Kena Tegur

Arum menghampiri Tita yang sedang beristirahat di ruangan khusus ob. Dia melihat Tita yang sedang berbaring di kursi panjang yang memang di sediakan di ruangan itu. Tita memejamkan matanya, dan terlihat wajahnya yang letih. Arum dengan perlahan duduk di samping Tita, dia tidak mau membangunkan Tita yang sepertinya sangat menikmati tidurnya. Tapi baru beberapa saat Arum duduk, terlihat Tita membuka matanya. Tita mendapati Arum duduk disampingnya dan sedang sibuk bermain ponsel.

" Maaf aku ketiduran." Ucap Tita bangun dan meregangkan tubuhnya.

Arum tersenyum dan menggeleng, " Gak apa - apa, kamu pasti capek banget. Apa kamu masih bekerja di kafe sepulang dari sini?" Tanya Arum.

" Masih, walau gajinya gak seberapa tapi lumayan bisa buat nambah bayar kontrakan." Jawab Tita sambil mengulas senyum.

" Apa kamu gak bisa tinggal sama aku saja. Jadi kamu gak perlu bayar kontrakan, dan kamu bisa berhenti kerja di kafe. Aku kasihan lihat kamu, kerja dari pagi sampai tengah malam." Terlihat wajah sedih Arum.

" Sudah jangan pasang wajah sedih gitu. Aku gak enak sama orang tua kamu kalau mesti tinggal di rumah kamu. Kamu tenang saja, aku senang kok jalaninnya. Rencananya aku mau cari kost yang murah disekitar sini." Tita menggenggam tangan Arum.

Tita tentu saja tidak mau merepotkan temannya ini. Karena selain dia tahu keadaan keluarga Arum, dia juga merasa tidak enak kalau harus menumpang terlalu lama. Dan jalan satu - satunya dia mesti cari tempat kost.

" Kamu jadi pindah dari kontrakan?"

Tita menghela nafas dengan berat," Mau bagaimana lagi Rum. Aku gak bisa lanjutin kontrakannya, kalau aku masih mau tinggal disitu aku mesti bayar lebih."

" Sudah gak apa - apa, nanti aku bantu cari kost murah yang deket kantor." Ucap Arum. Tita menganggukan kepalanya, kemudian beranjak keluar. Tapi sebelum sampai di pintu, dia membalikkan tubuhnya dan berkata pada Arum.

" Kamu jadi tukar posisi gak? Kalau jadi nanti aku tulis apa saja yang mesti kamu kerjakan di ruang presdir?" Tanya Tita.

Mendengar pertanyaan Tita, senyum Arum langsung merekah karena itu yang sangat dia tunggu.

" Tentu saja, mulai kapan? Aku sudah gak sabar." Jawab Arum bersemangat.

" Mulai besok gimana? Tapi jangan terlalu berharap bisa ketemu presdir tiap hari."

" Memang kenapa?" Tanya Arum.

" Gimana mau ketemu, kerjaan kamu sudah harus selesai sebelum presdir datang. Dan kamu gak boleh ada di ruangan saat ada presdir." Jelas Tita.

" Yah percuma dong, tujuan akukan bisa lihat wajah presdir dari dekat. Memang selama ini kamu belum pernah bertemu presdir?" Arum terlihat lesu.

" Beberapa kali sih, tapi aku gak merhatiin. Soalnya pas aku masuk, presdir pasti lagi sibuk dengan kerjaannya. Tapi aku penasaran deh Rum, wajah presdir tuh gak asing. Kayanya aku pernah ketemu?" Tita mengetuk dagu dengan telunjuknya.

" Paling kamu ketemu di kantor, kamukan gak pernah kemana - mana. Gak mungkin juga dia nongkrong di kafe kamu. Lagian wajah presdir juga bukan wajah pasaran, limited edition." Ucap Arum dengan wajah tersipu.

" Benar juga ya, gak mungkin juga nongkrong di kafe receh. Hehehe." Tawa Tita. " Tapi ngapain wajah kamu sampai merah gitu? Hayo mikir jorok ya?" Goda Arum.

" Ih apaan sih, siapa yang mikir jorok sudah aku mau lanjutin kerja aku." Arum segera keluar dari ruangan, dia takut Tita akan terus menggodanya. Tita juga turut keluar mengekor dibelakang temannya itu. Tentu Tita tidak mau menyia - nyiakan kesempatan menggoda Arum.

...****************...

Ceklek..

Pintu terbuka. Dan masuklah Tom disusul Rey dibelakangnya. Begitu masuk, hal yang pertama Rey lakukan adalah mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangannya. Setelah itu dia segera duduk di kursi. Seperti biasa, sudah tersedia secangkir kopi di meja kerjanya. Tanpa ragu Rey segera menyeruput kopi itu. Tapi kali ini Rey hanya meminum sedikit kopi dalam cangkir, dan dia langsung meletakkan kopi dengan sedikit keras membuat Tom yang ada di depannya terkejut.

" Ada apa tuan, apa ada yang salah?" Tanya Tom.

" Apa kopi ini bukan buatan pak Asep?" Tanya Rey.

" Iya tuan. Pak Asep hampir 3 minggu ini pulang kampung karena istrinya sedang sakit, dan selama ini yang membuat kopi untuk anda adalah salah satu ob. Apa ada yang salah dengan kopi itu?" Ucap Tom.

" Buang kopi ini. Dan perintahkan ob untuk membersihkan ruangan ini lagi." Tanpa menunggu jawaban Rey segera keluar dari ruangannya.

Tom menghela nafasnya, dia segera meraih telefon dan menelefon bagian ob. Begitu selesai dia segera menyusul Rey. Tom yang sudah lama bekerja dengan Rey, sangat paham dengan sifat bosnya itu. Rey adalah orang yang sangat menjaga kebersihan. Dia paling tidak suka ada debu di ruangannya. Karena hal inilah, ob untuk ruangannya seringkali berganti - ganti.

Tita yang sedang membersihkan pantry, dikagetkan dengan kedatangan bu Irma. Tita melihat atasannya itu datang dengan wajah masam. Tita segera menghentikan aktifitasnya dan menghampiri bu Irma.

" Pagi bu, ada apa ibu pagi - pagi sudah ke sini?" Tanya Tita sopan.

" Apa kamu sudah menyelesaikan pekerjaan kamu dengan benar?" Tanya balik bu Irma.

" Sudah bu, saya sudah menyelesaikan semua pekerjaan saya sesuai tugas saya. Memang kenapa bu?"

" Kalau kamu sudah menyesaikan tugas kamu dengan benar, kenapa saya terima telefon dari pak Tom. Pak presdir memerintahkan untuk membersihkan kembali ruangannya. Sekarang kamu pergi dan selesaikan tugas kamu, saya tidak mau hal ini terulang lagi. Kamu masih mau bekerja di sinikan?" Perintah bu Irma.

" Baik bu, akan saya kerjakan." Tita segera pergi dari pantry. Dia tidak langsung ke ruangan presdir, tapi mencari keberadaan Arum.

Tak butuh waktu lama untuk mencari Arum, dia melihat Arum sedang berjalan membawa kantong plastik di tangannya. Arum yang melihat Tita berjalan mendekat langsung tersenyum dan memperlihatkan kantong plastik di tangannya. Tapi bukannya membalas senyuman Arum, Tita malah menarik tangan gadis itu sampai depan toilet.

" Ada apa sih Ta, tenang saja aku sudah beliin kamu sarapan." Ucap Arum masih dengan senyuman di wajahnya.

" Tadi aku kena tegur bu Irma, katanya kerjaan aku gak beres. Kamu bersihin ruangan presdir sesuai petunjuk akukan?" Tanya Tita.

" Aku lakuin sesuai dengan catatan kamu kok. Memangnya apa yang salah?" Arum mengernyitkan dahinya, dia sedang mengingat barang kali ada hal yang dia lewatkan.

" Sudah sekarang kamu bersihin lagi saja ruang presdir, ingat lakuin dengan teliti. Jangan sampai kena tegur lagi." Kata Tita mengambil kantong plastik berisi sarapan. Akhirnya mau tidak mau Arum pergi ke ruangan presdir. Sedangkan Tita langsung menuju ke pantry setelah memastikan tidak ada keberadaan bu Irma di sana.

Saat Tita berjalan menuju pantry, tidak sengaja dia berpapasan dengan Rey. Tita yang tahu kalau Rey adalah presdir, segera mengucapkan salam sambil menundukkan kepalanya. Rey menghentikkan langkahnya dan berbalik, dia melihat Tita yang sudah berjalan menjauh.

" Kita bertemu lagi kucing gila." Ucap Rey menyunggingkan senyum. Tom yang melihat senyum Rey langsung bergidik ngeri, karena dia tahu arti dari senyum bosnya itu.

" Senyum tuan Rey lebih menakutkan dari pada kalau sedang marah." Batin Tom.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!