Kurang Update

Akhirnya hari yang ditunggu Arum datang juga. Hari ini Arum begitu semangat, bagaimana Arum tidak semangat kalau mulai hari ini akan mulai kerja di lantai atas. Sedangkan Tita malah terlihat biasa saja, karena bagi Tita mau ditempatkan di lantai mana saja tetap sama. Bagi Tita yang penting, dia tidak melayani orang yang rewel dan ribet.

" Ta, aku udah gak sabar banget." Ucap Arum dengan wajah yang terlihat senang.

" Aku penasaran deh Rum, kamu kok bisa senang banget bisa di tempatin di sini?" Tanya Arum.

" Siapa yang gak senang Ta, di sini selain kerja kita juga bisa sekalian cuci mata. Bayangin tiap hari bisa lihat wajah pak Presdir? Kerja gak dibayar juga aku mau." Arum memegang alat pel sambil senyum - senyum.

" Itu namanya bego Arum, mau - maunya kerja gak dibayar. Emang lihat wajah presdir bisa bikin kenyang, yang ada malah asam lambung." Cibir Tita.

" Ihh Tita, kamu tuh ya gak bisa lihat orang senang dikit." Arum memajukan bibirnya kesal pada Tita.

" Hehehe,,sorry - sorry. Emang seganteng apa sih pak presdir?" Tanya Tita.

" Ya ampun Tita.." Arum memukul lengan Tita. Sedangkan Tita meringis dan mengelus lengannya, karena pukulan Arum cukup kencang di lengannya.

" Masak kamu belum pernah lihat wajah presdir? Padahal kamu sudah kerja di sini hampir 1 tahun, kamu gak pernah lihat sama sekali?" Arum terkejut sampai matanya melotot.

" Akukan kerjanya di lantai HRD sama pemasaran Rum." Jawab Tita.

Arum menggeleng - gelengkan kepalanya, " Tapi kamukan punya hp Ta, bisa browsing dan lihat wajah presdir yang bertebaran di internet."

" Rum, apa kamu lupa? Aku gak pernah punya kuota internet."

" Oh ya aku lupa. Jangankan kuota, punya pulsa saja sudah keajaiban buat kamu. Aku yang sering tekor mesti telefon kamu terus. Dasar." Sindir Arum.

Tita hanya tertawa mendengar kata - kata Arum. Dia tidak marah sama sekali, karena itu benar adanya. Bagi Tita dari pada uang buat beli kuota, lebih baik uang itu dia gunakan untuk beli makanan. Lagipula dia juga tidak terlalu suka berselancar di dunia maya. Melihat kehidupan di dunia maya, kadang membuat Tita membandingkan dengan kehidupannya yang cukup miris.

" Sudah yuk ah, kerja lagi. Sebentar lagi presdir datang, kamu gak maukan kena tegur saat presdir datang ruangannya masih kotor." Ajak Tita.

" Benar juga. Tapi sayangnya kamu yang dapat jatah bersihin ruangannya presdir." Kata Arum dengan nada kecewa.

Tita tersenyum dan merangkul pundak Arum, " Sudah gak usah kecewa gitu. Kapan - kapan kita tukeran gimana?"

" Beneran? Tapi kalau ketahuan Bu Irma gimana?"

" Ya jangan sampai ketahuan dong." Jawab Tita santai. Seketika mata Arum berbinar, dia senang mendengar ide Tita. " Tapi kamu mesti traktir aku makan siang selama 1 minggu. Gimana setuju?" Lanjut Tita.

" Kok gitu sih?" Ucap Arum sewot.

" Di dunia ini tuh gak ada yang gratis. Ke toilet saja bayar, apalagi bisa lihat orang yang kata kamu ganteng. Tapi kalau kamu gak mau gak apa - apa sih. Kayanya si Desi mau." Kata Tita. Setelah berkata seperti itu Tita segera beranjak meninggalkan Arum. Tapi sebelum dia benar - benar pergi, Arum segera menjabat tangannya erat.

" Oke deal. Jadi mulai kapan kita tukeran?" Kata Arum tidak mau membuang kesempatan.

Tita tersenyum penuh kemenangan, " Satu minggu lagi gimana? Kalau kita langsung tukeran nanti ketahuan Bu Irma."

" Oke, tapi janji jangan kasih sama si Desi. Diakan juga fans berat pak presdir." Pinta Arum.

" Tenang saja, tapi ingat traktir 1 minggu." Ucap Tita lalu berlalu pergi.

" Iya - iya."

...****************...

Setelah mengetuk Tita segera membuka pintu dan masuk. Walaupun Tita tahu kalau sekarang ruangan itu kosong, tapi itu adalah salah satu aturan yang diberitahukan oleh Bu Irma. Karena menurut Bu Irma, kadang presdir lembur dan menginap di kantor dan presdir tidak suka ada yang masuk ruangannya tanpa mengetuk pintu lebih dahulu.

Saat masuk ruangan, Tita tentu takjub sebab ruangan itu tentu berbeda dengan ruangan lain yang sering dia bersihkan. Tita bisa tahu kalau pemilik ruangan itu adalah orang yang perfeksionis. Setiap sudut ruangan di tata sedemikian rupa, sehingga menimbulkan kesan elegan dan juga nyaman.

" Sepertinya aku mesti hati - hati bersihin tempat ini. Semua barang - barang di sini terlihat mahal." Batin Tita.

Tita segera membersihkan ruangan itu. Setelah menyapu, dia mengelap kaca dan juga meja. Saat mengelap meja presdir, dia melihat foto yang ada di meja. Tita mengambil foto itu dan mengamati foto itu cukup lama.

" Oh ini presdirnya ya, pantas Arum sampai klepek - klepek. Pacarnya juga cantik banget, cocok sama - sama ganteng dan cantik." Puji Tita.

Tita mengerutkan dahinya saat melihat foto presdir, " Sepertinya aku pernah melihat wajah presdir, tapi dimana ya?" Kata Tita sambil mencoba mengingat - ingat. Tapi bagaimanapun Tita berusaha, tapi dia tidak ingat dimana pernah melihat wajah itu.

Tak mau ambil pusing, Tita memilih melanjutkan pekerjaannya. Setelah selesai tugas mengelap, kini dia juga mengepel ruangan itu sampai 2 kali dengan sabun lantai khusus.

" Kenapa sih mesti di pel 2 kali segala. Kecoa juga mesti kepeleset kalau lewat saking kinclongnya. Ini sabunnya kayanya juga mahal, wangi banget lagi." Ucap Tita mencium wangi dari lantai yang sudah di pel.

" Akhirnya selesai juga." Tita melihat seisi ruangan dan puas dengan hasil kerjanya. Setelah membereskan peralatan tempurnya, dia segera keluar dari ruangan itu.

Tak berapa lama setelah Tita keluar, Rey masuk diikuti Rey di belakangnya. Begitu masuk Rey langsung melihat seluruh ruangan. Dia senang melihat ruangannya sudah bersih dan juga rapi. Rey segera duduk dan menyandarkan punggungnya di kursi.

" Apa agenda hari ini Tom?" Tanya Rey sambil memainkan pulpen ditangan.

Tom dengan sigap membuka tablet dan mengecek jadwal Rey.

" Hari ini anda ada meeting dengan PT. Agung Sentosa. Setelah itu meninjau proyek, anda juga ada janji makan siang dengan pak Alan."

Rey menghela nafas, dia menerima berkas yang diserahkan Tom dan mengeceknya.

" Kenapa belum ada minuman di meja ini." Tanya Rey tanpa mengalihkan pandangan dari berkas di depannya.

" Sebentar saya tanyakan pada bagian pantry." Ucap Tom. " Maaf Tuan, hari ini pak Asep tidak datang jadi tidak ada yang membuatkan minuman untuk anda." Lanjut Tom setelah menanyakan pada bagian pantry.

" Apa hanya pak Asep yang bisa membuatkan minuman untuk aku? Cepat suruh siapa saja untuk membuatkan minuman." Ucap Rey datar.

" Tapi Tuan Rey, biasanya anda hanya mau minuman buatan pak Asep saat di kantor." Jawab Tom.

" TOM." Rey menatap tajam pada Tom.

Tanpa menjawab lagi, Tom segera memerintahkan siapapun untuk membuatkan minuman untuk Rey. Walaupun Tom tahu, Rey pasti tidak akan meminumnya. Karena selama beberapa tahun, hanya pak Asep yang bisa membuatkan minuman sesuai dengan keinginan Rey.

Setelah beberapa saat, terdengar pintu di ketuk. Setelah mempersilahkan masuk, terlihat seorang OB masuk sambil membawa nampan berisi minuman. Begitu OB itu keluar, Rey segera meminum minuman di mejanya. Melihat Rey yang sedang minum, Tom sudah bersiap untuk menekan nomor pantry. Karena biasanya Rey akan marah - marah karena minumannya tidak sesuai keinginannya seperti buatan pak Asep. Tapi ternyata Rey meminum tanpa banyak protes, bahkan dia meminum sampai tersisa setengah.

" Tom, besok begitu datang aku ingin ada kopi ini di meja." Perintah Rey.

" Baik Tuan." Ucap Tom sambil menghela nafas lega.

Tom penasaran siapa OB yang bisa membuat kopi seperti keinginan Rey. Karena menurut Tom, bosnya ini sangat pemilih. Buktinya untuk urusan minuman saja, yang bisa membuat hanya pak Asep.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!