Bab 5. Berita Miring

Adam pulang ke Jakarta pagi ini, meninggalkan Mentari yang merasa bersalah telah membuat Adam pergi lebih cepat dari jadwal yang seharusnya. Jika Mentari boleh jujur, sebenarnya dia tidak ingin berpisah dan mengakhiri hubungan mereka secepat ini. Tapi Mentari harus menerima semua keputusan yang telah dia dan Adam buat.

"Meski aku yang meminta engkau pergi, tapi tahukah kamu Mas, hatiku selalu merindu dan menanti mu untuk kembali." ucap Mentari tiga tahun yang lalu saat dia harus melepas kepergian Adam.

Hari ini, untuk kedua kalinya Mentari melepas kepergian Adam. Sama seperti tiga tahun yang lalu, Mentari tidak pernah lupa dengan kata-kata yang dia ucapkan.

"Mas, aku tahu kamu pun sama seperti aku, tidak ingin cinta kita berakhir sampai di sini. Tapi inilah jalan terbaik untuk kita, Mas. BERPISAH. Meskipun aku berharap suatu saat nanti kita akan bertemu lagi untuk kembali merajut cinta dan hidup bersama."

Mentari meneteskan air mata mengingat kata-kata yang pernah dia ucapkan tiga tahun yang lalu. Jika dulu dia masih bisa berharap untuk bisa kembali bersama, tapi kali ini sudah benar-benar berakhir. Adam kembali pada keluarganya dan Mentari menerima perjodohan yang dibuat Wardoyo.

Aryo yang melihat Mentari dari kaca spion ikut merasakan kesedihan yang Mentari rasakan. Untuk kali kedua, dia menjadi saksi kedua insan yang tidak bisa bersama.

"Pak Aryo, tolong antar saya langsung ke kampus dan tolong barang-barang milik saya yang tertinggal di kediaman Harley, nanti antarkan ke rumah bu Astri." ucap Mentari.

"Baik Mbak. Tapi...."

"Saya baik-baik saja Pak." ucap Mentari memotong perkataan Aryo.

"Tapi Mbak Tari harus janji sama saya, jangan sedih lagi. Mbak Tari harus bahagia walau tanpa Pak Adam." ucap Aryo.

"Doakan saya bahagia ya Pak." jawab Mentari.

"Pasti Mbak, kalau Mbak Tari bahagia, saya yakin pak Adam juga bahagia." balas Aryo.

"Terimakasih Pak." ucap Mentari begitu tiba di depan gedung fakultasnya.

Aryo menurunkan Mentari didepan fakultasnya, fakultas FISIPOL. Kekasih hati Adam itu mengambil jurusan hubungan internasional, mengikuti cita-citanya yang ingin pergi keluar negeri.

Karena hari ini Aryo tidak membawa mobil perusahaan, melainkan mobil pribadinya pemberian Adam, maka Mentari tidak keberatan untuk diantarkan sampai didepan fakultasnya.

Aryo kembali melajukan kendaraannya menuju Bandara, Adam menunggunya disana untuk kembali ke perusahaan. Aryo tidak habis pikir dengan cara Adam menjaga dan melindungi miliknya, sampai harus berpura-pura kembali ke Jakarta. Dan lugunya seorang Mentari, dia percaya begitu saja dengan Adam yang melepaskannya.

"Semoga saja kalian akhirnya bisa bersama." gumam Aryo mendoakan Adam dan Mentari.

Masuk kedalam gedung fakultas, Mentari merasa semua orang yang berpapasan dengan dirinya melihat dirinya tidak biasa.

"Ada apa dengan mereka?" tanya Mentari didalam hati.

Menghiraukan pandagan orang-orang pada dirinya, Mentari terus melangkahkan kakinya menuju kelas dimana hari ini dia bertugas mendampingi pak Joko sebagai asisten dosen.

"Ay." panggil Meta dan langsung menarik Mentari untuk menjauh dari orang-orang yang melihat Mentari dengan tatapan tidak biasa.

"Kenapa kamu masih nekat ke kampus?" tanya Meta kesal.

"Apa yang salah aku ke kampus?" Mentari balik bertanya.

"Ay, apa kamu tidak tahu gosip yang berkembang sekarang?" tanya Meta lagi.

Mentari menggeleng, dia baru saja tiba di kampus bagaimana dia tahu gosip yang ada di kampusnya.

Meta menghembuskan nafas kasar, "Ini." ucap Meta sambil menyerahkan ponselnya pada Mentari.

'Sok suci, ternyata jadi sugar daddy.' kalimat berita yang Mentari baca di group mahasiswa fakultasnya. Tidak hanya tulisan, ada foto Adam yang terlihat sedang menyentuh wajahnya kemarin, saat di parkiran. Untungnya wajah Adam tidak terlihat jelas, membuat Mentari sedikit lega karena hanya orang-orang yang mengenal Adam saja yang tahu jika pria itu adalah Adam Harley.

"Jadi mereka membicarakan aku." ucap Mentari sambil mengembalikan ponsel milik Meta.

"Biarkan saja, aku lelah kalau harus membela diri, Met." ucap Mentari lagi.

"Kamu pulang saja, Ay. Pak Joko juga tidak masuk hari ini. Untuk mencari tahu siapa yang pertama kali membuat berita ini, biar aku dan Hugo yang mencarinya." ucap Meta memberitahu Mentari.

"Tidak perlu Met, biarkan saja. Bukankah itu kenyataannya, aku memang punya hubungan terlarang dengan mas Adam." sahut Mentari.

"Jadi berita itu benar."

Mentari menarik nafas panjang saat melihat Hardi yang bicara dan mendengarkan percakapannya dengan Meta.

"Itu berita tidak benar Kak." ucap Meta membela Mentari.

Sahabatnya tidak salah, Mentari sudah berusaha untuk menjaga hatinya untuk tidak jatuh dalam pelukan Adam, tapi laki-laki itu yang menjebak Mentari masuk dalam kehidupannya. Meta sebagai sahabat tidak terima jika hanya Mentari yang harus menanggung hujatan banyak orang tentang hubungan keduanya.

"Jadi karena itu kamu menolakku selama ini." ucap Hardi lagi menghiraukan ucapan Meta.

"Siapa dia?" tanya Hardi.

"Aku tidak percaya, ternyata kelakuan kamu lebih buruk dari Ratu, Tari. Aku sungguh menyesal telah jatuh cinta padamu." ucap Hardi lagi setelah tidak mendapat jawaban dari Mentari.

Hati Mentari teriris mendengar ucapan Hardi. Sungguh dia tidak percaya, laki-laki sebaik Hardi bicara seperti itu padanya dan percaya begitu saja dengan berita miring dirinya. Sungguhkah Hardi selama ini mencintainya?

Tapi Mentari bisa apa? Dia memang menjalin hubungan dengan Adam tapi dia bukan sugar deddy seperti yang dituduhkan padanya. Meskipun begitu, sebagai seorang wanita dia memang buruk, dirinya tak ayal sama seperti pelakor di luar sana.

"Jaga ucapan Kakak, sebaiknya cari tahu dulu kebenarannya sebelum menuduh hal yang tidak baik pada orang lain." ucap Meta. Dia marah mendengar sahabatnya dituduh berprilaku buruk.

"Ayo kita pergi dari sini, Ay." ajak Meta sambil menarik tangan Mentari untuk meninggalkan tempat itu.

"Kakak pasti akan menyesal telah menghina Mentari." ucap Meta begitu dia melewati Hardi.

Meta membawa Mentari ke kantin fakultas tehnik, disana sudah ada Hugo yang menunggunya. Disini Mentari aman, karena gosip tentang sahabatnya itu hanya beredar di fakultas mereka.

"Skripsi kamu bagaimana Ay?" tanya Meta begitu mereka sudah duduk dimana Hugo berada.

"Sudah sampai bab terakhir." jawab Mentari.

"Aku sarankan sebaiknya kamu tidak usah ke kampus dulu, Ay. Fokus saja sama skripsi kamu" ucap Meta.

Mentari menggeleng, dia tidak akan menyembunyikan diri. Dia juga punya kewajiban menjadi asisten dosen.

"Tidak usah ambil pusing dengan gosip itu, biarkan saja Met." jawab Mentari.

"Tidak bisa begitu, Ay. Aku dan Hugo akan tetap mencari tahu siapa yang membuat berita itu dan menyebarkannya di group fakultas." jawab Meta.

"Kalian kalau ingin bicara berdua silakan, aku pergi dulu." ucap Mentari.

"Kemana?" tanya Meta.

"Bu Astri meminta aku menemuinya, mungkin dia sudah lihat berita itu." jawab Mentari.

"Apa perlu aku temani, aku bisa meberikan saksi kalau berita itu bohong."

"Aku sendiri saja, bu Astri mengenal aku dengan baik dia pasti tidak percaya dengan berita itu. Kamu disini saja, kasihan Hugo." jawab Mentari.

Kembali ke fakultasnya, Mentari kembali menerima tatapan tidak biasa pada dirinya. Mentari tersenyum pada mereka, seolah-olah dia tidak tahu ada berita miring tentang dirinya.

Sementara itu, diruang pimpinan perusahaan Harley yang ada di Jogja, Aryo disibukkan oleh perintah Adam untuk mencari tahu siapa laki-laki yang dijodohkan dengan Mentari. Berbekal informasi dari Mentari gambaran pekerjaan calon suaminya, Aryo pun berselancar di dunia maya untuk mencari tahu.

"Ketemu." ucap Aryo membuat Adam langsung mendekat.

"Dia punya tiga cabang, lumayan besar usahanya." ucap Adam.

"Dia, bukankah dia...."

"Bapak kenal dia?" tanya Aryo.

"Iya, dia kekasih Cindy saudara saya yang tinggal di Belanda. Saya pernah bertemu dia." ucap Adam.

"Ar, perintahkan orang kita yang ada di Bandung mencari informasi lebih banyak tentang dia." ucap Adam memberi perintah pada Aryo.

...🌿🌿🌿...

...Menikah Jadi Istri Kedua...

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

apa pun alasanya.. hubungan mereka tetap salah.. cinta memang tak bisa di tebak pd siapa dia akan jautuh tp setiap org punya pilihan...

2024-12-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pertemuan Pertama
2 Bab 2. Pertemuan Kedua
3 Bab 3. Hubungan Terlarang
4 Bab 4. Kembali Berpisah
5 Bab 5. Berita Miring
6 Bab 6. Baik Baik Saja
7 Bab 7. Pernikahan Mentari
8 Bab 8. Pergi Ke Bandung
9 9. Banu
10 Bab 10. Bertemu Arya
11 Bab 11. Mengetahui Rahasia
12 Bab 12. Akhirnya Tahu
13 Bab 13. Meminta Cerai
14 Bab 14. Bertemu Lagi
15 Bab 15. Tidur Bersama
16 Bab 16. Pulang
17 Bab 17. Terlambat
18 Bab 18. Pengakuan Banu
19 Bab 19. Mengunjungi Wardoyo
20 Bab 20. Lamaran
21 Bab 21. Menyelesaikan Masalah
22 Bab 22. Cemburu
23 Bab 23. Adam Pulang
24 Bab 24. Kunjungan Trio Kwek Kwek
25 Bab 25. Di Cafe Zein
26 Bab 26. Pengakuan Azizah
27 Bab 27. Ke Jakarta
28 Bab 28. Berkenalan
29 Bab 29. Bersama Keluarga Adam
30 Bab 30. Pesan Ancaman
31 Bab 31. Belanja
32 Bab 32. Bertemu Sarah
33 Bab 33. Mengunjungi Bude
34 Bab 34. Di Bandara
35 Bab 35. Langsung Ke Purwokerto
36 Bab 36. Sarah Lagi
37 Bab 37. Matahariku
38 Bab 38. Masa Lalu
39 Bab 39. Tidak Biasanya
40 Bab 40. Permintaan.
41 Bab 41. Dibuat Malu
42 Bab 42. Rencana Indah
43 Bab 43. Bertemu Rival Meta
44 Bab 44. Akad
45 Bab 45. Bicara
46 Bab 46. Resepsi
47 Bab 47. Cerita Asraf
48 Bab 48. Pertama Kali
49 Bab 49. Pulang
50 Bab 50. Ale dan Dafa
51 Bab 51. Cepat Dewasa
52 Bab 52. Wisuda
53 Bab 53. Tiba Di Belanda
54 Bab 54. Mengunjungi Azizah
55 Bab 55. Mulai Kuliah
56 Bab 56. Berkunjung Ke Perusahaan
57 Bab 57. Sekertaris Adam
58 Bab 58. Banyak Pengganggu
59 Bab 59. Sabar
60 Bab 60. Dejavu
61 Bab 61. Pulang Ke Indonesia
62 Bab 62. Berita Bahagia
63 Bab 63. Tidak Suka
64 Bab 64. Kelakuan Adam
65 Bab 65. Kebersamaan
66 Bab 66. Bahagia
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1. Pertemuan Pertama
2
Bab 2. Pertemuan Kedua
3
Bab 3. Hubungan Terlarang
4
Bab 4. Kembali Berpisah
5
Bab 5. Berita Miring
6
Bab 6. Baik Baik Saja
7
Bab 7. Pernikahan Mentari
8
Bab 8. Pergi Ke Bandung
9
9. Banu
10
Bab 10. Bertemu Arya
11
Bab 11. Mengetahui Rahasia
12
Bab 12. Akhirnya Tahu
13
Bab 13. Meminta Cerai
14
Bab 14. Bertemu Lagi
15
Bab 15. Tidur Bersama
16
Bab 16. Pulang
17
Bab 17. Terlambat
18
Bab 18. Pengakuan Banu
19
Bab 19. Mengunjungi Wardoyo
20
Bab 20. Lamaran
21
Bab 21. Menyelesaikan Masalah
22
Bab 22. Cemburu
23
Bab 23. Adam Pulang
24
Bab 24. Kunjungan Trio Kwek Kwek
25
Bab 25. Di Cafe Zein
26
Bab 26. Pengakuan Azizah
27
Bab 27. Ke Jakarta
28
Bab 28. Berkenalan
29
Bab 29. Bersama Keluarga Adam
30
Bab 30. Pesan Ancaman
31
Bab 31. Belanja
32
Bab 32. Bertemu Sarah
33
Bab 33. Mengunjungi Bude
34
Bab 34. Di Bandara
35
Bab 35. Langsung Ke Purwokerto
36
Bab 36. Sarah Lagi
37
Bab 37. Matahariku
38
Bab 38. Masa Lalu
39
Bab 39. Tidak Biasanya
40
Bab 40. Permintaan.
41
Bab 41. Dibuat Malu
42
Bab 42. Rencana Indah
43
Bab 43. Bertemu Rival Meta
44
Bab 44. Akad
45
Bab 45. Bicara
46
Bab 46. Resepsi
47
Bab 47. Cerita Asraf
48
Bab 48. Pertama Kali
49
Bab 49. Pulang
50
Bab 50. Ale dan Dafa
51
Bab 51. Cepat Dewasa
52
Bab 52. Wisuda
53
Bab 53. Tiba Di Belanda
54
Bab 54. Mengunjungi Azizah
55
Bab 55. Mulai Kuliah
56
Bab 56. Berkunjung Ke Perusahaan
57
Bab 57. Sekertaris Adam
58
Bab 58. Banyak Pengganggu
59
Bab 59. Sabar
60
Bab 60. Dejavu
61
Bab 61. Pulang Ke Indonesia
62
Bab 62. Berita Bahagia
63
Bab 63. Tidak Suka
64
Bab 64. Kelakuan Adam
65
Bab 65. Kebersamaan
66
Bab 66. Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!