Part 5

Axel menatap Rayan dengan pandangan yang sangat tajam. Padahal dia sudah memperingati pria itu agar tak datang terlambat. Tapi ternyata Rayan malah telat dan mereka sudah berdiri di atas pentas menerima penghargaan tersebut tanpa adanya Rayan.

Tapi Rayan tak peduli dan memperhatikan para timnya dengan bangga dan ikut bertepuk tangan seperti para penonton yang lain.

Sementara itu serta bisik-bisik dari para siswa terdengar jelas di samping Rayan.

"Kenapa sih biang masalah itu tidak ada, apakah dia sangat malu untuk menerima penghargaan?" tanya para siswa yang tujuannya untuk mengejek Rayan.

Mereka tahu jika Rayan ada di samping mereka hingga mereka dengan berani secara terang-terangan melontarkan kata-kata tersebut.

"Mungkin dia malu dan merasa tidak pantas untuk berdiri di sana."

Lalu kemudian ada satu orang lagi yang menyahut pembicaraan mereka, "apakah kau tak tahu dan berpura-pura buta jika orang yang paling banyak memasukkan bola ke dalam ring dan mencetak poin adalah Rayan?"

Mereka semua sini menatap ke arah perempuan yang baru saja membela Rayan. Rayan yang terkejut mendengar hal itu menoleh ke arah wanita itu.

Sekali lagi dia dibuat terkesima oleh perempuan yang baru saja ia temui dari toilet.

Wanita itu membelanya membuat Rayan sedikit merasa tertarik kepada wanita.

"Siapa kau? Dia memang harus mencetak poin. Karena itu adalah balasan untuk kesalahan yang dia perbuat."

"Itu artinya secara tak langsung dia telah membuat timnya unggul. Apakah kau masih juga menepis kenyataan itu?" tanya Milkita dengan berani.

"Kenapa kau membela pria itu? Apakah kau menyukai dirinya? Hahahaha. Ternyata ada juga fans orang seperti dia. Huhuhu Kenapa kamu idolakan dia? Dia hanyalah pria buruk rupa. Hahahaha kau sungguh menjijikkan," ucap para siswa itu lalu kemudian pergi menjauh.

Milkita menghela nafas panjang. Ia bukan lagi mengkhawatirkan dirinya, tapi wanita itu malah mengkhawatirkan keadaan Rayan.

Rayan juga sama tak mengertinya seperti orang-orang tadi. Ia pun menghampiri Milkita.

"Apa yang sudah membuatmu ingin membela ku? Aku hanyalah seorang pria biasa yang katanya buruk rupa. Bahkan semua orang juga mengakui hal itu," ucap Rayan kepada Milkita.

Biar kita diam tak menjawab satu pertanyaan Rayan. Ada alasan tertentu Kenapa Rayan membuat dirinya yakin untuk terus membela pria itu.

Karena selama ini ia diam-diam memperhatikan kegiatan Rayan dan menurutnya Rayan adalah pria yang memiliki aura positif.

"Tidak ada. Aku hanya peduli kepadamu. Mereka semua adalah orang-orang yang tidak memiliki hati nurani. Apakah aku ingin seperti mereka? Yang malah membuat kekacauan dan pembullyan dan tak memperdulikan mereka yang lemah. Ah, aku belum sempat berkenalan denganmu kemarin. Terima kasih juga karena kau telah menyelamatkan aku waktu pertama kali kita masuk."

Rayan pun akhirnya ingat jika wanita ini adalah wanita yang dulu ditolongnya.

"Oh ternyata itu adalah kau, tapi itu sudah sangat lama beberapa bulan yang lalu. Baiklah namaku adalah Rayanza."

"Aku Milkita."

Rayan dan Milkita saling berjabat tangan sebagai bentuk perkenalan mereka. Pada hari itu mereka pun sudah saling mengenal dan semakin dekat.

Intinya itulah awal perkenalan Rayan dan Milkita sebelum akhirnya terjalin hubungan yang sangat dekat di antara keduanya.

__________

TBC

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!