Sah Menjadi Suami Istri

"Menikahlah dengan Aisyah sekarang, Aku sudah tidak mempunyai banyak waktu." permintaan Tuan Wijaya Kusuma sangat mengejutkan Farel.

𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘵𝘳𝘪 𝘛𝘶𝘢𝘯 𝘞𝘪𝘫𝘢𝘺𝘢 𝘒𝘶𝘴𝘶𝘮𝘢 𝘣𝘦𝘴𝘰𝘬, 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘈𝘪𝘴𝘺𝘢𝘩 𝘱𝘶𝘵𝘳𝘪 𝘣𝘦𝘭𝘪𝘢𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘵𝘶𝘫𝘶𝘪𝘯𝘺𝘢.

Pernikahan tanpa cinta, sungguh Farel tidak menyangka, permintaan Pak Wijaya memang memiliki alasan kuat, semua demi putri semata wayangnya.

𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘈𝘪𝘴𝘺𝘢𝘩, 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯𝘢𝘪 𝘩𝘢𝘭 𝘪𝘵𝘶. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘯𝘱𝘢 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢, 𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮𝘯𝘺𝘢? 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵 𝘫𝘶𝘴𝘵𝘳𝘶 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘬𝘪𝘵𝘪 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢 𝘣𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘱𝘪𝘩𝘢𝘬.

Aisyah yang berdiri di ambang pintu pun terkejut dengan perkataan papanya. Makanan yang dia bawa untuk mengisi kekosongan perutnya jatuh berantakan ke lantai. Aisyah mengira jika papanya sudah sembuh Ia bisa membujuknya untuk tidak menikah dengan Farel. Semua yang Aisyah katakan hanya untuk membuat papanya lekas sembuh.

"Jangan katakan itu pa, Papa akan baik-baik saja. Aisyah akan lakukan apapun agar papa sembuh, kalau perlu kita keluar negri untuk berobat, Pa. Papa jangan menyerah." Aisyah ingin menumbuhkan semangat pada Papanya. Ia sungguh ingin melihat Papanya sembuh seperti dulu lagi. Hanya Papanya yang Aisyah punya, jika sampai kehilangan pondasi hidupnya apa jadinya Aisyah. Ia pasti akan kehilangan arah dan tujuan hidupnya pula.

"Papa ingin bertemu ibumu Aisyah, dan Papa akan sangat bahagia jika kamu sudah menikah. Papa bisa pergi dengan tenang." ucap Pak Wijaya penuh harap. Menatap wajah putri semata wayangnya dengan amat dalam, seakan ingin mengatakan bahwa keputusan ini sudah benar.

Aisyah dan Farel hanya bisa pasrah dengan keputusan Papanya. Aisyah berlari keluar ruangan Papanya untuk mencari ketenangan, ini sungguh di luar dugaan Aisyah.

𝘗𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘯𝘪, 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩 𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘍𝘢𝘳𝘦𝘭, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘢𝘺𝘢𝘬𝘶, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘗𝘢𝘱𝘢 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢, 𝘈𝘪𝘴𝘺𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘰𝘣𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘈𝘪𝘴𝘺𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯. 𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘈𝘪𝘴𝘺𝘢𝘩 𝘱𝘰𝘴𝘪𝘴𝘪 𝘈𝘯𝘥𝘳𝘦 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘬𝘶𝘢𝘵.

Persiapan pernikahan berlangsung di ruang ICU. Dengan hanya ada dua saksi yaitu satu bodyguard pak Wijaya Kusuma yang menjadi wali dari Farel, usianya hampir sama dengan pak Wijaya Kusuma dan sumi sebagai Art. yang turut hadir. Aisyah pun hanya memakai kebaya putih dengan riasan tipis di wajah. Air mata susah memenuhi mata indah Aisyah, siap untuk diluncurkan, tapi Aisyah menahannya ia tak ingin terlihat bersedih di depan Papanya. Pernikahan itu dilangsungkan tanpa sepengetahuan Andre kekasihnya. meskipun sangat sederhana dan dilakukan di rumah sakit, tapi pernikahan itu cukup sakral.

Farel mengulurkan tangan, berjabat tangan dengan pak penghulu untuk memulai akad nikah.

"Saya Terima nikah dan kawinnya Aisyah putri cahya binti Wijaya Kusuma dengan seperangkat alat sholat dan cincin seberat 20 gram di bayar tunai." ucap Farel hanya dengan satu tarikan nafas.

Saksi Sah

Sah

Sah

Semua ikut terharu, terutama pak Wijaya Kusuma, ia tak menyangka akan menyaksikan putrinya menikah, meski untuk itu ia menggunakan cara paksaan, tapi setidaknya ia sudah lega putrinya kini berada pada orang yang tepat. Senyuman terukur di wajah Pak Wijaya.

Malam itu juga Farel dan Aisyah telah sah menjadi Suami Istri. Tiba-tiba keadaan pak Wijaya memburuk dan menghembuskan nafas terakhirnya tepat pukul 8 malam.

Tangis Aisyah pecah, berat baginya ditinggal oleh papanya. Setelah mamanya meninggal pada saat melahirkannya, hanya Papanya yang Aisyah punya. Tapi sekarang papanya juga telah menyusul mamanya ke surga.

"Pa, kenapa papa tinggalin Aisyah, sekarang Aku sendiri, Pa." ucap Aisyah menagis histeris. Aisyah mengguncang tubuh Papanya berharap itu hanyalah mimpi, ia tak mau ditinggalkan lagi.

Malam ini bukan malam kebahagiaan karena dirinya menikah tapi malam ini menjadi malam yang menyakitkan bagi Aisyah, ia kehilangan orang yang sangat disayanginya dan pastinya akan kehilangan kekasih hatinya karena pilihannya sendiri.

"Tenanglah Aisyah, Tuan Wijaya pasti sudah tenang di sana, jangan kamu tanggisi kepergiannya, itu akan memberatkan jalannya. lepaskan Papamu dengan Ikhlas." Farel mencoba menenangkan Aisyah yang sekarang telah menjadi istrinya.

Pak Wijaya Kusuma sudah dimakamkan, kini Farel dan Aisyah membuka lembaran baru sebagai Suami Istri.

Andre yang mendengar kabar duka sekaligus pernikahan kekasihnya itu pergi menemui Aisyah di rumahnya dengan emosi yang meluap-luap.

"Aisyah, kenapa kamu mau menikah dengan dia yang hanya seorang Bodyguard? apa kamu sudah lupa dengan ku, Tega kamu sama aku Aisyah. Setelah apa yang kamu lakukan jangan harap kita punya hubungan lagi." ucap Andre pergi dengan emosi meninggalkan rumah Aisyah yang sedang berduka.

Aisyah yang mendengar hal itu keluar dari mulut kekasihnya hanya terdiam membisu. Aisyah tak bisa menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan kepadanya dan dia harus menanggung resiko dari pilihannya sendiri.

"Puas kamu, puas...sudah buat hidupku hancur." Aisyah memukul dada bidang Farel untuk melampiaskan kemarahannya.

"Ini semua bukan kehendak saya Non Aisyah. Saya hanya menjalankan perintah dari papa Non saja. Dan saya akan tetep menepati janji saya kepada tuan Wijaya Kusuma. Meskipun Non Aisyah tidak menerima saya sebagai suamimu tetapi pada kenyataannya kita sudah menikah." Farel berharap Aisyah yang sekarang sudah menjadi istri sah nya untuk mengerti.

"Terserah apa katamu, meski Kita suami istri jangan harap kamu bisa masuk ke kamarku. Kau tidurlah di ruang tamu , dan satu lagi jangan pernah meminta akan hak mu padaku." Aisyah memberikan batasan atas dirinya.

Setelah mengeluarkan isi hatinya Aisyah pergi ke kamarnya dan menumpahkan kesedihannya . Menangis kala mengingat papanya dan masalah Andre yang juga menjauhinya.

𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘯𝘪𝘯𝘨𝘢𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘈𝘪𝘴𝘺𝘢𝘩, 𝘈𝘪𝘴𝘺𝘢𝘩 𝘯𝘨𝘨𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘵𝘢𝘯𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯, 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘈𝘪𝘴𝘺𝘢𝘩 𝘪𝘬𝘶𝘵 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘴𝘶𝘴𝘶𝘭 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯.

Di ruang tamu, Farel yang habis membersihkan diri merebahkan tubuhnya di tempat tidur berharap esok akan lebih baik. Aisyah juga bisa menerimanya sebagai Suami. Tanpa terasa hari sudah pagi.

"Apa Non Aisyah sudah turun dari kamarnya?" ucap Farel bertanya pada sumi art mereka.

"Belum tuan, sepertinya Non Aisyah lagi mengurung diri di kamar dari tadi bibi ketuk pintu kamarnya tidak ada jawaban dari non Aisyah. Bibi takut terjadi sesuatu pada non Aisyah." bik sumi mengutarakan ketakutannya.

"Coba saya periksa." ucap Farel yang ikut cemas.

Mereka menuju kamar Aisyah di lantai atas.

"Buka pintunya Non Aisyah, jangan mengurung diri di kamar. Keluarlah, Non." ucap Farel, mencoba mengetuk beberapa kali.

"Bagaimana ini tuan, Non Aisyah tidak mau keluar. Non Aisyah juga belum makan tuan dari semalam apa Kita dobrak saja pintunya tuan." usul bik sumi.

"Bukalah Aisyah, atau saya dobrak pintunya." ucap Farel dengan suara naik satu oktaf.

Sepuluh menit berlalu pintu kamar Aisyah masih tertutup rapat.

Apa yang terjadi dengan Aisyah di dalam kamar?

Terpopuler

Comments

Sylius

Sylius

masa begitu sih...ninggalin anaknya dmi istrinya

2023-06-18

0

@Kristin

@Kristin

Favorit

2023-04-04

1

Pink Blossom

Pink Blossom

mungkin kh aisyah menyayat pergelangan tngn'y ?

2023-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan
2 Sah Menjadi Suami Istri
3 Bunuh diri
4 Menjadi CEO
5 Bukti penyebab kecelakaan
6 Perampokan
7 Makan Malam
8 Farel memenagkan proyek
9 Saling memberi Hadiah
10 Penculikan Aisyah
11 Tertembak
12 Farel sadar setelah Operasi
13 Banyak yang Memperhatikan
14 Awal Baru
15 Awal Baru 2
16 Rencana Pembangunan Panti Asuhan
17 Mulai ada getaran di Hati
18 Rasa Nyaman untuk Aisyah
19 Nasehat Orang Tua
20 Mengunjungi Panti Asuhan
21 Mengunjungi Panti Asuhan 2
22 Kesepakatan Ririn dan Andre
23 Pergi ke Kantor
24 Keinginan Aisyah yang utama
25 Penampilan baru Aisyah
26 Menghabiskan Waktu dengan Aisyah
27 Ciuman Pertama Aisyah
28 Kejutan
29 Perayaan Ulang Tahun berjalan lancar
30 Malam Penyatuan
31 Peluang Ririn
32 Baikan
33 Meminta Izin Aisyah
34 Kecemasan Aisyah
35 Ririn mulai beraksi
36 Nasehat Sahabat Dekat
37 Tumbuhnya Rasa Tidak Percaya
38 Musuh Dalam Selimut
39 Rencana Balasan dari Aisyah
40 Tak Sabar ingin Pulang
41 Mengungkapkan Rasa
42 Perjanjian antara Ririn dan Farel
43 Farel Pulang
44 Ririn Mengakui Kegagalannya
45 Sentuhan
46 Menyukai Sebelum Menikah
47 Menerima Andre Sebagai Teman
48 Kejutan Di taman Anak-anak
49 Kejutan
50 Meminta Penjelasan
51 Mengakhiri Persahabatan
52 Mengatakan Keinginan
53 Andre mendekati Aisyah
54 Cemburu
55 Kejahilan Aisyah
56 Penjelasan
57 Malam yang Indah
58 Hal kecil
59 Meminta Bantuan
60 Permintaan Ririn
61 Galau
62 Sahabat tetaplah Sahabat
63 Romantis
64 Memilih Jujur
65 Pesan sebelum pergi
66 Berjauhan
67 Kabar Baik
68 Meski Jauh tapi tetap Terhubung
69 Aisyah diculik
70 Tak kunjung ada petunjuk
71 Farel kembali
72 Rencana kabur
73 Berhasil kabur
74 Menemukan pelaku penculikan
75 Satu pelaku berhasil di tangkap
76 Akhir
77 Tak disangka
78 Aisyah di temukan
79 Entah apa yang akan terjadi
80 Satu hal baik
81 Tak lagi sama
82 Keberhasilan
83 Hadirnya orang lain
84 Bertemu kembali
85 Mencoba berubah
86 Malam yang indah
87 Malam yang indah 2
88 Memiliki teman baru
89 Ikatan batin
90 Hukuman
91 Menghabiskan waktu bersama
92 seperti lem dan kertas selalu menyatu
93 Mulai mendekati Aisyah
94 enak di bos tak enak di bawahan
95 Siapa sangka
96 Bercerita masa lalu
97 kesempatan
98 Khawatir
99 Hamil
100 Khawatir
101 saling percaya
102 Di tolak
103 Curhat
104 jujur
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Pernikahan
2
Sah Menjadi Suami Istri
3
Bunuh diri
4
Menjadi CEO
5
Bukti penyebab kecelakaan
6
Perampokan
7
Makan Malam
8
Farel memenagkan proyek
9
Saling memberi Hadiah
10
Penculikan Aisyah
11
Tertembak
12
Farel sadar setelah Operasi
13
Banyak yang Memperhatikan
14
Awal Baru
15
Awal Baru 2
16
Rencana Pembangunan Panti Asuhan
17
Mulai ada getaran di Hati
18
Rasa Nyaman untuk Aisyah
19
Nasehat Orang Tua
20
Mengunjungi Panti Asuhan
21
Mengunjungi Panti Asuhan 2
22
Kesepakatan Ririn dan Andre
23
Pergi ke Kantor
24
Keinginan Aisyah yang utama
25
Penampilan baru Aisyah
26
Menghabiskan Waktu dengan Aisyah
27
Ciuman Pertama Aisyah
28
Kejutan
29
Perayaan Ulang Tahun berjalan lancar
30
Malam Penyatuan
31
Peluang Ririn
32
Baikan
33
Meminta Izin Aisyah
34
Kecemasan Aisyah
35
Ririn mulai beraksi
36
Nasehat Sahabat Dekat
37
Tumbuhnya Rasa Tidak Percaya
38
Musuh Dalam Selimut
39
Rencana Balasan dari Aisyah
40
Tak Sabar ingin Pulang
41
Mengungkapkan Rasa
42
Perjanjian antara Ririn dan Farel
43
Farel Pulang
44
Ririn Mengakui Kegagalannya
45
Sentuhan
46
Menyukai Sebelum Menikah
47
Menerima Andre Sebagai Teman
48
Kejutan Di taman Anak-anak
49
Kejutan
50
Meminta Penjelasan
51
Mengakhiri Persahabatan
52
Mengatakan Keinginan
53
Andre mendekati Aisyah
54
Cemburu
55
Kejahilan Aisyah
56
Penjelasan
57
Malam yang Indah
58
Hal kecil
59
Meminta Bantuan
60
Permintaan Ririn
61
Galau
62
Sahabat tetaplah Sahabat
63
Romantis
64
Memilih Jujur
65
Pesan sebelum pergi
66
Berjauhan
67
Kabar Baik
68
Meski Jauh tapi tetap Terhubung
69
Aisyah diculik
70
Tak kunjung ada petunjuk
71
Farel kembali
72
Rencana kabur
73
Berhasil kabur
74
Menemukan pelaku penculikan
75
Satu pelaku berhasil di tangkap
76
Akhir
77
Tak disangka
78
Aisyah di temukan
79
Entah apa yang akan terjadi
80
Satu hal baik
81
Tak lagi sama
82
Keberhasilan
83
Hadirnya orang lain
84
Bertemu kembali
85
Mencoba berubah
86
Malam yang indah
87
Malam yang indah 2
88
Memiliki teman baru
89
Ikatan batin
90
Hukuman
91
Menghabiskan waktu bersama
92
seperti lem dan kertas selalu menyatu
93
Mulai mendekati Aisyah
94
enak di bos tak enak di bawahan
95
Siapa sangka
96
Bercerita masa lalu
97
kesempatan
98
Khawatir
99
Hamil
100
Khawatir
101
saling percaya
102
Di tolak
103
Curhat
104
jujur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!