Bab 2. Pertemuan Kedua

Mentari Ayesha Wardoyo baru saja menutup panggilan telepon dari Wardoyo. Pria yang dia panggil abah itu baru saja memberi kabar kalau dia sudah menerima lamaran untuk Mentari dari sahabatnya yang memiliki putra seorang pengusaha percetakan di Bandung.

Mentari tidak bisa menerima keputusan sepihak abahnya, tapi dia juga tidak berani membantah keputusan Wardoyo. Sibuk dengan pikirannya sendiri, Mentari tidak menyadari jika didepan sana ada Astri, sang dosen yang sedang berjalan kearahnya.

"Ay, akhirnya Ibu bisa menemukan kamu." tegur Astri membuat Mentari terkejut karena nama kecilnya yang dipanggil.

Hanya orang-orang terdekat Mentari saja yang memanggilnya Ay, dan Astri salah satu dari orang luar selain keluarganya yang memanggil dia Ay. Hubungan Mentari dan Astri bukan hanya sebagai dosen dan mahasiswi, tapi juga sebagai ibu kos dan anak kos. Astri bahkan menganggap Mentari seperti putrinya sendiri.

Sejak kuliah di Jogja, Mentari tinggal di rumah Astri yang masih berada tidak jauh dari kampus. Astri sendiri yang meminta Mentari untuk tinggal di rumahnya, setelah tahu Mentari adalah putri dari sahabat suaminya.

"Ibu, ada apa Bu?" tanya Mentari yang juga sudah menganggap Sri seperti ibunya sendiri, apa lagi Mentari sudah tidak memiliki ibu sejak usianya tujuh belas tahun.

Sudah lebih dari tiga tahun Mentari dan Astri tinggal satu atap membuat mereka sangat mengenal satu sama lain.

"Sejak tadi Ibu telepon kamu tapi nadanya sibuk terus." ucap Astri mengeluh.

"Maaf Bu, tadi abah sedang bicara dengan Ay." jawab Mentari.

"Ya sudah, yang penting sekarang kamu sudah ada bersama Ibu. Tolong antarkan berkas ini ke perusahaan Harley ya, Nduk. Mereka memintanya untuk acara kampus besok." ucap Astri meminta tolong pada Mentari.

Mendengar nama Harley membuat Mentari kembali mengingat kenangan Tiga tahun yang lalu, nama yang selalu menggetarkan hatinya hingga saat ini.

"Mas mencintaimu Ay."

Bukan bahagia mendengar ungkapan cinta Adam, tapi Mentari menangis. Menagisi kenyataan cinta mereka tidak bisa saling memiliki. Mentari jatuh cinta pada laki-laki yang sudah memiliki istri dan anak. Dia bisa apa? Sekuat apapun dia mencoba membentengi hatinya, tapi pria yang membuatnya jatuh cinta itu terus meruntuhkan benteng yang dia bangun.

"Ay mau pulang." ucap Mentari.

"Katakan kalau kamu juga mencintai Mas, Ay." pinta Adam.

"Untuk apa?" tanya Mentari.

"Agar Mas tahu apa yang akan Mas lakukan kedepannya." jawab Adam.

Mentari menggeleng, "Jangan pernah berpikir untuk bercerai darinya."

"Ay." panggil Adam yang kembali memeluk Mentari dari belakang. "Biarkan seperti ini sebentar saja." pinta Adam.

Dan Mentari tidak bisa melupakan hari dimana Adam menyatakan cintanya. Apalagi pelukan itu berakhir dengan ciuman pertamanya yang dicuri Adam.

"Ay." panggil Astri yang melihat Mentari hanya diam saja.

"Iya Bu, sini Mentari antarkan berkasnya ke perusahaan Harley." jawab Mentari membuat Astri tersenyum senang.

Tapi tidak dengan Mentari, dia mencoba menenangkan diri setelah menyanggupi permintaan Astri.

"Ayolah Mentari, mengapa kamu harus takut. Bukan Mas Adam yang meminta berkas ini, tapi pimpinan baru perusahaan Harley." ucap Mentari didalam hati untuk menguatkan dirinya yang akan kembali menginjakkan kakinya di perusahaan Harley setelah lebih dari tiga tahun dia tidak pernah lagi mengunjungi perusahaan itu.

Tiba diperusahaan Harley, satpam yang mengenal siapa Mentari langsung menyapa dan menyambutnya.

"Selamat datang kembali di perusahaan Harley, Mbak Mentari." sapa Harun.

"Selamat siang Pak Harun, ternyata Bapak masih mengenali saya." balas Mentari.

"Bagaiman Bapak bisa lupa sama asisten pak Adam yang cantik ini." jawab Harun yang dibalas Mentari hanya dengan senyum. Ada perasaan kecewa yang Mentari rasakan, Ternyata hanya karena Adam dirinya diingat oleh orang-orang diperusahaan ini.

"Mbak Mentari langsung saja ke ruangan pimpinan." ucap pak Harun lagi.

"Saya belum bilang tujuan saya datang untuk apa." ucap Mentari.

"Maaf saya lupa, Mbak Tari biasanya datang kan untuk ke ruangan pimpinan." jawab pak Harun sambil terkekeh menutupi kesalahannya.

Mentari tersenyum, wajar jika yang diingat Harun seperti yang pria paruh baya itu ucapkan, karena itu adalah kebenaran.

"Saya datang untuk memberikan berkas ini, berkas universitas saya yang diminta perusaahan Harley untuk acara besok." jawab Mentari menjelaskan.

"Kalau begitu saya benar, meminta Mbak Tari langsung ke ruangan pimpinan.

Tadi sekertaris pimpinan memberikan pesan pada saya untuk mengantar pihak universitas yang membawa berkas langsung ke ruang pimpinan." jawab pak Harunn menjelaskan.

"Ternyata orangnya Mbak Tari." ucap Harun lagi.

"Mari saya antar Mbak." ucap pak Harunn yang dijawab Mentari dengan anggukan.

Sepanjang jalan menuju ruang pimpinan, Mentari coba menetralkan degup jantungnya yang semakin kencang, entah mengapa dia merasa akan terjadi sesuatu padanya.

"Oh Mentari apa kamu berharap dia yang ada di ruangan pimpinan. Itu tidak mungkin Mentari, dia sudah lama tidak kembali. Bukankah kamu sendiri yang memintanya untuk mengakhiri kisah kalian. Jadi jangan berhap lagi"

"Aku tidak mengharapkan ada dia, aku bahkan takut jika ternyata benar dia yang ada didalam sana."

Hati dan pikiran Mentari berperang, membuat Mentari menarik nafas panjang lalu menghembuskannya berlahan untuk menenangkan diri.

"Bu, ini mbak Mentari yang membawa berkas dari universitasnya yang diminta bapak." ucap pak Husen pada sekertaris pimpinan.

"Langsung keruangan pimpinan saja Pak, mbak nya sudah ditunggu bapak." jawab sekertaris itu ramah.

"Silakan masuk Mbak Tari." ucap pak Harun sambil membukan pintu untuk Mentari.

"Terimakasih Pak Harun." jawab Mentari.

Pak Harun kembali menutup pintu ruangan begitu Mentari sudah berada didalam ruangan pimpinan, jantung Mentari kembali berdebar masuk keruangan ini, ruangan yang menyimpan banyak kenangan.

Mentari tidak melihat ada orang diruangan ini, "Apa pimpinannya sedang ke toilet." gumam Mentari sambil mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan.

Ruangan yang menjadi saksi bisu pernyataan cinta Adam padanya untuk pertama kalinya. Ruangan yang banyak menyimpan kenangan kebersamaanya dengan Adam. Mentari menghentikan langkahnya begitu dia sadar dia telah di depan jendela, entah mengapa kakinya membawanya kembali berdiri di tempat ini.

Baru saja Mentari akan berbalik untuk duduk di sofa dan menunggu pimpinan perusahaan menemuinya, dia merasakan tangan kekar yang dia tahu siapa pemiliknya memeluknya dari belakang. Jantung Mentari kembali berdetak kencang, jika boleh jujur dia merindukan Adam, bahkan sangat merindukannya.

"Mas merindukan mu, Ay." ucap Adam berbisik di telinga Mentari.

"Mas sengaja meminta berkas ini pada bu Astri biar dia meminta Ay yang mengantarkannya." ucap Mentari membalas ungkapan perasaan rindu Adam padanya.

Kini Mentari tahu, semua ini hanya alasan Adam agar dia kembali menginjakkan kakinya di tempat ini. Mentari lupa, jika Adam bisa melakukan apa saja untuk menjebaknya dirinya kembali bersama pria yang semakin mengeratkan pelukannya.

"Apa lagi yang bisa Mas lakukan untuk bisa segera bertemu kamu, hem." jawab Adam.

"Mengapa Mas, mengapa kita harus kembali bertemu?" tanya Mentari.

"Karena Tuhan mengijinkan kita untuk kembali bertemu, sayang" jawab Adam.

"Tapi Tuhan tetap tidak mengizinkan kita untuk bersama." balas Mentari dengan mata berkaca-kaca.

"Maaf." ucap Adam.

Lagi dan lagi Mentari harus meneteskan air mata untuk Adam. Dan laki-laki itu lagi-lagi hanya memeluknya erat. Bagaimana dia bisa melupakan Adam jika laki-laki yang memeluknya saat ini selalu saja menampakkan diri disaat dia berusaha menata hati.

Mentari mendorong Adam untuk menjauh membuat Adam terkejut.

"Ay." panggil Adam begitu mentari hendak melangkah meninggalkannya.

"Biarkan Mas memeluk mu Ay, apa kamu tidak merindukan Mas." ucap Adam yang kembali menarik mentari masuk kedalam pelukannya.

"Mas."

"Jangan pergi." pinta Adam.

Mentari merasa dejavu, kejadian tiga tahun yang lalu kini terulang kembali. Lagi-lagi Mentari harus terjerat belenggu cinta Adam yang sulit dia lepaskan.

...🌻🌻🌻🌻🌻...

...L🌻VE untuk MATAHARI ku...

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

nyesek banget sih kisah cinta mereka

2024-12-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pertemuan Pertama
2 Bab 2. Pertemuan Kedua
3 Bab 3. Hubungan Terlarang
4 Bab 4. Kembali Berpisah
5 Bab 5. Berita Miring
6 Bab 6. Baik Baik Saja
7 Bab 7. Pernikahan Mentari
8 Bab 8. Pergi Ke Bandung
9 9. Banu
10 Bab 10. Bertemu Arya
11 Bab 11. Mengetahui Rahasia
12 Bab 12. Akhirnya Tahu
13 Bab 13. Meminta Cerai
14 Bab 14. Bertemu Lagi
15 Bab 15. Tidur Bersama
16 Bab 16. Pulang
17 Bab 17. Terlambat
18 Bab 18. Pengakuan Banu
19 Bab 19. Mengunjungi Wardoyo
20 Bab 20. Lamaran
21 Bab 21. Menyelesaikan Masalah
22 Bab 22. Cemburu
23 Bab 23. Adam Pulang
24 Bab 24. Kunjungan Trio Kwek Kwek
25 Bab 25. Di Cafe Zein
26 Bab 26. Pengakuan Azizah
27 Bab 27. Ke Jakarta
28 Bab 28. Berkenalan
29 Bab 29. Bersama Keluarga Adam
30 Bab 30. Pesan Ancaman
31 Bab 31. Belanja
32 Bab 32. Bertemu Sarah
33 Bab 33. Mengunjungi Bude
34 Bab 34. Di Bandara
35 Bab 35. Langsung Ke Purwokerto
36 Bab 36. Sarah Lagi
37 Bab 37. Matahariku
38 Bab 38. Masa Lalu
39 Bab 39. Tidak Biasanya
40 Bab 40. Permintaan.
41 Bab 41. Dibuat Malu
42 Bab 42. Rencana Indah
43 Bab 43. Bertemu Rival Meta
44 Bab 44. Akad
45 Bab 45. Bicara
46 Bab 46. Resepsi
47 Bab 47. Cerita Asraf
48 Bab 48. Pertama Kali
49 Bab 49. Pulang
50 Bab 50. Ale dan Dafa
51 Bab 51. Cepat Dewasa
52 Bab 52. Wisuda
53 Bab 53. Tiba Di Belanda
54 Bab 54. Mengunjungi Azizah
55 Bab 55. Mulai Kuliah
56 Bab 56. Berkunjung Ke Perusahaan
57 Bab 57. Sekertaris Adam
58 Bab 58. Banyak Pengganggu
59 Bab 59. Sabar
60 Bab 60. Dejavu
61 Bab 61. Pulang Ke Indonesia
62 Bab 62. Berita Bahagia
63 Bab 63. Tidak Suka
64 Bab 64. Kelakuan Adam
65 Bab 65. Kebersamaan
66 Bab 66. Bahagia
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1. Pertemuan Pertama
2
Bab 2. Pertemuan Kedua
3
Bab 3. Hubungan Terlarang
4
Bab 4. Kembali Berpisah
5
Bab 5. Berita Miring
6
Bab 6. Baik Baik Saja
7
Bab 7. Pernikahan Mentari
8
Bab 8. Pergi Ke Bandung
9
9. Banu
10
Bab 10. Bertemu Arya
11
Bab 11. Mengetahui Rahasia
12
Bab 12. Akhirnya Tahu
13
Bab 13. Meminta Cerai
14
Bab 14. Bertemu Lagi
15
Bab 15. Tidur Bersama
16
Bab 16. Pulang
17
Bab 17. Terlambat
18
Bab 18. Pengakuan Banu
19
Bab 19. Mengunjungi Wardoyo
20
Bab 20. Lamaran
21
Bab 21. Menyelesaikan Masalah
22
Bab 22. Cemburu
23
Bab 23. Adam Pulang
24
Bab 24. Kunjungan Trio Kwek Kwek
25
Bab 25. Di Cafe Zein
26
Bab 26. Pengakuan Azizah
27
Bab 27. Ke Jakarta
28
Bab 28. Berkenalan
29
Bab 29. Bersama Keluarga Adam
30
Bab 30. Pesan Ancaman
31
Bab 31. Belanja
32
Bab 32. Bertemu Sarah
33
Bab 33. Mengunjungi Bude
34
Bab 34. Di Bandara
35
Bab 35. Langsung Ke Purwokerto
36
Bab 36. Sarah Lagi
37
Bab 37. Matahariku
38
Bab 38. Masa Lalu
39
Bab 39. Tidak Biasanya
40
Bab 40. Permintaan.
41
Bab 41. Dibuat Malu
42
Bab 42. Rencana Indah
43
Bab 43. Bertemu Rival Meta
44
Bab 44. Akad
45
Bab 45. Bicara
46
Bab 46. Resepsi
47
Bab 47. Cerita Asraf
48
Bab 48. Pertama Kali
49
Bab 49. Pulang
50
Bab 50. Ale dan Dafa
51
Bab 51. Cepat Dewasa
52
Bab 52. Wisuda
53
Bab 53. Tiba Di Belanda
54
Bab 54. Mengunjungi Azizah
55
Bab 55. Mulai Kuliah
56
Bab 56. Berkunjung Ke Perusahaan
57
Bab 57. Sekertaris Adam
58
Bab 58. Banyak Pengganggu
59
Bab 59. Sabar
60
Bab 60. Dejavu
61
Bab 61. Pulang Ke Indonesia
62
Bab 62. Berita Bahagia
63
Bab 63. Tidak Suka
64
Bab 64. Kelakuan Adam
65
Bab 65. Kebersamaan
66
Bab 66. Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!