BAB 3

Di sebuah kamar yang begitu besar terlihat seorang pemuda tampan yang sedang terlelap. Dia adalah Aryan Sadana Hanendra. Dirinya tidur di kamar adik kesayangannya Nayazka. Di kamar itulah dia melepaskan rasa rindunya pada adiknya. Kamar sang adik tidak pernah berubah dekorasinya. Masih sama seperti dulu. Ini sebagai bentuk kenangan dari adiknya.

CKLEK..

Pintu dibuka oleh seseorang. Dan orang itu adalah Farraz Sadana Hanendra kakak tertua. Farraz mendekati ranjang Nayazka yang ditempati oleh Aryan. Tangan mengelus rambut Aryan dan juga tak lupa mencium keningnya. Dan itu berhasil membuat Aryan membuka kedua matanya.

"Kakak," sapa Aryan dan dirinya langsung duduk.

"Karena kau sudah bangun. Sekarang bersih dirimu lalu turunlah ke bawah kita sarapan bersama," tutur Farraz lembut.

"Baiklah, kak." Aryan pun langsung beranjak dari tempat tidur dan langsung pergi ke kamar miliknya. Sedangkan Farraz pergi ke bawah. Tapi saat dirinya hendak melangkah. Matanya tak sengaja melihat bingkai foto adik bungsunya. Farraz kemudian mengambil bingkai foto itu lalu mencium foto tersebut menandakan kalau dirinya sangat amat merindukan adiknya. Dan tanpa sadar air matanya mengalir di pipinya.

"Nayazka! Nayazka Sadana Hanendra! Kakak merindukanmu, adikku. Kau berada dimana? Tinggal dengan siapa? Apa kehidupanmu baik disana? Apa kau bahagia? Apa kau tidak ingat dengan kakakmu ini, hum?" monolog Farraz.

"Semoga kau selalu baik-baik saja disana, adikku. Doa kakak selalu menyertaimu. Dan semoga suatu saat Tuhan mempertemukan kita kembali," ucap Farraz berharap akan doanya.

Setelah puas berbicara dengan adik Kesayangannya, walau hanya dengan sebuah foto. Farraz kembali meletakkan bingkai foto pada tempatnya. Lalu pergi meninggalkan kamar Nayazka.

...***...

Di Kamar Azka

Di kediaman keluarga Adhinatha tampak sepi dimana kedua orang tua Azka sedang berada di Amerika. Sedangkan Azka sendiri masih berada di kamar kesayangannya masih bergelut dengan selimut bermotif Iron Man kesukaannya dan tidak ada niatan untuk membuka mata indahnya itu.

CKLEK..

Terdengar suara pintu terbuka. Terlihat sosok wanita paruh baya yang memasuki kamar. Wanita itu adalah pengasuh Azka. Yang tidak lain adalah Bibi Hanna.

Bibi Hanna mendekati ranjang Azka. Dan Menarik pelan selimut yang menutupi tubuh majikannya itu. Bibi Hanna tersenyum melihat wajah damai majikannya saat tertidur.

"Tuan muda Azka ayo bangun. Ini sudah pukul tujuh pagi. Apa tuan muda Azka tidak kuliah?"

"Eughh!" Azka berlahan membuka matanya.

"Bibi Hanna," sapa Azka.

"Ayoo, buruan tuan muda Azka mandi. Setelah itu turun ke bawah. Bibi sudah siapkan sarapan pagi untuk tuan muda," tutur Bibi Hanna tersenyum sambil mengacak-acak rambut majikannya itu.

"Baiklah, Bibi.

^^^

Di Ruang Makan

Sekarang Azka sudah berada di meja makan. Sarapan sudah tersedia di meja makan lengkap dengan segelas susu kesukaannya.

"Bibi Hanna," panggil Azka.

"Ya tuan muda Azka."

"Temani aku sarapan. Bibi sarapan denganku disini," pinta Azka.

"Tapi tuan muda. Bibi tidak bisa duduk di meja makan yang sama dengan tuan muda Azka," jawab Bibi Hanna.

"Memangnya kenapa? Apa itu salah?" tanya Azka.

"Bibi hanya pelayan dan juga pengasuhnya tuan muda Azka. Jadi bibi tidak pantas menemani tuan muda sarapan."

"Ya sudah. Kalau begitu aku tidak mau sarapan. Aku akan langsung ke kampus saja."

"Jangan begitu tuan muda Azka. Tuan muda harus menghabiskan sarapannya terlebih dahulu. Baru ke kampus."

"Aku akan menghabiskannya, asal bibi Hanna menemaniku dan sarapan bersamaku."

"Huff!" Bibi Hanna menghembuskan nafas kasar. "Baiklah! Bibi akan sarapan bersama tuan muda."

Terukir senyuman manis di bibir Azka dan Bibi Hanna dapat melihat senyuman tersebut. "Terima kasih, Bibi! Bibi yang terbaik!" seru Azka.

"Bibi tidak perlu khawatir. Papi dan Mami tidak akan marah bibi Hanna makan bersamaku disini. Aku jamin itu!"

...***...

Di Kampus

Suasana kantin saat ini begitu ramai. Aarav yang sedang menarik tangan Azka agar berjalan dengan cepat menuju tempat dimana teman-temannya menunggu.

"Yak, Rav! Tidak perlu begini juga. Ngapain harus cepat-cepat jika mereka telah menyiapkan tempat untuk kita," sahut Azka yang tangannya ditarik oleh Aarav.

"Bukan aku yang jalannya cepat, Azka! Kau tuh yang jalannya lambat seperti kura-kura. Lamban tahu nggak," balas Aarav tetap menarik tangan Azka cepat.

"Aish! Sebenarnya ada apa sih?" tanya Azka penasaran.

"Nanti kau tahu sendiri," jawab Aarav singkat.

Mingyu menoleh ke beberapa tempat di kantin itu hingga salah seorang temannya melambaikan tangannya pada Aarav dan Azka agar menghampiri mereka.

Aarav menghampiri mereka dengan Azka yang masih meringis kesakitan karena tarikan Aarav yang begitu kuat dan cepat.

"Maaf, kami telat!"

Setelah mengatakan itu, Aarav lalu mengambil tempat yang telah teman-temannya sediakan untuknya dan Azka.

Teman-temannya Aarav adalah kelompok Brainer dan Brainer juga berteman baik dengan Aryan, Alfan, Randy, Attala, Alman dan Pandy.

"Jadi ini teman barumu, Aarav?" tanya Varo saat melihat Azka.

"Iya, Kak!" Aarav menjawab pertanyaan dari Varo dengan bangganya.

"Wah! Wajahnya manis sekali. Seperti cewek," batin Azri.

"Wajahnya tampan dan juga cantik seperti perempuan," batin Fahri.

"Wajahnya menggemaskan layaknya anak kecil," batin Deva.

"Pengen cium tuh bibirnya. Merah banget," batin Varo.

"Kalau aku perhatikan. Wajahnya mirip Nayazka," batin Pandy.

Azka mengerutkan kedua alisnya bingung. "Tunggu dulu. Apa maksud semua ini, Aarav Pradipta?" tanya Azka dingin.

"Begini, Azka. Aku mengajakmu kesini hanya untuk mengenalkanmu pada teman-temanku. Aku hanya ingin kau memiliki teman agar tidak merasa sendiri. Kami semua benar-benar tulus ingin berteman denganmu," tutur Aarav menjelaskan alasannya.

"Ya, itu benar Azka. Kami benar-benar tulus ingin menjalin hubungan pertemanan denganmu," ujar Attala.

"Aarav sudah banyak cerita tentangmu. Kau pemuda yang sangat pintar, serba bisa, penuh talenta. Bahkan kau juga mengambil dua jurusan di kampus ini Jurusan Komputer dan Jurusan Ekonomi," ucap Farrel.

"Kami sangat kagum padamu," kata Alfan.

Azka langsung berdiri dari duduknya. Dan hal itu sontak membuat mereka kaget. "Aku menghargai niat tulus kalian ingin berteman denganku. Tapi maaf. Aku tidak berminat. Aku bangga dan bahagia dengan aku sendirian seperti ini. Kalau sekedar berteman biasa tak masalah. Tapi kalau sudah menyangkut kelompok atau yang namanya persahabatan atau persaudaraan, aku tidak percaya hal itu. Karena semua itu hanya omong kosong. Yang ada hanya kepalsuan. Jadi aku lebih baik memilih tidak punya sahabat atau saudara," tutur Azka lalu pergi meninggalkan kelompok kelompok Brainer, Aryan, Alfan, Randy, Attala, Alman dan Pandy.

"Aish! Anak itu sombong sekali," kata Randy kesal.

"Kalau salah, Randy!" ucap Deva.

"Apa maksudmu, Deva?" tanya Randy bingung.

"Sebenarnya Azka itu tidaklah sombong. Kita tidak bisa mengatakan orang itu sombong hanya karena dia tidak mau berteman dengan kita. Aku rasa ada sesuatu hal yang membuat Azka tidak mau membuka hatinya untuk menerima seseorang menjadi teman atau sahabatnya. Kitakan tidak tahu tentang kehidupannya seperti apa?" tutur Deva menjelaskan.

"Benar juga apa yang dikatakan kak Deva. Sebenarnya Azka itu  anaknya baik. Cuma saja dia terlalu tertutup. Dia akan banyak bicara hanya saat urusan kuliah," ujar Henry.

"Bagaimana cara agar si Azka itu mau membuka hatinya untuk menerima seseorang menjadi sahabatnya? Didekati saja susah," ujar Leon.

"Begini saja! Kalau kita memang niat kita tulus ingin menjalin hubungan pertemanan dengan Azka. Kita secara diam-diam saja dekati dia. Kalau perlu kita mengawasinya. Dan siapa tahu saat itulah kita bisa membantunya. Dan siapa tahu juga lama-lama Azka pasti akan membuka hatinya untuk kita dan mau menerima kita jadi temannya," usul Dylan.

"Eeemmm!! Ide yang bagus juga," kata Alman dan diangguki oleh yang lainnya.

"Oke! kita semua setuju," jawab mereka semua kompak.

"Sebenarnya siapa dia? Kenapa susah sekali mendekatinya?" batin Aryan.

Terpopuler

Comments

Kim Younttal

Kim Younttal

HEH HEH GK BOLEHHH!!

2022-11-26

0

Ryo gunawan

Ryo gunawan

yang di tunggu2 ceritanya malah gk up wa parah thor,up lah thor😭

2022-11-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!