Kania mengajar seperti biasa mood nya langsung membaik saat mengajar anak-anak, sedari dulu Kania sangat menyukai anak kecil namun orang tua nya tak bisa memberikan adik kepadanya sehingga hanya dia anak satu- satu nya.
Pulang dari sekolah Kania langsung ke tempat latihan karate, untuk latihan bersama murid-murid nya.
"Gimana persiapan nya?" tanya Arsen salah satu pengajar di sana yang sudah senior.
Arsen satu tahun lebih tua dari Kania, namun mereka berteman cukup dekat.
"Udah siap semua, semoga saja semua berjalan lancar," jawab Kania tersenyum.
Kania adalah satu dari 3 wanita yang mengajar di sana, sedangkan laki-laki ada banyak termasuk Arsen, meski umur nya masih muda dia sudah jadi Senior di sana.
Acara yang di gelar setiap tahun ini melibatkan beberapa murid yang sudah terlatih, mereka akan bertanding melawan atlit lain di sana dengan hadiah yang lumayan besar.
Dan ini menjadi tanggung jawab pelatih agar lebih semangat lagi mengajari murid-murid nya.
Tiga jam sudah Kania mengajari anak-anak di sana kini waktu nya Kania pulang, tak terasa hari pun sudah mulai senja.
Arsen pun berniat mengantar nya pulang namun Kania menolak nya dengan alasan membawa motor.
Tak perlu memakan waktu yang lama Kania pun akhirnya sampai di depan rumah suami nya.
Kania memarkirkan motor nya di depan rumah, ternyata mobil Arya sudah terparkir di sana.
"Pantas saja dia sudah pulang, sudah mau jam 6 sore," gumannya karna jam kantor biasanya akan selesai jam 5 sore namun Arga biasa nya akan lembur sampai malam.
Kania pun masuk ke dalam rumah, ternyata benar Arya sudah pulang dan kelihatan nya dia sudah mandi terlihat dari rambut nya yang masih basah.
"Dari mana kamu jang segini baru pulang?" tanya Arga bersidekap dada di depan pintu kamar.
Kania hanya bisa menundukan wajah nya dia takut kalo Arga marah karna dia pulang terlambat.
"Maaf tadi aku ada urusan, memangnya kenapa?" tanya Kania heran.
Tumben sekali suami nya itu bertanya biasanya juga dia tidak akan peduli dengan apa yang Kania lakukan.
"Aku hanya bertanya kamu jangan GR yah bukan maksud ku perhatian terhadapmu," ujarnya melangkah menuju dapur.
Kania pun hanya mengangkat bahu nya acuh dia malah bingung dengan jawaban Arga nanya apa jawab nya apa entah lah.
Dia pun masuk ke dalam kamarnya membersihkan diri setelah mandi dan rapi dia pun memesan makanan untuk makan malam mereka.
Yang jelas untuk makan malam nya karna suaminya dia tidak tahu mau makan bersama atau tidak.
"Ya Tuhan kamu tuh ngagetin aja," ujar nya melihat Arya berdiri tak jauh dari sana.
Kania tidak tahu kalo Arga sedang berdiri di sana, lagian ngapain juga sih dia di sana gak jelas banget.
"Bukannya kamu tahu aku tadi pergi ke sini, kenapa harus kaget," ucap nya sambil menata masakan di atas piring.
Ternyata Arya dari tadi memasak untuk dirinya, untung saja Kania sudah memesan makanan untuk nya kalo tidak bisa kelaparan pikirnya.
"Kenapa kamu mau?" tanya Arga seolah mengejek nya dia menaruh makanan nya di piring.
Kania pun menggelengkan kepalanya."Enggak ko," jawab nya cepat.
"Bagus deh karna aku cuma bikin sedikit dan hanya untuk diri ku saja," ucap nya.
Memang Arga hanya membuat makanan untuk dirinya saja, dia pun makan dengan lahap tanpa memperhatikan Kania yang sedari tadi menatap nya.
Terdengar bel berbunyi membuat Kania tersadar Kania langsung berjalan ke depan membuka pintu pasti kurir datang.
Benar saja makanan nya pun datang, Kania membawa nya ke ruang makan dan segara menata nya di atas piring.
"Makanan kamu banyak sekali apa akan habis?" tanya Arya heran melihat makanan yang Kania bawa.
Kania menganggukan kepala nya, lalu menata makanan nya di atas meja.
"Ternyata badan kecil tapi makan nya banyak," batinnya.
"Aku sengaja pesan buat kita berdua, tapi kamu kan udah bikin nasi goreng jadi aku terpaksa deh ngabisin ini semua," ujarnya tersenyum.
Arya pun diam, kenapa hatinya senang mendengar Kania perhatian padanya.
"Ya sudah kalo kamu kenyang gak usah di habisin biar nanti aku bantu abisin," ucap Arga jujur saja dia juga masih lapar karna nasi goreng yang di buat nya sangat hambar bahkan dia tak memakan nya karna tidak enak.
Kania pun menganggukan kepala nya mau bagaimana pun makanan itu tak akan habis kalo dimakan sendiri.
"Baiklah kalo begitu, terimakasih," ucap nya tersenyum.
Baru kali ini mereka makan satu meja, dari awal menikah tak pernah mereka begini.
"Kenapa kita tidak berteman saja itu lebih baik kan dari pada kita seperti orang asing," usul Kania.
Jujur saja dia tidak betah tinggal bersama orang asing itu, mungkin dengan berteman mereka bisa lebih dekat.
"Baiklah, tapi jangan terlalu dekat," jawabnya.
Kania tak mempermasalahkan itu mau atau tidak Arga berteman dengaj nya itu tak membuat nya berubah pikiran, dia hanya ingin bersikap baik saja.
"Aku sudah punya pacar aku yakin kamu tahu akan hal itu, aku harap kamu mengerti dan tak memberi tahukan kepada orang tuaku," ucap nya tiba-tiba.
Kania pun meletakan sendok dan tak jadi menyuap makanannya ada rasa sakit yang menghujam hatinya, walau pun Kania tak mencintai suami nya namun tidak tahu kenapa dia merasa tak enak hati.
"Baiklah aku akan pura-pura tidak tahu, namun aku tidak ikut campur kalo orang tua kamu tahu," jawab nya tersenyum hambar.
Kania tahu apa yang dia lakukan akan sia-sia jadi lebih baik dia tidak membuka hati untuk suami nya yang akan berakhir beberapa bulan kedepan.
"Kamu tenang saja, besok dia akan kemari ku harap kamu jangan dulu pulang ke rumah sebelum aku kasih tahu," ucap nya mengingatkan jangan sampai pacar nya tahu keadaan Kania.
"Berikan no ponsel mu padaku, biar lebih gampang," lanjut nya.
Kania pun menyebutkan nomor ponselnya dan Arga langsung mencatat nya di ponselnya.
Mereka pun melanjutkan makan sampai habis tak tersisa, sungguh Kania sangat kenyang sekali malam itu.
Kania berharap semua ini cepat berakhir agar dia bisa bebas lagi seperti dulu, untuk apa menikah sedangkan untuk jajan saja dia harus bekerja keras pikir nya.
Namun tak di sangka Arga memberikan satu buah Atm kepada nya.
"Ambil ini uang jajan mu, mungkin aku tidak bisa memenuhi nafkah batin mu tapi aku masih bisa memberi mu nafkah lahir," ujar nya sambil beranjak pergi.
"Terimakasih," jawab Kania tersenyum senang dengan adanya itu dia tidak harus merogoh uang nya.
"Tentu saja kamu harus bertemimakasih padaku, aku tahu kamu sangat membutuh kan uang itu tidak mungkin kalo kamu tidak butuh aku tahu hidup mu seperti apa," jawab Arga membuat Kania menohok dan tak jadi mengambil Atm itu.
"Tidak perlu kamu memberika ini kalo ujung-ujung nya menghina ku, aku memang orang miskin tapi aku tak akan pernah mengemis pada mu, walau pun pada dasar nya aku berhak menerima nya," ucap Kania kesal dan segera meninggalkan Arga sendiri.
"Terserah lah, mungkin sekarang kamu tidak mau tadi liat nanti," ujar nya menyunggingkan senyum nya menambil lagi Atm itu dan memasukan ny ke dalam saku celana nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments