"Lu yang mulai, gue yang mengakhirinya."
❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥
Bel pulang sudah berbunyi dari setengah jam yang lalu. Tapi Dafina, Bunga, Hana, Dani mendapatkan tugas piket jadinya mereka harus membersihkan kelas dulu sebelum pulang.
"Guys gue balik dulu!" Pamit Dani beranjak pergi.
"Fin, Bunga, gue balik duluan ya. Gue ada les nih," pamit Hana.
"Ya udah hati-hati."
"Fin lu balik jam berapa?" Tanya Bunga.
"Sebentar lagi," jawab Dafina.
"Oh."
"Kalau lu mau balik duluan balik aja keles. Walaupun gue takut sendirian di tempat sepi tapi gue bukan anak kecil yang harus ditemani kemana-mana," ucap Dafina.
"Beneran? Gue balik ya?" Tanya Bunga.
Dafina mengangguk.
Dafina tersenyum karena memiliki sahabat-sahabat yang baik dan perhatian ke dirinya. Tapi ada yang buat Dafina kesal ke mereka, saking perhatiannya mereka selalu memperlakukan dirinya seperti anak kecil. Yeah, memang Dafina takut sendirian kalau di tempat sunyi tapi dirinya bukan anak kecil.
Koridor sudah sangat sepi, Dafina merasa takut tapi dia berdoa supaya dilindungi. Dafina mempercepat langkahnya saat mendengar suara orang di belakangnya. Dafina berhenti dan menarik nafasnya dalam-dalam.
"Siapa di belakang?!" Tanya Dafina.
Dafina memberanikan diri untuk menengok ke belakangnya. Tidak ada orang di belakangnya, terus jadi apa dong yang mengikuti dirinya? Jangan-jangan hantu atau orang jahat? Saat Dafina membalikkan dirinya, ia terkejut dan berteriak.
"Duaaarr!"
"Ahhh setan pergi sana! Jangan ganggu aku!" Pekik Dafina menutup matanya.
"Hahahaha."
Dafina mengerutkan keningnya, setan bisa ketawa? Tidak tidak. Pasti ini bukan setan, ini orang jahat.
"Saya anak baik-baik. Jangan culik saya, lagian saya tidak kaya raya ataupun cantik," ucap Dafina masih menutup matanya.
"Siapa juga yang mau nyulik lu. Akhirnya lu ngaku kalau diri lu itu gak cantik," kata orang di depannya.
Suara itu lagi. Suara yang sangat familiar di telinganya. Dafina perlahan-lahan membuka matanya dan menatap ke arah depannya. Seorang cowok memakai seragam khas sekolah, mata elang, hidung mancung, blasteran, ganteng, dan sexy saat dia memakai kaos oblong berwarna putih.
"Hei! Lu masih ingat gue gak?" Tanya cowok itu.
"Eh apa?" Tanya Dafina sekali lagi.
"Lu masih ingat gue gak?" Ulang cowok itu.
Dafina mengangguk, "Cowok yang waktu di kantin itu—teman Kak Angga dan Kak Bima."
"Ternyata dia cuma ingat yang di kantin. Tidak ingat yang kejadian itu," gumam cowok itu.
"Maaf, tadi lu ngomong apa? Saya tidak dengar," tanya Dafina.
"Kenalin gue Rifqi Pratama Bramasta kelas XI jurusan OTKP 2. Gue juga ketua OSIS di sekolah ini." Ucap cowok itu mengulurkan tangannya.
"Eh iya. Gue Dafina Destarihanifa anak kelas X jurusan Akutansi 2." Balas Dafina mengulurkan tangannya.
"Oh ya, belum pulang? Bukannya bel sudah berbunyi ya," tanya Rifqi.
"Tadi piket. Lu juga belum pulang?"
"Biasa ada urusan OSIS hehe," jawab Rifqi.
"Gak peduli." Batin Dafina.
"Lu balik sama siapa?" Tanya Rifqi.
"Gue balik sendiri," jawab Dafina.
"Balik sendiri? Emangnya dimana pacarmu? Siapa namanya.... Rayn Wijaya?" Tanya Rifqi.
"Kak Rayn bukan cowok saya," bantah Dafina.
"Wait! Rayn bukan cowok lu? Jangan bercanda deh. Kalian itu setiap hari dekat banget dan banyak yang bilang kalau kalian memiliki hubungan," ucap Rifqi.
"Iya gue dan Rayn punya hubungan. Puas lo?" Jawab Dafina ketus.
"Sebenarnya lu punya hub—" ucapan Rifqi terputus saat Dafina pergi meninggalkan dirinya.
"Dafina lu membangunkan singa tidur. Lu yang mulai, gue yang mengakhiri."
➷➷➷➷
Dafina berada di kamarnya. Setelah selesai mengerjakan tugas sekolah, ia membuka ponselnya untuk mengeceknya. Dia membuka LINE dan ada permintaan pertemanan dan ada sebuah pesan masuk.
Rifqi Pratama B : Add back
Seketika pikiran Dafina melayang. Darimana cowok itu mengetahui ID LINE-nya. Seharusnya Dafina memfilter pesan yang masuk ke ponselnya supaya tidak terjadi seperti ini. Tidak lama kemudian, ada pesan masuk lagi dari cowok itu.
Rifqi Pratama B
Lu udah baca pesan gue. Berarti lu harus melakukan apa yang gue suruh!
Dafina menarik nafasnya gusar, ia mau tidak mau add back Rifqi. Lagian dirinya tidak punya masalah sama cowok itu. Dafina mulai mengetikkan balasan untuk Rifqi tanda bahwa dirinya sudah meng add back kembali.
Entah kenapa dan alasan apa dirinya membalas pesan Rifqi. Dafina pun tidak tahu kenapa.
➷➷➷➷
RIFQI beserta teman-temannya sedang berada di rumahnya. Selalu seperti ini, rumah Rifqi selalu dijadikan penampungan buat teman-temannya jika sedang malas.
Angga menghampiri Rifqi yang sedang berada di teras kamar. Rifqi seperti orang yang habis lari maraton.
"Rif, nama cewek itu Dafina Destarihanifa, kelas sepuluh jurusan Akutansi–1," ucap Angga.
"Cuma itu informasi yang lu ketahui? Kalau itu gue udah tahu."
"Rumah dia cukup dekat dengan sekolahan, dia memiliki dua ayah dan dua ibu, dia anak tunggal dari orang tua kandungnya, dia memiliki 3 saudara tiri. Dan dia tidak memiliki pacar," lanjut Angga.
Rifqi menatap Angga sekilas, dia memang menyuruh Angga untuk mncari tahu tentang Dafina dari adiknya itu—Michelle. Seperti ada dorongan dari dalam dirinya untuk mengetahui lebih dalam cewek itu. Cewek yang marah-marah kepadanya di jalan itu dan yang meninggalkan dirinya saat dia belum menyelesaikan kalimatnya.
"Bukannya lo tadi siang ketemu sama cewek itu, kenapa tidak nanya sendiri aja?" Tanya Angga.
Rifqi menatap Angga tajam, "Kalau gue nanya langsung yang ada dia malah bertanya-tanya dan gue tidak tahu informasi dirinya."
"Rif, lu sekaku apa sih sama cewek?" Tanya Angga.
"Maklumin Ga, dia kan belum pernah pacaran. Hahaha," timpal Bima.
"Hahahaha."
➷➷➷➷
**Halo hacin 🌚🌝 kita ketemu lagi nih hehehe.
Bagaimana chapter ini? Gak jelas ya? Maafin author ini yang memang gak jelas hehehe 🙃🙃.
Lanjut gak ya ceritanya?
Jangan lupa vote ⭐, Comment, Dan share cerita ini 🙏🏻😘😄**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments