Bebarapa hari berlalu semenjak mereka menandatangani kontrak itu, Arga semakin dingin padanya bahkan dia jarang sekali bertatap muka dengan istri nya.
Tidak tahu kenapa Kania merasa sedih walau pun mereka cuma pura-pura bahagia dan romantis di depan orang tua Arga namun Kania bisa merasakan Arga melakukan nya dengan tulus.
Seperti beberapa waktu yang lalu mereka di undang makan malam oleh Mama Maya, Arga bersikap lembut padanya bahkan sangat perhatian padanya itu sempat membuat hati Kania goyah.
Namun Kania menekan kan agar hati nya tak tersentuh oleh sikap manis yang hanya sandiwara semata.
Pagi ini Kania sudah selesai membuat sarapan untuk nya, tak lupa satu kotak untuk bekal nya di sekolah setiap hari Kania memang selalu membawa bekal dari rumah untuk makan siang nya.
Kania pun membersihkan alat-alat yang kotor bekas memasak dan meletakan nya di tempat semula.
"Terserahlah dia mau sarapan atau tidak, biasanya juga aku bikin sarapan gak pernah di makan." gumannya sedikit kesal karna selama menikah Arga tak pernah sarapan di rumah.
Kania pun masuk kedalam kamar dan membersihkan diri setelah rapi dia pun keluar kamar menuju ruang makan.
"Loh kamu...," ucapan Kania menggantung saat melihat sarapan nya habis tak tersisa.
"Apa, bukannya kamu nyiapin ini untukku," ucap Arga berdiri dan membawa kotak bekal itu.
Kania bingung kenapa dengan Arga hari ini, bahkan Kania tak pernah melihat Arga pagi-pagi karna dia biasa nya keluar saat Kania sudah berangkat ke sekolah.
"Hey itu kotak bekal ku, apa kamu kesambet gak biasa nya kamu keluar dari kamar jam segini," ujar Kania sedikit kesal.
Sejak kapan dia mau makan makanan nya, dan juga apa ini, apa yang terjadi padanya Kania pun sangat bingung.
"Sayang bagai mana kabar mu apa kamu sudah mau berangkat," ucap Mama nya menghampiri mereka di ruang makan.
Kania kaget melihat ibu mertua nya ada di sana untung saja dia tidak sedang memarahi Arga saat ibu mertua nya mendekat, dia tidak tahu sejak kapan Mamanya Arga ada di sana,
Dia menatap Arga seolah meminta penjelasan namun Arga hanya tersenyum, membuat nya semakin kesal.
"Mama kapan datang?" tanya Kania mendekat dan mencium tangan mertuanya itu.
Kania heran kenapa Mama nya tak memberi tahu kalo mau datang ke sana.
Untung saja Kania tidak jadi marah kalo terdengar sama mertuanya mau di taroh di mana wajah nya itu.
"Baru beberapa saat yang lalu, apa kalian sudah sarapan?" Mama Arga tersenyum melihat menantu nya sudah siap berangkay bekerja.
"Sudah Mah, lihat menantu mama juga bawakan bekal untukku di kantor," ujar Arga tersenyum menunjukan kotak bekal di tangan nya.
Kania sendiri hanya tersenyum kaku, pantas saja dia mau makan di rumah ternyata ada Mamanya,namun sejak kapan Mama nya di sana karna tadi saat dia masuk kamar Mama Maya belum ada di sana.
"Syukurlah kalo begitu Mama senang mendengar nya ternyata menantu Mama ini pintar masak, biasanya Arga tidak pernah mau sarapan di rumah," ucap nya senang melihat anak dan menantu nya sangat romantis.
Mereka pun hanya tersenyum kaku mendengar apa yang Mama Maya katakan.
"Apa Mama mau sekalian sarapan di sini?" tanya Kania basa basi.
"Tidak sayang Mama kesini cuma bentar, mau anterin ini, Mama sekalian belanja tadi," ujar nya membawa beberapa macam buah-buahan segar.
Kania pun tersenyum melihat perhatian dari ibu mertua nya itu, namun dia juga sedih kalo nanti dia membuat nya kecewa.
"Sayang kamu kok kaya sedih gitu, ada apa?" tanya Mama Maya heran.
"Tidak apa-apa Ma, aku hanya ingat ibuku saja," jawab nya tersenyum samar.
Maya pun langsung memeluk nya dia sangat tahu kerinduan menantu nya itu kepada ibu kandung nya yang sudah tiada, walau pun ada bu Aisyah yang menggantikan nya selama ini.
"Mama gak bisa lama-lama harus segera pulang," ujar nya melepaskan pelukannya dan mengelus tangan Kania pelan.
"Ya sudah kalo gitu hati-hati ya Ma di jalan," ucap Arga memeluk pinggang Kania membuat Mama nya tersenyum.
Mereka pun mengantarkan Mama Maya sampai ke depan rumah nya dan melambaikan tangan nya melihat mobil Mama nya menjauh.
Tak di sangka Arga pun menyerah kan kotak bekal yang ada di tangan nya kepada Kania.
"Nah ambil aku tidak sudi makan makanan mu lagi, cukup satu kali itu pun terpaksa karna ada Mama," ujar nya membuat Kania merasakan sakit dalam hatinya.
Kania menatap nya tanpa expresi dia benar-benar tidak menyangka kalo Arga akan bersikap kasar kepadanya.
"Tuhan beri aku kesabaran untuk menghadapi orang ini," batinnya
Ternyata Mama nya Arga datang saat dirinya sedang mandi, kala itu Arga sudah siap berangkat namun urung saat melihat Mamanya jadi dia terpaksa menghabiskan sarapan yang di buat Kania.
Arga pun pergi mengendarai mobil nya menuju kantor tanpa berkata apa-apa lagi sedangkan Kania masih bengong di depan pintu menatap kepergian suami nya.
"YaTuhan sampai kapan ini terjadi pada ku, kenapa harus aku yang terjebak dengan pernikahan ini." gumannya sambil mengusap air mata nya yang tiba-tiba menetes.
Kania pun berangkat ke sekolah mengendarai motor metik nya yang di bawa nya dari rumah bu Aisyah, memang sedarj dulu motor itulah yang selalu menemani nya bekerja.
Biasanya dia akan mengajar sampai jam dua siang, setelah itu akan mengajar karate di salah satu Dojo (tempat berlatih/mengajar Karate) yang tak jauh dari sana.
"Pagi bu Kania," sapa Pak Andres yang juga sama baru datang.
Mereka adalah guru yang paling muda di sana, tak jarang Andres berkunjung ke rumah Kania saat waktu senggang mereka memang dekat dan lebih tepat nya Kania meganggap nya seperti saudara.
Bagitu juga dengan Andres dia menganggap Kania seperti adiknya, karna adik nya Andres seumuran dengan Kania namun sudah meninggal dunia
"Pagi juga," jawab nya ramah sepertu itulah sikap Kania selalu ceria dia tidak pernah menunjukan kalo dia sedang sedih atau ada masalah.
"Apa hari ini kamu sibuk?" tanya Andres, kini mereka sudah sampai di kantor baru ada mereka berdua saja di sana yang lain belum datang.
Kania pun diam dan menatap Andres dengan wajah yang seperti biasa tanpa exspresi membuat Andres gemas.
"Emang nya kenapa?" Kania pun malah balik bertanya membuat Andres terkekeh pelan Kania memang tak pernah berubah.
"Aku ingin mengajak mu makan siang di luar apa bisa?" ucap Andres berharap, karna sudah lama sekali mereka jarang ada waktu.
"Maaf hari ini aku sibuk, akan ada pertandingan minggu depan jadi aku tidak bisa kemana-mana," alasannya.
Padahal itu hanya alasan saja dia tidak mau jalan dengan laki-laki lain karna sudah mempunyai suami ya walau pun cuma sebagai suami di atas kertas saja.
"Ya sudah nanti kapan-kapan saja, kulihat kamu kurusan apa sedang diet?" tanya Andres memperhatikan penampilan Kania.
Kania kaget mendengar nya kenapa Andres selalu saja memperhatikan penampilan nya.
"Hah apa?" tanya Kania sambil terkekeh.
Dia juga merasa kalo berat badannya sedikit turun namun dia tidak mempermasalah kan nya yang penting dia sehat.
"Jangan terlalu banyak pikiran santai saja jalani semua nya dengan iklas," ucapnya seolah tahu apa yang Kania pikirkan.
Andres memang sosok yang bisa membuat Kania nyaman bahkan Andres bisa tahu apa yang Kania rasakan tidak tahu kenapa Andres benar-benar berperan menjadi sosok kakak baginya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments