PERTARUNGAN

Dengan tatapan yang tajam satu laki - laki yang kini duduk di samping Kezia menanyakan hal tersebut.

"Tidak aku datang bersama dengan teman ku."

"Dimana teman mu sekarang? apakah dia tidak khawatir meninggalkan mu seorang diri disini?"

Kezia langsung menatap tajam laki - laki tampan tersebut sambil mengernyitkan dahinya.

"Peduli apa kau tentang hal ini? mau dia khawatir atau tidak itu bukan menjadi urusan mu!"

Perkataan tajam Kezia langsung membuat laki - laki tampan tersebut tertawa terbahak-bahak.

"Lucu sekali, sungguh kau lucu sekali!"

Kezia yang kini merasakan di tertawakan oleh satu laki - laki tidak dikenal hanya bisa mengernyitkan dahi sambil menggelengkan kepalanya.

"Mas, apakah anda sudah puas tertawa? jik anda sudah puas tertawa silahkan anda pergi atau menyingkir dari samping ku ini."

Seketika itu juga tawa yang terbahak-bahak langsung berhenti dari laki - laki tersebut saat Kezia mengatakan hal itu kepadanya.

"Maafkan aku, namun sungguh dari wajah mu aku bisa langsung mengetahui jika saat ini kau sedang cemburu."

Deg

Wajah Kezia langsung memerah ketika perkataan itu yang keluar dari mulut laki - laki tersebut.

"Apa peduli mu soal hal ini mas? mau aku cemburu atau tidak itu bukan menjadi urusan mu!$

Kezia yang sudah sangat kesal dengan laki - laki tampan tersebut hanya bisa mengatakan hal ini.

"Kenalkan nama ku Julian, siapa nama mu?"

Tiba - tiba saja laki - laki tampan tersebut memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya kepada Kezia.

Sejenak Kezia memandang uluran tangan tersebut, namun tak lama Kezia membalasnya.

"Namaku Kezia."

"Aku tebak, kau pasti baru pertama kali datang kemari?"

Kezia kembali mengernyitkan dahi ketika kini Julian mulai menebak - nebak dirinya kembali.

"Apa yang membuat mu bisa berpikir seperti itu? jangan - jangan profesi tambahan mu adalah sebagai satpam di tempat ini juga?"

Dan perkataan Kezia kembali membuat Julian tertawa.

"Hei, perkataan mu sungguh lucu sekali!"

"Tidak ada yang lucu dan tidak ada yang perlu untuk di tertawakan lagi!"

Sungguh saat ini Kezia begitu kesal dengan apa yang telah Julian lakukan, rasanya Kezia ingin segera beranjak pergi dari tempat itu, namun saat ini dirinya belum bisa melakukan karena masih menunggu Jose yang sedang bersenang - senang.

"Bagi mu tidak lucu, tapi bagiku ini lucu sekali, kau tau aku adalah pelanggan eksekutif di tempat ini, dan aku mengetahui siapa penghuni lama dan penghuni baru di tempat ini."

Julian kembali mengatakan hal tersebut dengan tersenyum dan menyalakan rokoknya.

"Baiklah jika memang seperti itu, namun aku sungguh - sungguh sedang tidak ingin banyak berbicara saat ini."

Kezia mengatakan hal tersebut sambil mengibaskan ke dua tangannya.

"Kenapa dengan tangan mu?"

"Aku benci asap rokok!"

Dengan tegas Kezia mengatakan hal tersebut kepada Julian.

"Ah kenapa kau tidak langsung bilang saja, dasar wanita!"

Deg

Kedua mataa Kezia langsung menatap tajam ke arah Julian saat Julian mengatakan hal tersebut kepadanya.

"Jadi kau sudah mendapatkan teman disini Kezia?"

Deg

satu suara yang saat ini begitu Kezia kenal mendekat ke arahnya.

"Jose, kau sudah selesai?"

Sontak kata - kata tersebut yang tiba - tiba keluar dari mulut Kezia.

"Halo Jose, apa kabar mu."

Julian langsung berdiri dari tempat duduknya ketika mengetahui bahwa teman yang ternyata di tunggu Kezia adalah Jose.

"Apa urusan mu Julian berada di tempat ini!"

Jose mengatakan hal tersebut kepada Julian dengan sinis dan pandangan mata yang tajam.

"Hak untuk berada di tempat ini Jose, apa lagi ini adalah milik keluarga ku, yang aku tanyakan kepada mu, untuk apa kau kemari lagi? bukannya keluarga mu melarang menginjakkan kaki di semua bisnis keluarga Darmawan?"

"Jose datang karena aku yang memintanya Julian."

Belum sempat Jose menjawab, tiba - tiba saja satu wanita cantik nan juga seksi mendekat ke arahnya.

"Aurel, jadi kau yang meminta laki - laki bejat ini untuk kembali datang?"

"Jaga perkataan mu Julian? kau memang kakak ku, namun kau sama sekali tidak berhak untuk mengurusi kehidupan ku!"

Aurel mengatakan hal tersebut sambil menunjuk ke arah Julian.

"Kau yakin bahwa laki - laki bejat ini bisa membahagiakan mu Aurel?"

"Ya aku yakin, dan sangat yakin!"

"Cih, rupanya kau sudah terkena guna - guna laki - laki bejat ini Aurel!"

"Jaga perkataan mu Julian!"

Jose mengatakan hal tersebut sambil memukul perut Julian.

"Berani sekali kau Jose!x

Julian mengatakan hal tersebut dengan penuh kemarahan.

"Sudah hentikan, apakah kalian akan begini?x

Kezia yang sudah merasakan aura keributan langsung berdiri dari tempat duduknya dan mencoba untuk melerai ke dua laki - laki yang sudah siap untuk bertarung.

Minggir!"

Julian tiba - tiba saja mendorong Kezia hingga kembali terjatuh ke kursi dan langsung membalas pukulan Jose.

Malam ini pada akhirnya terjadi baku hantam ke dua laki -laki putra para pengusaha sukses yang kedua keluarganya saling bersaing.

Keduanya terus baku hantam sampai pada akhirnya di pisahkan oleh para pengunjung setempat.

"Lihat saja kauJulian, aku akan membalasnya nanti!"

Dengan wajah penuh luka Jose mengatakan hal tersebut kepada Julian.

"Aku tidak akan pernah takut dengan ancaman laki - laki pencundang seperti mu Jose!"

Mendengarkan perkataan Julian Jose langsung hendak menyerangnya lagi.

"Sudah hentikan Jose, ayo kita pulang, jika kau terus melanjutkan sungguh aku tidak tau lagi alasan apa yang harus aku katakan kepada ibu Asri."

Deg

Mendengarkan nama sang ibunda di sebut Jose pada akhirnya menghentikan setiap aktivitas keributannya tersebut.

"Perhitungan kita belum selesai Julian, aku akan kembali membalaskan semua penghinaan yang telah kau berikan hari ini!"

Selesai mengatakan hal tersebut Jose dan Kezia langsung meninggalkan tempat hiburan malam tersebut.

"Dasar kau seperti anak kecil saja, ayo kita pulang Julian!"

Aurel yang sejak tadi hanya berdiri dan menjadi penonton ke dua laki - laki tersebut, pada akhirnya mengajak Julian untuk kembali pulang.

Sementara itu di dalam mobil nampak Kezia sedang mencoba untuk mengobati luka - luka Jose.

"Sakit Kezia apakah kau tidak bisa pelan - pelan?"

"Ini sudah sangat pelan Jose, nampaknya luka mu cukup parah, apa tidak sebaiknya kita ke rumah sakit saja?"

"Tidak akan, aku tidak akan pernah ke rumah sakit hanya karena luka semacam ini, ah sakit!"

"Jadi bagaimana? apakah kau sudah siap kembali ke rumah dalam keadaan seperti ini?"

Kezia mengatakan hal tersebut sambil terus mengobati luka Jose.

"Aku tidak akan kembali ke rumah malam ini!"

Kezia langsung berhenti mengobati luka Jose begitu mendengarkan jawaban Jose.

"Lalu kau mau kemana Jose?"

"Kita ke apartemen ku saja!"

"Kita?"

"Ya kita, jika aku pulang sendiri akan banyak pertanyaan."

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!