Bab 4. Kembali Berpisah

"Ay akan menikah Mas." ucap Mentari memberitahu Adam.

Mereka baru saja selesai menikmati makan siang di sebuah rumah makan yang tidak jauh dari kediaman keluarga Harley.

Saat ini Mentari sedang berdiri dipinggir gajebo sambil memperhatikan ikan yang bebas berenang kesana kemari. Andai saja dia bisa bebas seperti ikan-ikan itu, dia bisa berlari kesana kemari mencari kebahagiaanya. Sayangnya semua hanya angan dan mimpi yang harus dia kubur.

Sementara Adam, laki-laki itu tengah memeluk erat Mentari dari belakang sambil menyandarkan dagunya di pundak Mentari dan sesekali mencium pipi kekasih hatinya.

Adam yang tidak percaya dengan ucapan Mentari langsung membalik tubuh gadis yang dicintainya itu, dia ingin meyakinkan apa yang dikatakan Mentari adalah bohong. Adam belum siap melepas Mentari jatuh ke pelukan laki-laki lain disaat dia sedang mencoba untuk kembali merajut ikatan yang terlepas tiga tahun yang lalu.

Egois, Adam mengakui dirinya egois. Adam bahkan berniat menjadikan Mentari istri keduanya setelah gadis yang dicintainya itu lulus kuliah. Karena itulah Adam kembali menemui Mentari dan memberikan harapan untuk mereka bisa hidup bersama.

"Siapa laki-laki itu Ay?" tanya Adam setelah yakin Mentari mengatakan yang sebenarnya.

Mentari menggelengkan kepala, "Ay tidak kenal, Mas. Dia anak sahabat abah yang dijodohkan dengan Ay." jawab Mentari.

"Mengapa tidak menolaknya?" tanya Adam.

"Tidak bisa, Ay tidak bisa membantah apa yang sudah menjadi keputusan abah, Mas." jawab Mentari.

"Mas yang akan bicara dengan abah kamu, Ay." ucap Adam.

"Untuk apa?" tanya Mentari.

"Meminta kamu untuk menjadi istri Mas." jawab Adam yang langsung dibalas Mentari dengan menggelengkan kepalanya.

"Jangan berbuat kesalahan lagi, kamu sudah menikah Mas. Ingat itu!

Bagaimana kamu menjelaskan tentang status kamu pada abah?" tanya Mentari.

"Biar itu Mas yang urus." jawab Adam.

"Meminta Ay jadi istri kedua kamu, Mas?" tanya Mentari lagi.

"Ay tidak mau, Ay tidak mau berbagi suami. Biar kan Ay menikah dengan pria pilihan abah meski Ay harus terluka." jawab Mentari pertanyaanya sendiri.

"Mas juga terluka, Ay." ucap Adam.

"Ini adil untuk kita." balas Mentari.

"Kita sama-sama menikah dengan orang lain meski kita tidak mencintai mereka." Mentari melanjutkan ucapanya.

"Kita pulang." ucap Adam sambil menarik tangan Mentari untuk mengikutinya.

Adam membawa Mentari pulang ke kediaman Harley yang ada di Jogja. Tidak ada siapa-siapa yang tinggal dikediaman ini, tepat ini hanya untuk persinggahan keluarga Harley yang berlibur di Jogja.

"Minum dulu sayang." ucap Adam menyodorkan secangkir coklat hangat pada Mentari.

Mentari merasakan darahnya kembali berdesir mendengar Adam memanggilnya sayang, mengapa laki-laki ini masih bersikeras mengembalikan hubungan yang sudah mereka akhiri tiga tahun yang lalu.

Adam duduk disamping Mentari, menggenggam erat tangan yang sempat dia lepaskan tiga tahun yang lalu.

"Ay, Mas tidak bisa melepaskan kamu untuk kedua kalinya." ucap Adam.

"Kita harus akhiri dan benar-benar berakhir untuk kali ini. Biarkan rasa ini tersimpan disudut hati yang paling dalam." jawab Mentari.

Adam tidak bisa menerima jawaban Mentari, dia tidak akan melepaskan kekasih hatinya. Cukup sudah dia bersandiwara seolah hidupnya baik-baik saja terpisah dari Mentari selama lebih dari tiga tahun terakhir ini.

"Maaf, Mas tidak bisa." jawab Adam lalu mencium bibir Mentari yang kembali menjadi candunya, bibir yang dia rindukan selama tiga tahun ini.

"I love you matahari ku." bisik Adam setelah mengakhiri tautan mereka lalu membawa Mentari dalam rengkuhannya.

Lagi-lagi bukan kebahagiaan yang Mentari rasakan mendengar ucapan cinta Adam, tapi dia kembali menangis, menagis dalam pelukan laki-laki yang dia cintai.

Adam tidak melepaskan pelukannya sampai Mentari menghentikan tangisannya. Dia tidak bermaksud untuk menyakiti Mentari dengan ungkapan cintanya, Adam ingin Mentari tahu rasa cintanya tidak pernah berubah selama tiga tahun berpisah.

Adam membaringkan Mentari dikamarnya, gadis yang dia cintai tertidur dalam pelukannya karena lelah menangis. Mata sembab mentari membuat Adam benar-benar merasa bersalah.

"Maaf, Mas terlambat untuk berani menunjukkan pada dunia bahwa kamu adalah gadis yang Mas cintai sayang." ucap Adam sambil menyelipkan rambut Mentari yang menutupi wajahnya.

Harusnya dia menceraikan Azizah sejak dulu, tapi perjanjian bodoh yang pernah dia ucapkan membuatnya terperangkap dalam pernikahan semu. Mereka hanya memperlihatkan kedekatan mereka sebagai suami istri di depan keluarga, selebihnya mereka akan menjaga jarak bila hanya berdua.

Adam ke luar dari kamar tidur setelah menyelimuti Mentari, dia menuju dapur untuk mengecek bahan makanan apa yang tersimpan di kulkas. Penjaga kediaman ini biasanya akan mengisi kulkas dengan bahan-bahan makanan begitu tahu pemilik kediaman ini datang.

Adam ingin membuat makanan kesukaan Mentari yang sering mereka masak berdua, bahkan Adam sering masak makanan ini disaat dia rindu pada Mentari.

"Ar, kamu sedang apa?" tanya Adam yang menemukan Aryo di dapur.

"Masak mie instan Pak. Bapak mau?" tanya Aryo.

"Untuk kamu saja." jawab Adam.

"Ar, Mentari akan menikah dengan pria lain. Saya harus bagaimana?" tanya Adam pada Aryo.

Aryo melanjutkan kegiatannya memasak mie instan, bukan tidak ingin menjawab pertanyaan Adam tapi Aryo juga tidak tahu jawabannya.

"Apa saya harus melepaskan dia, Ar?" tanya Adam lagi.

"Dia akan menikah dengan siapa? Apa anak laki-laki itu?" tanya Aryo membicarakan Hardi.

"Bukan dengan anak itu, tapi dengan anak sahabat abahnya. Mereka di jodohkan." jawab Adam.

"Kalau seperti itu Bapak dan mbak Tari impas." jawab Aryo.

"Mengapa jawaban kamu sama seperti jawaban Mentari." ucap Adam membuat Aryo terkekeh.

"Jika Bapak tidak bisa mengakhiri pernikahan Bapak dengan Bu Azizah, sebaiknya Bapak biarkan mbak Mentari menikah dengan pria pilihan orang tuanya." ucap Aryo memberi saran.

"Sebenarnya saya datang kembali untuk memintanya menjadi istri saya, Ar. Tapi Mentari tidak mau jika menjadi yang kedua, meski dia tahu cinta yang saya miliki hanya untuk dia." ucap Adam memberitahu Aryo.

"Pak, jika kalian berjodoh saya yakin akan ada pertemuan berikutnya yang bisa membuat kalian akhirnya bersama." ucap Aryo.

"Maksud kamu Ar?" tanya Adam tidak mengerti.

"Mungkin saja Bapak dan mbak Tari tidak berjodoh untuk saat ini, tapi besok atau lusa dan yang akan datang kita tidak tahu apa yang akan terjadi." jawab Aryo.

Adam diam sambil memperhatikan Aryo yang sedang memasak. Sebagai orang kepercayaan Adam, Aryo sangat menjaga rahasia hubungan Mentari dan Adam yang sebenarnya dan juga orang yang bisa Adam ajak berdiskusi khususnya masalah Mentari.

Mentari membuka matanya dan menemukan dirinya berada di atas tempat tidur. Sambil mengembalikan kesadarannya, Mentari mencoba mengingat apa yang terjadi.

"Sayang, kamu sudah bangun." sapa Adam yang masuk ke kamar untuk memeriksa Mentari.

"Baru saja." jawab Mentari.

"Kamu pasti lapar. Ayo, Mas tadi masak makanan kesukaan kamu." ucap Adam memberitahu Mentari.

Adam membawa Mentari untuk duduk di meja makan, untuk menunjukkan hasil masakannya pada Mentari.

"Mas membuatnya sendiri?" tanya Mentari tidak percaya.

"Sebagai permintaan maaf." jawab Adam.

"Mas Adam tidak perlu melakukan ini semua, Mas."

"Maaf membawa kamu masuk dalam kehidupan Mas."

"Mas Adam...."

Adam tidak mengizinkan Mentari melanjutkan ucapannya, "Aaa'." ucap Adam meminta Mentari membuka mulutnya.

"Besok Mas akan pulang ke Jakarta." ucap Adam setelah Mentari menerima suapan darinya.

"Jaga dirimu baik-baik. Mungkin ini pertemuan kita terakhir, tapi mungkin juga akan ada pertemuan yang ketiga." ucap Adam lagi melanjutkan kata-katanya.

Mentari diam, dia tidak menyangka Adam akan secepat ini kembali ke Jakarta.

Mentari tidak tahu jika Adam mempercepat kunjungannya di Jogja karena dia tidak ingin Mentari terluka lagi olehnya. Cukup sudah air mata yang keluar dari mata Mentari karena dirinya, karena dia yang salah telah membawa Mentari masuk kedalam hidupnya. Adam berjanji akan membayar setiap air mata yang Mentari keluarkan dengan kebahagiaan.

"Mentari Ayesha, jika ada pertemuan ketiga, apakah kamu mau kita menjalani hidup bersama?" tanya Adam.

...🌻🌻🌻🌻🌻...

...L🌻VE untuk MATAHARI ku...

Episodes
1 Bab 1. Pertemuan Pertama
2 Bab 2. Pertemuan Kedua
3 Bab 3. Hubungan Terlarang
4 Bab 4. Kembali Berpisah
5 Bab 5. Berita Miring
6 Bab 6. Baik Baik Saja
7 Bab 7. Pernikahan Mentari
8 Bab 8. Pergi Ke Bandung
9 9. Banu
10 Bab 10. Bertemu Arya
11 Bab 11. Mengetahui Rahasia
12 Bab 12. Akhirnya Tahu
13 Bab 13. Meminta Cerai
14 Bab 14. Bertemu Lagi
15 Bab 15. Tidur Bersama
16 Bab 16. Pulang
17 Bab 17. Terlambat
18 Bab 18. Pengakuan Banu
19 Bab 19. Mengunjungi Wardoyo
20 Bab 20. Lamaran
21 Bab 21. Menyelesaikan Masalah
22 Bab 22. Cemburu
23 Bab 23. Adam Pulang
24 Bab 24. Kunjungan Trio Kwek Kwek
25 Bab 25. Di Cafe Zein
26 Bab 26. Pengakuan Azizah
27 Bab 27. Ke Jakarta
28 Bab 28. Berkenalan
29 Bab 29. Bersama Keluarga Adam
30 Bab 30. Pesan Ancaman
31 Bab 31. Belanja
32 Bab 32. Bertemu Sarah
33 Bab 33. Mengunjungi Bude
34 Bab 34. Di Bandara
35 Bab 35. Langsung Ke Purwokerto
36 Bab 36. Sarah Lagi
37 Bab 37. Matahariku
38 Bab 38. Masa Lalu
39 Bab 39. Tidak Biasanya
40 Bab 40. Permintaan.
41 Bab 41. Dibuat Malu
42 Bab 42. Rencana Indah
43 Bab 43. Bertemu Rival Meta
44 Bab 44. Akad
45 Bab 45. Bicara
46 Bab 46. Resepsi
47 Bab 47. Cerita Asraf
48 Bab 48. Pertama Kali
49 Bab 49. Pulang
50 Bab 50. Ale dan Dafa
51 Bab 51. Cepat Dewasa
52 Bab 52. Wisuda
53 Bab 53. Tiba Di Belanda
54 Bab 54. Mengunjungi Azizah
55 Bab 55. Mulai Kuliah
56 Bab 56. Berkunjung Ke Perusahaan
57 Bab 57. Sekertaris Adam
58 Bab 58. Banyak Pengganggu
59 Bab 59. Sabar
60 Bab 60. Dejavu
61 Bab 61. Pulang Ke Indonesia
62 Bab 62. Berita Bahagia
63 Bab 63. Tidak Suka
64 Bab 64. Kelakuan Adam
65 Bab 65. Kebersamaan
66 Bab 66. Bahagia
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1. Pertemuan Pertama
2
Bab 2. Pertemuan Kedua
3
Bab 3. Hubungan Terlarang
4
Bab 4. Kembali Berpisah
5
Bab 5. Berita Miring
6
Bab 6. Baik Baik Saja
7
Bab 7. Pernikahan Mentari
8
Bab 8. Pergi Ke Bandung
9
9. Banu
10
Bab 10. Bertemu Arya
11
Bab 11. Mengetahui Rahasia
12
Bab 12. Akhirnya Tahu
13
Bab 13. Meminta Cerai
14
Bab 14. Bertemu Lagi
15
Bab 15. Tidur Bersama
16
Bab 16. Pulang
17
Bab 17. Terlambat
18
Bab 18. Pengakuan Banu
19
Bab 19. Mengunjungi Wardoyo
20
Bab 20. Lamaran
21
Bab 21. Menyelesaikan Masalah
22
Bab 22. Cemburu
23
Bab 23. Adam Pulang
24
Bab 24. Kunjungan Trio Kwek Kwek
25
Bab 25. Di Cafe Zein
26
Bab 26. Pengakuan Azizah
27
Bab 27. Ke Jakarta
28
Bab 28. Berkenalan
29
Bab 29. Bersama Keluarga Adam
30
Bab 30. Pesan Ancaman
31
Bab 31. Belanja
32
Bab 32. Bertemu Sarah
33
Bab 33. Mengunjungi Bude
34
Bab 34. Di Bandara
35
Bab 35. Langsung Ke Purwokerto
36
Bab 36. Sarah Lagi
37
Bab 37. Matahariku
38
Bab 38. Masa Lalu
39
Bab 39. Tidak Biasanya
40
Bab 40. Permintaan.
41
Bab 41. Dibuat Malu
42
Bab 42. Rencana Indah
43
Bab 43. Bertemu Rival Meta
44
Bab 44. Akad
45
Bab 45. Bicara
46
Bab 46. Resepsi
47
Bab 47. Cerita Asraf
48
Bab 48. Pertama Kali
49
Bab 49. Pulang
50
Bab 50. Ale dan Dafa
51
Bab 51. Cepat Dewasa
52
Bab 52. Wisuda
53
Bab 53. Tiba Di Belanda
54
Bab 54. Mengunjungi Azizah
55
Bab 55. Mulai Kuliah
56
Bab 56. Berkunjung Ke Perusahaan
57
Bab 57. Sekertaris Adam
58
Bab 58. Banyak Pengganggu
59
Bab 59. Sabar
60
Bab 60. Dejavu
61
Bab 61. Pulang Ke Indonesia
62
Bab 62. Berita Bahagia
63
Bab 63. Tidak Suka
64
Bab 64. Kelakuan Adam
65
Bab 65. Kebersamaan
66
Bab 66. Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!