Dua bulan berlalu setelah minta ijin pindah dari rumah mertua belum ada kejelasan, ibu mertua belum ngasih ijin dan suaminyapun seperti enggan untuk pindah dari rumah ibunya. Sedangkan Ropy menanti keputusan dari suaminya, dia semakin tidak betah tinggal bersama mertuanya. Selain suka di suruh - suruh sama mertua dan istri kakak iparnya, suaminyapun sibuk bekerja seolah - olah masa bodo terhadap istri dan anaknya. Dan pada akhirnya Ropy tidak tahan dengan tekanan dan hinaan dari mertua dan istri kakak iparnya itu. Pagi - pagi sebelum suaminya berangkat kerja Ropy minta ijin pulang kampung ke suaminya "mas besok pagi aku dan anak - anak mau berkunjung ke kampung halaman, aku sudah kangen sama ema dan abah di kampung. Seminggu aja boleh kan mas" ujar Ropy pada suaminya. "ngapain ke kampung kasian cucu - cucu ibu kalau di bawa ke kampung kamu, di sana kan desa tertinggal belum ada pasilitas memadai. Listrik belum ada, gak ada toko sembako, jalannya masih tanah lagi, pasti cucu - cucuku enggak bakal betah di sana Rop" timpal ibu mertua. " yakin kamu mau pulang kampung bawa anak - anak? Mas gak bisa anterin kalian, soalnya mas lagi sibuk - sibuknya di kantor. Keejaan mas numpuk banget lagi bikin laporan yang harus segera di serahkan ke pusat" jawab Wendy suaminya. "gak apa - apa mas aku bisa bertiga dengan anak - anak lagian besok kakaku pulang dari Jakarta, katanya mau mampir ke sini. Aku sekalian aja ikut kak Taryat biar si kaka di jaga sama kakaku, aku gendong si adek ya mas?" ujar Ropy memohon, soalnya selain kangen sama ema dan abahnya dia juga ingin menjernihkan pikirannya yang merasa lelah. "pokonya ibu gak ijinin kamu pulang kampung bawa cucu - cucu ibu, gimana jadinya kalau lama di sana main di kebun dan di sawah pulang - pulang jadi item dan dekil. Kalau mau pulang sendiri aja sono enggak usah bawa cucu - cucu ibu" timpal Nenih sang ibu mertua sambil terus nyerocos mengeluarkan kata - kata yang tidak pantas kepada menantunya. Ropy pun merasa sedih di katain begitu sama mertuanya, walaupun dia orang kampung tapi dia juga tau tatakrama dan tau caranya menempatkan diri. Mengapa dulu kami di jodohkan kalau hanya untuk di hina dan di remehkan. Ropy pun berlalu ke kamarnya, dengan mata yang sudah berkaca - kaca. "apaan sih ibu ngomong gitu sama Ropy, kenapa gak boleh di bawa si kakak dan si adik, ema dan abah juga sama sayang dengan cucu - cucunya. Dan pasti mereka merindukannya karena sudah lama tidak bertemu, terakhir ketemu wakru sunatan si kakak gitu juga cuma sebentar tidak nginap mungkin mereka segan dengan tingkah ibu" terdengar samar - samar suara Wendi membela istrinya dan dia menyusul Ropy ke kamarnya. "besok berangkat aja sama kak Taryat karena mas benar - benar lagi sibuk. Ya udah mas berangkat kerja dulu hati - hati di rumah, nanti malam kita bicarakan lagi" ujar Wendy sambil mengulurkan tangan, di sambut oleh Ropy dengan mencium tangan suaminya "Assalammualaikum..." pamit Wendy sambil mencium kening Ropy "waalaikum salam, hati - hati di jalan mas" jawab Ropy. Waktu berlalu keesokan paginya subuh - subuh sebelum anak - anaknya bangun Ropy beres - beres pakaian yang mau di bawa ke kampung lalu memasukannya ke koper dan tas besar, supaya pas kakaknya ngejemput mereka udah siap segalanya. Hingga tiba saatnya kakaknya datang menjemput sekitar jam 9 pagi, karena beliau berangkat dari Jakarta jam 3 dini hari untuk menghindari macet. Setelah kak Taryat istirahat sebentar dan makan pagi lalu Ropy pamitan sama ibu mertuanya, karena ibu mertuanya lagi di kamar lalu dia mengetuk pintu kamarnya... Tok tok tok "buuu aku pamit dulu ya, sekarang mau berangkat sama kak Taryat" ujar Ropy... Ceklek pintu kamar terbuka "kamu jadi pulang kampungnya? Tapi cucu - cucu ibu gak di bawa kan? Ya udah sana berangkat jangan lama - lama pasti ibu kewalahan jaga mereka" jawab Nenih sambil ngulurkan tangan untuk di salami Ropy. "Hartanto dan Hartono di bawa bu, lagian aku enggak tega ninggalin anak - anak, lagian mas Wendy juga sudah ngijinin tadi sebelum berangkat kerja" jawab Ropy "ya udah sana berangkat awas ya kalau cucu - cucuku main kotor - kotoran di sana jangan sampai pulang dekil nanti" sahut Nenih sambil nutup pintu dengan kencang. Ropypun berangkat dengan kakak dan anak - anaknya menuju kampung halaman ke rumah orang tuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments