu pun berdiri di samping meja dengan senyum ramah berkata.
"Apakah anda berdua ingin memesan sesuatu" tanyanya ramah.
"Tentu" jawab Rory ramah tanpa melepas maskernya.
Sang pelayan pun menyerahkan buku menu pada mereka dan bersiap mencatat pesanan mereka.beberapa detik kemudian,
"Secangkir White flat." Rory dan Nayla berkata secara bersamaan,untuk sesaat mereka saling pandang dan tertawa ringan.
"Baik. dan apakah anda berdua menginginkan makanan pendamping?" tanya pelayan tersenyum setelah mencatat pesanan mereka.
Untuk sesaat Nayla menatap Rory, dan hanya di jawab dengan menaikan bahunya tanda tak tau apa yang harus di pesan.
"Crodoughs Peanut Butter dan Apple Crumble.satu untuku dan satu untuknya" kata Nayla kepada pelayan saat mendapat isyarat dari Rory agar dirinyalah yang memesankan makanan untuknya.
"Baik.Mohon tunggu sebentar" sambut pelayan setelah mencatat dan pergi menyiapkan pesanan mereka.
Saat pelayan pergi,Rory pun membuka maskernya dan tersenyum pada Nayla sambil mengulurkan tangannya.
"Ijinkan saya memperkenalkan diri saya dengan lebih baik. Saya Rory." tutur Rory sopan sembari mengulurkan tangan yang segera di sambut ramah oleh Nayla.
"Nayrela." sambut Nayla menjabat tangan Rory. "panggil Nayla saja untuk lebih mudah" lanjutnya.
"Nayla ya,,," gumam Rory. "kalau boleh jujur itu bukan nama yang biasa,namun terdengar manis" puji Rory tulus.
"Benarkah?saya tak memikirkannya sebelumnya. Hanya saja teman-teman saya memanggil saya begitu,dan itu terasa nyaman.Tapi terima kasih" jawab Nayla ramah.
"Teman-teman anda ya?" gumam Rory. "Bolehkah saya berbicara tidak formal pada anda nona, Nayla?" tanya Rory sopan.
"Tentu" jawab Nayla tersenyum ramah.
"Terima kasih atas keramahan anda" jawab Rory senang.
Pelayan datang menyela pembiaraaan mereka membawa pesanan mereka.Setelah meletakan semua yang mereka pesan di meja,pelayan itu pergi setelah mengucapkan "selamat menikmati ".
Setelah pelayan itu pergi,Nayla mengambil paper bag kecil warna pastel dari dalam tas nya dan menyerahkannya kepada Rory.Untuk sesaat Rory binggung karena melupakan tujuan utamanya menemui Nayla malam ini,namun setelah Nayla mengangguk dan tersenyum Rory menerimanya.Perlahan Rory membuka paper bag itu dan mengeluarkan isinya.
"Saya benar-benar berterima kasih pada anda nona." ucap Rory dengan perasaan senang dan lega menatap dompetnya
"Sepertinya kamu lupa tentang berbicara tak formal pada ku, Tuan Rory?" sindir Nayla sambil tersenyum.Rory pun tertawa.
"Ahh.. Maafkan aku. Aku melakukannya tanpa sadar.Ini sangat melegakan untukku." ucap Rory.
"Aku bisa mengerti perasaan itu"jawab Nayla kemudian menyeruput kopinya.Rory pun melakukan hal yang sama.
"Aku tak menyangka,ternyata kamu menyukai kopi ini." kata Rory meletakan cangkirnya setelah menyeruput kopinya.
"Apakah itu hal yang aneh?" tanya Nayla.
"Tidak sama sekali." jawab Rory. "Hanya tak menduga saja kamu memiliki selera yang sama denganku" lanjutnya.Nayla tersenyum.
Untuk sesaat Rory melihat sekeliling,cafe masih tampak sepi.Merasa sangat di sayangkan jika cafe sebagus ini tak memiliki banyak pengunjung.
"Cafe ini memiliki keunikannya tersendiri" ucap Nayla tiba-tiba seolah menjawab isi hatinya. "Mereka memiliki jadwalnya sendiri entah bagaimana,antara saat kosong seperti ini dan saat cafe ini benar-benar penuh oleh pengunjung" lanjutnya.Rory menaikkan alisnya.
"Jadi maksudmu ini hanya sesaat dengan tanpa pengunjung?"tanya Rory.
"Benar.setelah satu jam kedepan,tempat ini akan di penuhi pengunjung." jawab Nayla.
"Jika kamu penasaran apa alasannya,cobalah makanan yang tadi aku pesankan" saran Nayla dan minum kopinya lagi.
Di dorong rasa penasaran,Rory melakukan yang di sarankan Nayla.Rory mulai megigit sedikit Crodoughs nya dan menyeruput kopinya.Seketika matanya melebar.
"Rasa kopinya,,," Rory tak meneruskan kalimatnya.Matanya terpaku menatap kopi yang ada di tanganya
"Berbeda bukan?" sambut Nayla tersenyum. "Sedikit lebih manis namun tak mengurangi rasa khas kopinya" lanjutnya.
"Benar.luar biasa.Aku tak pernah mendapatkan rasa seperti ini.Pada dasarnya kopinya sudah terasa enak,tapi setelah memakan sedikit makanannya rasanya menambah kenikmatan kopinya.Aku jadi penasaran akan satu hal." kata Rory.
"Apa." tanya Nayla setelah meletakan cangkirnya
"Bagaimana kamu menemukan tempat ini?" tanya Rory.
"Entahlah," jawab Nayla mengangkat bahunya " Itu terjadi seperti tanpa sengaja aku ingin bersantai dan menemukan tempat ini sepi dan tenang.Dan ketika aku datang lagi beberapa kali tempat ini penuh,ada yang memberitauku jam ketika tempat ini kosong" jelas Nayla.
"Cukup unik, lalu apa kamu sering kesini" tanyanya lagi
"Tidak.hanya sesekali ketika ada kesempatan" jawab Nayla
"Begitu,,,?" sahut Rory.
Dia pun memakan lagi makannya hingga tak tersisa.Di sela saat makan,Rory melirik kearah Nayla yang tengah menikmati makanannya,lalu tetsenyum tipis.
"Ternyata dari dekat dia secantik ini.Dia benar benar tak mengenaliku,tapi aku bersyukur jika memang benar" bisik hatinya.
Tiba-tiba Rory mengingat sesuatu yang membuat dia tersedak saat meminum kopinya.Sebagian kopinya pun menyiram tubuhnya.
"Hei,,,pelan-pelan." ucap Nayla sembari memberikan Rory serbet.Dengan gugup Rory mengelap bagian pakaiannya yang basah. "Ada apa?" tanya Nayla khawatir.Rory mengeleng pelan.
"Kamu yakin?" tanya Nayla memamastikan.Rory hanya mengangguk.
"Lalu bagaimana bisa kamu tersedak saat aku bahkan tak mengajakmu bicara?" tanya Nayla heran.
"Hanya teringat sesuatu" jawab Rory sedikit gelisah
"Apakah itu hal yang penting?" tanya Nayla lagi.
"Ya dan tidak" jawab Rory ragu-ragu.
"Jika itu memang penting,kamu bisa pergi untuk melakukan hal itu." kata Nayla ramah lalu tersenyum dan melihat jam tangannya.
"Kebetulan sekali,sebentar lagi cafe ini akan ramai,jadi aku harus pergi" kata Nayla.
"Apa tak masalah jika seperti itu?kamu berada di sini karenaku.Dan aku__,," Rory tidak meneruskan kata-katanya,termenung
"Apakah dia benar benar tak ingat soal air mancur?jadi yang dia maksud menunggu seseorang itu adalah menungguku mencari dompet ini kan.dan saat aku kebetulan di sana dia menerima telepon.dia bertahan di luar dengan hawa sedingin itu hanya karena dompet?Bagaimana caraku mengatakan ini padanya?" rutuknya dalam hati.
"Itu bukan masalah untukku." jawab Nayla.
"Tetap saja aku merasa buruk.kamu di sini karena membantuku,dan aku melakukan hal yang seharusnya tak aku lakukan" sanggah Rory .
"Tak ada istilah hal yang harus dan tidak harus dilakukan.Yang aku tau hanyalah dompet itu sangat penting untukmu,terlebih semua kartu penting yang ada didalamnya. Semua orang tentu akan melakukan hal yang sama." jawab Nayla tenang. "Dan, jika memang kamu memiliki urusan,kamu tak berkewajiban untuk meninggalkannya hanya untuk menjaga perasaanku," lanjutnya.
Rory terdiam."Bagaimana bisa dia tetap sesantai ini?ini justru membuaku semakin gelisah.padahal ini kesempatan untukku agar aku bisa mendekatinya."keluh hatinya.
Nayla memperhatikan Rory yang menjadi lebih gelisah dari sebelumnya.
"Sepertinya aku harus pergi sekarang." kata Nayla.Rory dengan cepat menatap Nayla yang tengah tersenyum padanya.
"Ijinkan aku mengantarmu Nayla" kata Rory pada akhirnya.
"Kamu tak harus melakukan ini untuk membalas apa yang aku lakukan padamu" sambut Nayla.
"Tidak,bukan itu maksudku. Aku hanya ingin mengantarmu saja." jawab Rory.
"Kamu baik Rory.Terima kasih.Tapi maaf aku menolak tawaranmu," ucap Nayla.Rory menatap mata Nayla berharap agar Nayla merubah jawabannya.Seolah membaca pikirannya,Nayla menjawab.
"Aku tak akan merubah jawabanku Rory,Maaf" tolak Nayla.
"Apakah lain waktu aku boleh mengantarmu?" harap Rory.
"Tentu.jika ada kesempatan" jawab Nayla.
"Percayalah,kesempatan itu selalu ada" sambut Rory tersenyum.
"Kelihatannya kamu meresa lebih baik sekarang.kita tinggalkan tempat ini?" ajak Nayla.Rory tertegun beberapa detik kemudian tersenyum lagi.
"Ya..sepertinya kamu bisa di andalkan untuk merubah suasana hati orang" sanjung Rory.
"Kau tau?Kamu bukan orang pertama yang mengatakan hal itu padaku" sambut Nayla.Rory tesenyum geli.
"Dan aku yakin itu benar" jawab Rory.
Mereka pun tertawa dan segera meninggalkan meja setelah membereskan barang bawaan mereka dan Rory memakai maskernya.Setelah Rory memaksa untuk membayar semua tagihan dar yang mereka pesan,mereka pun keluar dari Cafe.Mereka berdiri di depan Cafe untuk mengucapkan perpisahan.
"Apakah kita bisa bertemu lagi lain kali Nay.?"Tanya Rory.
"Itu tergantung apakah mau atau tidak untuk bertemu," jawab Nayla.
"Tentu saja aku sangat ingin" jawab Rory cepat.
"Kalau begitu, itulah yang akan terjadi," sambut Nayla.
"Kau yakin tak mau ku antar?"tanya Rory.
"Sangat yakin.Terima kasih tawaranmu Roy." kata Nayla.
"Roy.??" kata Rory menaikan alisnya.
"Ah maaf,Aku merubah namamu tanpa ijin"Kata Nayla canggung.
"Tidak.tidak,,aku menyukainya.Kau bisa memanggilku apapun yang kamu suka,tapi sebagai gantinya,bolehkah aku memanggilmu Naya?" pinta Rory.
"Ijin di berikan" jawab Nayla tersenyum.Mereka pun tertawa.
"Sampai jumpa Nay,semoga kita cepat bertemu lagi" harap Rory.
"Sampai jumpa Roy." balas Nayla.
Nayla pun masuk kedalam taksi.Sebelum taksi berjalan Nayla melambai ringan pada Rory yang segera membalasnya dengan senyum cerah.Taksi pun berjalan dan menghilang dari pandangan Rory.
"Yess,,,!!!" seru Rory sambil melompat dan mengepalkan tangannya.Dia pun segera menuju mobilnya dengan perasaan gembira.ketika di dalam mobil,Rory kembali teringat kejadian air mancur.
"Aarrgghhh...kenapa harus ada insiden memalukan begitu sih.Aku mengingatnya dengan jelas,tangannya membeku karena duduk tepi kolam dalam waktu lama,wajahya juga pucat.kenapa dia tidak pergi saja dan menghubungi nomor yang ada di dompet." gerutu Rory kesal pada dirinya sendiri dan memegangi kepalanya.Rory pun melepas masker dan topinya lalu melemparnya dengan asal.
"Aku harus minta maaf padanya,Tapi sekarang aku jadi ragu untuk meghubunginya lebih dulu" Rory berbicara sendiri sambil tangannya mengacak acak rambutnya.
"Semoga kita segera bertemu lagi Nay."Kata Rory pelan.
Rory pun meghidupkan mobilnya,dan meninggakan cafe.Kembali ke gedung dimana dia dan teman temannya tinggal dengan perasaan campur aduk.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Teteh Lia
karena makan dan minumnya sambil liat cewe cantik.... bisa bgt dah Rory.
2024-01-26
1
Thinkboy
jadi baper😂
2024-01-13
0
YouTube: hofi_03
candu banget bacanya satu gift kopi sudah meluncur 😍😍
2023-09-29
1