Setelah menikmati satu sisir pisang yang sangat manis, Devia akhirnya menuju ke kamar yang biasa ia gunakan saat berlibur ke rumah Bibi Velove. setelah sampai di dalam kamar, gadis itu segera menyibak hordeng yang menutupi kaca jendela di kamarnya.
Sesaat gadis itu tertegun di ambang jendela. Pandangannya seketika menghangat saat melihat rumah sahabatnya, yang sudah lama tidak ditinggali.
Yap, Rivaldo dan keluarganya pindah ke kota P yang berada di ujung barat. Sementara rumah Rivaldo yang dulu, berada di arah timur. cukup jauh dengan rumahnya yang dulu ditempati.
" Valdo, Devia kangen." ucap gadis berusia 9 tahun itu Seraya mengusap air matanya yang tiba-tiba jatuh. Entahlah, padahal, Devia masih tergolong sebagai anak-anak. tapi mengapa perasaannya, sudah merasa sangat Kehilangan saat Rivaldo memutuskan untuk pindah ke pusat kota P.
" Devia, Ayo kita pergi ke kebun. kamu kata, ingin ke kebun pisangnya paman?" tanya laki-laki paruh baya itu Seraya menepuk bahu gadis kecil yang telah dianggap sebagai Putri kandungnya sendiri itu.
Devia yang mendengarnya, seketika menatap dengan ekspresi wajah berbinar-binar. dan dengan segera, gadis itu menggandeng tangan pamannya untuk menuju ke kebun pisang yang terletak tepat di belakang rumah itu.
" Ye akhirnya, aku bisa ke sini lagi." ucap Gadis itu dengan wajah sumringah. Sementara bibi Velove dan Paman Agra yang melihat itu, seketika menggelengkan kepala.
" Dasar anak itu. kalau dia bertemu dengan Rivaldo, Pasti akan sangat bahagia." ucap Paman Agra Seraya menatap ke arah Devia yang masih asik berjalan-jalan di sekitar kebun pisang.
Bibi Velove yang mendengar itu, seketika menoleh menatap ke arah sang suami." memang dia kemari, untuk mencari sahabat kecilnya itu." ucap wanita paruh baya itu Seraya ikut menatap ke arah sang keponakan tercinta.
" Oh gitu sebabnya, keponakan kita akan sekolah di sini, Aku kira, gadis kecil itu merindukan kita. tapi ternyata, ada orang lain yang menggeser posisi kita di hatinya." ucap Paman Agra Seraya memasang wajah sedihnya.
"hais gak usah drama deh, lebih baik, kita susul saja keponakan kita." ucap wanita paruh baya itu Soraya memutar bola mata malas. Karena, seringkali suaminya itu bersikap dramatis seperti ini.
"ish baru juga mau mengasah kemampuan. Siapa tahu, lirik oleh sutradara terkenal. kan lumayan," gerutu Paman Agra seraya mencebikkan bibirnya.
Sementara Bibi Velove yang mendengarnya, hanya melingos Seraya berlalu pergi dari sana menyusul keponakannya yang masih asik di tengah-tengah kebun pisang itu.
" Kamu suka nggak Devia sayang?" tanya wanita paruh baya itu Seraya mengusap kepala gadis kecil itu.
"suka Bi, ini kan tempat favorit Devia dengan Rivaldo" ucap gadis itu berkata lirih di akhir kalimatnya.
" sudah enggak usah sedih, besok kita akan langsung daftar ke sekolah baru. Siapa tahu, kamu mendapatkan banyak teman di sana." ucap sang Bibi Seraya memeluk tubuh gadis kecil itu.
Devia yang mendengarnya, hanya menganggukkan kepala. dan setelahnya, gadis kecil itu dibawa pulang oleh paman dan bibinya.
****
Sementara itu di tempat lain, Rivaldo tampak termenung di dalam sebuah rumah yang sengaja disewa oleh kedua orang tua Rivaldo. Untuk menunjang pendidikan anaknya selama jauh dari jangkauan orang tuanya.
Tentu saja, Hal itu membuat Rivaldo sedikit was-was. Bagaimana tidak, laki-laki berusia 10 tahun itu, baru pertama kali ini tinggal terpisah dengan dua orang tuanya. ya walaupun, Rivaldo berada di rumah ini bersama dengan beberapa asisten rumah tangganya dan juga sopir rumah ini. yang memang sudah dianggap oleh keluarga Rivaldo, seperti keluarga sendiri.
" tuan muda Rivaldo mau makan apa?" tanya salah seorang pelayan menghampiri laki-laki yang tengah duduk di atas sofa itu.
"hmmm, saya nggak mau makan apa-apa." ucap laki-laki itu dengan wajah lesunya. sang pelayan pun, hanya menganggukkan kepala. setelah mendengar, penuturan dari tuan mudanya.
" Aku berharap, besok saat berada di sekolah baru, aku bisa bertemu denganmu." gumamnya dalam hati Seraya masih memandangi sebuah foto yang terbingkai dengan bentuk love itu.
Pagi harinya, Rivaldo bangun lebih awal. Karena kini, anak laki-laki itu sudah tidak bergantung kepada mama dan Papanya. jika biasanya laki-laki itu selalu dibangunkan oleh sang ibu, maka untuk hari ini dan seterusnya, Rivaldo akan bangun sendiri.
" eh tuan muda sudah bangun, mau makan apa?" tanya wanita paruh baya Seraya berjalan menghampiri Rivaldo yang tengah duduk di meja makan rumah itu.
" sandwich sama salat aja deh." ucapnya dengan ekspresi wajah datarnya. pelayan itu hanya menganggukkan kepala. Kemudian, dengan segera menyiapkan apa yang diminta oleh Tuan mereka.
***
Selesai makan, Rivaldo segera berangkat ke sekolah baru. laki-laki itu hanya tinggal masuk ke dalam ruang kelas saja. karena semuanya, telah diatur oleh sang ayah.
Seketika itu pula, suasana di dalam kelas yang ditempati oleh Rivaldo, mendadak menjadi begitu riuh. bisik-bisik siswi wanita, pun menggema di kelas itu.
" ganteng." fisik mereka secara bersamaan. dan tak berselang lama, seorang guru masuk ke dalam kelas untuk sekedar memastikan bahwa Rivaldo telah berada di kelasnya.
" Semoga kamu betah ya," ucap guru itu Seraya menepuk pundak Rivaldo dengan lembut. Sementara Rivaldo yang mendengarnya, hanya menganggukkan kepala.
*****
Sementara itu di tempat lain, lebih tepatnya di keluarga Bibi Velove dan juga Paman Agra, terlihat Devia sedang sibuk untuk mempersiapkan Semua barang-barangnya yang akan dibawa ke sekolah barunya.
" sayang, kata mama dan papa, kamu nanti langsung masuk ke dalam kelas 3.C. Karena, bapakmu sudah mendaftarkan dan mengurus semuanya." ucap Bibi Velove Seraya menghampiri sang keponakan itu.
" iya Bi Makasih. kalau begitu, Devia berangkat dulu ya, dadah bibi" ucap Devia Soraya Melambaikan tangan ke arah bibinya.
Setelahnya, Gadis itu segera masuk ke dalam mobil ya memang telah persiapkan oleh ayah dan ibunya. harus menempuh perjalanan selama hampir satu setengah jam untuk sampai di sekolah yang baru.
***
Tak lama berselang, akhirnya Devia sampai juga di depan sebuah sekolah yang bernama Britney school. Dengan segera, gadis cantik itu keluar dari dalam mobil.
Hal itu sempat membuat siswa dan siswi yang melihatnya, merasa sangat terkagum-kagum karena melihat kecantikan gadis itu. Namun, perasaan kagum mereka seketika berubah. saat melihat, Devia berjalan Seraya sedikit menyeret kaki kanannya.
" eh ternyata ada siswa seperti ini di sekolah." salah satu siswa menatap Devia dengan tatapan sinisnya. hal itu tentu saja diabaikan oleh Devia. karena memang, mereka tidak ada urusan.
Devia segera berjalan untuk menuju ke arah kelasnya. Namun, saat melewati sebuah lorong koridor sekolah itu, Devia seperti melihat seseorang yang ia kenal.
" benar atau salah yang aku lihat itu?" tanya gadis itu dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments