Pertandingan basket pada hari itu tentu saja dimenangkan oleh kelas 10 2. Para guru sangat bangga kepada kelas tersebut terutama wali kelas 10 2 itu.
Mereka mengaspirasi para pemain yang sudah ikut berpartisipasi pada laga tersebut dan mendapatkan trofi yang sangat bergengsi di sekolah mereka.
Tapi alih-alih mendapatkan dukungan, justru setelah permainan Rayan mendapatkan hujatan yang sangat banyak dari haters haters yang sangat membencinya. Hal itu karena Rayan yang sedikit melakukan kesalahan.
Itulah kehidupan, hal yang sangat banyak kita lakukan demi kebaikan malah tertutup oleh keburukan walau hanya setitik.
Semua orang melihat keburukan itu, hingga Rayan hanya diam dan menerima semua hujatan itu. Rayan berpura-pura tak peduli menjadi orang yang sangat kuat, padahal kondisinya adalah kebalikan dari semua itu.
Iya pergi ke kamar mandi dengan maksud untuk membuang air kecil.
"Kenapa kau ingin pergi? Padahal kan sebentar lagi kita akan maju dan menerima piala itu. Ayolah kau tahu jika kau yang paling banyak mencetak poin."
"Tapi jika aku saat ini tak membuang air kecil maka aku akan kencing di sini. Ayolah Axel apakah kau tak berpikir dengan nasibku saat ini?" tanya Rayan sedikit kesal kepada sahabatnya itu.
"Baiklah-baiklah. Aku akan menunggu kau datang."
Rayan mengangguk beberapa kali lalu kemudian ia tak ingin membuang waktu dan langsung pergi ke toilet sekolah.
Di tengah jalan pria itu dengan cepat berlari ke arah toilet. Kebetulan saat itu Milkita yang menjadi fans berat dari Rayan pun mengikuti pria itu.
Bahkan ia ikut ke toilet pria demi dapat memperhatikan Rayan.
Di dalam toilet itu diam-diam Rayan menangis karena sakit hati dengan ucapan para haters yang hanya memandang dirinya dengan sebelah mata dan tak ingin melihat kontribusi yang diberikan Rayan kepada anggota clubnya tersebut.
Rayan memejamkan mata dan bersandar pada dinding toilet. Milkita yang tahu bahwa Rayan tengah menangis pun terkejut.
Ternyata pria yang ia anggap selama ini sangat kuat dan bahkan selama ini dengan berani membantu dirinya tapi malah menjadi pria yang paling rapuh yang pernah dikenal oleh Milkita.
Milkita diam-diam juga ikut merasakan kesedihan yang juga dirasakan oleh Rayan. Menurutnya Rayan adalah anak yang sangat kuat karena bisa menipulasi keadaannya.
Tak lama pintu toilet itu terbuka dan cepat Milkita menyembunyikan dirinya agar tak ketahuan oleh Rayan jika ia diam-diam tengah memperhatikan pria itu.
Rayan berjalan keluar dan ia pun memasukkan kedua tangannya ke saku celana. Setelah itu ia tak lagi menangis dan mengubah wajahnya seperti biasanya.
"Kau benar-benar kuat. Selama ini kau berusaha untuk menutupi kesedihan mu. Aku kira, hanya aku yang mengalami penderitaan yang sangat dalam karena telah mendapatkan perhatian dari ayah ku. Ternyata selama ini aku salah, lebih menderita dari aku," rumah Milkita seraya memperhatikan Rayan yang berjalan santai ke arah kerumunan.
Karena terlalu memperhatikan Rayan, Milkita bisa melihat dengan jelas jika ada luka di tangan kiri Rayan.
Wanita itu lekas berlari menghampiri Rayan. Rayan terkejut saat melihat perempuan yang pernah ditolongnya.
Ya tersenyum ke arah perempuan itu, tapi hal yang tak disangka oleh Rayan ternyata perempuan itu malah membalas senyumnya tak seperti kebanyakan wanita-wanita lain yang akan malah meremehkan dirinya.
Melihat senyum manis milik Milkita membuat Rayan, terheran-heran dan terperangah akan kecantikan yang dimiliki oleh Milkita.
"Ada apa kau menghentikan diriku?" tanya Rayan dengan ramah.
Milkita yang notabennya adalah wanita pemalu dan pendiam, dengan perasaan malu serta wajah yang memerah ia memberikan obat luka kepada Rayan.
"Ini untuk luka mu."
___________
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Disha♡💕
aaaa aku yg baper
2024-04-24
0