Setelah membunuh ibu dan saudara tiri nya , kikiyo berjalan menghampiri Daisuke, sang ayah dari sipemilik tubuh terdahulu hanya bisa menangis , meratapi kematian keluarganya.
"Kenapa kamu melakukan ini semua kepada keluarga kamu sendiri kikiyo?."
"Hem,kenapa ya?,mungkin karena aku sudah bosan dengan perlakuan kalian yang semena-mena terhadap aku,kalian tidak membuangku atau membunuh ku,tapi kalian membuat aku mati secara perlahan, kamu harus sadar jendral,aku lebih mempunyai belas kasih karena aku menghukum mati mereka,dan untuk kamu tentu saja aku mempunyai hukuman sendiri untuk kamu."
Kikiyo menyeret Daisuke menggunakan tangan kosong,lalu membawanya ke gubuk yang menjadi tempat tinggalnya selama ini.
"Tinggal lah disini sampai kamu menemui ajal,ini adalah bukti bakti ku sebagai anak, apa yang kamu tanam pasti akan kamu tuai, jendral.
Tanpa kikiyo menyumpal mulut Daisuke pun ,pria paruh baya itu tidak punya kekuatan untuk berteriak bahkan letak gubuk itu sangat jauh dari melintasnya pelayan dan pengawal.
Kikiyo kembali ke aula pertemuan untuk menyelesaikan pekerjaannya,dia menuangkan beberapa tetes racun pelebur raga kesetiap mayat yang ada, setelah selesai, kikiyo memanggil para pelayan yang tersisa untuk membersihkan kekacauan yang ada.
"Untuk kalian yang masih ingin tetap bekerja disini harus mengikuti semua apa perintah dari ku, kalau tidak kalian bisa pergi karena aku membebaskan kalian untuk memilih."
Para pelayan langsung melirik kearah satu sama lain tidak wanita ataupun pria, para pelayan sepakat untuk mengikuti kikiyo mulai sekarang, kikiyo meminta untuk menutup mulut rapat-rapat dari siapapun yang bertanya kecuali kikiyo sendiri,bagi yang melanggarnya akan diberikan hukuman mati.
Setelah lelah sudah memenuhi tubuhnya ,dia langsung menuju kamar yang dipakai Daisuke beserta keluarga yang lainnya hanya untuk mengambil semua jenis koin,ditimbun jadi satu disebuah kamar yang besar,kamar itu dulunya tempat ibu dari sipemilik tubuh ini.
Dia mati oleh pria yang sangatlah dicintainya itu tidak lain dan tidak bukan pria itu adalah Daisuke.
"Ibu pemilik tubuh ini mati ditangan orang yang dia cintai,sama tragisnya dengan kisah ku didunia sana,sungguh menjijikan mereka itu."
Kikiyo lekas meminta kepala pelayan untuk menemuinya.
"Saya sudah menghadap nona muda."
"Kamu mulai hari ini menjadi orang kepercayaan saya,apapun yang terjadi dikediaman ini semua menjadi tanggung jawab kamu mulai sekarang."
"Baik nona muda."
"Aku akan pergi berkelana,kalau ada orang yang bertanya tentang keluarga ini kamu bilang saja tunggu nona muda datang, tutup rapat-rapat kediaman ini sampai aku kembali,ini ada uang untuk kalian semua bagi rata kalau tidak kamu akan tahu akibatnya."
"Baik nona muda."
Kikiyo bergegas pergi dari kediaman keluarga Daisuke.dengan membawa Sedikit perbekalan,dia memakai baju kimono yukata milik saudara tiri nya yang belum sempat wanita itu pakai.
Kikiyo menaiki kuda yang sudah disiapkan oleh pelayan,kuda berwarna hitam arang itu pun sangat gagah , kikiyo mengelus dan mengagumi keindahan kuda itu baru memukul tanda untuk sang kuda untuk jalan.
Setelah kikiyo keluar dari gerbang kediamannya, pintu gerbang langsung ditutup rapat-rapat dari dalam dan tidak ada penjaga yang ditaruh diluar seperti biasa,kini mereka diperintahkan kikiyo untuk menjaga dari dalam saja untuk menghindari pertanyaan orang luar.
Saat sudah berjarak cukup jauh dari kediamannya, kikiyo melewati pasar banyak tatapan mata yang mengarah kepadanya, dia tidak perduli dan tetap melanjutkan perjalanan.
Banyak orang yang bertanya siapa wanita cantik yang sedang duduk manis di punggung kuda tersebut, dari tali pengikat kudanya sudah jelas kalau ada tanda pengenal dari keluarga jendral Daisuke.
Apakah wanita itu salah satu dari keluarga sang jendral?.fikir mereka serempak
Kikiyo menghentikan kudanya disebuah toko yang menjual berbagai macam jenis pisau kecil , kikiyo dengan teliti memilih pisau kecil yang pas untuk dirinya.
"Nona,apa kamu sudah menemukan pisau yang kamu cari?."ucap sipelayan.
"Ya."
Kikiyo hanya menjawab singkat sambil menyerahkan beberapa pisau kecil yang sudah dia pilih tadi.
"Anda memang wanita yang pintar memilih barang bagus,pisau bermata dua ini sangat tajam kalaupun tidak kena ujung yang pertama,anda masih memiliki kesempatan sisi lainnya."
"Ya apalagi kalau sampai dilumuri racun, itu menambah keefektifannya bukan.",
"Ya tentu saja,tapi apa racun itu tidak akan melukaimu nona."
"Tentu tidak."
Kikiyo tidak mempubrisnya lagi,dia bergegas pergi meninggalkan sipelayan tadi,
"Tunggu nona,selamat berburu dan semoga nona muda dari kediaman jendral Daisuke mendapatkan buruan yang bagus."
"Apa kamu tahu dimana aku bisa mendapatkan budak."
"Kalau nona mau membeli budak,nona hanya harus kekota nagara lalu setelah melewati kota itu ,nona akan menemukan wilayah nah ditempat itu banyak sekali penjual budak."
"Baiklah terimakasih banyak."
Kikiyo tidak perduli saat pelayan tadi mengetahui identitasnya entah mengapa sepertinya dia sangat terkenal,walau hanya seorang sampah.
Kikiyo terus memacu kudanya,sesaat saat ditengah perjalanan dia beristirahat setelah itu dia mulai melanjutkan perjalanan.
Tibalah dia dikota nagara,masih dibawah kekaisaran yang sama dengan kediamannya kekaisaran selatan.
Kikiyo berhenti disebuah penginapan,dia turun lalu melangkah menuju kedalam penginapan.
"Satu kamar."
"Baik,ini nona silahkan."ucap pelayan sambil memberikan konci
"Terimakasih."
Kikiyo tersenyum sambil berjalan pergi menuju kamar yang dia pesan.
"Nona apa masih ada yang anda perlukan?."
"Ada,,,,apa aku bisa meminta tolong?."
"Tentu saja nona,bisa."
"Tolong belikan aku topi bambu yang memiliki penutup wajah,ini uangnya ."
Kikiyo memberikan beberapa koin emas kepada si pelayan
"Baiklah nona saya akan pergi membelinya."
"Apakah uang itu cukup?."
"Iya, cukup nona."
Pelayan itu pergi meninggalkan kikiyo sendiri diruangan,
Kikiyo menunggu dengan sabar sambi meminum teh hijau dan kue didalam kamar sambil memandangi orang yang sedang lalu lalang.
Tiga puluh menit kemudian pelayan tadi sudah datang kembali dengan sebuah penutup kepala berwarna hitam, kikiyo menerima penutup wajah itu lalu kembali menutup pintu kamar.
Setelah selesai memakai pakaiannya, kikiyo bergegas pergi,dia masih memakai kimono yukata, hanya yang berbeda penutup kepalanya saja.
Setelah keluar Langsung menaiki kudanya, kikiyo bergegas pergi menuju desa yang berada di perbatasan kota nagara.
Sesampainya dia di desa sunyi, kikiyo melihat ada tempat seperti rumah,tapi itu lebih bisa dibilang penjara karena disana adalah tempat penjualan budak.
"Selamat datang nona."
"Aku mencari budak laki-laki."
"Silahkan sebelah sini nona."
Pemilik tempat ini mengajak kikiyo untuk pergi melihat-lihat koleksi rumah budak itu, saat melewati lorong kikiyo mendengar suara nafas seorang pria dari penjara yang sangat gelap.
"Siapa yang ada diujung ruangan sana."
"Dia dulu terkenal dengan kegilaannya nona bahkan dia membunuh pamannya sendiri hanya karena pamannya itu mau menikahi seorang wanita dan diasingkan lalu dijual oleh keluarganya sendiri disini."
"Aku ingin melihatnya."ucap kikiyo sambil tersenyum tipis
"Dia sudah gila dan depresi nona jangan mendekat."
Kikiyo tidak perduli dengan ucapan pemilik tempat itu, kikiyo malah semakin mendekati ruangan yang memiliki pintu jeruji besi itu.
"Buka pintunya."
"Tapi nona."
"Cepat buka,aku ingin melihat seberapa besar kegilaannya."
"Baiklah nona."
______________________________________________
bersambung
(^∆^)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments