Pemilik tempat itu pun menurutinya, setelah pintu jeruji terbuka kikiyo melangkahkan kakinya untuk masuk.
"Siapa namamu?."
"Aku tidak punya nama."
Tiba-tiba pemuda itu langsung menyerang kikiyo, dengan refleks gerakan cepat kikiyo menangkis dan menendang pemuda itu sampai dia tersungkur ketanah.
"Lemah,,,aku tidak tertarik lagi."
"Tunggu, aku lemah karena sedang terluka."
Saat mendapatkan serangan balasan dari kikiyo,pemuda itu berfikir kalau nona yang ada didepannya ini bukanlah orang sembarangan,jadi dia berubah pikiran.
"Seberapa besar dendam yang kamu miliki untuk orang-orang yang telah membuat kamu menjadi seperti ini."
"Dendam yang aku miliki sudah sampai di darah daging hingga ketulang tubuh ini.
"Pelayan."
"Ya nona."
"Berapa harga pemuda ini."
"Lima puluh koin emas nona."
"Terjual."
Setelah kesepakatan dibuat , kikiyo membayar biaya yang sudah disepakati, dia menerima surat budak itu dan sekarang sudah ada ditangannya.
Setelah keluar dari rumah budak itu,
"Ini surat budak yang aku terima tadi , kamu bebas sekarang."
"Tapi nona bukankah anda sudah membeli saya dan itu berarti saya harus menjadi pelayan nona."
"Kamu tidak ingin mengikuti siapapun bukan?,jadi pergilah aku membebaskan kamu."
Kikiyo merobek kertas kepemilikan budak itu menjadi serpihan kecil,membuat pemuda itu tertegun sejenak, setelah sadar dari keterkejutannya dia langsung bersujud dan memohon kepada kikiyo.
"Nona,aku memang lemah sekarang tapi saat aku sudah sembuh,aku bisa lebih kuat dan ahli dalam ilmu beladiri pedang, tolong nona pertimbangkan saya untuk mengikuti setiap langkah nona."
"Kamu jangan merasa berhutang Budi kepada ku."
"Saya benar-benar tidak memiliki tujuan hidup nona."
Dengan beberapa pertimbangan
"Baiklah ,kalau itu mau kamu dan berdirilah."ucap kikiyo sambil merentangkan tangan kanannya
"Terimakasih nona."
"Siapa namamu."
"Mohon nona memberikan saya nama baru saja,karena saya akan memulai lembaran baru dikehidupan saya ini.
"Hugo, bagaimana menurutmu?."
"Terimakasih nona,Hugo berjanji setia."
Didesa sunyi kikiyo menyewa sebuah rumah kecil untuk menginap ,dia juga menyembuhkan Hugo sampai benar-benar sembuh.
Tak terasa kikiyo sudah dua Minggu lebih dia berada didesa sunyi,saat sedang menatap matahari yang baru saja terbit dari langit ada elang pembawa pesan.
Surat itu dari kepala pelayan,
"Nona,ada utusan dari kerajaan,dari gulungan yang dibacakan oleh Kasim istana, meminta perwakilan dari kediaman jendral Daisuke untuk menghadap."
Kikiyo langsung mengirim surat balasannya.
"Tunggu aku pulang ,aku yang akan menjelaskan situasi didalam kediaman jendral kepada kaisar langsung."
Setelah selesai menulis surat,dan elang pembawa pesan itu juga sudah makan daging segar, elang pembawa pesan langsung terbang ke langit.
"Nona ,kita sudah siap berangkat."
Dari belakang terdengar suara bariton pria muda dengan nada tegas.
"Ya Hugo,,ayo kita berangkat ."
Kali ini kikiyo pergi melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kereta kuda, Hugo yang berada diposisi kusir.
"Nona,apa tujuan kita sekarang adalah pergi ke kediaman nona."
"Tidak,kita akan pergi kearah kekaisaran barat, untuk menagih hutang."
"Baiklah nona."ucap Hugo dengan senyum tipisnya.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju kekaisaran barat melewati kota perbatasan antara kekaisaran selatan dengan kekaisaran barat.
Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya mereka sampai disalah satu kota terbesar kedua dikekaisaran barat.
"Nona,kita sudah sampai dikota ."
"Cari penginapan."
"Baik."
Setelah menemukan penginapan,Hugo turun dan langsung membukakan pintu kereta, setelah kikiyo turun Hugo langsung memesan dua kamar.
Kikiyo mengedarkan pandangannya kesegala arah.
"Nona, silahkan."
"Ya ayo."
Mereka masuk kedalam kamar masing-masing, setelah matahari terbenam.
"Nona,apa mau saya bawakan makan malam."
Kikiyo keluar dari kamar.
"Kita pergi kerumah makan saja,Hugo."
"Baik, nona."
Mereka pun bergegas pergi kesebuah tempat makan yang lumayan ramai.
"Kursi untuk dua orang."
"Baik tuan silahkan lewat sini."
Mereka pun mengikuti sang pelayan.
"Silahkan ini mejanya tuan dan ini menu hidangan yang ada disini."
"Nona,mau makan apa?."
"Apa saja."
Hugo memilihkan makanan untuk dirinya dan juga kikiyo, sedang menikmati makanan ada seseorang yang berjalan mendekat kearah meja makan mereka.
"Hay,tuan ,anda tidak boleh membawa wanita berpenyakit makan disini, nanti orang yang makan disini merasa jijik dengan penyakit diwajahnya itu."
Kikiyo sebenarnya tidak mau perduli dengan ucapan pemuda itu,tapi dia tidak mau repot dengan harus membunuh mereka disini.
Kikiyo berdiri dengan tangan yang siap untuk membuka tudung wajahnya, sedangkan Hugo sangat penasaran,dari pertama dia bertemu dengan kikiyo belum pernah sekalipun dia melihat wajah asli nonanya ini.
Setelah kikiyo memperlihatkan wajahnya pada semua orang ,hanya ada keheningan dan setelah melihat reaksi mereka, kikiyo hanya memakai penutup kepalanya lagi.
Dia hendak bergegas pergi,Hugo masih tertegun,tapi dia langsung kembali sadar untuk mengejar kikiyo yang sudah ada didepan pintu masuk rumah makan itu.
Semua orang termasuk pemuda tadi masih tertegun.
"Pengawal."
"Ya tuan."
"Apa wanita tadi seorang Dewi."
"Sepertinya begitu tuan."
"Hah,dia,,,mana dia,dimana Dewi tadi."
"Sudah pergi tuan."
"Ah sialan ,kalian kenapa diam saja,cepat kejar."
"Baik tuan."
Sedangkan wanita yang sedang mereka cari-cari, sudah berada didalam kereta,dia sudah melanjutkan perjalanan menuju kediaman keluarga Hugo.
"Nona."ucap Hugo dari kursi kusir
",,,,,,,,,,(-_-)
"Nona."
"Ya."
"Apa nona baik-baik saja."
"Ya."
"(-_-)
Setelah memasuki kawasan hutan kereta kuda dihadang lima orang berjubah hitam.
"Mau apa kalian."
"Kami ingin wanita yang ada didalam kereta."
"Kalau aku tidak mau."
"Kamu mati."
Kelima orang itu langsung turun dari kuda mereka, begitu pun juga Hugo mereka bertarung dengan begitu sengit, lima lawan satu ini tidak adil.
Kikiyo yang melihat Hugo sedang dikeroyok oleh orang berbaju hitam itu,hanya duduk santai didalam kereta.
"Hugo,apa kamu butuh bantuan."ucap kikiyo dari dalam kereta
"Tidak perlu nona,aku hanya sedang pemanasan."
"Baiklah,jangan mengecewakan."
"Baik nona percaya sama saya."
Sudah hampir satu jam Hugo masih belum bisa menumbangkan 1 orang pun, karena masih ingin menjadikan mereka sebagai bahan latihan.
"Hugo." Teriak kikiyo dari dalam kereta dengan nada kesal
Mendengar teriakan kikiyo kali ini membuat dia, harus membunuh mereka semua,tanpa perlu waktu lagi Hugo memenggal kepala mereka semua.
Hugo langsung berlari kecil kearah kereta,
"Hehehe,maaf nona saya keasikan mempermainkan mereka."
"Tuangkan ini pada mayat mereka, jangan meninggalkan satu jejak pun."
"Ini apa nona."
"Nanti kamu tahu sendiri."
Hugo langsung pergi mendekat kearah mayat yang tadi dia bunuh,matanya membulat ketika cairan yang dia tuang itu bisa melenyapkan semua bagian tubuh.
Sudah selesai membersihkan sisa pertarungannya,Hugo kembali menyerahkan cairan itu ke kikiyo.
"Nona,apa itu racun pelebur raga?."
"Ya,hayo jalan."
"Baik,nona."
Hugo yang sudah duduk didepan.
Racun pelebur yang sangat mengerikan, tidak aku sangka nona bisa memiliki racun jenis itu.fikir Hugo yang masih bergidik ngeri
______________________________________________
bersambung
(^∆^)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments