Mentari Ayesha Wardoyo baru saja menutup panggilan telepon dari Wardoyo. Pria yang dia panggil abah itu baru saja memberi kabar kalau dia sudah menerima lamaran untuk Mentari dari sahabatnya yang memiliki putra seorang pengusaha percetakan di Bandung.
Mentari tidak bisa menerima keputusan sepihak abahnya, tapi dia juga tidak berani membantah keputusan Wardoyo. Sibuk dengan pikirannya sendiri, Mentari tidak menyadari jika didepan sana ada Astri, sang dosen yang sedang berjalan kearahnya.
"Ay, akhirnya Ibu bisa menemukan kamu." tegur Astri membuat Mentari terkejut karena nama kecilnya yang dipanggil.
Hanya orang-orang terdekat Mentari saja yang memanggilnya Ay, dan Astri salah satu dari orang luar selain keluarganya yang memanggil dia Ay. Hubungan Mentari dan Astri bukan hanya sebagai dosen dan mahasiswi, tapi juga sebagai ibu kos dan anak kos. Astri bahkan menganggap Mentari seperti putrinya sendiri.
Sejak kuliah di Jogja, Mentari tinggal di rumah Astri yang masih berada tidak jauh dari kampus. Astri sendiri yang meminta Mentari untuk tinggal di rumahnya, setelah tahu Mentari adalah putri dari sahabat suaminya.
"Ibu, ada apa Bu?" tanya Mentari yang juga sudah menganggap Sri seperti ibunya sendiri, apa lagi Mentari sudah tidak memiliki ibu sejak usianya tujuh belas tahun.
Sudah lebih dari tiga tahun Mentari dan Astri tinggal satu atap membuat mereka sangat mengenal satu sama lain.
"Sejak tadi Ibu telepon kamu tapi nadanya sibuk terus." ucap Astri mengeluh.
"Maaf Bu, tadi abah sedang bicara dengan Ay." jawab Mentari.
"Ya sudah, yang penting sekarang kamu sudah ada bersama Ibu. Tolong antarkan berkas ini ke perusahaan Harley ya, Nduk. Mereka memintanya untuk acara kampus besok." ucap Astri meminta tolong pada Mentari.
Mendengar nama Harley membuat Mentari kembali mengingat kenangan Tiga tahun yang lalu, nama yang selalu menggetarkan hatinya hingga saat ini.
"Mas mencintaimu Ay."
Bukan bahagia mendengar ungkapan cinta Adam, tapi Mentari menangis. Menagisi kenyataan cinta mereka tidak bisa saling memiliki. Mentari jatuh cinta pada laki-laki yang sudah memiliki istri dan anak. Dia bisa apa? Sekuat apapun dia mencoba membentengi hatinya, tapi pria yang membuatnya jatuh cinta itu terus meruntuhkan benteng yang dia bangun.
"Ay mau pulang." ucap Mentari.
"Katakan kalau kamu juga mencintai Mas, Ay." pinta Adam.
"Untuk apa?" tanya Mentari.
"Agar Mas tahu apa yang akan Mas lakukan kedepannya." jawab Adam.
Mentari menggeleng, "Jangan pernah berpikir untuk bercerai darinya."
"Ay." panggil Adam yang kembali memeluk Mentari dari belakang. "Biarkan seperti ini sebentar saja." pinta Adam.
Dan Mentari tidak bisa melupakan hari dimana Adam menyatakan cintanya. Apalagi pelukan itu berakhir dengan ciuman pertamanya yang dicuri Adam.
"Ay." panggil Astri yang melihat Mentari hanya diam saja.
"Iya Bu, sini Mentari antarkan berkasnya ke perusahaan Harley." jawab Mentari membuat Astri tersenyum senang.
Tapi tidak dengan Mentari, dia mencoba menenangkan diri setelah menyanggupi permintaan Astri.
"Ayolah Mentari, mengapa kamu harus takut. Bukan Mas Adam yang meminta berkas ini, tapi pimpinan baru perusahaan Harley." ucap Mentari didalam hati untuk menguatkan dirinya yang akan kembali menginjakkan kakinya di perusahaan Harley setelah lebih dari tiga tahun dia tidak pernah lagi mengunjungi perusahaan itu.
Tiba diperusahaan Harley, satpam yang mengenal siapa Mentari langsung menyapa dan menyambutnya.
"Selamat datang kembali di perusahaan Harley, Mbak Mentari." sapa Harun.
"Selamat siang Pak Harun, ternyata Bapak masih mengenali saya." balas Mentari.
"Bagaiman Bapak bisa lupa sama asisten pak Adam yang cantik ini." jawab Harun yang dibalas Mentari hanya dengan senyum. Ada perasaan kecewa yang Mentari rasakan, Ternyata hanya karena Adam dirinya diingat oleh orang-orang diperusahaan ini.
"Mbak Mentari langsung saja ke ruangan pimpinan." ucap pak Harun lagi.
"Saya belum bilang tujuan saya datang untuk apa." ucap Mentari.
"Maaf saya lupa, Mbak Tari biasanya datang kan untuk ke ruangan pimpinan." jawab pak Harun sambil terkekeh menutupi kesalahannya.
Mentari tersenyum, wajar jika yang diingat Harun seperti yang pria paruh baya itu ucapkan, karena itu adalah kebenaran.
"Saya datang untuk memberikan berkas ini, berkas universitas saya yang diminta perusaahan Harley untuk acara besok." jawab Mentari menjelaskan.
"Kalau begitu saya benar, meminta Mbak Tari langsung ke ruangan pimpinan.
Tadi sekertaris pimpinan memberikan pesan pada saya untuk mengantar pihak universitas yang membawa berkas langsung ke ruang pimpinan." jawab pak Harunn menjelaskan.
"Ternyata orangnya Mbak Tari." ucap Harun lagi.
"Mari saya antar Mbak." ucap pak Harunn yang dijawab Mentari dengan anggukan.
Sepanjang jalan menuju ruang pimpinan, Mentari coba menetralkan degup jantungnya yang semakin kencang, entah mengapa dia merasa akan terjadi sesuatu padanya.
"Oh Mentari apa kamu berharap dia yang ada di ruangan pimpinan. Itu tidak mungkin Mentari, dia sudah lama tidak kembali. Bukankah kamu sendiri yang memintanya untuk mengakhiri kisah kalian. Jadi jangan berhap lagi"
"Aku tidak mengharapkan ada dia, aku bahkan takut jika ternyata benar dia yang ada didalam sana."
Hati dan pikiran Mentari berperang, membuat Mentari menarik nafas panjang lalu menghembuskannya berlahan untuk menenangkan diri.
"Bu, ini mbak Mentari yang membawa berkas dari universitasnya yang diminta bapak." ucap pak Husen pada sekertaris pimpinan.
"Langsung keruangan pimpinan saja Pak, mbak nya sudah ditunggu bapak." jawab sekertaris itu ramah.
"Silakan masuk Mbak Tari." ucap pak Harun sambil membukan pintu untuk Mentari.
"Terimakasih Pak Harun." jawab Mentari.
Pak Harun kembali menutup pintu ruangan begitu Mentari sudah berada didalam ruangan pimpinan, jantung Mentari kembali berdebar masuk keruangan ini, ruangan yang menyimpan banyak kenangan.
Mentari tidak melihat ada orang diruangan ini, "Apa pimpinannya sedang ke toilet." gumam Mentari sambil mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan.
Ruangan yang menjadi saksi bisu pernyataan cinta Adam padanya untuk pertama kalinya. Ruangan yang banyak menyimpan kenangan kebersamaanya dengan Adam. Mentari menghentikan langkahnya begitu dia sadar dia telah di depan jendela, entah mengapa kakinya membawanya kembali berdiri di tempat ini.
Baru saja Mentari akan berbalik untuk duduk di sofa dan menunggu pimpinan perusahaan menemuinya, dia merasakan tangan kekar yang dia tahu siapa pemiliknya memeluknya dari belakang. Jantung Mentari kembali berdetak kencang, jika boleh jujur dia merindukan Adam, bahkan sangat merindukannya.
"Mas merindukan mu, Ay." ucap Adam berbisik di telinga Mentari.
"Mas sengaja meminta berkas ini pada bu Astri biar dia meminta Ay yang mengantarkannya." ucap Mentari membalas ungkapan perasaan rindu Adam padanya.
Kini Mentari tahu, semua ini hanya alasan Adam agar dia kembali menginjakkan kakinya di tempat ini. Mentari lupa, jika Adam bisa melakukan apa saja untuk menjebaknya dirinya kembali bersama pria yang semakin mengeratkan pelukannya.
"Apa lagi yang bisa Mas lakukan untuk bisa segera bertemu kamu, hem." jawab Adam.
"Mengapa Mas, mengapa kita harus kembali bertemu?" tanya Mentari.
"Karena Tuhan mengijinkan kita untuk kembali bertemu, sayang" jawab Adam.
"Tapi Tuhan tetap tidak mengizinkan kita untuk bersama." balas Mentari dengan mata berkaca-kaca.
"Maaf." ucap Adam.
Lagi dan lagi Mentari harus meneteskan air mata untuk Adam. Dan laki-laki itu lagi-lagi hanya memeluknya erat. Bagaimana dia bisa melupakan Adam jika laki-laki yang memeluknya saat ini selalu saja menampakkan diri disaat dia berusaha menata hati.
Mentari mendorong Adam untuk menjauh membuat Adam terkejut.
"Ay." panggil Adam begitu mentari hendak melangkah meninggalkannya.
"Biarkan Mas memeluk mu Ay, apa kamu tidak merindukan Mas." ucap Adam yang kembali menarik mentari masuk kedalam pelukannya.
"Mas."
"Jangan pergi." pinta Adam.
Mentari merasa dejavu, kejadian tiga tahun yang lalu kini terulang kembali. Lagi-lagi Mentari harus terjerat belenggu cinta Adam yang sulit dia lepaskan.
...🌻🌻🌻🌻🌻...
...L🌻VE untuk MATAHARI ku...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Sandisalbiah
nyesek banget sih kisah cinta mereka
2024-12-09
0