Ketemu Jodoh Lewat Dunia Maya
Devia merupakan gadis cantik yang belum menikah dia merupakan anak pertama dari dua bersaudara papanya Devia bernama Awan dan mamanya bernama Berlian sementara adiknya Devia bernama Fendi saat ini dirinya masih di dalam mimpi namun beberapa menit kemudian dirinya terbangun dari alam mimpinya Devia terlonjak kaget karena kesiangan bangunnya gara gara semalam dirinya sibuk mengerjakan tugas kuliah sehingga membuat Devia kecapekan dan sangat nyenyak tidurnya
"Ah gue kesiangan gara gara gue semalem sibuk mengerjakan tugas kuliah gue yang super banyak banget gue yakin kalau gajah di suruh mengerjakan tugas kuliah gue yang sangat banyak di jamin badannya jadi kurus mendadak dan tinggal tulang doang" monolog Devia sambil membawa baju berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan diri
Berlian - mamanya Devia sedang menyiapkan hidangan di dapur setelah menyiapkan hidangan lalu Berlian bejelqqn menuju ke ruang makan sambil membawa nampan yang berisi beberapa makanan yang baru matang dan susu hangat yang baru di buat Berlian dirinya mulai melangkah menuju ruang makan saat sampai di ruang makan Berlian melihat suaminya yang sedang sibuk dengan handphone di tangannya lalu Berlian melemparkan semua isi nampan di atas meja lebih tepatnya meletakkan semua isi nampan di atas meja
"Devia belum turun pah ?" tanya Berlian sambil mendekat ke arah suaminya "apa Devia semalem habis lembur mengerjakan tugas kuliahnya ?" walaupun suaminya belum menjawab pertanyaan dari dirinya namun Berlian melompatkan lagi Berlian tanpa ragu menjatuhkan bokongnya di kursi yang ada di sebelah suaminya sementara Awan menatap ke arah Berlian
"Belum mah" jawab Awan sambil melepaskan benda pipihnya ''Kalau semalam Devia ngga mengerjakan tugas kuliah pasti paginya ngga bakalan kesiangan seperti ini" imbuh Awan sambil menatap wajah istrinya yang duduk di sampingnya
"Biar mama panggil Devia dulu pah ke atas" gumam Berlian bergegas berdiri namun tangan Berlian di pegang oleh suaminya sehingga Berlian tidak jadi melangkah
"Ngga usah di panggil mah paling sebentar lagi juga Devia turun" ucap Awan sambil tetap memegang tangan Berlian "Lebih baik mama temanin papa makan saja" pinta Awan sambil menarik tangan istrinya supaya duduk kembali di sampingnya
"Iya pah dengan senang hati mama temani papa makan" gumamnya sambil mendudukkan bokongnya di samping Awan membuat Awan tersenyum lebar
"Mama ngga lagi modusin papa supaya uang belanja mama di tambahin kan ?" tanya Awan sambil menaik turunkan alisnya menatap Berlian
"Kalau papa mau menambah uang belanja mama bakalan mama terima dengan senang hati dan lapang dada" jawab Berlian sambil menoel hidung suaminya
''Mama bisa saja apa kalau papa mau tambah anak mama bakalan terima dengan senang hati dan lapang dada ?" goda Awan kepada istrinya lalu dirinya tertawa riang sementara Berlian yang mendapatkan candaan seperti itu dari suaminya langsung menampilkan wajah yang merona "Koq diam mah apa tandanya mama setuju dengan perkataan papa ?" tanya Awan sambil menangkup wajah Berlian tak lupa dirinya mengedipkan mata ke Berlian sementara Berlian hanya mengulas senyum tipis menatap suaminya
"Pah tapi mama mikirin Devia yang belum menikah pacar saja belum punya padahal mama sudah pengin cepat punya cucu dan gendong anak dari Devia" jelas Berlian panjang lebar sambil menatap wajah suaminya
"Papa juga inginnya seperti itu Devia cepat menikah mah karena jujur papa juga sudah sangat ingin menimang cucu sama seperti mama tapi setiap mama dan papa mengenalkan Devia ke anak teman papa atau teman mama pasti jawaban Devia sama dengan alasan yang sama belum ada yang cocok masa di antara banyak lelaki jawabannya seperti itu mah" jawab Awan panjang lebar sambil tetap menangkup wajah istrinya
"Semoga saja Devia cepat menemukan orang yang cocok untuk dia yah pah" balas Berlian sambil mengelus rambut Awan "Dan semoga Devia cepat menikah dengan orang yang Devia cintai" imbuh Berlian sambil menatap ke arah Awan
"Iya mah semoga saja seperti itu supaya kita berdua dapat secepatnya menimang cucu karena Devia tidak mau di paksa mah kan kamu tahu sendiri watak anak kamu seperti apa Devia itu keras kepala seperti mama dulu heran memangnya kepala Devia dan mama terbuat dari apa koq sampai keras kepala banget" jelas Awan panjang lebar lalu akan mencium pipi Berlian namun sebelum bibirnya mendarat di pipi Berlian berusaha menghindar membuat Awan mengerutkan keningnya heran
"Mah papa itu mau mencium mama kenapa menghindar ? papa bukan orang penagih hutang yang harus di hindari" ucap Awan memicingkan mata ke arah Berlian sementara Berlian melipat kedua tangannya di dadanya
"Mama tahu papa mau mencium mama tapi mama heran sama papa kenapa pakai nanya kepala mama terbuat dari apa ? mama bukan tukang bangunan pah memang papa bukan orang penagih hutang tapi papa penagih jatah ke mama setiap malam" skakmat Berlian yang membuat Awan melongo mendengar perkataan Berlian
"Oh jadi ceritanya mama lagi mode merajuk ke papa memang mama mau di belikan apa oleh papa supaya ngga ngambek lagi ? mama itu istri pengusaha terkaya yaitu istri papa tercinta bukan tukang bangunan mama jangan bongkar aib papa dong kan wajar kalau papa minta jatah ke mama siapa tahu menimbulkan benih anak lagi di rahim mama" celoteh Awan sambil cengengesan membuat Berlian menatap tajam ke arah Awan
"Mama ngga minta di belikan permen atau balon ke papa karena mama bukan anak kecil habisnya papa pakai bilang anak mama keras kepala kayak mama padahal Devia bukan cuma anak mama doang tapi anak papa juga kalau papa ngga menanam benih di rahim mama di jamin mama ngga bakal punya anak kayak Devia yang keras kepala mama ngga bongkar air papa tapi mama ngomong apa adanya lebih baik bongkar atm punya banyak uang dari pada bongkar aib papa ingat umur pah sudah tua jadi sudah cukup punya dua anak saja kalau hamil lagi nanti repot" ketus Berlian sambil mendelik ke Awan membuat Awan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali
"Papa baru sadar kalau mama bukan anak kecil tapi mama bidadari yang sangat cantik iya mah ngga usah di jelaskan segala kalau papa menanam benih di rahim mama soalnya kalau papa buang benihnya ke kamar mandi mubazir membuang buang calon anak lebih baik papa berikan ke mama supaya menghasilkan anak ternyata papa tokcer juga mama langsung hamil terserah mama yang paling penting mama bahagia papa juga ikut bahagia iya mama itu terlalu jujur kacang hijau bongkar atm pakai cangkul atau pisau papa juga ingat umur buktinya setiap tahun merayakan ulang tahun kita berdua sudah punya anak dua tapi kalau Tuhan memberikan ke kita berdua titipan anak lagi harus di terima mah repot kenapa mah ? perasaan dari dulu kalau bayi baru lahir juga belum bisa apa apa sendiri makan di suapi, ganti baju di pakaikan, ganti celana di pakaikan juga pokoknya sebelum berumur satu tahun bayi belum bisa melakukan apa apa sendiri paling orang tua bayi itu" terang Awan lalu tertawa terbahak bahak membuat Berlian memutar bola matanya malas tapi tiba tiba ada yang mendaratkan kecupan di pipinya sebuah kecupan dari Awan di pipi Berlian di terima dengan selamat
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
🍾⃝ͩᴢᷞᴜᷰɴᷡɪᷧᴀ❤️⃟Wᵃf●⑅⃝ᷟ◌ͩ❀∂я
keluarga yang harmonis ternyata
2024-09-29
0
ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸ𝓐𝔂⃝❥ 𝙹𝙸𝙽 ◌ᷟ⑅⃝ͩ●
kepalanya terbuat dari batako dicetak ky nya/Facepalm//Facepalm/
2024-09-29
0
ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸ𝓐𝔂⃝❥ 𝙹𝙸𝙽 ◌ᷟ⑅⃝ͩ●
kalian dah punya anak kuliah tetep ja ngebucin kalah yg muda mah
2024-09-29
0