Perkenalan Yang Mengikat

"Hei, jangan takut. Tapi sebelum itu, bisakah aku meminjam bak mandimu? Aku perlu untuk merendam, kau tau?" ucap Sirene sambil menunujuk ekornya yang terus berkepak-kepak di atas ranjang.

Aiden terpana menatap wanita itu. Ia terus memandangnya dengan takjub sekaligus takut. "Se-, sebelum itu. Apakah kamu monster ikan yang menyelamatkanku 10 tahun yang lalu?" tanya Aiden, perlahan ia mendekati wanita itu.

Wanita itu menelengkan kepalanya, menatap Aiden lebih jelas. "Apakah kamu yang saat itu tenggelam?" tanya ikan duyung itu.

Aiden mengangguk lemah. "Apakah kamu punya nama? Kenapa kamu bisa berjalan dan berubah lagi? Kenapa kamu jatuh tadi? Apa yang terjadi? Siapa kamu?" Aiden membanjiri wanita duyung itu dengan pertanyaan.

"Namaku Sirene. Aku seekor duyung yang tinggal di Kerajaan Awan yang berada di atas langit. Setiap pagi kami selalu turun ke bumi untuk bermain, tapi aku ingin tinggal disini untuk bertemu denganmu," jawab Sirene.

Aiden menunjuk dirinya sendiri. "Aku? Kenapa aku?" tanya Aiden.

"Aku jatuh cinta padamu saat aku menarikmu dari dasar laut sepuluh tahun yang lalu," jawab Sirene tersipu.

Aiden menggerak-gerakkan tangannya. "Tidak! Kamu tidak boleh jatuh cinta kepadaku! Kita berbeda, kita sangat berbeda! Apalagi, aku takut kepadamu. Kamu terlalu mengerikan!" seru Aiden.

Sirene hanya tersenyum. "Aku harus membuatmu jatuh cinta kepadaku. Oh iya, sebelum itu, bolehkan aku pinjam bak mandimu?" tanya Sirene lembut.

'Apa-apaan ikan ini! Kenapa aku harus jatuh cinta kepadanya?' pikir Aiden dalam hati.

"Silahkan," jawab Aiden.

Sirene kembali tersenyum. "Aku membutuhkan bantuanmu untuk sampai ke bak mandi. Tidak mungkin, kan aku bisa berjalan dengan ekorku?" kata Sirene.

"Maksudmu, aku harus menggendongmu sampai bak mandi?" Aiden kembali bertanya.

Sirene menganggukkan kepalanya. "Hanya itu satu-satunya cara supaya ekorku berubah lagi menjadi kaki," jawab Sirene.

Dengan langkah berat, Aiden mendekati Sirene dan mengangkat tubuhnya. "Errgghh! Kamu berat sekali," kata Aiden mengeluh.

Sirene mengalungkan lengannya ke leher Aiden dan terus menatapnya. "Terima kasih karena kamu mau menolongku," ucap Sirene.

"Cih! Fokus saja bagaimana merubamu ekor mengerikanmu itu," tukas Aiden berdecih.

Dengan perlahan, Aiden membaringkan tubuh Sirene ke dalam bak mandi.

"Bisakah aku minta garam?" tanya Sirene tersenyum lebar sambil menangkupkan kedua tangannya.

Aiden mengeluh lagi. "Merepotkan saja!" katanya, tapi kemudian ia membawa beberapa bungkus garam dari baki makanan bekas makan malamnya dan memberikannya kepada Sirene.

"Terima kasih," ucap Sirene. Ia menaburkan garam ke dalam bak mandi dan menyiram-nyiramkan air ke ekornya. Tampak sekali ia bahagia karena ekornya terus mengepak-kepak.

"Hei, manusia. Siapa namamu?" tanya Sirene dari dalam bak mandi.

"Aiden," jawab Aiden singkat.

"Oh, Aiden. Nama yang bagus," balas Sirene.

Mereka berdua terdiam, hanya terdengar suara kecipak air dan Sirene yang bersenandung. Suaranya begitu merdu dan membuat siapa pun yang mendengarnya terhanyut.

Tak lama kemudian, Sirene sudah keluar dari kamar mandi. Ekornya sudah berubah menjadi sepasang kaki jenjang yang indah.

"Apakah sudah selesai?" tanya Aiden, begitu ia menoleh ke arah Sirene, ia tak mampu lagi mengalihkan pandangannya. Di mata Aiden, Sirene tak lagi mengerikan. Cantik, hanya satu kata itu yang terus berputar di benak Aiden.

"Maaf merepotkanmu. Aku ingin mencari Ratu Lea. Apa kamu mengenalnya? Ratu Lea tinggal di bumi bersama Raja Matt, tapi aku tidak tau dimana mereka tinggal," tanya Sirene.

"Raja? Maksudmu Matthew Johnson? Dia temanku. Darimana kamu mengenalnya? Untuk apa kamu mencari mereka? Apakah kamu keluarganya?" Aiden kembali menyerang Sirene dengan pertanyaan.

Sirene mengangguk. Dia mengering roti lapis di atas meja, perutnya bergemuruh lapar.

"Kamu lapar?" tanya Aiden yang menangkap pandangan Sirene kepada si roti lapis.

"Bolehkah aku ...?"

"Ambil saja. Aku sudah makan," kata Aiden dan memberikan roti lapis itu kepada Sirene.

Sirene menggigit roti lapis itu dalam satu gigitan besar. "Aku jadi ingin kepiting," gumam Sirene.

"Ah, pertanyaanmu. Ratu Lea adalah pemimpin kami di Kerajaan Awan. Aku ingin menjadi manusia dan menetap di bumi. Hanya Ratu yang tau bagaimana caranya menjadi seorang manusia," jawab Sirene dengan ceria.

"Mengapa kamu ingin menjadi manusia?" tanya Aiden kepada wanita yang sedang asik melahap roti lapis itu.

"Karena aku ingin menemukan cinta sejatiku dan hidup bahagia dengannya," jawab Sirene.

Sirene berharap, Aidenlah yang akan menjadi cinta sejatinya. Walaupun ia belum tau bagaimana membuat Aiden jatuh cinta kepadanya dan mau memberikan ciumannya kepada Sirene.

"Aneh sekali. Lalu, bagaimana kamu akan keluar dari kamar jika kakimu berubah kembali?" tanya Aiden menyangsikan.

Sirene mengangkat kedua bahunya. "Aku juga tidak tau bagaimana. Ada temanku yang mengatakan kalau aku turun ke bumi kekuatanku akan hilang dan perlahan aku akan mati kecuali jika aku berhasil mendapatkan ciuman dari cinta sejatiku," jawab Sirene.

Aiden mendengus. "Mana ada kisah dongeng romantis seperti itu di jaman sekarang. Begini saja, nanti Matt akan datang kesini karena kami ada rapat. Kalau Matt yang kamu maksud sama dengan Matt yang aku kenal, kamu boleh ikut dengannya," kata Aiden.

"Terima kasih, Aiden. Kamu baik, tidak salah aku menyukaimu selama sepuluh tahun," balas Sirene tersenyum.

Desiran aneh yang menyenangkan dirasakan oleh Aiden, tapi rasa itu hilang dalam sekejab kala ia melihat kaki Sirene kembali berubah menjadi ekor ikan.

Plop!

Sirene memandang ekornya dan tersenyum kembali kepada Aiden.

***

Sirene ditinggalkan di bak mandi oleh Aiden karena Aiden harus menghadiri rapat bersama teman-temannya. Aiden juga sudah mengirimkan pesan kepada Matt bahwa ada seekor duyung yang mencarinya.

Maka, Sirene menunggu Matt atau Lea untuk datang menemuinya.

Sementara itu, Matt sudah tiba di gedung serbaguna hotel itu untuk segera memimpim rapat. Ia mengajak Lea bersamanya.

"Kita harus bertemu dengan Aiden dulu untuk mendapatkan kunci kamar," kata Matt.

Lea mengangguk. "Nanti biar aku saja yang menemui duyung itu. Siapa kira-kira duyung itu? Kenapa Aiden tidak menyebutkan namanya?" tanya Lea.

Matt mengangkat bahunya. Mereka sudah melihat Aiden menungggu mereka di depan pintu ruangan serbaguna itu. Aiden mengantarakan mereka ke kamarnya dan memberitahukan bahwa rapat di tunda.

"Kenapa kamu harus menundanya?" tanya Matt bingung.

"Harus, kan? Aku takut jika duyung itu salah menyebut nama. Ada banyak Matt di muka bumi ini," jawab Aiden.

Akhirnya, sampailah mereka di depan kamar Aiden. Aiden membuka kuncinya dan membuka pintu kamar mandi.

Sirene terkejut, dan raut wajahnya segera berubah menjadi ceria kala ia melihat Matt dan Lea.

"Sirene? Sedang apa kamu disana? Keluarlah," ajak Lea, ia membantu Sirene keluar dari bak mandi.

Sirene mengecek kedua kakinya. "Dia akan berubah dalam hitungan menit," kata Sirene sedih.

"Tentu saja. Tempatmu seharusnya di air bukan di darat. Lalu, apa yang kamu lakukan disini?" tanya Lea.

Matt menyerahkan ponselnya kepada Lea. "Bacalah, Rue baru saja mengirimkan ini kepadaku," ucap Matt.

Lea menbaca pesan Rue dengan cepat. "Raja Rue baru saja mengirimkan pesan kalau Ia mengizinkanmu untuk tinggal sementara denganku. Aku tidak tau apa maksudnya ciuman cinta sejati, tapi sebisa mungkin kamu harus menemukannya dengan cepat untuk bertahan di bumi," sahut Lea.

Sirene melirik ke arah Aiden kemudian mengangguk. "Baiklah. Maaf merepotkanmu, Ratu," ucap Sirene.

Lea mengibaskan tangannya. "Tidak masalah. Aku akan pulang bersama Sirene sekarang juga. Kabari aku jika kau sudah selesai rapat," kata Lea kepada Matt dengan cepat.

Rombongan itu pun berjalan terburu-buru untuk menghindari kaki Sirene berubah menjadi ekor ikan kembali. Matt dan Aiden mengantar Lea serta Sirene sampai ke mobil mereka.

Namun, sesuatu yang aneh terjadi, ketika Sirene hendak masuk ke dalam mobil, tubuhnya menolak dan ia tidak dapat masuk ke dalamnya.

"Apa yang terjadi?" tanya Matt.

Lea memperhatikan Sirene, saat ia membuka pintu mobil dan berusaha masuk ke dalamnya.

"Aiden. Dia tidak bisa ikut dengan kami," ucap Lea.

Aiden menatap Lea dengan ngeri. "Apa maksudmu?" tanya Aiden.

"Dia terikat denganmu dan tidak bisa jauh darimu," jawab Lea.

Aiden membulatkan kedua matanya. "Apa!" tukas Aiden.

...----------------...

Terpopuler

Comments

𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe

𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe

Kaget ya Aiden 🤭

2022-12-12

0

~Ķímhwä~

~Ķímhwä~

🤣🤣 berarti tinggal bersama dong🤭

2022-11-25

1

Boenga

Boenga

semangat kak, q sawer iklan Sama kembang

2022-11-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!