Di Kediaman Keluarga Hanendra tampak ramai dimana semua anggota keluarga tengah berkumpul diruang keluarga setelah selesai menyantap sarapan pagi. Disana telah berkumpul adik dari Bagas Sadana Hanendra yaitu Arzan Kinza Hanendra dan Adora Lia Hanendra, Rendra Favio Hanendra dan istri Calista Acelin Hanendra. Serta adik dari Karina Agni Hanendra yaitu Danar Zahir Pramudya dan istri Adelia Faranisa Pramudya, Andreas Alexi Pramudya dan istri Agnes Adelia Pramudya.
"Bagaimana kabar pencarian tentang sibungsu kak Bagas?" tanya Arzan.
"Belum ada kabar sama sekali dari orang-orang suruhanku, Arzan. Aku sangat berharap kalau mereka berhasil menemukan keberadaan sibungsu," tutur Bagas dengan wajah sedih. Bagas begitu merindukan putra bungsunya itu.
"Kita semua juga berharap semoga orang-orang suruhan kita berhasil menemukan titik terang dimana keberadaan sibungsu," ucap Andreas menambahkan
^^^
Di Kamar Aryan
"Aryan, Ayolah!" Sampai kapan kau akan mengurung diri di kamar saat berada di rumah? Kau hanya keluar saat ke kampus saja," ucap Pandy.
"Sampai adikku kembali," jawab Aryan.
"Tapi tidak seperti ini juga, Aryan. Bagaimana pun kau harus tetap semangat? Jangan seperti ini," tutur Randy.
"Kami juga merindukannya, Aryan. Sama sepertimu," kata Attala.
"Semangat dan keceriaanku telah dibawa pergi oleh adikku, kak Attala. Aku benar-benar merindukannya. Rindu senyumannya, rindu tawanya, rindu rengekkannya, rindu keusilannya." Aryan berucap dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.
^^^
Di Teras
"Bagaimana usaha orang suruhanmu, kak?" tanya Sandy pada Kim Farraz
"Belum ada hasil sama sekali, Sandy. Padahal pencarian ini sudah dilakukan selama sepuluh tahun," ucap Farraz.
"Pencariannya sedikit terhambat, Sandy. Karena kita tidak memiliki foto Nayazka yang sekarang. Yang kita miliki sekarang foto Nayazka saat umurnya sepuluh tahun," kata Kim Kaivan menambahkan
"Jangan putus asa kak Farraz, kak Kaivan. Kita harus tetap optimis. Kita pasti akan berhasil menemukan keberadaan adik kita," ucap Kevin menghibur kedua kakak sepupunya.
"Ya. Kau benar, Kevin!" seru Farraz.
...***...
Di Kediaman keluarga Adhinatha
Di kamar yang begitu luas dan besar dihuni oleh seorang pemuda berwajah tampan dan manis. Ya, siapa lagi namanya kalau bukan Azka Ahza Adhinatha. Seorang mahasiswa jurusan Ilmu Komputer dan jurusan Ekonomi. Azka masih tertidur lelap dan pulas.
Dhava dan Danisa sudah berada di meja makan. Mereka pagi ini ingin berangkat ke Amerika urusan Bisnis.
"Bibi Hanna," panggil Danisa lembut.
"Ya, Nyonya. Ada apa?" tanya bibi Hanna.
"Azka nya belum bangunkan, Bi? Tolong bangunkan dia ya, Bi Hanna karena kami pagi ini akan berangkat ke Amerika. Jadi kami ingin berpamitan sebelum berangkat," ucap Danisa.
"Baik, Nyonya." Bibi Hanna menjawab perkataan dari Danisa sang majikan. Lalu Bibi Hanna langsung melangkahkan kakinya menuju kamar Azka lantai di lantai atas.
Tok..
Tok..
"Tuan Muda Azka. Tuan dan Nyonya sudah menunggu di meja makan," panggil Bibi Hanna diluar kamar Azka.
CKLEK..
Pintu kamar terbuka. Terlihat seorang pemuda tampan yang berdiri di depan pintu kamar. "Bibi Hanna," sapa Azka.
Bibi Hanna tersenyum gemas melihat wajah bangun tidur tuan mudanya. "Kau sangat lucu tuan muda," goda Bibi Hanna lalu mengacak-acak rambut Azka dan kemudian dirinya memasuki kamar majikannya untuk menyiapkan keperluannya.
"Ayo, Buruan bersihkan diri tuan muda. Kasihan Nyonya Danisa dan Tuan Dhava sudah menunggu di meja makan. Tuan Muda ingatkan kalau mereka pagi ini akan berangkat ke Amerika,?" tutur Bibi Hanna memberitahu.
"Astaga! Aku lupa Bi. Ya, sudah aku mandi dulu!" seru Azka langsung berlari ke kamar mandi.
Sedangkan Bibi Hanna hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat kelakuan majikannya itu. "Dasar Tuan muda. Masih muda sudah lupa."
"Keperluan Tuan muda sudah Bibi siapkan di tempat tidur. Kalau begitu Bibi keluar dulu! teriak Bibi Hanna.
"Ya, Bi! Terima kasih!" teriak Azka balik dari dalam kamar mandi.
^^^
Di Meja Makan
"Apa Azka nya sudah bangun, Bibi?" tanya Danisa.
"Sudah Nyonya. Tuan Muda Azka sedang bersiap-siap," balas Bibi Hanna.
"Baiklah," ucap Danisa.
Tap..
Tap..
Tap..
Terdengar suara langkah kaki menuruni tangga.
"Selamat Pagi Papi, Mami!" sapa Azka.
"Selamat Pagi juga sayang," jawab mereka berdua dengan kompak.
"Ayoo, sayang duduk dan habiskan sarapanmu," titah sang ibunya.
"Baik, Mami." Azka menjawab perkataan ibunya dengan lembut.
"Sayang. Bagaimana kuliahmu. Apa semuanya lancar?" tanya Dhava.
"Lancar dan tak ada masalah," jawab Azka.
"Syukurlah! Setelah selesai kuliah nanti kau yang akan menggantikan Papi di perusahaan. Kau yang akan mengolah semua usaha Papi," ucap Madhava Ahza Adhinatha.
"Baik Papi. Aku akan berusaha sebaik mungkin dan aku akan membuat Papi dan Mami bangga," jawab Azka.
Dhava dan Danisa tersenyum bahagia mendengar ucapan dari putra kesayangannya. "Papi dan Mami yakin dan percaya kau pasti bisa menjadi CEO yang sukses, sayang! tutur Danisa Aurelia Adhinatha.
"Oh ya! Papi dan Mami jam berapa mau berangkat ke Amerika?" tanya Azka.
"Sebentar lagi sayang. Sekitar setengah jam lagi. Sebelum itu, ada yang harus Papi dan Mami urus terlebih dahulu sebelum berangkat," jawab Dhava.
"Jadi putra Mami yang tampan ini apa ada waktu untuk mengantarkan Mami dan Papi ke bandara?" tanya Danisa menggoda putranya.
"Aku akan selalu ada waktu untuk Mami dan Papi. Karena Mami dan Papi adalah kebahagiaanku dan hartaku. Aku menyayangi kalian berdua," tutur Azka tersenyum.
Dhava dan Danisa tersenyum mendengar penuturan sang putra. Mereka bangga dengan kepribadian putra mereka. Mereka sangat dan amat sangat menyayangi Azka dan mereka ingin yang terbaik untuk putra mereka. Azka adalah harta mereka, kebahagiaan mereka, anugerah terindah untuk mereka yang telah diberikan oleh Tuhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments