Tak Sempat

Saat ini, Devia dan kedua orang tuanya, telah berada di dalam mobil. Suasana tampak begitu Hening dan juga sedikit muram. Sesekali, Sephia dan Melvin, akan saling melirik untuk memastikan keadaan Putri tercinta mereka. Karena Mereka takut, jika Devia tidak nyaman Berada di posisi seperti ini.

"emmm sayang, apa kamu baik-baik saja?" tanya Sephia Seraya menatap ke arah sana.

" iya Bu, I'm fine." ucapnya dengan tersenyum simpul. Setelahnya, suasana kembali dalam keadaan semula.

Melvin menghela nafas panjang. Kemudian, laki-laki paruh baya itu juga ikut menoleh ke belakang dan menatap ke arah sang putri.

" sayang, Jika kamu merasa tidak nyaman, lebih baik kita tidak usah pergi ke rumah bibi." ucap Melvin Seraya kembali menatap ke arah depan.

Mendengar, penuturan dari sang ayah, seketika membuat ekspresi wajah Devia, seketika berubah total. dan hal itu, membuat Sephia dan Melvin yang melihatnya, seketika menggelengkan kepala.

" dasar bocah" gumam Sephia Seraya melirik ke arah sang putri tercinta. Kemudian, kembali fokus kepada arah depan.

Sementara itu, di kursi belakang, Devia tampak mengusap sebuah foto yang berada di pangkuannya. Foto siapa lagi, jika bukan foto dirinya bersama dengan sahabat kesayangannya itu.

" semoga, nanti kita bisa bertemu lagi. Devia kangen sama Rivaldo. pengen main seperti dulu." gumam gadis kecil berusia 9 tahun itu.

Ya perasaan Devia sepertinya sudah sangat menggunung terhadap laki-laki yang bernama Rivaldo itu. karena mereka, terpisah hampir 4 tahun lamanya. dan itu, bukanlah waktu yang singkat untuk menahan rasa rindu.

Walaupun mereka masih tergolong anak-anak, namun mereka juga memiliki perasaan yang cukup peka terhadap satu sama lain. terbukti dengan tingkah keduanya yang seperti orang dewasa saja.

Tak terasa, akhirnya mobil yang ditumpangi oleh keluarga dari Melvin Andriano, kini telah sampai di depan rumah yang sederhana namun sangat nyaman itu. Tak berselang lama, suara pintu dibuka dari dalam. dan seketika, membuat si pemilik tertegun di ambang pintu untuk beberapa saat.

" Ya Tuhan kalian datang, Kenapa nggak bilang-bilang." ucap wanita itu Seraya memeluk ke arah Sephia dan juga Devia secara bergantian. Kemudian, menyalami tangan Melvin dengan hormat.

" hehehe surprise aja sih Mbak," ucap Sephia Seraya tersenyum tipis. Kemudian, si pemilik rumah yang tak lain adalah Bibi Velove, memerintahkan keluarga Melvin untuk masuk ke dalam rumah.

" Mas Agra ke mana Mbak?" tanya Melvin Seraya mengedarkan pandangannya.

" oh Mas Agra biasalah di kebun pisangnya. Soalnya, lagi musim panen sekarang." ucap Velove Seraya bangkit dari duduknya. Kemudian, melangkahkan kakinya untuk menuju ke arah dapur. dan tak lama berselang, wanita paruh baya itu datang dengan membawa 3 cangkir es teh manis.

" Silakan diminum." ucap Velove Seraya menyodorkan Minuman itu pada keluarga Melvin. Sementara Devia yang sedari tadi menampakkan wajah murungnya, seketika berbinar-binar saat mendengar kata 'kebun pisang'

Karena memang gadis kecil itu sangat menyukai yang namanya pisang. dulu dirinya dan Rivaldo, sering sekali menyambangi kebun itu hanya untuk menikmati buah pisang langsung dari pohonnya.

" Wah kalau begitu, Devia pasti akan betah di sini." ucap Gadis itu dengan mata berbinar-binar Seraya sesekali menatap ayah dan ibunya secara bergantian.

Melvin dan Sephia yang mendengarnya, seketika terkekeh pelan. Kemudian mereka semua mulai berbincang-bincang. dan tak lama berselang, Melvin dan juga Sephia memutuskan untuk segera berpamitan.

Karena memang, Melvin saat ini sedang sibuk di kantor. akibat dari beberapa investor yang mendadak masuk ke dalam perusahaannya.

" kenapa kalian buru-buru sekali? Kenapa nggak nunggu Mas Agra dulu?" tanya Velove pada adik dan adik iparnya itu.

" ya soalnya, saya ada urusan Mbak. Mbak tenang saja, nanti setiap bulannya, saya akan transfer beberapa untuk makan dan kebutuhan Devia." ucap Melvin Seraya tersenyum tipis.

Mendengar ucapan dari adik iparnya itu, tentu saja membuat Velove merasa sangat terkejut. Karena, menurut wanita paruh baya itu, kedatangan keluarga ini hanya untuk berkunjung. Ternyata, tujuan mereka ke sini untuk mengutus Devia tinggal di sini.

" jadi maksud kalian, Kalian mau menitipkan Devia di sini?" tanya wanita paruh baya itu dengan ekspresi wajah yang sulit dibaca.

" Iya mbak, Kenapa, Mbak nggak setuju ya?" tanya Sephia Saraya menatap ke arah sang kakak.

" enggak lah, mbak hanya kaget aja. kenapa tiba-tiba, Devia dikirim ke sini. Bukankah, sekolah di kota kalian lebih berkelas?" tanya Velove pada Sephia dan juga Melvin.

" kami hanya ingin, Devia bertemu dengan masa lalunya yang belum sempat ia rasakan lebih lama. Karena terlanjur pindah di luar negeri pada waktu itu." ucap Melvin Seraya tersenyum ke arah putri tercinta nya itu.

" tapi, sayangnya, keluarga Rivaldo sepertinya sudah pindah di tengah kota P " ucap Velove dengan menghela nafas panjang.

Sontak saja hal itu membuat Devia yang mendengarnya, seketika menundukkan kepala karena merasa kecewa dengan kenyataan yang ada.

Melihat putri kesayangannya bersedih, Velove dan juga Sephia segera memeluk gadis kecil itu." sabar sayang, pasti kamu akan bertemu dengan sahabat kecilmu lagi." ucap Sephia Seraya mengusap bahu dan kepala gadis kecil itu.

Devia yang mendengarnya, hanya menganggukkan kepala. Sepertinya, gadis kecil itu sudah tidak memiliki semangat untuk bersekolah. tak lama berselang, terdengar suara pintu diketuk dari luar.

tentu saja, Hal itu membuat Ketiga orang dewasa itu, segera bangkit dari duduknya dan menghampiri sumber suara.

" eh, Mas Agra, baru pulang dari kebun ya?" tanya Sephia Seraya menghampiri dan menyelami tangan laki-laki itu.

Sementara Agra yang melihat itu, sedikit merasa terkejut dan juga heran. karena tak biasanya, keluarga adiknya ini bertandang kemari.

" lho kalian Sejak kapan ada di sini? mana keponakan kesayanganku?" tanya laki-laki paruh baya itu dengan kepala yang sedikit melongok ke arah dalam rumah.

" ada Mas, dia ada di dalam." ucap Sephia Seraya tersenyum tipis. Agra yang mendengarnya, hanya menganggukkan kepala.

" kalau begitu, kami langsung pulang saja ya, kebetulan, pekerjaanku tidak bisa ditinggal." ucap Melvin Soraya tersenyum tipis.

" lho Memangnya kenapa?" tanya Agra yang masih tidak mengerti dengan ucapan dari adik dan adik iparnya itu.

" mulai hari ini, Devia akan tinggal di sini. nanti, mereka berdua akan memberikan uang bulanan pada kita." ucap Velove memberitahu.

Agra yang mendengarnya, hanya menganggukkan kepala." Eh iya, apa kalian tidak ingin mencicipi pisang yang baru saja aku bawa pulang?" tanya laki-laki paruh baya itu kepada adik dan juga adik iparnya.

" kami tidak sempat Mas. karena kami, ada pekerjaan yang mendesak." ucap Melvin Seraya sedikit melangkahkan kakinya keluar dari rumah kakaknya itu.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!