Chapter 4 Gosip, Di Goreng Makin Asyik

Pengakuan asal Yohan di seminar kemarin. Membuat penghuni RS PH huru-hara dan menggemparkan jagat warganet.

Mereka semakin menggila, ingin tahu gadis yang menjadi tunangan si dokter tampan, mapan, keren maksimal itu.

Berselancar ria mencari akun sosial media si gadis cantik berkacamata, di unggahan akun @yhanpahlevi.

Para nakes, dokter umum, dokter muda dan lainnya, berbisik sesuka hati tatkala Allea melintas di lorong rumah sakit atau ke kantin.

Gosip bahwa Allea-si koas cantik yang bertunangan dengan dokter spesialis penyakit dalam-Yohan Pahlevi, menyebar luas. Hal itu membuat Neti-dokter spesialis kandungan kesal. Sebab dia sudah lama menaruh hati pada Yohan.

Dan dugaan mereka semakin kuat tatkala si dokter tampan itu sangat gencar mengunggah foto yang ada Allea.

Sekar menghela napas setelah melihat unggahan Yohan yang banjir akan komentar penggemar si dokter itu. Kebanyakan menanyakan akun tunangan sang dokter.

Sedangkan orang yang menjadi pencarian warganet dalam dua hari ini, terlihat damai aman sejahtera menikmati kesibukan aktivitasnya.

Sekar berlari kecil menghampiri Allea yang sedang berjalan menuju kantin. Sekalian dia juga ingin makan.

"Hei. Elu kok masih santai-santai sih? Diam berarti mengiyakan rumor." Ungkap Sekar mendengus.

"Rumor apaan sih, Sekar? gue enggak tahu. Dan males cari tahu." Balas Allea melangkah ke kantin.

"Serius elu enggak tahu? coba lihat IG. Dari kemarin nama elu seliweran loh."

"Gue sudah lama enggak main IG."

"What? seriously?"

Allea mengangguk mantap.

"Luar biasa. Terus ponsel elu buat apa, Al? ah pantas saja kalau gue tag elu pasti enggak ada repost."

Allea hanya tersenyum kiku. Dia sengaja tidak cerita pada Sekar, atas apa yang dulu pernah di alami.

Meski kurang lebih enam tahun bersama, melalui pahit-manisnya mengais pendidikan, hati Allea masih ragu untuk terbuka pada Sekar. Menceritakan banyak hal. Dia lebih ke pendengar setia, saat Sekar berkeluh kesah.

"Ya buat komunikasi lah. Emang buat apa lagi?" retorik Allea sambil mengulum senyum.

"Bukan gitu, Al. Secara, anak zaman sekarang itu tanpa sosial media terasa hampa." Balas Sekar menggeleng.

"Iya itu elu. Gue sih oke-oke saja kok. Dari dulu gue males main sosmed, Kar. Paling cuma wchat saja. Itupun cuma buat komunikasi sama Paman Bian." Kekeh Allea seraya menggamit lengan Sekar.

"Bener. Elu enggak pernah update story. Hampa banget hidup elu, Al." Cibir Sekar mengernyit dan menggeleng.

"Ya enggak dong. Kenapa harus hampa? gue memang enggak update story, tapi gue share ke grop family kok, for ngecaper-nya, hehehe. Bukan kah update story itu hanya ajang cari perhatian?" lugas Allea sambil menarik sudut bibirnya.

Sekar tersenyum canggung. Tak bisa mengelak. "Ehm. Entahlah. Let's go ke kantin. Gue laper banget."

Sekar mengalihkan percakapan. Mereka pun sampai kantin. Dan memesan menu makanan kesukaannya.

...***...

Hati Melvin semakin panas saat melihat unggahan Yohan. Dia tidak ingin gadisnya berpaling. Maka dengan tekat bulat, dia akan bertemu Yohan sekaligus Allea. Ingin tahu kebenarannya.

"Tenang, Vin. Itu hanya bualan kak Yohan. Bukankah kalau mereka tunangan, pasti Mama akan cerita dan di undang. Benar. Dia pasti bohong. Ck. Apa pula sih kak Yohan ini? pakai acara unggah jari manis yang ada cincinnya." Monolog Melvin, menghela napas panjang.

"Abbas, putar arah. Kita ke RS PH, Sekarang!." Titah Melvin.

"Tapi, hari ini ada rapat penting. Dan saya harus mengantar anda ke kantor." Tegas Abbas mode sopan. Tandanya, dia bukan berperan sebagai Abbas-sang teman yang siap membantu Melvin.

"Ck. Ayolah, Bas. Kita 'kan teman." Rengek Melvin, layaknya anak kecil minta mainan.

Abbas mendengus, jengkel dengan kelakuan si Tuan muda. "Tidak bisa, tuan. Nanti sore saja ke RS-nya."

"Hah. Kau menyebalkan, Abbas. Bukankah dalam agama kita dianjurkan untuk saling tolong-menolong. Kau masih ingat, bukan?" retorik Melvin sambil memalingkan mukanya, melihat pemandangan jalanan nan padat merayap.

Abbas menggeleng. "Beda konteks, Melvin. Tentu saja aku masih ingat. Tapi 'kan kau tidak dalam keadaan kesulitan."

"Hei, Abbas. Memangnya menolong itu harus kesulitan dulu? ayolah. Aku pengen ngobrol sama kak Yohan sekaligus bertemu Allea. Please, Abbas!." Seru Melvin melas.

"Baiklah. Tapi harus izin tuan Markus dulu." Putus Abbas menghembuskan napas berat. Dia memang orang yang tidak tegaan.

"Ehm. Oke. Tenang saja itu urusanku." Balas Melvin cepat sambil mengulum senyum, bahagia.

Melvin langsung menghubungi Papanya. Sebuah alasan aneh yang dia ajukan. Katanya, ingin konsultasi kesehatan. Akhir-akhir ini nafsu makan berkurang. Tidur tak nyenyak dan lainnya.

Markus pun mengizinkan dan menunda rapat penyambutan sang putra bungsu.

"Yes. Segera putar arah, Abbas." Titah Melvin sambil mengepalkan tangannya.

Abbas pun langsung mencari tingkungan untuk putar arah ke Rumah Sakit Pramudya Husada.

...***...

Satu setengah jam kemudian, Mereka berdua sampai di rumah sakit. Tanpa menunggu Abbas membukakan pintu, Melvin langsung menerjang pintu mobil dan berlalu menuju ruangan Yohan.

"Hei, Kak Yohan. Ada hubungan apa kau dengan Allea?" tandas Melvin saat membuka pintu ruangan Yohan.

Yohan terjingkat. "Salam dulu, Melvin. Sopan kah begitu? Bukan kah dulu kau sering bilang, harus ucap salam saat berkunjung atau bertemu orang."

Melvin mendengus. Mendadak lupa kebiasaan yang sering dia terapkan. "Sori, ya pokoknya begitulah." Balasnya malas. Dan tanpa permisi dia langsung menghempaskan pantatnya di kursi.

Yohan mendengus dan geleng-geleng. "Hubunganku ya? entahlah. Mungkin cinta bertepuk sebelah tangan atau hanya konsulen dan ko-asisten. Kenapa kau ingin tahu?"

Reflek Melvin mengeraskan rahang dan mengepalkan tangannya. "Dia cewek-ku, kak. Bukan kah kau masih mencintai kak Yumna?"

Yohan mengernyit. Bukan soal Yumna yang membuatnya heran. Tapi ucapan Melvin yang meng-klaim Allea sebagai gadisnya.

"Sejak kapan kau jadian, Melvin?" geleng Yohan mengernyit.

Teringat pria yang sering bertemu Allea atau kadang mengantarkan pulang. Beberapa kali Yohan tidak sengaja berpapasan dengan pria itu.

"Ya pokoknya dia cewekku. Titik enggak pakai koma." Keukeuh Melvin.

Yohan geleng-geleng. "Maksa sekali. Terus siapa cowok yang sering menemuinya itu?"

Melvin mengernyit. Ingat pria yang kemarin menemui gadisnya. "Dia temannya." Sahutnya asal. Padahal dia juga tidak tahu. Dan kepikiran dari kemarin.

Dia menggeleng. Lalu mengernyit. "Aku kayak pernah lihat wajahnya. Tapi di mana?" Melvin bergumam.

"Tapi Vin, sejak kapan putra keluarga Kyle memilih cewek sesuka hati?" retorik Yohan. "Aku jadi kasihan dengan cewek itu kalau memang benar kalian jadian. Pasti Tante Indi tidak akan tinggal diam." Imbuhnya menyeringai.

Melvin menghela napas panjang. "Itu urusanku. Dan aku yang lebih paham soal Mama dan Allea. Untuk sekarang aku hanya ingin tahu hubungan kak Yohan dan dia?"

Yohan tersenyum jahat. "Waw, Aku sungguh terkesan denganmu, Vin. Oh jangan-jangan cewek yang pernah Tante Indi ceritakan itu, Allea. Bocah SMA yang membuat Tante Indi kesal setengah Mati. Astaga. Hebat sekali dia."

Melvin narik napas dalam-dalam dan dihembuskan pelan. Bicara dengan Yohan memang sering menguji kesabaran. "Terserah, kak Yohan, ingin bicara apa. Yang jelas dia cewek-ku. Dan aku tidak suka kakak memposting terkait dia. Tolong! hapus foto yang kakak posting." Tegas Melvin dan berlalu.

Dia tidak ingin lama-lama di ruangan Yohan. Takut khilaf, mungkin akan menghajar wajah tampan kerabat jauhnya itu.

Yohan tidak marah, justru dia terkekeh dengan sikap lain Melvin. Yang tidak pernah diketahui sebelumnya. "Menarik. Aku jadi penasaran dengannya. Allea, pasti kau punya sisi unik yang membuat bocah itu menyukaimu." Gumam Yohan.

Melvin menghela napas panjang saat keluar dari ruangan itu. Lalu istighfar tiga kali. Dan matanya tidak sengaja melihat sosok gadis, yang membuat hatinya berdekup kencang.

Tentu saja gadis itu, Allea yang sedang berjalan menuju taman rumah sakit. Tanpa pikir panjang Melvin berlari kecil menjangkau jarak dengan gadis itu.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!