Mama Heva benar-benar penasaran dengan sosok Deswey Herley, tidak ada satupun info tentang Deswey Herley apakah dia keluarga terhormat, atau aku saja yang terlalu berfantasi gumam Mama Heva.
Herlan sibuk dengan pekerjaannya, hingga pikiran bergelayut pada sosok wanita yang ada dipikirannya.
"Argh... kenapa juga aku memikirkan wanita dekil itu sungguh menjijikan, bahkan dia mengancam ku kalau aku akan jatuh cinta dengan dia dulu, hahaha sehebat apa dia hingga aku harus takhluk pada wanita tersebut," gumam Herlan tertawa lepas.
"Bos.. sejak kapan anda bisa tertawa?, apakah sejak Nona Deswey hadir dalam hidup bos yaa?," ucap Veri asistennya sambil mengamati sikap bos nya.
"Ih ngacok kamu, mana mungkin aku tertawa karena wanita menjijikan itu tak sudi sama sekali," ucap Herlan sambil menampakkan wajah jijiknya jika mengingat nama Deswey.
"Bos, tarik omongan kamu bos, nggak baik berucap demikian nanti malah sebaliknya,"ucap Very.
"Kamu kesini untuk urusan apa?, mau laporan atau mau mengejek saya," ucap Herlan kesal..
"Laporan bos, sorry bos bercanda," ucap Very memberikan berkas yang akan di tanda tangan.
Very pun pergi dari ruangan kantor tersebut. meninggalkan Herlan yang memikirkan pembicaraan nya dengan Veri barusan.
"Hahaha, mana mungkin seorang laki-laki ganteng dan kaya seperti saya akan jatuh cinta dengan Deswey wanita dekil seperti itu," ucap Herlan pada dirinya sendiri.
Mama Heva pun masih sibuk dengan pekerjaannya. Namun, terdengar suara alarm berbahaya dari perusahaan tersebut. Semuanya berlarian begitu pun dengan Mama Heva. Saat semuanya sudah keluar Herlan yang masih terkurung di dalam.
"Uuh apaan sih? kenapa juga masih ada alarm berbahaya begini, biarin mules ku belum selesai," gumam Deswey.
Herlan meringkuk di bawah meja kerjanya. Dia gemetar ketakutan dengan kejadian tersebut.
"Apakah aku akan mati hari ini?, jika ada yang menolong ku maka aku berjanji akan menyayangi nya seumur hidupku mau dia wanita ataupun laki-laki," ucap Herlan ketakutan.
"Lega selesai juga, kayaknya harus balik lagi ke ruangan Herlan deh, mau ngambil gelang pemberian mama, hanya itu kenangan satu-satunya yang bisa aku dekap sebelum tidur," ucap Deswey..
"Stop , anda mau kemana, cepat berlari, " ucap seseorang yang mendorong Deswey untuk keluar.
Namun, Deswey tidak mendengarkan sama sekali.
"Argh saya yakin tidak akan mati hari ini, gelang pemberian mama lebih berharga,"ucap Deswey.
Deswey pun berlari menuju kantor Herlan...
"Wah sampai juga nie, untung terbuka.. gelang mama dimana yaa," ucap Deswey sambil mencari gelang tersebut.
Saat dia mencari gelang tersebut, Deswey menemukan Herlan berada kolong meja. Betapa terkejutnya Deswey melihat hal itu.
"Kamu ngapain disini?," ucap Deswey..
Percakapan mereka terhenti karena ada suara tembakan yang mengenai kantor Herlan.
"Herlan kamu tenangi diri kamu yaa, kamu jangan kemana-mana, aku akan menghadapi mereka.,sepertinya keluarga kamu banyak musuh yaa," ucap Deswey ingin pergi meninggalkan Herlan namun ditahannya.
"Deswey jangan pergi tinggalkan aku.. aku takut," ucap Herlan memegang tangan Deswey.
"Nie permen kamu makan yaa., aku harus menghadapi nya sendiri, kamu tenanglah disini okey, aku tidak akan meninggalkan mu.. aku kan calon istri kontrakmu," ucap Deswey pergi begitu saja.
Tanpa sepengetahuan Deswey seorang pria tua masuk ke ruangan tersebut.
"Hai Pak Tua... saya disini, kenapa mau menodongkan pistol tersebut," ucap Deswey.
"Hey wanita kamu siapa berada di ruangan Herlan," ucap pak tua tersebut.
"Ohw iya, perkenalkan nama saya Deswey Herley, saya keruangan ini mengambil gelang,"ucap Deswey mengulur waktu untuk memberikan kesempatan pada Herlan untuk keluar.
"Ohw kamu wanita penggoda yang mau mendekati Herlan laki-laki yang sudah memecat saya," ucap pak tua tersebut kesal.
"Hahaha, emang Pak Tua tidak lihat dengan penampilan saya, dibilang penggoda mana mungkin lah, saya hanya pengamen Pak Tua," ucap Deswey mencari siasat untuk mengambil pistol ditangan.
Deswey sudah mengetahui diluar sudah ada kepolisian, sengaja diberinya isyarat agar kepolisian tidak bertindak gegabah. Saat Pak Tua lengah Deswey mematahkan tulang tangan dengan sangat keras sehingga pistol tersebut terpelanting. Namun, naas Pak Tua itu menggunakan pisau ditangan kirinya dan menusuk Deswey. saat tangan Deswey masih memegang tangan Pak Tua tersebut kepolisian langsung membekuk Pak Tua tersebut.
Setelah di bawah kepolisian, Herlan pun dikeluarkan oleh pihak kepolisian dari kolong meja tersebut dan langsung memeluk mamanya.
Deswey pun tergeletak dengan bersimbah darah dan tidak sadar diri. Setelah memeluk mama nya Herlan pun memopong tubuhh Deswey ke ambulans.
"Ma, aku mau menemani Deswey dalam mobil ambulans," ucap Herlan sedih dengan luka tusuk pada Deswey yang membuatnya pingsan.
"Baik sayang, mama akan menyusul, mama mau kerahkan karyawan untuk membersihkan barang-barang terjatuh," ucap Mama Heva.
Herlan pun ikut dalam mobil ambulans tersebut. Dia menatap Deswey dengan kelembutan...
"Baru kali ini ada wanita yang mau mengorbankan nyawanya demi aku, kalau bukan karena gelang ini mana mungkin Deswey ke ruangan saya," gumam Herlan.
Setelah sampai Rumah Sakit Deswey dirawat inap. Karena kondisi tubuhnya yang ternyata kurang nutrisi. Akhirnya Herlan meminta Very membeli makanan buah-buahan serta makanan yang membuat nafsu makannya bertambah..
Herlan pun masih menunggu kesadaran dari Deswey. Dia masih tidak percaya wanita yang dihinanya tadi pagi malah menolong hidupnya.
Beberapa jam kemudian...
"Sayang bagaimana keadaan Deswey sekarang," ucap Mama Heva.
"Kata dokter selain syok Deswey kurang nutrisi ma, dan sebentar lagi Veri akan membawa makanan tersebut sesuai rekomendasi dokter juga," ucap Herlan.
"Waah tumben anak mama perhatian sama orang lain," ucap Mama Heva sambil menatap wajah Deswey yang terlelap tidur.
"Aaaah mama... kewajiban aku kan, Deswey sudah menolong hidupku dan juga dia calon istriku meskipun aku tidak menyukainya," ucap Herlan mengalihkan wajahnya ke arah Deswey.
''Oke sayang, kalau begitu mama pulang dulu yaa, nanti mama ambilkan keperluanmu, kamu jagain Deswey yaa," ucap Mama Heva.
"Iyaa ma.." ucap Herlan.
Mama Heva pun pergi meninggalkan keduanya sebelum mencium kening Deswey dan Herlan.
Di Pagi Hari....
Deswey pun bangun dari tidurnya...
"Aku dimana?," ucap Deswey sambil melihat Herlan menemaninya sepanjang malam.
"Ehhh kamu sudah bangun Deswey, aku panggil dokter yaa," ucap Herlan.
Dokter pun memeriksa keadaan Deswey.
"Bagaimana dok?," ucap Herlan menunggu jawaban dokter Geri.
"Sudah sembuh total, namun di rumah harus banyak istirahat yaa, obat saya sudah resepkan dan Nona Deswey sementara jangan terlalu banyak bergerak yaa," ucap dokter Geri.
Herlan pun mengantarkan para dokter sampai ke pintu.
"Terima kasih Herlan sudah menjaga saya, kalau lelah kamu pulang saja,"ucap Deswey sambil membenarkan posisi duduknya.
"Ehm, mana mungkin saya meninggalkan kamu, aku kan harus membalas Budi kamu terluka karena aku," ucap Herlan ketus.
"Hahahah, ya ampun untung saya masih hidup yaa kalau mati nggak bisa lihat mulut ketusmu itu," ucap Deswey ketawa.
Herlan pun langsung memeluk Deswey, Deswey bingung dengan tingkah Deswey. Sebenarnya Deswey anti banget pelukan dengan laki-laki, apalagi yang tidak dikenalnya sama sekali.
"Herlan ! lepas pelukannya, saakit tauuu," ucap Deswey kesakitan.
"Janji dulu nggak akan bilang tentang mati.. aku paling benci kata-kata itu," ucap Herlan menunggu jawaban Deswey.
"Oke-oke nggak akan bilang gitu lagi," ucap Deswey lega karena pelukan Herlan sudah dilepas.
"Eheemm, mesra banget yaa anak mama sama Deswey," ucap Mama Heva meledek keduanya.
"Ehhh nyonya Heva, bukan nyonya tadi ada kecoa yang lewat makanya Herlan memelukku takut dengan kecoa," ucap Deswey tertawa.
"Kok kamu tahu Herlan takut kecoa," ucap Mama Heva heran.
"Herlan pernah cerita ma, makanya aku tahu hihi," ucap Deswey.
"Ohw gitu..." ucap Mama Heva.
"Iyaa maa, benar yang dikatakan Deswey, ma.. Herlan mandi dulu ya jagain cewek bawel ni," ucap Herlan..
"Oke sayang.." ucap Mama Heva.
Herlan pun mandi di kamar mandi ruangan tersebut. Mama Heva dan Deswey terlihat akrab satu sama lain. Herlan yang mendengar itu tersenyum karena sudah sangat lama mama tidak tertawa lepas seperti itu.
"Apakah kepribadian Deswey sangat disukai oleh mama, sehingga setiap bertemu selalu saja tertawa?,'' gumam Herlan dalam hati dengan guyuran air ke kepalanya.
🍁💐💐💐🍁
Like and comment ya☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Diana Subar
menjilad ludah sendiri si herlan...
termakan omongan sendiri...hehe
2024-10-17
1
Mr.VANO
ya ampus,,herlan di kasih permen,dak kyk paud aja,,🤭🤭🤭🤭🤭😋
2024-05-14
0
Alvero
🤣🤣🤣🤣ya ampun author, rmhnya Herlan anak kecil di ksih permen segala🤣🤣
2024-02-07
1