PART 1

**Jam berapa kalian baca ini ^^?

Happy Reading** ^_^

❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥

      Akhirnya setelah dijemur 2 jam di lapangan murid-murid dipersilahkan masuk ke kelasnya masing-masing. Dafina masuk ke kelasnya X jurusan Akutansi 2 ia mengedarkan pandangannya untuk mencari bangku kosong yang buat ia duduki. Dafina berjalan ke bangku kosong yang berada di tengah. Dafina duduk di samping murid perempuan.

"Hai!" Sapa Dafina ke murid perempuan yang di sampingnya.

"Eh hai juga," balasnya.

"Dafina." Dafina mengulurkan tangannya.

"Michelle." Murid itu membalas uluran tangan Dafina dan tersenyum.

"Boleh duduk di sini?" Tanya Dafina.

"Tentu."

"Hai nama gue Cleo," ucap murid perempuan yang duduk di depan Dafina dan Michelle.

"Hai nama gue Bunga," ucap murid perempuan yang duduk di samping Cleo.

"Eh iya. Nama gue Dafina," balas Dafina tersenyum.

"Gue Michelle," balas Michelle.

"Semoga kita semua bisa menjadi teman yang baik ya," kata Bunga.

"Kalau bisa jadi sahabat sekalian. Hahahaha," timpal Cleo.

"Hahaha."

      Dafina, Michelle, Cleo, dan Bunga saling mengobrol dan bercerita masa-masa SMP mereka diselingi candaan. Pintu kelas terbuka dan masuk beberapa murid yang sepertinya kakak kelas karena sudah memakai seragam khas sekolah dan memakai badge sekolah.

"Mohon perhatiannya!" Seru perempuan yang dikuncir.

      Seketika kelas langsung hening dan menatap depan—senior-seniornya. Dafina, Michelle, Bunga, dan Cleo yang tadinya lagi bercanda langsung diam dan menatap depan.

"Nama gue Carissa Anandaya. Gue sekretaris OSIS di sekolah ini. Gue kelas XI jurusan Multimedia–3," ucap perempuan yang dikuncir itu.

"Gue Bima Satria. Gue sekretaris OSIS juga di sekolah ini. Gue kelas XI jurusan OTKP–1," ucap cowok yang memakai kacamata.

"Kalau gue Angga Yudayana. Gue wakil ketua OSIS. Gue kelas XI OTKP–2," ucap pria bermata abu-abu.

"Sebenarnya ada 1 orang lagi, tapi ada urusan penting jadi gak bisa gabung," kata Bima.

"Kalian udah pada tahu apa itu MOS kan? Dan kalian sudah tahu apa yang harus dilakukan?" Tanya Carissa.

"Sudah Kak," jawab mereka serempak.

"Bagus. Berarti kalian menyimaknya di lapangan tadi. Seminggu ini kalian belum belajar karena masih masa MOS. Dan kalian harus mengikuti MOS ini," kata Carissa.

"Ris gak usah galak-galak amat woy! Jangan buat anak orang takut. Kita-kita mah udah terbiasa sama sifat galak & tegas lu, tapi kan mereka baru masuk," seru Angga.

"Sorry, teman gue itu orangnya emang tegas, galak, dan disiplin kalau dalam hal tertentu. Tapi kalau kalian mengenalnya lebih dekat, dia sebenarnya baik banget kok," ucap Bima.

      Kakak-kakak itu memberitahu apa aja yang ada di sekolah ini, jurusan apa aja, ekstrakulikuler, dll. Bima membagikan kertas ekstrakulikuler ke para murid untuk diisi.

"Tadi kan teman gue udah kasih kertas yang isinya ekstrakurikuler. Nah kalian wajib isi ekstrakulikuler yang diminati maksimal 2 ekstrakulikuler," jelas Angga.

"Besok kita kembali lagi untuk mengambil kertas itu. Besok dibawa dan sudah diisi kertasnya. Oke?" Tanya Carissa.

"Oke kak."

➷➷➷➷

      Bel istirahat berbunyi, semua murid pada keluar keluar kelas. Dafina, Michelle, Cleo, dan Bunga keluar kelas dan menuju kantin.

"Eh wait! Kantin dimana? Gue gak tahu sumpah," tanya Dafina.

"Gue tahu. Ikut gue," jawab Michelle.

      Michelle mengantar teman-temannya ke kantin. Di kantin mereka berempat mencari bangku kosong untuk duduk.

"Pada mau mesan apa? Ada yang nitip gak?" Tanya Bunga.

"Gue siomay dan es teh manis," jawab Cleo memberikan uang ke Bunga.

"Gue es Milo aja," jawab Dafina memberikan uang ke Bunga.

"Bunga gue ikut sama lu. Gue kasihan sama lu udah kaya budak aja. Hahahaha," kata Michelle.

"Setelah lo njir," ketus Bunga.

      Di bangku itu cuma tersisa Dafina dan Cleo. Dafina dan Cleo mengobrol sambil menunggu Michelle dan Bunga.

"Ini pesanannya," ujar Bunga dan Michelle sambil kasih pesanan Cleo dan Dafina.

"Eh lu pada tahu kan Kak Bima?" Tanya Cleo sambil memakan siomay.

"Iya. Mang napa?"

"Gila dah sumpah! Ganteng banget njir. Kira-kira udah punya belum ya?" Tanya Cleo.

"Mana kamu tahu somplak. Ketemu aja baru sekali," jawab Bunga ngegas.

"Ya udah gak ngegas dong bambank!" Balas Cleo.

"Lah lu juga ngegas kampank!" Balas Bunga.

"Fin, mereka teman lu bukan?" Tanya Michelle.

"Teman lu juga," jawab Dafina

"Kayaknya bukan deh. Masa teman gue bacotnya gede amat," bantah Michelle.

"**** you," ucap Bunga dan Cleo barengan.

"Hahaha."

➷➷➷➷

      Hari berganti dengan sangat cepat. Sudah tiga bulan berlalu dengan cepat. Dafina lari ke sekolah karena dirinya telat bangun. Dafina bersyukur karena gerbang belum di kunci. Dafina lari masuk ke kelasnya dan langsung duduk di bangkunya.

"Gue kira lu gak masuk," kata Cleo.

"Gue bangunnya telat njir. Gue baru bangun jam 06.00," jawab Dafina sambil mengatur nafasnya.

"Emang malam lu tidur jam berapa?" Tanya Bunga.

"Jam sepuluh sih," jawab Dafina.

      Pak Bambang—Guru olahraga masuk ke kelas. Kelas langsung hening saat Pak Bambang masuk.

"Saya beri waktu lima belas menit untuk kalian ganti baju olahraga habis itu langsung turun ke lapangan!" Seru Pak Bambang sebelum pergi.

      Setelah berganti baju menjadi baju olahraga, murid-murid kelas X jurusan Akutansi–2 turun ke lapangan untuk melaksanakan olahraga. Seperti biasa barisan cewek & cowok dipisahkan. Cewek di sebelah kanan, cowok di sebelah kiri.

"Sebelum kita mulai olahraga, kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing. Berdoa dimulai!" Seru Pak Bambang.

      Para murid berdoa menurut kepercayaan masing-masing. Setelah selesai berdoa, mereka mendengarkan penjelasan Pak Bambang.

"Kita akan bermain basket hari ini. Tapi hari ini kelas kalian akan bertanding dengan kakak kelas kalian kelas XI jurusan Multimedia–1. Tim cowok melawan cowok, tim cewek melawan cewek," jelas Pak Bambang.

"Oke Pak."

      Pertama yang bertanding tim para cewek, sedangkan para cowok menonton dari pinggir lapangan. Setelah para cewek bertanding dan dimenangkan oleh tim cewek kelas XI jurusan Multimedia–1 sekarang tim cowok yang bertanding dan para cewek menonton dari pinggir lapangan dan menyemangatinya. Lapangan heboh saat seorang siswa dari kelas XI jurusan Multimedia–1 terkena bola basket dan mengeluarkan darah dari hidungnya. Siswa itu dianter beberapa temannya ke UKS.

"Aduh pasti sakit bat itu apalagi sampai keluar darah dari hidungnya," ucap Cleo bergedik ngeri.

"Iyalah pasti sakit bat, gue aja yang lihatnya udah ngilu. Apalagi dia," kata Bunga.

"Dafina lu dipanggil Pak Bambang," ujar teman sekelasnya—Hana.

"Kemana? Ngapain?" Tanya Dafina.

"Ke UKS. Kan lu anak PMR jadi lu dibutuhkan," jawab Hana.

"Gue pergi dulu. Bye." Pamit Dafina sebelum pergi ke teman-temannya.

      Dafina dan Hana lari ke UKS. Sesampai di UKS mereka langsung mengambil alat-alat yang dibutuhkan. Dafina terkejut saat melihat siapa yang terkena bola basket itu.

"Cowok itu?"

"Daf ayok bantu gue jangan bengong aja!" Perintah Hana.

"Oke oke."

      Dafina dan Hana mengobati cowok itu sampai darah berhenti mengalir dari hidungnya.

"Daf, gue gak bisa lama-lama di UKS. Lu bisa kan di sini?" Tanya Hana.

Dafina mengangguk.

      Di ruang UKS ini hanya tersisa dirinya sendiri dengan cowok itu. Dafina duduk di kursi yang di samping ranjang cowok itu.

"Gu-gue di-dimana?" Tanya cowok itu saat baru sadar.

"Lu gak usah bangun. Lu tiduran aja, saya takutnya nanti terjadi apa-apa lagi," ucap Dafina ke cowok itu.

"Gue dimana?" Tanya cowok itu mengedarkan pandangannya.

"Lu di UKS tadi pas olahraga lu kena bola basket," jawab Dafina.

"Makasih sudah bawa gue & obatin gue," ucap cowok itu menatap Dafina.

"Sama-sama. Saya juga mau bilang terima kasih karena waktu itu lu udah kasih gue minum dan tissu," ucap Dafina tersenyum.

"Iya. Gue gak tega aja liat lu keringatan gitu. Gue juga pernah kok kaya lu waktu jadi anak kelas X," kata cowok itu.

"Saya Dafina dari kelas X jurusan Akutansi–2." Ucap Dafina mengulurkan tangannya.

"Gue Rayn Wijaya dari kelas XI jurusan Akutansi–1." Balas cowok itu.

      Mereka berdua bertatapan selama beberapa detik sebelum Dafina bertanya.

"Lu udah gak apa-apa kan? Apa masih sakit atau pusing?" Tanya Dafina cemas.

"Udah gak kalau lu ada di dekat gue," gumam Rayn pelan.

"Huh? Tadi lu bilang apa? Maaf gak kedengaran," tanya Dafina.

"Eh gak kok. Udah gak sakit apalagi pusing," jawab Rayn.

"Boleh gue tinggal? Soalnya habis ini gue pelajaran Bu Tia," tanya Dafina.

Rayn mengangguk.

"Kalau perlu sesuatu tinggal bilang aja. Gak usah sungkan," kata Dafina sebelum pergi.

      Rayn menatap kepergian Dafina. Rayn mengulas senyum tipis.

"Lu milik gue!"

➷➷➷➷

Halo hacin 🌚🌝🌜🌛🌞

Kita ketemu lagi :v bagaimana chapter ini hihi?

Gak jelas ya? Emang gak jelas, maapin author ini 🌚🌝 karena author itu masih polos jadi gak ngerti deh 🙃🙃

Emot apa yang cocok untuk chapter ini?

Vote ⭐ dan Comment 😘😘

See you

Terpopuler

Comments

Ririn Savetalyana

Ririn Savetalyana

semangt thor

2021-06-08

0

SEL

SEL

amjir paan tu udh milik gue aja 🤣

2020-05-21

2

Eka Putri

Eka Putri

🤣😍😘😘😘

2020-05-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!