"Mika! Buka pintunya!!"
"Tidak mau!"
"Kenapa kamu berani melawanku? Apa itu mudah bagimu?", Aruto terus menggerak-gerakkan gagang pintunya. Sedangkan, Mika juga masih bermain dengan kunci pintunya.
"Mudah saja. Aku biasa bertengkar dengan kakak laki-lakiku. Wek!!"
"Sial!! Hanya karna dia pernah bertengkar dengan kakak laki-lakinya langsung membuat hatiku tertusuk. Ternyata, bukan aku saja yang bisa membuatnya berani membantah", batin Aruto.
"Pria itu ternyata cerewet sekali", batin Mika
"Baiklah.. Apa yang bisa membuatmu mau untuk membuka pintu?!"
"Jangan pernah menyebutkan siapa namamu", jawab Mika sedikit memelankan suaranya
"Apa?"
"Jangan pernah menyebutkan siapa namamu?!"
"Haaa?", Aruto heran tidak percaya.
"Oke. Baiklah", jawab Aruto singkat.
Seketika Mika membuka pintunya. Aruto yang masih memikirkannya tiba-tiba hampir saja terjungkal masuk karena tidak ada aba-aba dari Mika.
"Ada, apa?", tanya Mika menyembunyikan diri di belakang pintu dengan mata sedikit melirik ke atas.
"Inikah caramu menghadapi suami?"
"Su su su suami? Si si si si siapa su su suamiku?"
"Bukankah aku ini suamimu?"
"Ma ma ma ma mana mungkin. Mana mungkin seorang suami berani menjual istrinya"
"Mana mungkin seorang suami berani menjual istrinya", Mika mengulanginya lebih jelas.
"Menjual istri? Eeehh..", Aruto melenguh tidak habis pikir mendengar tanggapan Mika.
"Buka pintunya lebih lebar", pinta Aruto
Seketika Mika langsung menarik mundur pintu tersebut sehingga Aruto benar-benar terjungkal masuk ke dalam kamarnya.
"Kamu ini, benar-benar ya!!", ucap Aruto kesal.
"Jika kamu hanya ingin marah, keluarlah", balas Mika.
"Mika!!"
Aruto bangun dan mendorong Mika sampai menjatuhkan punggung Mika di kasur. Bahkan Aruto berani mengangkat kakinya dan menaruh di kasur juga.
"Kamu sangat menarik perhatianku. Tidak ada seorang wanita pun yang berani menganggu ketenanganku, wahai Amika!!"
Mika mulai memalingkan mukanya lagi dengan mengalihkan matanya juga.
"Aku suka caramu memalingkan muka. Ada perasaan takut tapi acuh di sana. Ada perasaan kesal juga disana, tapi hatimu masih lemah. Hatimu gampang luluh dan khawatir", ucap Aruto.
"Menyingkirlah dariku!", Mika mulai mendorong pundak Aruto. Aruto sedikit tersengkal tapi dia lebih serius untuk menjatuhkan ke dua tangannya di antara kepala Mika.
"Mulut ini juga harus dibungkam"
Aruto beralih memegang kedua pergelangan tangan Mika. Menguncinya di atas kasurnya yang empuk.
"Lepaskan. Jangan mencoba menyentuhku yaa!", Mika semakin memalingkan mukanya.
"Kamu lah yang membuatku berani untuk menyentuhmu", Aruto menyeringai.
Aruto mencoba mengarahkan mukanya untuk sejajar dengan muka Mika tapi Mika menolak, dia berganti memalingkan muka ke arah lain. Aruto mencoba mengimbanginya. Tapi, Mika semakin memalingkan mukanya ke kiri dan ke kanan.
"A MI KAAA!!!"
"Tidak ada satu perempuan pun yang berani menganggu ketenanganku. Perempuan itu harus lemah, nurut dan takut dengan lelaki. Sehingga ketika lelaki ingin melakukan suatu hal kepadanya, dia hanya bisa patuh. Mengerti?"
Mika masih acuh.
Aruto semakin kesal. Ujung bibirnya terus bergetar ke atas dengan matanya pun ikut bergerak kesal.
Terpaksa Aruto akan melakukan sesuatu yang belum dan bahkan tidak akan pernah dia lakukan sama sekali kepada perempuan, yaitu, menciumnya.
Aruto langsung mencium bibir Mika dengan sengaja. Mika masih memberontakkan mukanya. Tapi, Aruto masih tetap menangkap bibir yang tidak bisa tenang itu dengan mulutnya.
Akhirnya, ciuman yang mulai tepat mengenai bibir Mika, perlahan-lahan meluluhkan Mika. Seketika Aruto dan Mika merasakan sesuatu yang berbeda di dalam hati mereka. Aruto merasakan perasaan lembut dan hangat saat mencium Mika.
Sedangkan, Mika merasakan perasaan berdebar-debar, cemas, dan ingatan bersama keluarganya. Rasanya mendesir seperti ada perasaan kasih sayang di sana. Dia merasa kasih sayang dari keluarganya telah kembali tapi kebenciannya masih menyelimuti hatinya.
Air mata Mika pun mengalir, Mika mulai sesenggukkan. Mika menangis dan terus menangis. Aruto yang menikmati kecupannya langsung kaget melihat keadaan Mika.
Mika masih terus menangis, tersedu-sedu. Bahkan, suara tangisannya mulai keluar, seperti tangisan anak kecil yang sedang mencari ibunya.
"Hua hua hua.. Hiks.."
"Hua hua hua.. Hiks.."
"Mika, kenapa menangis?"
Aruto kebingungan. Ciuman pertamanya tidak meluluhkan hatinya, tapi malah membuatnya menangis. Aruto bingung.
"Hua hua hua.. Hiks.."
"Hua hua hua.. Hiks.."
"Tingtung.."
Suara bel rumah berbunyi, Aruto yang mendengar itu langsung mengangkat tubuhnya kembali. Dia akan mengembalikan keadaan dirinya yang angkuh itu. Kemudian, meninggalkan Mika sendirian menangis.
"Sudah kubilang kan! Jangan berani bermain-main dengan diriku. A MI KA !!", pungkas Aruto sambil mengusap bibir bawahnya dengan jari jemarinya.
Aruto menutup pintu kamar Mika dan meminta Mika untuk mengunci pintunya kembali jika telah selesai menangis.
Kemudian, berjalan turun tangga menuju pintu rumah. Perjalanan menuju pintu keluar rumah cukup jauh, mengingat rumah Aruto sangat besar dan megah.
Seorang pria dan wanita telah menunggu dengan membalikkan badan.
"Ada apa kalian kesini?"
"Mana gadis itu?!"
Seketika, Wanita itu mendorong pundak Aruto dan masuk rumah begitu saja dengan lancang.
"Tunggu dulu. Aku sudah menelpon lembaga untuk membatalkannya"
"Tidak bisa. Aku akan tetap mengambil gadis itu"
Bantah si wanita. Wanita Dewasa berusia 32 tahun yang bernama Shelin Gerald. Dia CEO lembaga penyalur tenaga kerja. Pekerjaannya adalah menempatkan tenaga kerja pada bidang kerja tertentu, bahkan bisa di luar negeri.
"Jezzz", keluh Aruto sambil menjambak rambut kirinya sendiri. Dia pun mulai menurunkan pandangannya untuk bersiap memberikan tatapan tajam.
"Roy, pegang Aruto. Jangan biarkan dia lepas. Aku akan langsung mengambil gadis itu"
"Tunggu dulu. Aku bilang tunggu ya tunggu!!", Aruto semakin keras mengucapkannya.
"Jadwal kalian kan tiga hari, masih ada hari esok untuk kalian mengambilnya", lanjutnya.
"Itulah kenapa, kau telah membatalkannya jadi aku langsung kesini karna ku tahu besok kau akan membawanya pergi dari sini kan?"
"Haissh!!", balas Aruto singkat.
"Aruto! Ada apa denganmu? Kenapa kau melindunginya? Bukankah setiap kali kau menikah, gadis-gadis yang kau nikahi langsung kau berikan kepada kami bukan?"
"Aku akan mencarikan gadis lain untuk kalian"
"Apa?"
"Aku akan mencarikan gadis lain untuk kalian!!"
"Mudah sekali kau bicara. Baiklah, aku tunggu kedatangan gadis itu. Kalo sampe besok gadis itu tidak datang, aku akan mengambil paksa gadis ini", pungkas Shelin.
"Katerlaluan kalian!! Kenapa kau berani memaksaku seperti ini hah?!"
"Salahmu sendiri Aruto! Kau akhirnya telah menjadi budak kami. Jika kau macam-macam dengan kami, kami bisa menghabisimu. Roy, ayo kita pergi"
Roy pun melepaskan Aruto dan pergi mengikuti Shelin di belakangnya.
"Ada apa dengan diriku? Grrrr!! Ada apa dengan dirikuuu!!", Aruto berteriak-teriak sekeras mungkin dengan terus mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Aku harus berani membawa Mika. Besok, aku akan mengantarkan dia kepada mereka", ucap Aruto dengan mata tajamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
who are you?
semangat berkarya
2023-01-25
0
Zenun
serem juga nasib Mika
2023-01-23
0
Miu Nh.
Haik~
2023-01-01
0