**Ruangan Nayla**
Terlihat Nayla duduk bersandar di kursinya sambil melipat tangannya dan menutup mata.Hembusan nafasnya terlihat tenang.Tak jauh darinya Rose tengah memeriksa tumpukan berkas dengan tatapan puas.Beberapa menit kemudian,dengan senyum mengembang di bibirnya dia pun meletakkan berkas yang telah selesai dikerjakan di meja yang ada di depannya.
Rose menatap Nayla dan beralih menatap sudut ruangan dimana tumpukan hadiah tersusun rapi di sana,detik berikutnya Rose mengalihkan pandangannya pada Nayla lagi.Dengan senyum lembut,Rose bangkit dari duduknya dan mendekati Nayla.
"Tidurlah sebentar di sofa! Terlihat sangat jelas kau tak tidur lagi tadi malam," saran Rose sambil menepuk bahu Nayla.
"Aku sempat tidur,hanya saja terbangun jam 3 pagi dan tak bisa tidur lagi." sahut Nayla masih dengan mata tertutup. "Dannn...." sambungnya membuka mata "Aku tak mengantuk,tapi aku lapar.Bisakah kita makan sesuatu?" pinta Nayla sambil mengosok perutnya.Rose pun tertawa gelak.
"Baik,,,Baik,,,Salahku,,,aku lupa sudah mengambil jam sarapanmu pagi ini," kelakar Rose di sela tawanya. "Apa yang sedang ingin kamu makan?" tanya Rose sambil melihat jam tangannya.Nayla pun diam dan berpikir.
"Kita tak punya banyak waktu bukan?" tanya Nayla yang di jawab dengan anggukan kepala. "Dan aku juga sedang tak ingin pesan antar.Jadi, kita ke cafe LA .Hanya itu tempat terdekat di sini,jika kita ke resto tedekat perlu waktu 15 menit berjalan kaki,dan di sana sering penuh." terang Nayla.
"Aku bisa membelikannya untukmu,dan kamu tak perlu keluar." tawar Rose.
"Tidak!" tolak Nayla mengelengkan kepalanya "Ku dengar siang ini ada menu baru dan cocok untuk makan siang, bagaimana?" bujuk Nayla.
"Baiklah.Apapun yang kau inginkan" jawab Rose mengalah.
Mereka pun keluar dari ruangan bersama.Dengan langkah ringan,mereka berjalan menuju lift untuk keluar dari gedung.Saat mereka telah keluar dari gedung,mereka pun berjalan menuju cafe yang jaraknya hanya terpisah tiga bangunan.Tepat ketika mereka hendak masuk,ponsel Nayla berdering,dengan cepat Nayla mengeluarkan ponsel dari saku celannya dan segera menerima panggilan dengan nama My Boss di layar ponselnya
"Hallo,,,Iya pak?," sambut Nayla sopan
"Bisakah kamu ke ruangan saya sekarang?Ada yang harus kamu lakukan disini saat ini juga" ucap Darwin serius.
"Tentu pak,saya segera ke sana" jawab Nayla.
"Bagus." sambut Darwin dan langsung mematikan telepon nya.
"Kau duluan saja.Ada yang harus aku lakukan," ucap Nayla setelah panggilan telepon berakhir. "Ah ya,,,Tolong belikan Chorissant kacang untukku dan letakan di ruanganku!" pintanya sambil memasukan ponselnya kedalam saku celana.
"Aku perlu ikut?" tanya Rose khawatir. "kedengarannya serius." tambahnya
"Tidak,cukup aku saja.Kau sudah bekerja keras, Rose" jawab Nayla dan bergegas pergi meninggalkan Rose sendirian di depan pintu cafe.
Sementara itu,di sebuah ruangan terlihat Ethan,nathan,dan Thomas tengah duduk di sofa tampak seperti mentandatangani sesuatu.Ketukan pintu pun terdengar.
"Masuk" ucap Darwin.
Pintu pun terbuka dan semua orang mengalihkan pandangan pada seseorang yang muncul dari balik pintu.Nayla masuk,tersenyum pada tamu Darwin dan mengangguk sopan.Belum sempat Nayla mengeluarkan suaranya ketukan pintu terdengar lagi.Nayla segera mengeser badannya agar tidak menghalangi pintu.
"Masuk" ucap Darwin lagi.Dari balik pintu Rory dan kevin masuk dan langsung menuju sofa yang kosong sembari meletakan lembaran kertas di atas meja.Dari sudut mata Rory,dia melihat keberadaan Nayla dan tersenyum tipis
"Duduklah dulu Nay,tunggu sebentar karena ada berkas yang harus kamu lihat dan ada yang ingin kusampaikan!" pinta Darwin saat melihat Nayla masih berdiri di dekat pintu dan mengalihkan perhatiannya pada mereka lagi.
"Baik," jawab Nayla mengangguk hormat.Nayla pun perlahan berjalan mendekati kursi yang berada di depan meja.Saat mencapai kursi dan bersiap duduk,suara Darwin menghentikannya.
"Oh ya Nay," ucap Darwin.Nayla pun mengalihkan perhatiannya pada Darwin "Apakah kamu mengenali mereka? Kulihat kamu bersikap biasa saja," tanya Darwin tersenyum penuh arti.Mereka hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Nayla pun menatap mereka satu per satu.mereka hanya tersenyum simpul.Nayla tampak berpikir siapa mereka karena tak biasaya Darwin akan menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan tamu nya di hadapan orang itu secara langsung.Putus asa karena tidak mengenali mereka sama sekali, Nayla pun berkata
"Satu satunya orang yang saya kenal hanya Anda pak" jawab Nayla menyerah.
"Jadi kau tak mengenali mereka?" tanya Darwin lagi dengan tatapan tak percaya,mereka pun sedikit melebarakan matanya.
"Sama sekali tidak" tegas Nayla.
Tawa Darwin pun meledak,dan mereka serentak tersenyum geli.
"Sayang sekali" kata Darwin di sela tawanya. "Ah kalau begitu, apakah kau juga tak tau dengan grup musik yang bernama FIMM SHADOW.?"tanya Darwin lagi.
"Tidak" jawab Nayla cepat. "Fimm shadow," gumam Nayla sedikit merenung sambil meletakkan telunjuk dan ibu jarinya di dagu dengan mata menunduk.Darwin dan mereka pun menatap Nayla ingin tau apa yang akan di katakan.
"Yang bisa saya katakan hanya FIMM SHADOW berasal dari bahasa Islandia yang berati lima bayangan.Apakah itu artikel yang akan di kerjakan kali ini pak?" tanya Nayla mengalihkan pandangannya ke Darwin lagi yang ternyata tampak terkejut bahkan mereka pun terkejut.Nayla hanya sedikit memiringkan kepalanya binggung dengan reaksi mereka.
"Apakah saya mengatakan sesuatu yang salah?" tanya Nayla binggung.
"Apakah yang dia katakan benar" tanya Darwin pada mereka pelan yang di jawab dengan anggukan kepala.
"Kata Fimm memang menggunakan bahasa islandia." jawab Kevin.
Darwin pun tersenyum dan kembali mengalihkan perhatian pada mereka lagi sementara Nayla duduk dengan tenang.Tak sampai sampai 10 menit mereka pun bangkit,dan pamit undur diri.Mereka pun menjabat tangan Darwin dan mengucapkan terima kasih.Nayla pun bangkit dan sedikit membungkukan badannya sambil tersenyum sopan saat mereka berjalan menuju pintu.
"Sepertinya kesepakatan kerja kali ini berjalan lancar pak.Mereka dari perusahaan mana?" tanya Nayla saat pintu keluar dan pintu tertutup.
"Kau serius tak mengenal mereka?" tanya Darwin masih berdiri di dekat pintu
'padahal nama mereka sedang naik daun.' batin Darwin.
"Pak,,, haruskah saya menjawab pertanyaan yang sama dengan jawaban yang sama juga" keluh Nayla sambil melepas kacamatanya.
Darwin pun tertawa dan berjalan menuju kursinya.
Darwin menatap Nayla yang berbicara santai padanya saat tidak ada yang berada di sekitarnya.
"Anda sudah menatap saya lebih dari 10 detik tanpa bicara.Anda tidak meminta saya datang untuk menyatakan perasaan kan?" kelakar Nayla.
"Dasar konyol!." sembur Darwin tertawa gelak. "Baik,,,Baik,,, Sekarang serius. Ada yang harus aku katakan padamu" kata Darwin serius.
Dengan cepat Nayla merubah sikapnya dan menatap Darwin serius.Darwin pun menyerahkan amplop coklat pada Nayla.Tanpa membuang waktu Nayla mengeluarkan isinya dan membacanya
"Ini,,,,"suara Nayla tercekat.Matanya menatap Darwin dan lembaran kertas itu secara bergantian. "Bercanda kan?" desis Nayla sangat pelan hingga Darwin tak mendengarnya
"Rose akan di gantikan" kata Darwin tegas
Nayla terpaku.
...*****...
Langit tampak indah dengan warna jingganya,matahari pun terlihat hampir tenggelam.
Rose dengan langkah tergesa gesa membuka pintu ruangan Nayla dengan cepat.
'BRRAKK,,,,,!!!
Suara dentuman pintu menghantam dinding dengan keras.Wajah Rose terlihat sangat khawatir di balik pintu.Dia pun melihat Nayla tengah duduk di kursinya sedang makan Croissant yang dia belikan siang hari dimana Rose meletakkan dimejanya. Rose berjalan kearahnya setelah menutup pintu.
"Dari mana saja kau?" geram Rose dengan suara keras,tapi tak meninggalkan rasa khawatirnya.
"Pelankan suaramu, Rose!" sambut Nayla tenang tanpa menatap Rose
"Jawab pertanyaan ku Nay!" pinta Rose.Nayla pun mengalihkan pandangannya dan menatap Rose datar.
"Seperti yang kau lihat,aku di sini,dan sejak tadi di sini," jawab Nayla tenang.
"Jangan konyol! Ini adalah keempat kalinya aku datang,aku bahkan mencarimu ke apartemenmu!" hadrik Rose tidak sabar.
Nayla hanya diam dan menatap Rose.pikirannya pun kembali ke ruangan Darwin siang tadi.
"Rose akan di gantikan," kata Darwin tegas.
"A-apa? Ke-napa?" tanya Nayla terbata.
"Aku akan kirim dia ke Amerika.Tapi, kau tenang saja,orang yang mengantikan Rose tidak lebih buruk darinya.Bisa dikatakan mereka memiliki pola pikir dan sikap yang hampir sama,dia yang akan menjadi asistenmu" kata Darwin tenang.
"Ini bukan soal ada penganti atau tidak,tapi kenapa?" sergah Nayla.
"Aku tau ini terasa sulit untukmu mengingat Rose dan kamu begitu dekat.Tapi ini juga untuk kebaikannya" kata Darwin.Nayla menaikan alisnya
"Apa maksudnya itu?" tanya Nayla.
"Suami Rose di pindah rawat ke Amerika.dan Rose harus mendampinginya.jadi aku mengirim dia ke sana agar dia juga bisa tetap bekerja tanpa berhenti dari perusahaan ini sekaligus menemani suaminya dan itu perlu tanda tanganmu" kata Darwin menjelaskan.Nayla pun terdiam bersamaan dengan itu sebuah ketukan pintu terdegar.
"Masuk" kata Darwin.
Seorang wanita membuka pintu dan mengatakan ada yang harus di tandatangani Darwin pun mengangguk.Nayla pun berdiri,sebelum Nayla membuka suara Darwin memotongnya
"Bawalah berkasnya.Serahkan lagi padaku sebelum akhir bulan" kata Darwin.
"Baik" jawab Nayla sambil sedikit membungkuk merubah sikapnya mengingat ada orang lain.Nayla pun keluar dengan langkah gontai
"Hei,,,hei Nay,,,"panggil Rose sambil mengibaskan tangan di depan wajah Nayla.lamunan Nayla pun buyar seketika dan tersenyum hambar pada Rose.
"Apa yang sudah terajadi" tanya Rose
"Tak ada" kelit Nayla.
"Apa maksd__,,,"kata kata Rose terhenti oleh ketukan pintu.
"Masuk." sambut Nayla.
Seorang pria dengan pakaian OB membuka pintu dan menunduk hormat
"Maaf non saya menganggu waktunya.Ada dua orang dari jasa kirim barang datang mencari nona" kata pria itu sopan.
"Oh sudah datang? Biarkan mereka masuk! saya memang memanggil mereka.Terima kasih" balas Nayla ramah.
Pria itu pun mengangguk dan pamit setelah mempersilahkan mereka masuk.
"Kami dari jasa kirim barang.Barang apa yang akan anda kirim" kata salah satu dari mereka ramah.
"Di sana" kata Nayla menujuk sudut ruangan di mana tumpukan hadiah yang dia terima tersusun rapi. "Antarkan barang barang itu ke Apartemen YY lantai empat."kata Nayla
Mereka berdua saling pandang melihat tumpukan barang yang di tunjuk Nayla.
"Mohon maaf sebelumnya nona,jika barang yang di kirimkan dan kami yang harus memindahkannya, itu__,,," mereka mengatung kalimatnya karena ragu untuk mengatakannya.Dengan senyum ramah Nayla menjawab.
"Saya sangat mengerti akan hal itu.Itulah sebabnya saya meminta dua orang.Kalian buat saja rincian nominalnya dan berikan pada saya,dan saya hanya perlu membayar kalian sesuai dengan yang sudah kaian lakukan.Mudah bukan.?" tanya Nayla ramah.
Mereka tersenyum haru mengangguk sopan.
"Baik." jawab mereka bersamaan.dan tanpa banyak bicara mereka pun melakukan tugasnya.
"Oh ya..saat kalian sampai ke apartemen,carilah petugas keamanan di sana agar kalian bisa menggunakan lift barang.Di sana ada troly yang biasa di gunakan.Jadi kalian tak perlu capek naik turun life megangkut barang menggunakan tangan kalian." ucap Nayla menyela pekerjaan mereka.Mereka berhenti sejenak untuk menjawab dan kembali ke pekerjan mereka.
"Apa ini?" tanya Rose.
"Apa?" Nayla balik bertanya dengan kening mengerut.
"Memanggil jasa kirim itu bukan kamu Nay!" kata Rose. "Apa yang sudah terjadi?" tanya Rose lagi.
"Salahkah jika aku seskali melakukannya Rose?" tanya Nayla tenang
"Sama sekali tidak.Tapi hal seperti ini benar-benar bukan kamu" ucap Rose mulai putus asa.
"Aku pulang dulu Rose." sela Nayla sambil berdiri bersiap pergi.
"Apakah kau menyembunyikan sesuatu dariku Nay?" tanya Rose pelan saat Nayla hendak membuka pintu
"Aku akan mengembalikan pertanyaan itu untuk kau jawab" tanpa menoleh Nayla menjawab dengan suara pelan nyaris tak terdengar tapi cukup untuk Rose mendengarnya.Rose pun jatuh terduduk,menunduk lesu
"Aku tak bermaksud menyembunyikan darimu Nay,sungguh" kata Rose dengan suara bergetar. "Aku ingin memberitahu mu,hanya saja waktunya belum tepat.Aku tak ingin mengacaukan semua yang sedang kamu capai" lanjutnya.
"Aku tau persis apa yang kau rasakan Rose" jawab Nayla sambil tangannya memegang gagang pintu "Itu juga alsannya aku tak menanyakannya.Kau bukan Asisten bagiku.Tapi kaulah satu satunya keluargaku,sahabatku.Aku akan menunggumu menceritakan semuanya padaku.ceritakanlah hanya saat kau siap.Oh ya, tolong simpankan berkas di meja untukku.aku pulang dulu,dan sebaikanya kau juga pulang" kata Nayla di sertai membuka pintu dan menutup lagi setelah keluar.
Rose menatap pintu termenung.
"Aku memang seharusnya mengatakan semuanya sejak awal,tapi aku tak mau membebani mu Nay.kau sudah melakukan banyak hal untukku,sedangkan aku belum melakukan apapun untukmu" gumam Rose sedih
...****************...
Di waktu yang sama Rory tengah gelisah di ruang latihan.tagannya memegang posel yang berulang kali di cek ketika berbunyi.Martin yang kebetulan berada di sana pun bertanya dengan heran
"Kontrak sudah di tangan kita.Kabar apa lagi yang kau tunggu hingga membuatmu gelisah begitu Rory?" tanya Martin
"Tentu saja dari yang menemuka dompet.dia mengirim pesan tapi belum mendapat balasannya" jelas Thomas
"Sepertinya dia berbohong,dan hanya mengaku-ngaku menemukan dompet,kalaupun benar menmukannya dia tak berniat mengembalikannya.Itu keuntungan untuknya bukan?" tanya Martin sinis.
"Ini baru setengah jam Martin,jangan sinis begitu.Bisa saja dia sibuk kan" sangkal Thomas tenang
"Benar,,,Benar,,,lagipula Rory tak seterkenal itu.bahkan kita sudah bertemu dengan orang yang tak mengenal kita sama sekali" timpal Nathan.
Tawa mereka pun meledak.Rory hanya tersenyum tipis,tapi ekspresinya melembut ketika teringat Nayla.Tak lama bunyi ponsel Rory mengalihkan perhatiannnya.Dengan cepat Rory mengeceknya dan tersenyum senang saat melihat pesannya telah di balas dan segera membacanya
🗨Maafkan saya.Ada begitu banyak pekerjaan hari ini jadi saya baru bisa membalas pesan anda🗨
Rory🗨Saya justru meminta maaf karena telah menganggu anda🗨
🗨Bukan masalah.Ah banar, mengenai dompet anda,bisakah anda menemui saya di kedai kopi dekat taman kota besok malam?saya akan mereservasi tempatnya jika anda tidak keberatan bertemu di sana🗨
Rory terdiam sejenak dan berfikir.kedai kopi yang di maksudkan Nayla adalah kedai kopi yang tidak begitu bayak orang berlalu lalang.dan terkenal sepi karena jauh dari jalan utama.kedai yang memiliki jadwal keramaiannya sendiri dan malam bukanlah tempat favorit bagi banyak orang.
'sempurna' batinnya.
Rory🗨Tentu,,,tak masalah.Saya sangat berterima kasih pada anda noa Nayrela🗨
🗨Anda bisa mengucapkannya saat dompet sudah di tangan anda😊.Selamat malam tuan Rory🗨
Rory🗨 Baik.Selamat malam nona Nayrela😊🗨
Dengan senyum puas,Rory pun memberitau semuanya pada teman temannya.
"Besok dia sepakat mengembalikan dompetnya.Seperti yang di katakan Thomas,dia sibuk," kata Rory sambil melirik Martin. "Apakah besok malam ada waktu bebas Martin?" lanjut Rory bertanya pada martin
"Besok jadwal malam kalian kosong." jawab Martin.
Rory pun tersenyum lega.
Pada saat yang sama Nayla meletakkan ponselnya setelah membalas pesan Rory di meja apartemen nya dan berjalan mamasuki kamarnya
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Muliana
mungkin karna nayla sibuk kerja. makanya tidak mengenal mereka
2024-01-23
1
YouTube: hofi_03
yuhuuuu
2023-09-28
1
Cokies🐇
Hai kak aku mampir, mampir juga yuk ke karyaku yg berjudul Remember you, semangat, mari saling mendukung 🥰😇
2023-08-17
1