Mendengar obrolan kedua orang tua menantu nya,membuat pak Deri merasa miris,kenapa sampai tidak tau kalau anak nya sudah menikah,karna dulu waktu menikahkan mereka Arief bilang orang tua nya tak bisa hadir karna sedang keluar negri.
Entah kenapa mendengar ketidak tahuan besan nya membuat pak Deri merasa sedih dan kasihan melihat putri nya.
Lamunan pak Deri buyar mendengar suara menantu nya,dengan tatapan khawatir dan dengan kondisi lemah karna habis di pukuli membuat nya mengalihkan perhatian dan merasa iba.
"Pak,gimana keadaan Vita?"tanya Arief khawatir.
Mendengar itu membuat pak Deri kembali sedih karna sekarang kondisi putri nya sedang kritis.
Sebenarnya ia ingin menanyakan tentang semua ini,mengapa menantu nya sampai berbohong kepada keluarga nya.
"Vita,masih kritis dan,,,dan bayi nya keguguran"jawab pak Deri sedih.
"Gak,,gak mungkin bapak pasti bohong"elak Arief.
"Gak ini gak mungkin,gak mungkin anak ku"racau Arief merasa dunia hancur dan seketika ia berlari keluar gedung dan mencari mobil nya.
Orang tua Arief mendengar dan melihat itu terkejut mereka segera menyusul Arief pergi,sedangkan pak Deri sudah terlebih dahulu pergi dengan Arief.
Mereka tak menghiraukan keluarga Nayla,karna mereka lebih penasaran dengan masalah anak nya sendiri.
Sedangkan di dalam kamar hotel,Nayla masih pingsan dan ayah masih setia menangis di samping nya.
"Maafkan ayah,ini semua salah ayah"ucap ayah pelan,bunda yang mendengar itu tak tega melihat nya ia pun menghampiri ayah.
"Ayah ini semua bukan salah ayah,mungkin kejadian ini membuat kita sadar bahwa ia bukan jodoh anak kita"ucap bunda mencoba menenangkan ayah.
"Tapi tetap saja ayah merasa bersalah kalau saja waktu itu ayah menolak perjodohan ini,anak kita tak akan seperti ini,mungkin anak kita sedang bahagia sekarang"ucap ayah dengan tatapan tak beralih sedikit pun dari Nayla.
Saat ayah dan bunda sedang mengobrol suara ponsel mengalihkan pandangan mereka.
"Maaf ayah bunda aku angkat telpon dulu"ucap Friska dan segera keluar dari kamar.
Beberapa detik kemudian ia kembali lagi ia merasa ragu untuk pamit pada ayah dan bunda,namun keadaan nya sangat mendesak.
"Maaf ayah bunda Friska ingin pamit pulang dulu,soal nya Friska mau jemput kakak di bandara."pamit Friska.
"Pergilah Nak, terima kasih karna sudah hadir"jawab bunda sambil tersenyum.
"Maaf bunda gak bisa nemenin Nayla sampai sadar"ucap Friska sungkan.
"Tidak apa apa cepat pergilah kasihan kakak mu pasti sudah menunggu"ucap bunda.
Kemudian Friska pun pamit sama kedua sahabat nya dan langsung pergi.
Sedangkan di dalam pesawat yang akan mendarat seorang pria muda,tampan dan gagah terlihat termenung.
"Aku kembali apa kamu masih mengingat ku atau.."gumam nya pelan.
Tak berapa lama ia sudah turun dari pesawat dan berjalan ke arah pintu keluar,ia celingak celinguk melihat ke sana ke sini sambil menyeret koper nya berharap yang menjemput nya sudah berada di sana.
Dengan pakaian santai hanya memakai kaos dan celana jins tak lupa sepatu sneaker nya membuat nya terlihat tampan meski ia dingin dan datar,namun para gadis dan ibu ibu yang berada di sana terlihat terpesona bahkan dari mereka ada yang terang terangan memuji pemuda itu.
Sudah lima menit menunggu namun tak ada tanda tanda orang yang menjemput hingga akhir nya suara ponsel nya berbunyi.
"Mama"gumam nya melihat layar ponsel memperlihatkan id pemanggil.
"Hallo ma"jawab nya setelah mengangkat panggilan nya.
"...."
"Pantas saja ngaret"gerutu nya.
"...."
"Hmm,baiklah aku akan menunggu nya,,by ma aku merindukan mu"ucap nya sambil mematikan ponsel nya.
"Huft padahal aku ingin segera tidur"gumam nya pelan sambil mencari kursi kosong untuk ia duduki.
Tak sampai satu menit terlihat seseorang menghampiri nya,dan memanggil manggil nama nya.
"Kak,kak Alvi"panggil nya lantang.
Membuat ia yang sedang fokus pada ponsel nya mengalihkan pandangan nya pada si pemanggil tersebut.
Sampai nya gadis itu di depan kakak nya ia segera memeluk kakak nya bahkan mereka hampir terjengkang ke belakang.
"Kebiasaan"omel nya namun membalas pelukan itu.
"Kakak aku merindukan mu"ujar gadis itu.
"Oh ya,sayang nya aku tidak"ucap kakak nya dan melepaskan pelukan nya dan melenggang pergi meninggalkan adik nya.
Membuat gadis itu cemberut dan segera menyusul kakak nya.
Sampai nya di depan mobil adik nya pemuda itu harus masih bersabar karna sang pemilik mobil tertinggal jauh di belakang.
Karna sudah tak sabar ia berteriak memanggil nama adik nya tak peduli orang orang menatap nya.
"FRISKA PRADIPTA"teriak nya sampai orang orang melihat nya sambil tertegun.
Bukan mendengar teriakan nya tapi mereka mendengar nama belakang dari nama yang di panggil nya.
Sedangkan Friska dengan jail nya malah berjalan santai dan pura pura tak mendengar teriakan kakak nya.
"Kalau sampai dalam lima detik tak segera sampai ke sini akan ku potong jatah jajan mu"ucap pemuda itu mendengar jatah jajan nya di potong Friska segera berlari dan berteriak kesal.
"Baiklah tunggu sebentar tuan ALVIAN PUTRA PRADIPTA"teriak Friska tak kalah lantang sehingga membuat orang orang yang tadi mulai membubarkan diri kembali terdiam dan melihat ke arah Alvi.
"Wah ternyata di lihat secara langsung terlihat sangat tampan dari poto nya"gumam orang orang yang di sana.
Karna merasa risih dengan tatapan orang orang di sana membuat Alvian berkata.
"Apa kalian akan tetap bediri di sana"celetuk nya dingin,mendengar ucapan tersebut membuat semua orang membubarkan diri nya masing masing.
Friska datang dengan nafas ngos- ngosan menatap kakak nya kesal,pasal nya ia harus berlari puluhan meter untuk sampai di posisi kakak nya.
"Apa kakak ingin membunuh ku"celetuk gadis itu,namun sang kakak hanya cuek saja dan segera masuk ke dalam mobil.
"Cepatlah kau itu sudah membuat ku menunggu terlalu lama"ucap Alvi ketus,sedangkan Friska hanya memutar bola mata nya kesal.
"Kalau tak ingin menunggu kenapa tidak menyuruh bawahan kakak saja yang menjemput,bahkan aku rela meninggalkan sahabat ku yang sedang pingsan"gerutu Friska dengan suara pelan di akhir.
Mendengar gerutuan adik nya ia tak ambil pusing karna sebenar nya ia sudah lelah dan ingin cepat beristirahat.
Namun saat akan memejamkan mata nya,ia teringat akan gadis yang sudah mendiami hati nya selama tiga tahun ini.
"Apa kamu masih mengingatku?"gumam nya pelan,bahkan sangat pelan hingga Friska tak dapat mendengar nya.
Tiga puluh menit kemudian mereka sudah sampai di rumah mewah mereka,mereka di sambut antusias oleh orang tua mereka.
Baru saja turun dari mobil,suara melengking sang mama sudah menyambut nya bahkan sampai memekik kan telinga.
"Aakh,putra ku makin tampan saja, bagaimana kabar mu,Nak?"tanya sang mama,sambil memeluk nya penuh kerinduan.
"Baik bahkan sangat baik"ucap Alvi dengan lembut.
Mereka melepaskan pelukan nya,Alvi beralih pada papa nya.
"Pa,bagaimana kabar mu pa,ku kira papa sudah pergi"ucap Alvi,namun belum saja meneruskan ucapan nya,kepala nya sudah di toyor lebih dulu oleh sang papa.
Pletak
"Aww kenapa papa memukul ku"ucap Alvi sambil mengusap kepala nya.
"Kau itu tak ada sopan sopan nya,kau Mendo'a kan papa mati,sungguh kau apa kau ingin ku kirim lagi ke luar negri"omel papa nya pada sang putra.
"Papa itu kenapa sih selalu saja berprasangka buruk pada ku"ucap Alvi dengan tersenyum jail nya.
"Alah,kau itu selalu saja berakting menjadi orang yang tertindas,padahal kau sendiri yang menindas."gerutu papa Adi sambil meninggalkan mereka ke dalam rumah.
Sedangkan mama yang melihat perdebatan itu merasa bahagia,karna sudah lama tak mendengar suara ribut mereka berdua selama tiga tahun ini.
Akhir nya mereka masuk ke dalam sambil sesekali berbincang seru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
LISA
Alvian suka sama Nayra nih
2022-11-30
1