Kanaya memeluk Mamahnya dari belakang, yang sedang menyiapkan sarapan untuk Kanaya dan semuanya.
Kesya menoleh ke belakang karena ada yang memeluknya, Kesya mencium kening Kanaya sambil tersenyum "Kamu sudah rapih! mau bantuin Mama gak?" tanya kesya.
"Gak ach mau peluk mamah aja?" jawab Kanaya.
"Apa anak bayi! manja banget! Kesya memutar badannya dan memeluk putrinya itu, mencium pucuk kepala Kanaya, dan membelai rambutnya.
"Mamah akan merindukan, masa-masa ini dengan kamu Kanaya." gumam Kesya
"Udah Ach awas Mamah harus beresin masak Dulu!" ujar kesya sambil melepaskan pelukan Kanaya.
"Sebentar lagi!" ucap Kanaya dan tidak melepaskan pelukannya.
"Sebentar lagi papah akan keluar, dan minta sarapan bersama kaka kamu juga, awas Mamah harus beresin ini Dulu?" ujar kesya.
"iya...iya.. Kanaya pun melepaskan pelukannya.
"Aku bantuin apa mah?"
"Ach kamu dah rapi gitu! nih simpan saja ke atas meja makan!" ujar kesya, sambil menyodorkan piring yang sudah berisikan makanan.
"Mamah ini giliran aku mau bantuin, malah gak boleh!" ujar Kanaya sambil menyunggingkan bibirnya.
Kanaya pun menyimpan ke atas meja makan, kemudian Kanaya memanggil papah dan kakak-kakak untuk sarapan, kali ini mereka sarapan dengan nasi goreng buatan mamahnya yang super duper Enak,
Setelah semuanya sudah beres sarapan, Kanaya pun sudah memakai sepatunya, kemudian Kanaya di antar oleh Kanza, untuk ke sekolah, Kevin dan Faisal pergi ke kantor bersama menaiki mobil kak Kevin.
...****...
"Kanaya." ucap Anisa, yang baru saja keluar dari angkot.
Kanaya pun keluar dari dalam mobil yang di antar oleh Kanza."Hai." ujar Kanaya sambil berlari menghampiri Anisa, Kanaya langsung memeluk Anisa dengan erat,
"Aku kangen sama kamu Anisa?" ujar Kanaya
"hahaha kangen, cuman kemarin gak telponan sehari saja!" ucap Anisa menggoda.
"Anisa jaga adikku yah? ujar Kanza, sambil melambaikan tangan dari dalam mobil.
"Siap ka kanza! jawab Anisa, sambil mengangkat tangannya ke atas kepala, seperti seorang prajurit, Kanaya dan Anisa pun menghampiri, Kanza untuk bersalaman, kemudian kanza pun pergi dari sekolah Kanaya.
Setelah melihat Kanza pergi, Kanaya dan Anisa pun langsung masuk ke dalam sekolah.
...****...
Di jam waktu istirahat di sekolah Kanaya, semua siswi berhamburan keluar kelas, untuk menuju ke lapangan sekolah mereka, semua siswi-siswi itu setiap hari selalu berkerumun di lapangan sekolah mereka dan menyoraki salah satu siswa yang sedang bermain basket, walaupun banyak siswa di lapangan itu tapi dia selalu yang menonjol sendiri, Kanaya dan Anisa pun bergandengan tangan dan berlari ke antara siswi-siswi itu.
Kanaya dengan Anisa melewati satu persatu siswi-siswi itu dan sekarang mereka berada di paling depan, Kanaya dengan Anisa selalu terpesona oleh ketampanan siswa yang sedang bermain basket itu, mata mereka berbinar, melihat siswa yang sedang bermain basket itu, postur tubuhnya yang tinggi, kulit putih mulus, dan terlihat pakaian pendeknya, memperlihatkan tubuhnya yang kekar berisi, melihat keringat bercucuran di wajahnya menjadikannya tampak seksy.
membuat gadis-gadis yang di sekolah histeris sambil menyorakinya.
...Andre....Andre... Andre...
...Ayo.. Andre... Ayo... Andre...
Andre dia adalah kakak kelas, yang selalu Kanaya dan Anisa obrolkan, dan yang mereka kagumi, selain dia tampan, pinter bermain basket, dia juga murid berprestasi di sekolahnya itu.
"Kanaya lihat dia melihat kita!" ucap Anisa yang ke girang sambil menepuk-nepuk tangan Kanaya.
Kanaya tidak mendengarkan Anisa, yang berbicara kepadanya, Kanaya terus melihat ke arah Andre. Kanaya sedang melamun memikirkan bagaimana nasibnya, Dia akan segera menikah dengan seorang yang sama sekali tidak Kanaya inginkan, yang Kanaya inginkan adalah lelaki yang ada di hadapannya sekarang.
"Andre aku menyukai mu! andai saja aku tidak di jodohkan sama Papah dan mamah, aku akan memberanikan diri untuk mengatakan cinta duluan kepada mu, tak peduli dengan rasa Maluku, tapi itu semua sudah percuma aku harus menikahi pria itu,
"Aku juga tidak tahu wajahnya seperti apa? aku tidak bisa melihat wajahmu yang tampan ini lagi, setelah aku menikah dengannya! sebelum aku menikah dengannya aku akan puas-puaskan melihat kamu lebih lama! betapa malangnya nasibku? ya Allah nasibku gini amat,? tidak, tidak, gak boleh gitu Kanaya! itu harus di syukuri!!!" Kanaya menepis pikirannya,
...Ayo...Andre...Ayo...Andre... semangat...
Kanaya berteriak saking kencangnya semua gadis-gadis yang berada di sana merasa keheranan, dan seketika mereka terdiam, begitu pun dengan Anisa karena tak biasanya orang yang jarang banget ngomong, dan tiba-tiba berteriak ke girangan.
Mereka pun masih terheran-heran bukannya melihat Andre yang sedang bermain basket, malah melihat Kanaya yang berteriak kegirangan, sambil menepuk-nepuk tangannya.
Kanaya yang sadar akan semua orang melihatnya. dia melihat ke sekeliling gadis-gadis itu menatapnya menganga, Dia pun langsung memelankan tepukannya, Kanaya memegang tangan Anisa, kemudian langsung pergi, dan berlari dari sana.
Andre yang melihat Kanaya pun dia tersenyum tipis, Andre memainkan permainannya lagi, dan gadis-gadis yang ada di tempat itu kembali bersorak lagi, karena melihat Andre, melihat ke arah mereka.
...****...
"Apaan sih kamu Kanaya? kamu sangat aneh banget hari ini ayo berhenti?" ucap Anisa sambil melepaskan tangan Kanaya, dan mereka pun berhenti di depan pintu kelas mereka.
"Enggak kok cuman mau ke kelas saja!" ujar Kanaya.
"Bilang aja malu? karena kamu sudah bersorak dengan kegirangan, panggil-panggil Ayo...Andre.. semangat! Anisa mempraktekkan tingkah laku Kanaya, "Aku tak menyangka kamu bisa melakukan hal itu, padahal kan kamu suka malu-malu gak berani ke depan juga! kenapa kamu sangat berani sekarang melewati mereka, tapi aku senang kamu bisa begitu berani,!" ujar Anisa.
"Enggak, emang aku ingin saja?" ujar Kanaya
"Jangan bohong sama aku? aku tahu kamu! lihatlah aku sepertinya ada yang mencurigakan?" selidik Anisa
"Apaan sih Kamu Anisa ada-ada saja!" Kanaya langsung masuk ke kelas, tanpa menghiraukan Anisa yang sedang bertanya dan langsung duduk di kursinya, Kanaya menenggelamkan kepalanya di bangku, dan memainkan kotak pensil, Dia membukanya, dan mengambil penghapus dan memainkannya.
"Hapuskan lah pikiranku terhadap Andre ya Allah, Aku pasti akan memberi tahukan kamu Anisa, tapi nanti di saat waktu yang tepat, aku akan mengatakannya, aku juga bingung harus memulainya dari mana! pikiranku sangat-sangat lelah!" gumam Kanaya sambil mengarahkan penghapus itu ke Anisa.
"Sepertinya aku lapar ayo ke kantin dulu?" Ajak Anisa.
"Aku gak lapar!" jawab Kanaya
"Yakin gak lapar? tanya Anisa lagi, Kanaya hanya mengangguk,
"Ya udah aku ke kantin dulu, nanti aku beliin kamu jajan!" ujar Anisa
"Ya udah ini uangnya dari aku saja?" ucap Kanaya dengan pelan, karena sudah tidak punya tenaga untuk berbicara.
"Enggak-enggak kamu sering terakhir aku sekarang aku yang traktir kamu!" ujar Anisa. Anisa pun pergi dari kelas untuk ke kantin sekolah.
Tak berselang lama Anisa pun datang dengan menenteng tas plastik, yang berisikan,seblak, bakso tahu, dan lain-lainnya, di tangannya, dan tak lupa dengan minumannya , Anisa langsung duduk di samping Kanaya, dan Kanaya masih dengan posisi yang sama..
...Bersambung......
...Lanjut ke Bab berikutnya......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments