Counter Over You!

Counter Over You!

Part 1 Senayan Cafe

Hidup kadang menyebalkan namun tidak sedikit juga menyenangkan. Pertemuan singkat dengan lelaki itu nyatanya membuatku terus mengingat semua tentang dirinya, mulai dari senyumnya, tawanya hingga ucapan dan tingkahnya yang buatku sulit untuk melupakan momen tersebut.

Siang itu di sebuah kafe kopi ternama di Daerah Senayan tepat berhadapan dengan gedung pencakar langit aku tidak sengaja bertemu dan mengenalnya. Perkenalan tersebut bukanlah dari hal yang indah atau cerita menyenangkan bak ftv di siang hari, melainkan dari hal konyol yang menurutku memalukan. Ya, sangat amat memalukan untuk aku seorang wanita. Impresi pertama kali dari orang yang mengenalku adalah sombong, angkuh, pemilih dan lain-lain. Bagiku pertemanan ya pertemanan, bukan urusan untuk mencampuri kehidupan pribadi. Semua yang berekspektasi itu sebetulnya salah, lebih tepatnya adalah aku orang yang penuh dengan gengsi dan segala hal yang aku lakukan adalah keanggunan oleh karena itu sulit bagiku mengakui sebuah kekalahan.

Namun, pada hari ini langit seperti memberi teguran melalui kecerobohan yang mengantarkanku untuk bertemu dengan pria aneh. Aku ceroboh pada hal yang menurutku konyol dan tidak seharusnya terjadi terlebih di depan umum. Suasana terik siang sepertinya membuatku murka hingga salah mengambil pesanan minuman yang seharusnya bukan punyaku.

“Maaf Mbak, itu sepertinya kopi saya kok Mbak minum ya,” sapanya dengan hangat dan menorehkan wajah bingung kepadaku.

Karena siang itu cukup terik, dan ketika sampai di kafe aku langsung memesan caramel macchiato lalu menunggu di depan barista. Setelah kopinya selesai ya lantas saja aku langsung menyeruputnya. Lalu dengan percaya diri dan didorong oleh rasa emosi akibat kepanasan dengan tegas aku berkata pada lelaki itu.

“Maaf ya Mas, ini pesanan saya caramel macchiato dengan susu almond,” jawabku sambil terus menyeruput kopi yang sudah ada ditanganku.

Mendengar perdebatan kami, sepertinya barista merasa ada kesalahan komunikasi yang harus segera ia lerai antara aku dengan mas-mas pengaku kopi ini.

“Maaf, ini pesanan Mbak caramel macchiato, dengan susu almond dan extra caramel. Sementara yang Mbak minum itu punya Mas ini,” tegurnya sambil memberikanku secangkir kopi yang tertera namaku di samping gelas plastiknya dan tangan kirinya seolah menunjuk mas pengaku kopi ini.

“Have a nice day Mbak Nala,” tulis barista tersebut pada secangkir gelas plastik kopi yang telah aku pesan.

Mendengar ucapan barista itu aku sudah tidak tahu harus bertingkah seperti apa, rasa malu pun sudah tidak bisa aku tunjukkan karena harga 1 kopi ini tidak murah ditambah malunya luar biasa belum lagi menjadi pusat perhatian pengunjung lain. Tanpa sadar wajahku memerah, otakku seakan berpikir apa yang harus aku lakukan, ingin rasanya lari dan tidak pernah datang ke kafe itu lagi meskipun kafe itu merupakan kafe terfavoritku.

“Betul kan Mbak ini punya saya, ya sudah tidak apa-apa untuk Mbaknya aja ya,” ia tersenyum sambil merogohkan tangannya ke dalam saku celana dengan wajah yang seakan-akan berbicara “Di bilang juga apa Mbak, itu ya punya saya.”

Aku yang masih tidak sanggup untuk melihat matanya dan wajahnya tertunduk malu dengan segala skenario kabur di otakku yang terus muncul. Selang beberapa detik aku mulai menemukan jalan skenario yang benar untuk aku lakukan tidak lain dan tidak bukan adalah meminta maaf sambil senyum-senyum meskipun aku tahu rasa gengsi dan malu ini tidak pernah terbayarkan terlebih apabila momen ini terekam oleh cctv dan ditonton oleh internal kafe, sudah pasti setiap aku datang kesana wajahku seperti dikenal oleh mereka. Mungkin bertemu lagi dengan mas nya seperti peluang 1 banding 1000, sehingga dengan mudah aku pura-pura tidak mengenalnya apabila berpapasan di tempat lain, terlebih Jakarta yang memiliki luas 66.5 kilometer persegi, tentu saja akan sulit bagiku untuk bertemu dia di tempat keramaian lagi.

“Mas, maaf ya saya salah soalnya dari tampilan fisik mirip banget jadi saya kira punya saya. Saya ganti aja ya punya Mas, silahkan Mas mau pesan apa aja saya yang traktir,” tegurku sambil senyum dengan wajah memelas serta panik karena rasa malu yang masih saja dilihatin oleh pengunjung sekitar serta gumaman dalam hati yang terus berkata “tolong tidak mau untuk gue traktir, uang gue limit banget ini akhir bulan.”

“Wah, tidak perlu Mbak, tapi kalau Mbak maksa ya saya ikut saja,” tawanya.

“Waduh ternyata dugaan gue salah dan gue harus bayarin minuman dia sebagai gantinya,” batinku menggerutu.

“Ya sudah Mas ayo kita ke kasir lagi, silahkan Mas pesan, saya yang bayar,” dengan wajah sedikit asam sambil merogoh dompet yang berada di dalam tas.

Beberapa menit kemudian tercium aroma segar kopi dan pertanda bahwa pesanan caramel macchiato nya telah jadi. Lalu, Mbak barista menyebut namanya dengan sebutan “Caramel Macchiato atas nama Mas Firza”. Lelaki itu dengan segera mengambil segelas caramel macchiato dan berputar menghadapku dengan mengatakan,

“Mbak, terima kasih ya lain kali semoga kita ketemu lagi.”

Setelah mendengar ucapan singkatnya itu aku hanya mengumbar senyumku lalu mengacungkan jari jempol sebagai ucapan “oke” dan segera bergegas meninggalkan kafe tersebut. Langkahku perlahan menuju pintu keluar, ku sanggahkan tangan ke gagang pintu dan akhirnya aku bisa menghirup udara bebas sembari menghembuskan nafas dalam pertanda hari ini ingin ku tutup dengan segera. Aku berada tepat di paparan sinar matahari dengan pemandangan gedung-gedung tinggi dan pantulan sinar seakan saling bersapa dengan memantulkan sinar dari satu kaca gedung ke kaca gedung lainnya. Aku ayunkan langkah kakiku menuju trotoar yang jaraknya ada di sekitar 100 meter dari kafe.

“Pesan ojek online atau naik trans aja ya,” pikirku sembari melihat jam yang tertera pada layar ponsel.

“Waduh sudah jam 3 sore, Ardi jadi ga ya mengembalikan buku,” gerutuku sambil membuka ponsel dan memastikan ada notifikasi yang masuk.

“Hmm sepertinya naik ojek online aja deh, untuk mempersingkat waktu khawatir mama bawel,” tambahku.

Dari perdebatan batin itu, akhirnya aku memutuskan untuk memesan ojek online. Selain karena waktu yang sudah sore, jarak dari Senayan ke rumahku yang berada di daerah Jakarta Utara sangatlah jauh, dan mama merupakan orang yang paling protektif. Lebih dari jam 5 sore aku belum sampai rumah, sudah pasti mama sibuk seperti operator untuk menghubungiku.

Aku menunggu di pinggir jalan sembari menunggu ojek online yang telah ku pesan.

Tidak lama kemudian, ponselku berdering tanda adanya notifikasi yang telah masuk di halaman pesanku.

[La, lo dimana? Gue mau mengembalikan buku nih] 15.02

Belum sempat aku membalas pesannya tiba-tiba ada ojek online menghampiriku. “Mbak Nala dengan tujuan Kelapa Gading?” sapanya.

Aku mengangguk pelan dan segera menaiki sepeda motor lalu ku letakkan helm di atas kepalaku dan berlalu pergi meninggalkan kafe yang mungkin tidak akan ku datangi kembali.

Terpopuler

Comments

Irma Tjondroharto

Irma Tjondroharto

pertemuan pertama begitu menggoda.. selanjutnya terserah anda.. wkwkwk

2023-10-21

1

°•ˢʰⁱᵏʰᵘᵐᵃᵘ•°

°•ˢʰⁱᵏʰᵘᵐᵃᵘ•°

Di bilang juga apa itu kopi☕ milik saya mbak, duarr otak nya langsung buyar🤭 nahan malu🔥

Semangat Berkarya Thor📝

2022-11-22

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Senayan Cafe
2 Part 2 Salah Jadwal!
3 Part 3 Rumah Belajar
4 Part 4 Kecelakaan
5 Part 5 Masa Lalu Nala
6 Part 6 Pertemuan Kedua
7 Part 7 Momen Mengejutkan
8 Part 8 Proposal Piknik
9 Part 9 Cerita Sore
10 Part 10 Pengmas
11 Part 11 Kegiatan Desa
12 Part 12 Persahabatan Baru
13 Part 13 Tentang Firza
14 Part 14 Badminton
15 Part 15 Tamu Baru
16 Part 16 Ruang Belajar
17 Part 17 Kegiatan Rumah Belajar
18 Part 18 Tawaran
19 Part 19 Langkah Firza
20 Part 20 Insting Dini
21 Part 21 Bersama Firza
22 Part 22 Golden Hour!
23 Part 23 Firza Lagi
24 Part 24 Caramel Machiato
25 Part 25 Cinta Pertama
26 Part 26 Cerita Pojok Cafe
27 Part 27 Unknown Number
28 Part 28 Kejutan Pagi Ini
29 Part 29 Fakta Tak Terduga!
30 Part 30 Papa, Patah Hatiku!
31 Part 31 Tak Terduga
32 Part 32 Thanks Firza!
33 Part 33 Night City
34 Part 34 Teka-Teki Pemain
35 Part 35 Ketidakpastian
36 Part 36 Perasaan Ini
37 Part 37 Misi Dadakan
38 Part 38 Mission Checklist!
39 Part 39 Kejutan
40 Part 40 Rencana Temu Dira
41 Part 41 Menanti Pagi
42 Part 42 Jumpa Dira
43 Part 43 Tamparan Keras
44 Part 44 Rencana Selanjutnya
45 Part 45 Perpustakaan
46 Part 46 Maaf
47 Part 47 Rencana Lanjutan
48 Part 48 Salah Paham
49 Part 49 Penjelasan Firza
50 Part 50 Kita tuh Tanggung Banget
51 Part 51 Rumah Dira
52 Part 52 Negosiasi Keluarga Dira
53 Part 53 Pengakuan
54 Part 54 Apakah aku yang lebih dulu kenal kamu, La?
55 Part 55 Perpisahan
56 PROMOSI
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Part 1 Senayan Cafe
2
Part 2 Salah Jadwal!
3
Part 3 Rumah Belajar
4
Part 4 Kecelakaan
5
Part 5 Masa Lalu Nala
6
Part 6 Pertemuan Kedua
7
Part 7 Momen Mengejutkan
8
Part 8 Proposal Piknik
9
Part 9 Cerita Sore
10
Part 10 Pengmas
11
Part 11 Kegiatan Desa
12
Part 12 Persahabatan Baru
13
Part 13 Tentang Firza
14
Part 14 Badminton
15
Part 15 Tamu Baru
16
Part 16 Ruang Belajar
17
Part 17 Kegiatan Rumah Belajar
18
Part 18 Tawaran
19
Part 19 Langkah Firza
20
Part 20 Insting Dini
21
Part 21 Bersama Firza
22
Part 22 Golden Hour!
23
Part 23 Firza Lagi
24
Part 24 Caramel Machiato
25
Part 25 Cinta Pertama
26
Part 26 Cerita Pojok Cafe
27
Part 27 Unknown Number
28
Part 28 Kejutan Pagi Ini
29
Part 29 Fakta Tak Terduga!
30
Part 30 Papa, Patah Hatiku!
31
Part 31 Tak Terduga
32
Part 32 Thanks Firza!
33
Part 33 Night City
34
Part 34 Teka-Teki Pemain
35
Part 35 Ketidakpastian
36
Part 36 Perasaan Ini
37
Part 37 Misi Dadakan
38
Part 38 Mission Checklist!
39
Part 39 Kejutan
40
Part 40 Rencana Temu Dira
41
Part 41 Menanti Pagi
42
Part 42 Jumpa Dira
43
Part 43 Tamparan Keras
44
Part 44 Rencana Selanjutnya
45
Part 45 Perpustakaan
46
Part 46 Maaf
47
Part 47 Rencana Lanjutan
48
Part 48 Salah Paham
49
Part 49 Penjelasan Firza
50
Part 50 Kita tuh Tanggung Banget
51
Part 51 Rumah Dira
52
Part 52 Negosiasi Keluarga Dira
53
Part 53 Pengakuan
54
Part 54 Apakah aku yang lebih dulu kenal kamu, La?
55
Part 55 Perpisahan
56
PROMOSI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!