BA 3

Tiba-tiba pintu ruang baca terbuka.

“Surpriiiissseee!!!”

Mega berteriak dengan membawa sebuah karangan bunga yang sangat besar. Lalu mematung karena melihat Jingga. Suasana mendadak hening.

“Meeyyyy!!!! Pulang kapan lu? Wah gede banget ini bunga.”, teriak Arif memecah keheningan.

“Mmm... Tadi pagi.”, jawab Mega sambil tersenyum canggung.

Biru melihat keduanya lalu tersenyum.

“Kalian ketemu di Inggris juga canggung gini?”, tanya Biru.

Mega terkejut.

“Galak banget dia bro. Gue di tinggal gitu aja.”, goda Jingga.

“Ya lu pikir aja, siapa yang mau lama-lama duduk sama mantan.”, sahut Mega sewot.

“Ya tunggu sampe suami lu dan Alexa dateng kek. Lu tahu nggak, gue jadinya yang bayar minuman lu.”

Mega terdiam, Jingga terdiam, semuanya terdiam. Lalu beberapa detik kemudian mereka tertawa bersama. Berdamai dengan masa lalu itu memang indah.

“Mana Bintang?”, tanya Arif.

“Ada yang harus dia urus di sana jadi gue pulang sendiri.”

“Tumben.”, sahut Biru.

“Maksa sih.”

Mereka tertawa lagi. Arif menceritakan pada Jingga bahwa Bintang adalah orang yang nggak pernah sekalipun mau jauh dari Mega. Mau semalam apapun, sedingin, sepanas apapun, bahkan mungkin sebadai hujan apapun dia nggak bakal biarin Mega sendirian. Sejenak Jingga merasa tertampar namun ia sangat bersyukur mendengar bahwa pasangan Mega adalah orang baik yang selalu ada untuknya.

“Avisa mana?”, tanya Mega.

“Ngajak mbak bule jalan-jalan.”, jawab Arif.

“Tunangan lu itu? Alexa?”, tanya Mega pada Jingga.

“Iya.”, jawab Jingga sambil tersenyum malu.

“Kapan pernikahannya? Undang kita dong”

“Lu aja nikah nggak undang gue.”

“Emang gue tahu lu dimana?”

Mereka berbincang tentang banyak hal. Menceritakan perjalanan hidup selama ini. Mengenang masa lalu. Sampai beberapa waktu kemudian Avisa kembali. Alexa sangat bahagia melihat Mega lagi. Hari itu mereka mengenal Alexa lebih jauh dan akhirnya tahu bahwa Alexa adalah perempuan yang baik.

***

Seminggu kemudian Biru di jemput utusan keluarga Darmawan. Dengan terpaksa ia harus berpamitan pada bapak dan ibu saat itu juga. Meskipun memiliki rencana untuk membawa mereka, Biru tidak berjanji apapun. Ia tidak ingin mereka kecewa jika nanti kenyataannya tidak berjalan sesuai rencana.

Sampai di kediaman Darmawan, Biru di sambut oleh keluarga kandungnya. Satu-satunya orang yang terlihat senang dengan kedatangan Biru hanyalah Pak Hendra. Sedangkan ayah dan ibu kandungnya seperti terpaksa berada di sana untuk menyambutnya.

“Sudah kan pa? Saya harus segera ke butik, banyak pesanan dari istana.”, kata Ajeng datar.

“Ya sudah pergi sana.”, jawab Pak Hendra.

Ajeng berjalan pergi dan ketika berpapasan dengan Biru ia mengucapkan...

“Selamat datang.”, ucapnya datar.

“Terimakasih.”

Setelah itu Ajeng kembali melanjutkan langkahnya menuju mobil dan meninggalkan rumah.

“Kenapa lama sekali?”, tanya Pak Hendra.

“Harus pamit dulu sama ibu bapak.”

“Mari kita makan malam dulu.”, kata Pak Hendra sambil merangkul Biru.

Sebelum berjalan beliau menoleh pada Krisna.

“Kamu juga.”, perintah Pak Hendra.

“Iya pa.”

Mereka berjalan menuju meja makan yang sudah di lengkapi dengan berbagai jamuan makan malam yang sangat mewah. Pak Hendra duduk di kursi utama sedangkan Krisna dan Biru berada di sisi kiri dan kanannya.

“Setelah ini kakek harus pergi ke Jerman. Besok kamu ikut papamu ke kantor. Biar dia kenalkan kamu sama karyawan di sana.”

“Iya.”

“Apa tidak terlalu cepat pa?”, protes Krisna.

“Gara-gara kamu, butuh waktu 23 tahun sampai aku baru bisa memperkenalkan cucuku. Kamu bilang terlalu cepat?”, kata Pak Hendra tegas.

“Maaf pa.”

Biru terkejut melihat ayahnya tidak berkutik.

“Kakek dengar kamu suka melukis. Dimana biasanya kamu membuatnya?”

“Ada galeri kecil dekat kampus.”

“Mau kakek buatkan galeri sendiri?”

“Tidak perlu. Saya lebih suka di sana.”

“Baiklah kalau begitu.”

Beberapa karyawan menyiapkan makanan mereka namun ketika salah satu pelayan akan mengambilkan makanan untuk Biru, ia mengambil kembali piringnya.

“Saya bisa sendiri.”, katanya.

“Biarkan saja. Mereka di gaji untuk itu.”, ucap Krisna.

Biru melepaskan pegangan piringnya dan membiarkan mereka melayaninya sesuai perintah. Meskipun sebenarnya hal itu membuatnya tak enak hati.

Selesai makan, Biru dan Krisna mengantar Pak Hendra sampai depan rumah.

“Jangan bertingkah sungkan-sungkan. Ini rumahmu juga. Kalau mau apa-apa bilang sama papamu.”, pesan Pak Hendra.

“Iya.”

Setelah itu Pak Hendra pergi dengan supir dan beberapa pengawalnya.

“Meskipun masih canggung, aku akan berusaha menjadi papa yang baik buatmu.”, ucap Krisna.

“Terimakasih.”

“Sudah jam 8. Mau ikut jemput adikmu di tempat les?”

“Adik?”

“Ikut saja, nanti papa ceritakan semua tentang keluarga ini.”

Biru mengikutinya untuk mengetahui tentang orang-orang di rumah yang akan di tinggalinya ini. Sebelum masuk ke dalam mobil, Krisna memperkenalkan supirnya pada Biru.

Di dalam mobil Krisna meberitahu siapa saja yang tinggal di rumah besar itu.

---

Yang pertama, Pak Hendra. Beliau adalah pengusaha kaya raya dengan puluhan bisnis yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Dulunya beliau adalah anak dari pasangan yang sangat miskin, bahkan ia hanya lulusan sekolah dasar dari sebuah desa kecil.

Saat lulus sekolah ia pergi merantau ke kota untuk mencari pekerjaan. Berbagai pekerjaan sudah ia jalani, berbagai macam manusia sudah ia temui. Meskipun banyak sekali perlakuan buruk yang ia terima, ia tetap menerimanya demi belajar dari orang-orang besar itu. Dengan tekadnya yang luar biasa akhirnya ia memulai usaha kecil yang perlahan menjadi besar dan mampu membayar beberapa pegawai.

Awalnya ia hanya memperkerjakan teman-teman dari tempatnya bekerja dulu, yang merasa tidak tahan lagi dengan perlakuan atasan mereka. Namun lambat laun usahanya menjadi semakin besar dan membuatnya memiliki puluhan pegawai.

Suatu hari ia menangkap basah seorang pegawai kepercayaannya hanya bermalas-malasan setiap harinya. Padahal upah yang Pak Hendra berikan untuknya lebih besar daripada yang lain. Beliau yang tidak pernah seharipun berhenti memperjuangkan mereka merasa terhianati. Karena itulah beliau menerapkan sistem upah sesuai kerja. Dimana para pegawainya akan di upah sesuai dengan yang mereka kerjakan.

---

Saat itu Biru baru mengerti arti ucapan ayahnya saat makan malam.

---

Yang kedua adalah Krisna sendiri. Ia adalah anak tunggal dari Pak Hendra. Istri Pak Hendra meninggal sesaat setelah melahirkan Krisna. Beliau memutuskan untuk tidak menikah lagi. Menurutnya mempunyai istri hanya akan membuatnya merasa bersalah karena beliau tidak memiliki banyak waktu di rumah. Beliau merasa lebih baik membayar orang untuk merawatnya daripada menikahi seseorang yang akan merasa kesepian karenanya.

Sejak kecil, Krisna di urus oleh pengasuh pilihan Pak Hendra. Dalam sebulan belum tentu ia dapat bertemu dengan ayahnya tersebut. Awalnya ia merasa bahwa Pak Hendra tidak menyayanginya sama sekali namun seiring bertambahnya usia bertambah pula kedewasaannya. Akhirnya ia tahu bahwa Pak Hendra adalah orang yang bertanggungjawab dalam menanggung kesejahteraan para karyawannya.

Sebelum kedewasaan itu datang, Krisna menjajaki segala bentuk kenakalan. Minum-minuman, narkoba sampai bermain dengan para wanita. Bahkan saat sudah berpacaran dengan Ajeng, ia masih juga mencari wanita kesana kemari. Karena itulah, Ajeng yang saat itu hamil hanya memilih untuk melahirkan anaknya tanpa mau menikah dengan Krisna.

Setelah kelahiran Biru, Krisna mulai menyadari kesalahan-kesalahannya. Betapa pengecutnya ia yang tak bisa bertanggungjawab atas satu kehidupan saja. Ia malu pada Pak Hendra yang mampu menanggung ribuan kehidupan di pundaknya. Sejak itu ia serius dalam pendidikannya agar kelak mampu membahagiakan Ajeng dan anak-anak mereka.

---

“Mungkin sudah sangat terlambat. Tapi papa minta maaf. Bukannya kami tidak menginginkanmu, hanya saja saat itu papa masih jadi manusia egois yang hanya mementingkan diri sendiri. Papa tahu betul bagaimana sakitnya hati Ajeng saat harus melepaskan kamu.”

Biru hanya terdiam.

“Salahkan saja papa, jangan mamamu.”, lanjutnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!