1 bulan yang lalu...
Pangeran Istana dengan ragu ragu berjalan masuk ke dalam ruangan pribadi Raja Negara. saat itu, dia merasa berkewajiban untuk membatalkan pernikahan yang akan berlangsung beberapa hari lagi.
Di dalam hatinya, Pangeran Istana telah memiliki wanita dambaan hati yang lain. Dia selalu bersama dengan wanita tersebut ketika istirahat makan siang disekolah sedang berlangsung.
Laki-laki itu sungguh sama sekali tidak pernah menyukai Zili yang hanyalah gadis berkacamata dan pendiam dan menurutnya tidak menawan sedikitpun.
"Kau telah datang?" suara wanita yang sangat familiar terdengar ditelinga Pangeran Istana. wanita itu adalah ibunya yang selama ini telah menyayangi dan memanjakannya sepenuh hati.
Pangeran Istana sangat menyukai ibunya, tapi dia juga menyukai teman sekolahnya. saat itu dia telah membuat pilihan dengan segenap hati untuk mengungkapkan semua keinginannya di depan ayah dan ibunya.
"Ibu," panggil laki-laki itu ragu-ragu." A..ak..aku, aku ingin membatalkan pernikahanku, Aku sungguh tidak menyukai Zili, tolong.. tolong maafkan aku ibu." Pangeran Istana memandang sedikit takuk ke arah Ibunya yang saat itu sedang duduk bersama wanita tunangannya tersebut.
"Kau ingin membatalkan pernikahan juga ya seperti Yu'A?" Ratu Negara memandang kearah Pangeran Istana yang tampak duduk diatas kursi antik milik Raja, kursi kesenian modern yang dibuat secara khusus oleh klan Lu.
"Mau Bagaimana lagi kalau itu sudah menjadi keputusanmu. pergilah kejerman dan temui bibimu!, jangan kembali selama setahun ini!, pernikahanmu juga akan dibatalkan sesuai dengan keinginanmu." Raja Negara dengan mudah menyetujui permintaan Pangeran Istana hari itu.
Tatapan matanya yang tajam bercampur kesal terlihat menusuk, Membuat Pangeran Istana yang selama ini jarang berbicara dengan ayahnya merasa takut yang amat dalam.
"Jangan menyesali keputusanmu nanti." Ratu Negara membuka suara, dia kesal dengan sikap anaknya yang tidak pernah memberitahu keinginan untuk membatalkan pernikahan sebelumnya.
"Astaga,semudah ini dibatalkan. kenapa kemarin kemarin tidak dibatalkan saja? "Gumam Zili dalam hati yang saat itu duduk disebelah yuanna. "setahun lalu dia bahkan mengatakan tidak bisa membatalkan pertunangan kami, kenapa dia berbohong kepadaku?" lanjutnya lagi masih sangat kesal karena harus menderita selama ini dengan statusnya sebagai tunangan Pangeran Istana.
***********
Zili akhirnya telah keluar dari istana, ia akan kembali pulang dengan bantuan Supir Pribadi dari Ratu Negara.
"Senang sekali akhirnya berpisah" suara yang tak asing terdengar ditelinga Zili. Sepertinya Pangeran Istana sengaja menemui Zili saat dia akan membuka pintu mobil.
"Kalau bisa dengan mudah membatalkan pernikahan, kenapa setahun yang lalu yang mulia tidak melakukannya? anda bahkan sampai mengancamku?" Zili memberanikan diri membuka suara, selama ini dia tidak berani kepada Pangeran Istana karena takut hubungan pertunangannya bermasalah. walaubagaimanapun seorang bangsawan biasa yang rendah kedudukannya tidak akan pernah mungkin bisa melawan seorang Pangeran yang lebih berkuasa, terlebih lagi Pangeran Istana merupakan putra dari Raja Negara, pemimpin tertinggi di negaranya.
"Itu karena aku suka melihatmu menderita, kau yang tidak tahu malu itu dan berharap aku menikahimu saja sudah membuat aku muak, " jawab Pangeran Istana dengan senyum nakal mengembang dibibirnya, penuh penghinaan." Padahal aku sudah memerintahkanmu untuk membatalkan pertunangan tapi kau malah menolaknya, kau tahu kenapa? Itu karena kau memang tidak punya harga diri. Hm, Zili, sadarlah posisimu sebagai rakyat biasa." Tambahnya lagi memberi penghinaan yang membuat hati Zili semakin tertekan.
Paaaakk,
suara sebuah tamparan terdengar, tamparan tersebut terlihat mendarat di wajah Pangeran Istana. laki-laki itu tamlak sangat terkejut dengan apa yang ia rasakan. matanya sontak membelalak lebar. Hari itu melihat sosok lain dari wanita yang sangat ia sayangi berada didepan matanya, wanita itu terlihat sangat berbeda dan sedikitpun ia tidak pernah melihat perbedaan tersebut sebelumnya.
"I.. ib.. ibu" ucap Pangeran Istana sembari memegang pipinya yang masih terasa sakit.
"Jadi selama ini kau telah membuat Zili menderita?" Ucap geram Ratu Negara dengan penuh amarah, memandang kecewa ke arah mata Pangeran Istana.
sepertinya, wanita dewasa itu sedari tadi berada didalam mobil dan tanpa sengaja mendengar semua percakapan antara Zili dan putranya.
***********
Zili berada disebuah kamar besar yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya untuk memiliki kamar sebesar dan semewah itu.
Sekarang, dia telah menjadi bagian dari keluarga Xu dan tidak perlu melakukan segalanya sendirian seperti di masa lalu lagi. semua kebutuhannya telah dipersiapkan oleh pelayan dari keluarga Xu yang kaya raya.
Pada dasarnya gadis itu tidak terlalu senang dengan hal tersebut tapi dia tidak punya pilihan karena Mertua nya, Ratu Bayangan Ou Nana sangat baik kepadanya. Gadis sendiri bahkan tidak percaya orang biasa seperti dia bisa mendapatkan mertua sebaik Ratu Bayangan.
"Nana, dimana Zili?" teriak menggema suara seorang wanita yang sangat dikenal. wanita itu membuka pintu rumah Ratu Bayangan sesuka hatinya seperti yang biasa ia lakukan. Ratu Bayangan juga sepertinya telah terbiasa dengan sifat nya tersebut.
"Dia belum keluar kamar, Tunggu saja sebentar lagi." Jawab Ratu Bayangan yang tampak duduk di atas sofa sembari membaca berita melalui ponsel miliknya dengan sesekali menyeruput secangkir teh yang ada diatas meja.
"Yang mulia, anda mencariku!" Zili melangkah keluar dari kamarnya yang berada dilantai bawah dengan mengenakan seragam sekolah kelas biasa. Melihat kedatangan gadis itu, kedua Ratu di negara NC mulai tersenyum bahagia.
"Ahh.. Menantuku ini anggun sekali, dia juga sangat sopan. beruntung sekali aku mendapatkan menantu seperti ini." Puji Ratu Bayangan berkali-kali setelah berjalan mendekati Zili dan memeluknya di depan Ratu Negara. Sepertinya wanita dewasa itu sengaja melakukan hal tersebut untuk membuat Ratu Negara kesal.
Memang, Ratu Negara sendiri sudah sangat lama menyukai dan menyayangi Zili, dia juga sangat menginginkan Zili untuk menjadi menantunya di masa depan tapi ternyata rencana tersebut gagal karena putranya tidak menyukai gadis itu.
"Nana, lepaskan tanganmu dari keponakanku!" perintah Ratu Negara yang tampak sudah berdiri dari duduknya lalu datang menghampiri kedua wanita tersebut.
"Hm, tidak mau " Tolak keras Ratu Bayangan. Dengan bergegas Ratu Negara menarik tangan Zili pergi, menjauh Ratu Bayangan dan melangkah keluar rumah.
"Ayo Zili, kita pergi ke sekolah berjalan kaki saja." Ajak Ratu Negara membuat Ratu Bayangan sedikit kesal.
Memang, dari dulu Ratu Bayangan juga sudah menyukai Zili karena tata Krama dan sopan santunnya yang lembut. Tapi Ratu Bayangan menyadari bahwa putranya, Putra Mahkota bukanlah orang yang mudah diatur dan dipaksa. Di masa lalu, Putra Mahkota juga sudah bertunangan dengan Putri Istana maka dari itu, dia tidak memiliki pilihan lagi tetapi sepertinya sekarang ia sangat bahagia memiliki menantu seperti Zili yang menurutnya sangat jarang ada lagi gadis pendiam dan penurut sepertinya di Negara NC.
*******
Putra Mahkota turun dari mobil yang biasa mengantarnya pergi ke sekolah. dia memperbaiki dasi di kerah seragam sekolahnya dan mulai bergabung dengan Ratu Negara yang saat itu sedang berjalan menggenggam tangan Zili menuju jalan raya untuk mencari bus di sana dengan bermodalkan kacamata dan topi agar penduduk NC tidak mengenalinya nanto.
"Kenapa kau disini?, pergi sana!" Usir Ratu Negara sangat kesal dengan kedatangan Putra Mahkota di sampingnya.
"Bibi, kenapa hanya tangan wanita itu saja yang kau genggam?" Putra Mahkota memberikan tangannya kepada Ratu Negara namun sayang, Wanita dewasa tersebut menolaknya keras.
Zili yang melihat Putra Mahkota bergabung bersama mereka, hanya bisa menundukkan kepala. Sungguh, mana mungkin dia berani untuk melihat kearah laki-laki tersebut.
"Pergilah Xu'i!" usir Ratu Negara lagi "naik mobilmu saja sana!" dengan begitu geram, Ratu Negara terpaksa menarik tangan Zili untuk mempercepat langkah mereka.
Namun sayang, tangan sigap Putra Mahkota berhasil menggenggam pergelangan tangan Ratu Negara yang lain. wanita itu mencoba melepaskannya tapi dia benar-benar tidak kuat melawan tenaga Putra Mahkota Negara NC. Meskipun masih muda, Putra Mahkota memang sudah terbiasa dengan latihan fisik.
Sebuah mobil berwarna hitam tiba-tiba berhenti tepat disamping mereka. dengan kesal Ratu Negara terpaksa harus menghentikan langkah kakinya lalu menghela nafas berat ketika kaca bagian belakang mobil tersebut terbuka.
Benar saja, Pemilik mobil adalah Raja Negara yang tampak duduk di dalam mobil dengan tatapan tajam kearah yuanna.
"Sial." Umpat Ratu Negara kesal sembari menghempaskan tangan Putra Mahkota.
"Lepas!" perintah Raja Negara tegas dan langsung kepada Putra Mahkota, namun Putra Mahkota sepertinya hanya bisa tersenyum nakal saja memandang Raja Negara tanpa melaksanakan perintah.
"Lepaskan Xu'i! kau mau aku tidak bisa pergi ke rumahmu lagi ya?" bentak Ratu Negara kesal untuk kesekian kali karena sikap Putra Mahkota yang selalu saja mengganggunya.
"Ck," dengan terpaksa Putra Mahkota melepaskan genggaman tangannya di pergelangan tangan Ratu Negara. Setelahnya Ratu Negara dengan perasaan yang teramat kesal mulai memasuki mobil Raja Bayangan, meninggalkan Putra Mahkota dan Zili yang masih berdiri di jalan.
"Terima kasih." Ucap Putra Mahkota mengejutkan Zili sembari mengelus kepala gadis yang tidak tahu maksud perkataannya tersebut.
Mungkin, ucapan itu dilontarkan oleh Putra Mahkota karena di masa lalu ia sangat kesulitan hanya sekedar untuk bertemu Ratu Negara jadi dengan adanya Zili, akhirnya remaja laki-laki itu bisa dengan mudah melihat orang yang disukainya selama ini.
Mobil Raja Negara yang telah melesat maju membawa Ratu Negara membuat Putra Mahkota tidak lagi memiliki alasan untuk berjalan kaki. laki-laki itu mulai melangkah mendekati dan masuk ke dalam mobilnya yang tampak telah terbuka dengan seorang supir yang berdiri di samping pintu mobil tersebut. Setelah masuk ke dalam, supir laki-laki tersebut dengan cepat menutup pintu mobil tersebut lalu melangkah menuju ke arah tempat pengemudi mobil berada.
"Bagaimana denganku? masuk tidak ya? kalau masuk, aku takut dia akan menendangku, baiklah kalau begitu lebih baik menunggu dia menyuruhku masuk saja." Gumam Zili di dalam hati tetap berdiri di trotoar jalan.
Dengan menghela nafas berat, gadis itu hanya diam dengan senyuman getir ketika melihat mobil Putra Mahkota melaju begitu saja, meninggalkan Zili yang sangat berharap akan tumpangan darinya. " Aku ditinggalkan?" gumamnya lagi dalam hati melihat kepergian mobil Putra Mahkota dari jauh.
********
Zili terlihat merasa lelah karena berjalan kaki dari jalan raya menuju gerbang sekolah, memang, biasanya ia pergi ke sekolah menggunakan bus tetapi setelah menikah, gadis itu telah memiliki supir pribadi yang berbeda dengan supir Putra Mahkota. Namun, karena hari itu Ratu Negara mengajaknya pergi kesekolah dengan berjalan kaki, Zili akhirnya memerintahkan supirnya untuk tidak mengantar gadis itu ke sekolah.
"Hmmm, jadi itu kau ya yang menjadi dambaan putra mahkota?" suara seorang gadis mengejutkan Zili yang baru saja melewati gerbang sekolah. Gadis itu mulai menolehkan kepala ke ara menuju sumber suara berada.
"Siapa dia?, cantik sekali." Tanya Zili di dalam hati ketika melihat seorang murid perempuan cantik dengan satu ikatan rambut kebelakang. Murid perempuan itu terlihat tersenyum kecut memandang ke arah Zili yang sudah ada di hadapannya.
Zili, gadis yang telah terbiasa dengan gangguan orang mulai melangkahkan kaki pergi karena tidak ingin mencari masalah dengan orang yang baru ia temui.
"Tunggu!" murid perempuan itu mulai menghalangi langkah Zili. Sepertinya dia tidak ingin membiarkan Zili pergi begitu saja."kau tidak mengenalku?" tanya murid perempuan itu memastikan kepada Zili yang tidak terkejut melihatnya.
"Tidak.. maaf" Zili memeluk tasnya karena takut terjadi sesuatu kepadanya menimbang murid perempuan itu yang tak kunjung membiarkannya pergi dengan melihat kesekitarnya dan tidak menyangka bahwa ada begitu banyak mata laki laki melihat ke arah mereka.
"Aku Shen Shina, masih tidak mengenalku?" tanya gadis itu kesal karena Zili tidak mengenalinya. Shina adalah salah satu murid terpopuler di SMA high raise, setelah kedatangan Putri Istana ke gedung SMA, kepopuleran Shina mulai menurun. walaupun begitu, semua orang tetap menganggap Shina sebagai Dewi perang terbaik sekolah karena kehebatan permainan taekwondo dan anggarnya yang tidak diragukan lagi.
"Kenal,, tapi aku bukanlah orang yang kau maksud, aku tidak memiliki hubungan spesial dengan Putra mahkota" Zili mulai melangkah kaki lagi untuk menghindari gadis tersebut, dia sangat takut jika gadis itu akan menyakitinya seperti murid murid perempuan lain yang biasa mengganggunya.
"Hmmm, Jadi kau bukan Istri putra mahkota ya?" tanya gadis itu lagi kali itu mulai mendekati wajah Zili.
"Buu...Buu bukan.. aku bukan Istrinya," jawab Zili sangat takut dengan tatapan tajam mata gadis di hadapannya. Jawaban Zili sungguh menyenangkan hati gadis itu. Dia mulai menarik wajahnya kembali."hahaha." Lalu tertawa geli menggelega, "Kau dengar? dia tidak mengakuimu sebagai suaminya, lucu sekali. " Ucapnya diiringi tawa sembaru memandang ke arah Putra Mahkota yang saat itu sudah berdiri tepat di belakang Zili tanpa disadari oleh gadis itu.
"Hmm.. jadi kau bukan istriku ya!" Suara Putra Mahkota sontak mengejutkan Zili dari belakang. dengan sigap Zili mengambil langkah maju untuk menghindar, setelah agak menjauh gadis itu mulai membalikan tubuhnya.
"Xu'i,kau menakutinya." Teriak seseorang dari gerbang sekolah, suara itu sangat familiar ditelinga Putra Mahkota karenanya laki-laki ity mulai tersenyum senang sembaru melihat orang yang disukai telah tiba di sekolahnya.
Dengan cepat, Putra Mahkota membalikan tubuhnya namun mata yang tadinya senang kini telah berubah menjadi tajam. Dia melihat Ratu Negara tampak sedang berjalan dengan seorang laki laki dewasa yang juga ikut menyamar dengan wanita dewasa itu menggunakan seragam olahraga.
"Hm.. menakuti? Lucu sekali ucapanmu." Putra Mahkota mulai mengantungi kedua tangan dan tetap berdiri memandang kedatangan Ratu Negara yang tampak menghampiri Zili dan menarik tangan gadis itu mendekati tubuhnya.
"Aku yang menyuruhnya tidak mengakuimu sebagai suami disekolah, Memang kenapa? Kau saja tidak peduli dengannya. '" Ratu Negara membalas tatapan tajam Putra Mahkota lalu membawa Zili pergi meninggalkan laki-laki tersebut agar dapat membebas gadis itu dari rasa takutnya kepada Putra Mahkota diikuti oleh laki laki dewasa yang berjalan mengantongi kedua telapak tangannya dengan senyum kecut menatap ke arah Putra Mahkota Negara NC.
"Disekolah bukan Istri, dirumah tetap saja istri. dengar semuanya, mulai sekarang dia adalah wanitaku, wanitaku." Ucapnya keras Putra Mahkota terdengar oleh banyak murid murid disekolah. Sepertinya hari itu ia sangat kesal.
Berita tentang putra mahkota yang melindungi Murid perempuan tersebar luas seketika. semua orang mulai mencari tahu siapa murid spesial yang bisa menundukkan hati keras putra mahkota..
Di sebuah lapangan bola basket, seorang laki laki tersenyum mendengar kabar yang menarik di telinganya.
"Cari tahu dimana kelasnya berada!" perintahnya kepada seorang murid laki laki yang saat itu memberikan kabar tersebut ketelinganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 425 Episodes
Comments
Titus Adjust
mulai tertarik.. dan mulai like.. like.. like.. 😊😊😊
2020-09-09
1
Elisabeth Ratna Susanti
mantap👍
2020-07-18
0
Ayunina Sharlyn
hmmm
2020-07-17
1