kerumah nenek

Artara keluar dari dalam mobil, berjalan cepat meninggalkan mobil dan ibunya. 

"Hey, kamu mau kemana?" Teriak ibunya, berusaha ikut keluar dari dalam mobil. 

Artara menangis, berjalan pergi jauh jauh dari Ibunya.

Bus tiba-tiba melintas, Artara langsung melambaikan tangannya. Bus pun tiba-tiba berhenti. 

"Anak nakal!" Kesal ibunya. 

Baru saja keluar dan berlari mendekati anaknya, Artara tiba-tiba sudah masuk ke dalam bus. 

Ibu langsung kembali masuk kedalam mobil, mengejar bus itu. 

Artara melirik melihat seisi bus, dimata orang normal, bus itu nampak kosong dan sepi penumpang. Namun matanya penuh dengan hantu arwah gentayangan. Korban kecelakaan. 

Pikiranya, lebih baik penuh penumpang, meskipun harus berdesakan. Karna ia tak ingin ruangan busnya penuh dengan hantu yang berbau darah. 

"Ting." Lampu merah tiba-tiba menyala

"Ssstttt......"

Nyaris saja ibu Artara melewati lampu merah, mobilnya pun berhenti. 

"Hushhh...!" 

Nafasnya terasa berat, ia gagal mengikuti bus itu

****

"Ting tong... "

Artara berdiri, memencet bel. Sambil menunggu neneknya membuka pintu.

"Artara? "

Setelah membuka pintu, nenek terlihat terkejut, langsung berjalan mendekat memeluk cucunya.

''Aku kangen sama nenek! " Ujar artara sambil di peluk neneknya. 

"Nenek juga!" Jawab nenek sambil melepas pelukannya.

"Gimana kabar nenek?" Tanya artara

"Tentu baik cucuku, kenapa menangis, kamu pasti berantem sama mama kamu ya?" Tanya nenek,sambil tertawa becanda

"Yah, begitu lah nek, masih dengan masalah yang sama!" Jawab Artara

"Ya udah ayo masuk, nenek masakin nasi goreng kesukaan kamu!"

Artara tersenyum, dan berjalan masuk ke dalam rumah, duduk di ruang tamu. Memang itu tujuan terbesar artara di rumah nenek, ingin memakan nasi goreng terenak yang belum pernah ia rasakan di manapun.

Nenek berjalan masuk ke dalam dapur mengambil segelas air teh hangat untuk Artara.

"Nih, minum teh hangat dulu!" Ujar nenek setelah dari dapur.

"Terima kasih nek!" Jawab Artara. 

Artara langsung mengambil secangkir teh hangat, dan. Langsung meminumnya.

"Nenek ke dapur lagi yah, masakin nasi goreng dulu!" Nenek langsung berjalan kembali ke dalam dapur, untuk memasak nasi goreng untuk cucunya.

"Tunggu nek, boleh duduk dulu!" 

Hendak saja neneknya meninggalkan cucunya. Artara menghentikan nya. 

"Ada apa?" Tanya nenek setelah duduk di samping cucunya. 

"Nek, karena kalung pemberian kakek, banyak sekali orang yang celaka, gara-gara kalung ini!" Jelas Artara. 

"Maksud kamu?" Tanya nenek kembali. 

"Semalam, ada gangster yang ganggu aku. Dan memukuliku sampai pingsan?! Esoknya, mereka mati nek!" . 

Nenek tersenyum, menggenggam erat tangan cucunya. 

"Jadi kamu percaya dengan semua perkataan kakek mu dulu?! Begini cucuku tak perlu kamu khawatirkan. Kematian semua itu sudah menjadi takdir, kita sebagai manusia. Hanya bisa menunggu. Kapan kita akan menjadi giliran, jadi gak usah berfikir yang aneh-aneh ya?"

"Baik nek!" Jawab Artara. 

Ia kembali bingung,siapa lagi yang hendak ia curhatkan, nenek nya saja tak percaya. Sama seperti Ibunya. 

Nenek pun kembali berdiri, berjalan ke dalam dapur. 

*****

Artara memandang sekelilingnya menatap foto kenangan nya dulu, terlihat sangat jelas ada kake dan dirinya di masa kecil. Artara tersenyum, begitu rindu momen-momen di masa kecil bersama kakeknya.

"Drrrttt" (Suara handphone nya bergetar)

Artara langsung mengambil nya, dan ternyata ibunya menelfon.

"Halo ma, ada apa?" Tanya artara. 

"Kamu di rumah nenek kan?" Jawab ibunyam

"Iya memang ada apa?" Tanya Artara. 

"Cepat pulang kerumah!" Perintah ibunya

"Tid" (Suara mematikan telepon)

Tanpa menjawab, Artara mematikan teleponnya.

****####****

"Ini, nasi gorengnya sudah jadi! "

Nenek tersenyum menatap Antara, duduk di sampingnya. Berharap cucunya akan suka dengan masakannya.

"Terimakasih nenek! " jawab Artara tak sabaran ingin langsung memekannya.

"Aya udah, langsung di makan, keburu dingin loh!"

Artara langsung memakan nya, namun di beberapa suapan.

"Artara? " panggil ibunya.

Ternyata ibu nya sudah masuk ke dalam rumah, menatapnya sambil berdiri.

"Mama? " jawab Artara. 

"Pulang ke rumah sekarang!" perintah ibunya.

"Sayang, biarlah, cucuku disini, kalo boleh menginap disini beberapa hari! " ujar nenek. 

"Mama, ini anak aku ma, jangan ikut campur, aku yang lahirin dia, bukan mama! "

"Memang kamu yang lahirin artara, tapi mama lebih mengerti anak kamu di timbang kamu!" jawab nenek. 

Ibu artara diam, tak mampu menjawab. memilih duduk di samping anaknya artara.

"Mama memang selalu memanjakan Artara!" sindir ibu. 

"Mama juga selalu memanjakan kaka!" balas artara sambil mengunyah nasi goreng. 

Ibu kembali di buat diam, nenek sedikit tersenyum mendengar nya.

"Mah, aku mau dong nasi goreng nya, masa cucu nya aja!" ibu tiba tiba-tiba luluh dan tersenyum. Tak terlihat marah kembali.

Nenek tertawa, mendengarnya. langsung berdiri.

"Ya udah ayok bantu mama!" jawab nenek. 

Ibu Artara tertawa dan langsung masuk ke dapur bersama nenek. Artara juga tertawa melihat kehangatan keluarga nya itu.

"Artara!"

Baru saja di tinggal nenek dan ibunya kedapur. tiba-tiba tiba ada yang memanggilnya di belakang. 

"Ada apa, lo mau?" tanya artara

"Mau dong!" jawab nya

"minta tuh sama nenek aku!" jawab artara.

Guntur, sahabat hantu nya. Ia adalah sosok hantu laki laki berusia 23 tahun lebih tua darinya. Rambutnya berwarna hitam, dengan wajahnya yang pucat, berbibir merah.

"Tumben kesini?" tanya guntur.

"Biasa lah, lagi ada masalah sama mama aku!" jawab artara masih memakan nasi goreng.

"Haduh, gua aja. Yang tiap kali denger curhatan kamu, udah blenger aku. Apa perlu aku ganggu sampai ketakutan biar percaya sama ke gituan!"

"Tak perlu guntur, kasian mama aku, nanti bisa gila lagi, hahaha!" jawab Artara

"Biarin, sekalian. Kan kamu nya yang gak repot di marahin mulu!" jawab Guntur.

"Sudah sudah, candra mana?" tanya Artara

"Candra di belakang, biasa suka duduk di pinggir pohon besar!"

Candra teman hantunya yang lain nya, ia juga masih berteman dengan dengan Guntur. Umurnya terlihat 19 tahun,terpaut lebih tua sedikit dari Artara. tubuhnya kaku, pucat, dan sering mengeluarkan lidah nya. Karna mati bunuh diri di pohon itu.

Tepat nasi goreng sudah habis, ia langsung pergi ke belakang rumah, menemui Candra bersama Guntur.

"Masih ngalamun nih?" tanya Artara di balik tubuh Candra.

candra bengong, dan saat melirik ke belakang, ada Artara.

"kenapa kesini, bosen liat kamu!" jawab Candra.

"yeee, pas gk ada di cariin, pas ada di usir!" ceplos Guntur.

"hahaha" tawa Artara

Artara terduduk di samping candra, menatapnya. Sedikit sedih melihat nya, mengingat curhatan nya yang selalu ingin di hidup kan kembali, karna ia menyesal bunuh diri. Karna masalah keluarga.

"lu kenapa kesini, pasti ada masalah sama nyokap kan?" tebak Candra

"Yah, begitulah. Dari dulu memang, gak pernah selesai!" jawab Artara.

"Lu harusnya bersyukur, masih punya ibu, Seenggaknya ibu kamu, menginginkan yang terbaik buat kamu!" nasihat Candra.

"Ough ya?! bentar lagi, umur kamu kaya aku kan?! sekarang kamu 18 kan ?" tanya Candra. 

"Yah, jadi dewasa tidak menyenangkan!" jawab Artara.

"Kata siapa, aku semasa hidup dulu, di umur 19,adalah masa penuh dengan cinta!" Guntur ikut berbincang. 

"Tak satu pun ada cewek yang mau ama gua!" bantah Artara. 

"Gimana mau dapet cewek?! Lu nya aja introvert?!'' bantah Guntur. 

"Sayang!" panggil ibunya. 

Saat asyik berbincang dengan teman hantunya, tiba tiba ibunya menemui, sedikit berekpresi aneh.

"eh mama!" jawab Artara. 

"Kau ngapain di sini, di belakang rumah. dibawah pohon ngomong sendirian pula?"

"Hah, gak papa ma, bosan aja!"

"Ya udah ayo masuk rumah, bentar lagi gelap, udah mau malem!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!