Sampai depan pintu Syifa langsung mengetuk pintu rumahnya, tak lama kemudian pintu terbuka dan tampaklah ibunya Syifa dengan senyum manisnya.
Syifa langsung mencium tangan ibunya.
"Assalamualaikum bu" ucap Syifa pada ibunya.
"Qalaikum salam Fa, kamu mabuk ya??" tanya Ana sambil memperhatikan wajah Syifa yang sedikit pucat.
"Iya bu, tadi sebelum berangkat Syifa lupa minum obat" balas Syifa kemudian
"Iya sudah kamu langsung istirahat, jangan lupa bersihin badan kamu dulu!! kalau mau makan tinggal ambil aja ya ibu kekamar lagi" ujar Ana dan berlalu masuk kekamarnya begitupun dengan Syifa.
Sesampai di kamar Syifa langsung mengambil handuk dan menuju kamar mandi, di rumah Syifa kamar mandi hanya satu dekat dengan dapur.
Setelah selesai membersihkan diri Syifa kembali kekamarnya untuk istirahat, dia juga belum mau makan karna masih terasa mual akibat mabuk perjalanan.
-----------
Keesokan paginya seperti biasa Syifa bangun pukul 05:00 dia langsung kekamar mandi membersihkan dirinya sambil mengambil Air wudhu untuk melaksanakan sholat subuh.
Setelah melaksakan sholat subuh Syifa langsung bersiap-siap untuk pergi kesekolah, dia langsung keluar kamarnya dan duduk di meja makan bersama orang tua dan adiknya.
"Paagi Ayah, ibu" ucap Syifa pada kedua orang tuanya.
"Pagi sayang" jawab Ana sementara Hairun hanya tersenyum.
Di sela-sela mereka sarapan, Hairun menanyakan soal perlombaan yang Syifa ikuti kemaren.
"Gimana lombanya kemaren Fa"?? tanya Hairun
"Lancar Yah, sekolah Syifa meraih juara 3" jawab Syifa sambil tersenyum.
Setelah sarapan Syifa pamit pada kedua orang tuanya, seperti biasa dia akan memakai motor kesayangannya bersama adiknya Andre karna sekolahnya dekatan, sementara Salsa jalan kaki.
Tiba di depan SMP BINA BANGSA Syifa memberhentikan motornya, menurunkan Andre terlebih dahulu barulah ia menuju sekolah.
"Syifa aku rindu" ucap Tania sambil memeluk Syifa
"Aku juga" saut Winda dan Zahra serentak.
"Alah lebay deh, kita kan cuman gak ketemu sehari" jawab Syifa pada teman teman nya
Sontak mereka berempatpun tertawa, tak lama kemudian guru mereka masuk, Syifa dan teman teman nya berhamburan pergi ketempat duduk masing masing.
Saat jam istirahat Anggi datang, laki-laki itu menghampiri Syifa. Membuat ketiga teman Syifa langsung menyingkir.
"Fa aku ingin ngobrol sama kamu bentar, setelah ini juga gak akan ada mata pelajaran lagi kok soalnya para guru lagi rapat untuk membahas masalah ujian kalian" ucap Anggi.
Syifa mengangguk dan tersenyum, ia menggeser tubuhnya untuk memberikan ruang kepada Anggi agar duduk.
"Kamu mau ngomong apa ?" tanya Syifa.
"Sebentar lagi kamu akan lulus, dan semalam kamu bilang kalau kamu akan meneruskan pendidikan kamu ke kota, itu sangat jauh Fa, bagaimana dengan hubungan kita ?"
"Hubungan kita akan baik-baik saja, selama kita saling percaya. Jika memang jodoh pasti alam ada jalan terus untuk kita bersama"
Anggi berpikir bahwa perkataan syifa ada benarnya, saat ini mereka berdua masih pelajar SMA, masih ada masa depan yang panjang yang harus mereka tempuh.
--------
3 bulan kemudian
Syifa dan teman temannya sudah selesai menyesaikan Ujian Akhir, tinggal menunggu kelulusan yang akan di umumkan dua minggu lagi, dan saat ini Syifa lagi duduk di ruang keluarga bersama ayah dan ibunya.
"Syifa kamu mau lanjut dimana nak" tanya Hairun sambil terus fokus menonton televisi.
Syifa menoleh pada ayah nya, kemudian dia menyaampaikan keinginan nya untuk lanjut kuliah di kota M.
"Syifa mau kuliah di kota M Yah, Syifa juga udah di terima disana, maaf Syifa belum cerita sama ayah dan ibu" jawab Syifa sambil menunduk, dia takut kalau ayah nya tidak suka.
Mendengar hal itu Hairun langsung saja menoleh, tentu saja ia terkejut kalau putrinya sudah di terima di Universitas yang cukup jauh.
“Syifa itu terlalu jauh nak, lagian kamu mau ngambil jurusan apa” tanya Ana.
"Aku ngambil jurusan kebidanan ibu, kalau mau ngambil kedokteran biayanya mahal. Aku daftar di universitas xxx" jawab Syifa pada ibunya.
"Ayah tidak setuju Syifa, itu terlalu jauh, kan bisa kamu cari yang dekat aja, pokoknya ayah akan daftarin kamu di universitas D disana juga ada jurusan yang kamu mau, lagian disana ada adik nya ayah yang akan menjaga kamu, setelah pembagian kelulusan ayah akan mengantar kamu kesana" ucap ayah nya dengan tegas sambil menatap Syifa dengan tajam.
Syifa langsung menangis, apa yang ditakutkan selama ini terjadi ayah nya tidak memberi izin dan tanpa bertanya pada nya. Hairun langsung memutuskan akan mengantar Syifa pada tantenya.
Tanpa mengatakan apa-apa, Syifa langsung kekamarnya sambil menangis meninggalkan ayah dan ibunya.
"Apa tidak berlebihan pak sama Syifa, menurut ibu biarkan saja Syifa menjalani apa yang dia inginkan, selama ini kita selalu mengekang dia" ujar Ana, dia tidak tega anak nya tertekan seperti itu..
"Keputusan bapak sudah bulat bu,bapak yakin setelah Syifa tiba disana dia akan menyukai tempatnya" jawab Hairun dengan tegas
Ana hanya menghela nafas nya, dia tau jika itu sudah menjadi keputusan suaminya maka tidak ada satu orang pun yang bisa membanta nya..
Sementara di kamarnya Syifa, gadis cantik berambut panjang lurus itu masih terisak dengan tangisan nya, dia begitu sedih kenapa ayah nya tak pernah mendukung keputusan nya.
"Kenapa ayah selalu melarang dan menentang keinginan ku" gumamnya sambil terus menangis..
Tok... tok.... tok
"Kak Syifa ini aku Andre kak, bisa aku masuk " tanya Andre dari luar..
"Masuk aja dek gak kakak kunci kok" jawab Syifa dari dalam
Pintu terbuka, di susul kemunculan Andre. Membuat Syifa mengelap pipinya yang basah karena air mata.
"Ada apa dek" tanya Syifa sambil menatap Andre dengan intens.
"Kak udah ya gak usah sedih lagi, aku yakin ayah punya alasan lain. Kenapa ayah tidak mengizinkan kakak kuliah disana, benar kata ayah itu terlalu jauh kak, dan akan sangat sulit untuk ayah dan ibu mengunjungi kakak" ujar Andre pada kakak perempuan nya.
Syifa langsung terdiam, Andre memang begitu walaupun usianya masih sangat belia tapi pemikiran Andre sudah dewasa. Dan ucapan Andre ada benarnya juga.
"Lagian kakak tau kalau pekerjaan Ayah hanya seorang petani, untuk berkunjung kesana pasti akan membutuhkan biaya yang besar. Sementara Ayah harus memikirkan biaya kuliah kakak" sambung Andre lagi.
"Maaf, kakak terlalu egois" balas Syifa yang akhirnya harus mengalah lagi. Ia harus memikirkan ekonomi kedua orang tuanya.
Andre berdiri dan meninggalkan kamar sang Kakak, Syifa menatap kepergian adik laki-laki itu dengan tatapan nanar. Adik yang selalu ia ajak berantem setiap hari. Mungkin esok atau lusa ia akan merindukan semua itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Miss Typo
msh terus ngikutin alurnya
2023-10-19
0
Tiara
Thor lebih enakan kalo menyebutnya ibu jangan Ana kayak teman sepantaran
2022-11-23
2