Part 2 Salah Jadwal!

“Kriiinggg kringg…..”

Pertanda pagi mulai datang dengan sambutan matahari yang memberikan sinar cerah pagi ini. Aku terbangun dari lelapnya tidur dan mimpi-mimpi klasik bersama mantanku. Ah, aku juga tidak tahu apa yang sedang terjadi pada diriku. Beberapa bulan terakhir ia selalu hadir dalam mimpi dengan sejuta harapan yang membuatku senyum ketika terbangun, namun ketika sadar itu hanya mimpi membuat batinku kembali rapuh.

Sudahlah, pagi ini aku tidak ingin galau untuk mengenang mantan kekasihku. Aku ingin diriku bahagia tanpa hadirnya dia lagi di hidupku. Akan ku buka lembaran baru pagi ini dengan mengisi to do list dalam sebuah catatan kecil kesayangan.

“Nalaaaa, mandi sayang udah jam berapa ini!” Teriakan mama menghebohkan satu rumah di setiap paginya. Mama berteriak dari dapur yang berada di lantai satu dan suaranya merambat hingga sampai kamarku yang berada di lantai 2. Kadang aku berpikir, mama ini sepertinya memiliki bakat terpendam sebagai penyanyi seriosa sehingga punya suara yang kekuatannya sangat tinggi hingga mungkin berada di posisi 8 oktaf.

“Iyaa Maa, sabar!!” Teriakku dari lantai 2.

Dengan segera aku menyelesaikan catatan to do list, membuat beberapa poin tentang apa yang akan dilakukan hari ini dan tentu saja durasi serta jam merupakan komponen penting untuk segala urusan di luar rumah. Lalu, aku berjalan menuju pintu untuk meraih handuk merah dan menuju kamar mandi yang berada di sudut kamar. Tepat sampai di depan pintu kamar mandi, aku berhenti.

“Aku harus temui mama dulu supaya mama ga berpikir aku tidur lagi,” batinku.

Dengan segera aku letakkan kembali handuk di atas kasur, lalu bergegas turun melewati satu per satu anak tangga menuju dapur tempat mama sedang meracik hidangan.

“Pagi Ma, Nala udah bangun nih,” sambutku berada di sisinya sambil melihat mama sedang menuangkan beberapa potong ayam dalam wajan dan tampak sesekali minyaknya menyembur.

“Nalaa, udah jam berapa ini gegas mandi. Kuliah jam berapa sayang?” Tanya mama sembari sibuk mengaduk bumbu lainnya.

“Ma, hari ini Nala ada kelas jam 1 siang, jadi bisa santai dulu di rumah,” jawabku sambil berjalan mengambil gelas dan menuangkan air dari dispenser.

“Waduh itu siang banget, jam berapa lagi dong kamu pulang. Ingat ya sampai rumah harus jam 5 atau paling telat setengah 6 sore ya sayang,” jawab mama lagi.

“Kegiatannya hari ini ada kelas tambahan dan laboratorium sih Ma, kemungkinan Nala sampai rumah ya sekitar jam 4 sore,” jawabku sembari meletakkan gelas di atas meja dan menambahnya dengan jus jeruk yang telah tersedia di atas meja makan.

“Yaudah bagus deh, sana kamu mandi dulu setelah itu sarapan,” tambahnya.

Aku bergegas kembali menuju kamarku dan meraih handuk yang tadi aku letakkan di atas kasur lalu menuju kamar mandi.

“kring… kring… kring….”

“Aduh siapa sih pagi-pagi sudah ada yang telfon!” Gerutuku yang baru saja melangkah masuk kamar mandi, dan akhirnya aku harus kembali lagi ke atas kasur untuk meraih ponsel.

“Nalaaa, kamu dimana? Udah ditungguin anak-anak nih!” Celoteh Dini.

“Din, lo kenapa? Gue rasanya hari ini tidak ada janji untuk bimbing anak-anak,” balasku dengan raut wajah bingung dan alis mengerucut.

“Loh La, terus hari ini jadwal siapa dong? Soalnya disini belum ada yang datang dan anak-anak sudah pada rapi untuk belajar,” balasnya dengan suara tergesa-gesa

“Tenang-tenang Din, gue coba cek jadwal ya seingat gue hari ini Tita dan Ardi deh yang bimbing,” jawabku sambil terburu-buru membuka laptop untuk memastikan jadwal yang seharusnya ada di lokasi tersebut.

“Tuh kan bener Din, hari ini Tita dan Ardi. Tapi kok mereka belum datang ya. Duh, gue minta tolong banget untuk lo handle dulu ya. Gue mandi sebentar setelah itu langsung ke lokasi,” tambahku.

“Hmm, iya deh La, cepet tapi ya soalnya kan gue juga masih baru belum paham cara pengajaran anak-anak ini seperti apa, gue takut salah La,” suara Dini disana seperti memelas dan penuh kebingungan.

“Iya Din, gue langsung mandi dan siap-siap nih menuju lokasi,” balasku.

Dini, Tita dan Ardi merupakan sahabatku sejak di bangku sekolah menengah pertama. Kami berempat berasal dari salah satu provinsi di Sumatera. Ketika masuk sekolah menengah atas, aku berpisah dari mereka bertiga untuk melanjutkan sekolah di Ibukota karena papa ku yang dipindah tugaskan. Lalu, Dini, Tita, dan Ardi baru datang ke Jakarta ketika memasuki dunia perkuliahan.

Semenjak kedatangan mereka dan secara kebetulan berada di satu kampus yang sama namun beda jurusan, hidupku berwarna banget. Bagaimana bisa tidak berwarna, setiap harinya kami selalu bercerita dan berbagi kisah dari masing-masing perspektif perkuliahan. Belum lagi tentang kisah asmara satu sama lain, setiap hari rasanya penuh dengan episode cerita drama ketika menyisihkan waktu di akhir minggu untuk kumpul.

Dengan cerita yang selalu satu frekuensi sejak masa SMP itu, akhirnya kami berempat memiliki gagasan untuk membuat aksi nyata kontribusi. Tujuan kami dengan adanya kegiatan ini agar menambah nilai kebahagian satu sama lain sekaligus membuat dampak positif dari circle persahabatan ini. Berbagai ide sudah kami utarakan mulai dari buat komunitas tentang isu lingkungan, peduli desa, namun yang paling berkesan dari kami adalah memberikan edukasi pada anak-anak jalanan. Oleh karena itu, setiap minggunya kami selalu bergantian untuk mengunjungi anak-anak jalanan agar memberikan edukasi dasar untuk mereka.

Oh ya, terkecuali Dini, aku, Tita, dan Ardi sudah sering banget mengunjungi anak-anak, karena memang kesibukan kami bertiga hanya kuliah, organisasi dan pulang. Sementara Dini baru saja menyelesaikan studi 1 semesternya di luar negeri karena mengikuti program student exchange. Sehingga agenda peresmian hingga berjalannya kegiatan, Dini belum sempat mengikuti. Oleh karena itulah ia masih sangat ragu untuk melakukan pengajaran kepada anak-anak.

Drama hari ini adalah Tita dan Ardi secara mendadak belum datang padahal jadwal giliran mereka untuk mengunjungi anak jalanan. Sementara Dini yang baru saja bergabung kebingungan sebab ia belum paham bagaimana mengkondisikan anak-anak meskipun ia sudah tahu silabus dan progres anak-anak binaan ini. Untuk meminimalisir kepanikan Dini, dengan sigap aku bergegas untuk bersiap dan langsung menuju lokasi pengajaran.

Tanpa ku sadari, ternyata aku belum mengontak Tita maupun Ardi, dengan cepat aku rogoh kantong sakuku dan buka ponsel langsung menuju menu chat grup.

[Taa, Arr, kalian pada dimana ya? Dini udah di lokasi anak-anak tuh, gue baru mau jalan dari rumah] 08.30.

Setelah mengirim pesan di chat grup, dengan cepat aku memesan ojek online. Butuh waktu yang lumayan lama hingga pesananku disetujui oleh pihak ojek. Sembari menunggu ojek sampai di depan rumah, aku mencari sepatu ket lalu memasangnya, dan bergegas menuju dapur untuk pamit kepada mama.

“Nala, katanya masuk siang kok sudah siap ini,” sapa mama yang sedang merapikan meja.

“Maa, Dini sendirian di lokasi pembelajaran, terus dia bingung sendiri. Jadinya, aku mau bantu Dini dulu ya, setelahnya aku langsung jalan ke kampus kebetulan juga searah Ma,” balasku sambil mencium tangan Mama.

“Oh ya udah hati-hati ya sayang, jam pulangnya diingat ya,” jawab Mama sambil melambaikan tangan ke arahku.

"Iya Ma, Nala pergi dulu ya," balasku.

Aku langsung menuju halaman rumah dan tampak bapak ojek online sudah menungguku, aku pun langsung bergegas menuju rumah belajar.

“Kak Nalaaaaa…..” Sapa seorang anak.

Episodes
1 Part 1 Senayan Cafe
2 Part 2 Salah Jadwal!
3 Part 3 Rumah Belajar
4 Part 4 Kecelakaan
5 Part 5 Masa Lalu Nala
6 Part 6 Pertemuan Kedua
7 Part 7 Momen Mengejutkan
8 Part 8 Proposal Piknik
9 Part 9 Cerita Sore
10 Part 10 Pengmas
11 Part 11 Kegiatan Desa
12 Part 12 Persahabatan Baru
13 Part 13 Tentang Firza
14 Part 14 Badminton
15 Part 15 Tamu Baru
16 Part 16 Ruang Belajar
17 Part 17 Kegiatan Rumah Belajar
18 Part 18 Tawaran
19 Part 19 Langkah Firza
20 Part 20 Insting Dini
21 Part 21 Bersama Firza
22 Part 22 Golden Hour!
23 Part 23 Firza Lagi
24 Part 24 Caramel Machiato
25 Part 25 Cinta Pertama
26 Part 26 Cerita Pojok Cafe
27 Part 27 Unknown Number
28 Part 28 Kejutan Pagi Ini
29 Part 29 Fakta Tak Terduga!
30 Part 30 Papa, Patah Hatiku!
31 Part 31 Tak Terduga
32 Part 32 Thanks Firza!
33 Part 33 Night City
34 Part 34 Teka-Teki Pemain
35 Part 35 Ketidakpastian
36 Part 36 Perasaan Ini
37 Part 37 Misi Dadakan
38 Part 38 Mission Checklist!
39 Part 39 Kejutan
40 Part 40 Rencana Temu Dira
41 Part 41 Menanti Pagi
42 Part 42 Jumpa Dira
43 Part 43 Tamparan Keras
44 Part 44 Rencana Selanjutnya
45 Part 45 Perpustakaan
46 Part 46 Maaf
47 Part 47 Rencana Lanjutan
48 Part 48 Salah Paham
49 Part 49 Penjelasan Firza
50 Part 50 Kita tuh Tanggung Banget
51 Part 51 Rumah Dira
52 Part 52 Negosiasi Keluarga Dira
53 Part 53 Pengakuan
54 Part 54 Apakah aku yang lebih dulu kenal kamu, La?
55 Part 55 Perpisahan
56 PROMOSI
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Part 1 Senayan Cafe
2
Part 2 Salah Jadwal!
3
Part 3 Rumah Belajar
4
Part 4 Kecelakaan
5
Part 5 Masa Lalu Nala
6
Part 6 Pertemuan Kedua
7
Part 7 Momen Mengejutkan
8
Part 8 Proposal Piknik
9
Part 9 Cerita Sore
10
Part 10 Pengmas
11
Part 11 Kegiatan Desa
12
Part 12 Persahabatan Baru
13
Part 13 Tentang Firza
14
Part 14 Badminton
15
Part 15 Tamu Baru
16
Part 16 Ruang Belajar
17
Part 17 Kegiatan Rumah Belajar
18
Part 18 Tawaran
19
Part 19 Langkah Firza
20
Part 20 Insting Dini
21
Part 21 Bersama Firza
22
Part 22 Golden Hour!
23
Part 23 Firza Lagi
24
Part 24 Caramel Machiato
25
Part 25 Cinta Pertama
26
Part 26 Cerita Pojok Cafe
27
Part 27 Unknown Number
28
Part 28 Kejutan Pagi Ini
29
Part 29 Fakta Tak Terduga!
30
Part 30 Papa, Patah Hatiku!
31
Part 31 Tak Terduga
32
Part 32 Thanks Firza!
33
Part 33 Night City
34
Part 34 Teka-Teki Pemain
35
Part 35 Ketidakpastian
36
Part 36 Perasaan Ini
37
Part 37 Misi Dadakan
38
Part 38 Mission Checklist!
39
Part 39 Kejutan
40
Part 40 Rencana Temu Dira
41
Part 41 Menanti Pagi
42
Part 42 Jumpa Dira
43
Part 43 Tamparan Keras
44
Part 44 Rencana Selanjutnya
45
Part 45 Perpustakaan
46
Part 46 Maaf
47
Part 47 Rencana Lanjutan
48
Part 48 Salah Paham
49
Part 49 Penjelasan Firza
50
Part 50 Kita tuh Tanggung Banget
51
Part 51 Rumah Dira
52
Part 52 Negosiasi Keluarga Dira
53
Part 53 Pengakuan
54
Part 54 Apakah aku yang lebih dulu kenal kamu, La?
55
Part 55 Perpisahan
56
PROMOSI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!