Artara terdiam di dalam mobil, sambil menunggu ibunya di luar yang masih mengobrol dengan gurunya. ia sudah siap mendengar omelan panjang ibunya.
Pintu mobil ditutup dengan keras. Ibu Artara masuk ke dalam mobil dan duduk di samping anaknya.
"Sayang, kenapa kamu gak cerita masalah ini ke mama semalam?" tanya ibunya serius.
"Mah, harus berapa kali aku bilang ke mama, percuma. Mama gak pernah percaya sama aku. Ingat mah, padahal aku anak mama sendiri!" jawab Artara.
"Pasti mengenai masalah hantu lagi?! hantu lagi hantu lagi, mana hantunya?! tunjukkan ke mama, buktikan! jangan jadikan alasan, Artara. Yang namanya hantu itu gak ada. ini masalah serius, tentang pembunuh, kamu pikir itu lelucon?"
Artara terdiam, seperti tak bisa menjawab apa-apa lagi.
"Sekarang kenapa kamu diam, coba mama tanya sama kamu, dan jawab dengan jujur, bisa?" tanya ibunya.
"Terserah, aku gak akan jawab apa pun!"
"Mama ngomong serius sayang!!!" bentak ibu Artara yang mulai terbawa emosi.
"Aku bilang terserah!"
Artara keluar dari dalam mobil, berjalan cepat meninggalkan mobil dan ibunya. Ia tak kuat lagi mendengar ocehan itu, seolah-olah kupingnya di kuliti
"Hey, kamu mau kemana?" Teriak ibunya, berusaha ikut keluar dari dalam mobil.
Artara menangis, berjalan pergi jauh jauh dari Ibunya.
Bus tiba-tiba melintas, Artara langsung melambaikan tangannya. Bus pun tiba-tiba berhenti.
"Dasar anak nakal!" Kesal ibunya.
Baru saja keluar dan berlari mendekati anaknya, Artara tiba-tiba sudah masuk ke dalam bus. Dan saat hendak bersamaan masuk ke dalam, bus sudah berjalan pergi sangat jauh.
Tanpa pikir panjang, ibu langsung kembali masuk kedalam mobil, mengejar bus itu, berharap Artara bisa turun dari bus
Artara melirik melihat seisi bus, dimata orang normal, bus itu nampak kosong dan sepi penumpang. Namun matanya penuh dengan hantu arwah gentayangan. Korban kecelakaan.
Pikiran Nya, lebih baik penuh penumpang, meskipun harus berdesakan. Karna ia tak ingin ruangan busnya penuh dengan hantu yang berbau darah dan bangkai manusia
"Haloooo!!!! " sapa hantu pria tanpa kaki di samping tempat duduknya.
Artara diam tak menghiraukan, ia sebenarnya sudah terbiasa dengan hal hal seperti ini.
"Apakah kau bisa menolong ku? " tanya hantu yang lain.
****
"Ting." Lampu merah tiba-tiba menyala
"Ssstttt......"
Nyaris saja ibu Artara melewati lampu merah, mobilnya pun berhenti.
"Hushhh...!"
Nafasnya terasa berat, ia gagal mengikuti bus itu.
****
"Ting tong... "
Artara berdiri, memencet bel. Sambil menunggu neneknya membuka pintu. perasaannya campur aduk, kesal mengingat ibu namun senang karena bertemu nenek
"Artara? "
Setelah membuka pintu, nenek terlihat terkejut, langsung berjalan mendekat memeluk cucunya.
''Aku kangen sama nenek! " Ujar artara sambil di peluk neneknya.
"Nenek juga!" Jawab nenek sambil melepas pelukannya.
"Gimana kabar nenek?" Tanya artara
"Tentu baik cucuku, kenapa menangis, kamu pasti berantem sama mama kamu ya?" Tanya nenek,sambil tertawa becanda
"Yah, begitu lah nek, masih dengan masalah yang sama!" Jawab Artara
"Ya udah ayo masuk, nenek masakin nasi goreng kesukaan kamu!"
Artara tersenyum, dan berjalan masuk ke dalam rumah, duduk di ruang tamu.
Memang itu tujuan terbesar Artara di rumah nenek, ingin memakan nasi goreng terenak yang belum pernah ia rasakan di manapun, selain karena lama tak makan nasi goreng buatan nenek juga.
Nenek berjalan masuk ke dalam dapur mengambil segelas air teh hangat untuk Artara.
"Nih, minum teh hangat dulu!" Ujar nenek setelah dari dapur.
"Terima kasih nek!" Jawab Artara.
Artara langsung mengambil secangkir teh hangat, dan. Langsung meminumnya. rasanya sedikit manis.
"Nenek ke dapur lagi yah, masakin nasi goreng dulu!" Nenek langsung berjalan kembali ke dalam dapur, untuk memasak nasi goreng untuk cucunya.
"Tunggu nek, boleh duduk dulu!"
Hendak saja neneknya meninggalkan cucunya. Artara menghentikan nya.
"Ada apa?" Tanya nenek setelah duduk di samping cucunya.
"Nek, karena kalung pemberian kakek, banyak sekali orang yang celaka, gara-gara kalung ini!" Jelas Artara.
"Maksud kamu?" Tanya nenek kembali.
"Semalam, ada gangster yang ganggu aku. Dan memukuliku sampai pingsan?! Esoknya, mereka mati nek!" .
Nenek tersenyum, menggenggam erat tangan cucunya.
"Jadi kamu percaya dengan semua perkataan kakek mu dulu?! Begini cucuku tak perlu kamu khawatirkan. Kematian semua itu sudah menjadi takdir, kita sebagai manusia. Hanya bisa menunggu. Kapan kita akan menjadi giliran, jadi gak usah berfikir yang aneh-aneh ya?"
"Baik nek!" Jawab Artara.
Ia kembali bingung,siapa lagi yang hendak ia ceritakan, nenek nya saja tak percaya. Sama seperti Ibunya. Ia benar-benar tak habis pikir, bagaimana mana ia bisa hidup normal, jika mereka selalu bergentayangan di sekeliling hidupnya
Nenek pun kembali berdiri, berjalan ke dalam dapur.
jogong memandang sekelilingnya menatap foto kenangan nya dulu, terlihat sangat jelas ada kake dan dirinya di masa kecil. Artara tersenyum, begitu rindu momen-momen di masa kecil bersama kakeknya. Kalau saja kake masih hidup, sudah pasti hidupnya tak akan semenderita ini.
"Drrrttt" (Suara handphone nya bergetar)
makan langsung mengambil nya, dan ternyata ibunya menelfon.
"Halo ma, ada apa?" Tanya artara.
"Kamu di rumah nenek kan?" Jawab ibunyam
"Iya memang ada apa?" Tanya Artara.
"Cepat pulang ke rumah!" Perintah ibunya
"Tid" (Suara mematikan telepon)
Tanpa menjawab, Artara mematikan teleponnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Luk Man
ayoooo semangat thor
2023-03-22
1
alulavika
up.lgi dong kak, eh bus hantu udah tamat?
2022-12-28
0