Aiden mengikuti rapat dengan kondisi tidak tenang. Matt yang memimpin rapat hari itu, sesekali ia melihat Aiden dari sudut matanya.
"Sekian rapat sore ini, maafkan saya dan Tuan Sebastian karena menunda rapat. Untuk acara setelah ini, kalian boleh melakukan apapun sampai besok saat kita check out," ujar Matt disambut sorak sorai dari teman-temannya.
Matt menghampiri Aiden. "Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan kepadamu," katanya sambil menepuk pundak Aiden.
"Apa itu? Apakah ada kaitannya dengan ikan itu? Sebenarnya kalian ini apa dan darimana?" tanya Aiden. Ia sangat terkejut karena pria yang ia kagumi bukanlah seorang manusia seperti dirinya.
"Aku manusia sama sepertimu, tadinya. Sebelum ayah Lea mengubahku. Saat ini statusku adalah manusia abadi yang tidak akan bisa mati. Lea adalah seorang peri, begitu pula dengan Anthem. Anthem teman kita tadinya adalah Malaikat Kematian yang berubah menjadi manusia karena ia ingin menemani Lea dan menua bersamanya. Sedangkan Sirene-,"
Aiden tertunduk dan menopangkan tangan di keningnya sambil memejamkan mata, ia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Cukup, Matt! Bangunkan aku sekarang!"
Semenjak ia mengalami trauma Aiden menolak keeksistensian para makhluk gaib di dunia ini. Bahkan ia akan menampar mulut hantu jika hantu itu tertawa di tengah malam dan mengganggu tidurnya.
Jadi, saat ia masuk ke dalam dunia luar biasa Matt, ia mengira dirinya hebat karena bisa bersanding bersama pria yang dikaguminya itu, apalagi saat Aiden diangkat menjadi wakil Matt, betapa bangganya dia.
Namun kini, ketika Matt mengatakan kalau dia dan Lea adalah salah satu dari sesuatu yang tidak dapat ia percayai, ia shock dan menolak untuk mengakui hal itu.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Matt.
Aiden menggeleng. "Aku percaya kepadamu, Matt. Kupikir kamu manusia tapi ternyata, ...." tukas Aiden.
"Aku sedang mencerna ini semua, Matt," sambung Aiden lagi.
Matt meninggalkan Aiden seorang diri karena percuma saja ia ada di sisi Aiden jika pria berkumis tipis itu menolak kehadirannya.
"Bagaimana dengan Sirene?" tanya Matt ketika ia kembali ke dalam kamar hotel Aiden.
Lea menggelengkan kepalanya. "Aku sudah melakukan semampuku, dan ekornya hanya tetap bertahan selama 1-3 jam saja," jawab Lea.
"Bagaimana dengan Aiden? Dia menolak kita?" Lea bertanya karena raut wajah Matt tampak sedih dan bingung.
Ia berjalan menghampiri Sirena. "Apa tidak mungkin kamu kembali saja, Sirene? Maksudku, sulit sekali mengharapkan Aiden untuk menerima kita. Masih ada waktu untuk kembali," ucap Matt.
Wajah Sirene tampak sedih, manik biru lautnya yang bisa tenang, kini tampak sayu. "Maafkan aku Yang Mulia Raja, tapi aku tidak ingin kembali. Aku ingin menetap disini," sahut Sirene bersikeras.
"Apa yang kau cari di bumi?" tanya Matt. Lea memegang lengan Matt, ia tau sekali bagaimana berada di posisi Sirene saat ini karena ia pernah merasakan berada di posisi yang sama dengan Sirene.
"Matt, apapun alasan Sirene bertahan disini, aku yakin kalau Sirene memiliki tujuan tertentu yang mungkin tidak dapat ia ungkapkan saat ini," kata Lea membela Sirene.
Sirene menatap penuh terima kasih atas pengertian Lea. "Yang Mulia Ratu, terima kasih," suara Sirene tercekat, dan sebutir air mata mutiara bergulir dan terjatuh ke lantai.
Mutiara itu berhenti tepat di depan kaki Aiden. Aiden memungutnya. "Jangan katakan kepadaku kalau ini air mata salah satu dari kalian!" seru Aiden.
Lea, Matt serta Sirene saling berpandangan. Aiden melihat beberapa butir mutiara di atas ranjangnya, seketika ia tau siapa pemilik mutiara itu.
Aiden menghela napas panjang dan menghembuskannya kasar. "Oke, aku tau ini saat yang sulit baik untukku ataupun untuk kalian. Dengan segala pertimbangan petang ini, aku akan mengantar ikan ini ke tempatmu," kata Aiden melihat Matt.
"Duyung atau sebut saja namanya," bisik Lea kepada Aiden.
"Ba-, baiklah. Si-, Sirene," kata Aiden, akhirnya ia sanggup mengeluarkan nama Sirene dari mulutnya.
Ekor Sirene berkepak-kepak senang di atas ranjang Aiden dan membuat Aiden bergidik ngeri melihatnya. Ia melempar selimut untuk menutupi ekor Sirene. "Jangan buat aku tidak bisa lagi makan ikan, please," pinta Aiden lebih kepada dirinya sendiri.
Dengan bantuan beberapa sihir dari Lea (Rue sudah mengatakan ia tidak tau ilmu perikanan dan lagi ia sudah menyerah kalau berhadapan dengan wanita yang sedang dimabuk cinta,) ekor Sirene akhirnya menghilang dan Lea berharap itu akan bertahan paling tidak 5 sampai 6 jam.
Sirene menaiki mobil yang sama dengan Aiden karena entah apa yang terjadi, setiap Sirene hendak masuk ke dalam mobil Matt, ia akan terlempar.
Sepanjang perjalanan, Aiden selalu melirik kaki Sirena. Ia khawatir kaki Sirene akan kembali berubah menjadi ekor ikan.
"Aiden, maaf kalau aku merepotkanmu," ucap Sirene.
Suara Sirene yang merdu dengan sopan menyapa indera pendengaran Aiden. "Anggap saja aku membalas hutangku 10 tahun yang lalu saat kamu menyelamatkanku, " jawab Aiden cepat.
"Di Pantai Duyung kam-,"
Aiden mengangkat satu tangannya dan menghentikan ucapan Sirene. "Stop! Tidak ada Pantai Duyung di hidupku jadi aku mohon kita tidak membicarakan tempat asalmu. Bagaimana? Deal?" usul Aiden.
"Apa itu deal?" tanya Sirene.
"Kuanggap kamu setuju," ucap Aiden menutup percakapan.
Sesampainya di tempat Matt dan Lea. Aiden membantu Sirene untuk membuka pintu kendaraan roda empatnya, ia khawatir Sirene tadi bukan terlempar atau tertarik atau apalah itu, tapi mungkin makhluk yang seharusnya tetap berada di dalam buku dongeng itu tidak paham bagaimana menbuka pintu mobil.
"Terima kasih, Aiden," ucap Sirene.
Lea dan Matt sudah menunggu mereka di depan pintu rumahnya.
"Kamu tidak mau mampir dulu, Aiden?" tanya Matt. Ia tau Aiden akan segera menolaknya.
"Tidak terima kasih! Aku lelah, Matt. Aku perlu waktu untuk berpikir setelah mendengar semua yang kamu ceritakan tadi," jawab Aiden. Wajahnya tersiksa sekali karena ia harus berhadapan dengan sesuatu yang ditakutinya.
Aiden pun berpamitan. Namun, sesuatu yang aneh terjadi. Ketika Aiden hendak berjalan menuju tempat ia memarkirkan mobilnya, hal yang sama terulang.
Aiden terlempar begitu pula dengan Sirene. Aiden tidak menyerah dan terus mencoba, tapi tetap saja tidak berhasil.
"Apa yang terjadi!" tuntut Aiden saat lagi-lagi ia terlempar dari mobilnya dan Sirene tertarik ke arahnya.
Wajah Sirene juga tampak lelah.
"Masuklah, kita harus bicara di dalam," tukas Lea.
Akhirnya Aiden pun masuk ke dalam dan duduk sedikit menjauh dari Lea, Matt serta Sirene. Matt memaklumi hal itu. Menurut Matt, itu respon yang cukup normal.
"Sepertinya kalian terikat oleh sesuatu. Aku belum tau apa yang mengikat kalian, tapi aku berharap semoga apapun itu tidak membahayakan salah satu dari kalian," kata Lea menjelaskan.
Aiden menatap mereka tidak percaya. "Aku belum pernah bertemu dengan ik-, Sirene sebelumnya. Konyol sekali jika kamu mengatakan kalau kami terikat! Aku tidak akan kaget kalau sebentar lagi kau akan berkata kalau kami berjodoh!" tukas Aiden panas.
Bukannya ia menolak, andaikan Sirene seorang manusia biasa seperti dia, mungkin Aiden akan dengan senang hati menerimanya. Namun, Sirene bukan manusia. Bahkan Sirene adalah sesuatu yang ditakutinya!
"Ini bukan hal yang konyol. Sama seperti rubah yang menjelma menjadi manusia, ia memiliki sesuatu yang disebut manik rubah. Dan kalau itu berpindah tangan maka si Tuan Rubah akan terikat kepada makhluk yang menyimpan maniknya," jelas Lea lagi. Ia tidak bermaksud membuat Aiden semakin takut, hanya saja ia mencoba menjelaskan maksud tentang ikatan itu.
"Jadi maksudmu, ada sesuatu yang kusimpan dari Sirene? Astaga, lelucon konyol apalagi ini? Baiklah, aku menyerah. Aku pulang!" Aiden beranjak dari sofa berwarna putih dengan kesal dan bergegas menuju pintu luar.
Namun, baru saja ia akan membuka pintu, tubuhnya terlempar dan seperti ada sesuatu yang menariknya, Aiden kembali dudk di sofa.
"A-, apa itu tadi?" tanya Aiden ketakutan.
"Kalian tidak bisa terpisahkan. Jika kamu ingin kembali, maka bawa Sirene bersamamu," jawab Lea singkat.
Aiden memandang Lea ketakutan dan menggelengkan kepalanya tanpa henti. "Tidak mungkin. Aku tidak bisa bersamanya," rintih Aiden sementara ia nyaris pingsan begitu ia melihat kaki cantik Sirene berubah kembali menjadi ekor ikan berwarna biru kehijauan yang gemerlapan.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe
Bawa aja Aiden!
Btw semangat kaka author 😍
2022-12-19
0
💜 pecinta KATEHA 💜
astaga 🤣🤣
2022-11-25
1
~Ķímhwä~
Kasihannya Aiden, tapi mau bagaimana lagi, sang Duyung sudah mencintaimu
2022-11-25
1