"Kenapa harus berubah, lebih baik menjadi diri sendiri apa adanya. Tak perlu memikirkan pendapat orang lain yang terpenting, kita nyaman dengan diri kita itu sudah cukup." Farel menyampaikan pendapatnya. Tak perlu merubah sikap atau penampilan jika itu hanya untuk menyenangkan orang lain. Lebih baik jadi diri sendiri yang tak merugikan siapapun.
Tak lama pesanan mereka datang. Farel hanya memakannya saja tanpa menikmati rasa dari makanan tersebut. Banyaknya masalah yang dihadapi, mampu membuat selera makannya hilang. Ririn sesekali mencuri pandang kepada Farel, namun sayang yang di kandang tak menyadari itu.
𝘈𝘯𝘥𝘢𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘢𝘩𝘶, 𝘍𝘢𝘳𝘦𝘭 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘮𝘶, 𝘢𝘯𝘥𝘢𝘪 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘬𝘶 𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘥𝘢𝘩𝘶𝘭𝘶 𝘵𝘢𝘯𝘱𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪. 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘮𝘣𝘢𝘵, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘱𝘦𝘯𝘺𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘩𝘢𝘳𝘪-𝘩𝘢𝘳𝘪𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢. Ririn tak ingin larut dalam kesedihannya, biarlah itu menjadi kesedihan hatinya sendiri.
"Kamu memang benar Rel, tetap jadi diri kamu sendiri itu lebih cocok untukmu. Ngomong-ngomong, bagaimana kabar Aisyah istri kamu, kalian kan menikah bukan atas dasar cinta, tapi karena permintaan Pak Wijaya Kusuma, apa kalian baik-baik saja. Maafkan Aku, mempertanyakan masalah pribadimu. Aku tahu, Aku memiliki batasan, sekarang kamu sudah menjadi suami orang tak bisa menceritakan kehidupan pribadi ke sembarang orang." akhirnya Ririn menanyakan apa yang menjadi kegundahan hatinya, perkataan itu terdengar sangat pelan karena takut yang di tanya marah.
"Tak perlu formal Rin, aku tak suka. Kita berteman juga sudah lama, Kamu tau semua tentang Aku, karena bagiku kamu Sahabat yang paling mengerti aku." Farel merasa beruntung, memiliki sahabat yang bisa mengerti di saat suka maupun duka. Seorang sahabat akan selalu ada disaat dia membutuhkan, Saling memberikan dukungan yang dibutuhkan.
Tatapan Farel masih kosong, kepalanya seakan mau pecah karena memikirkan masalah yang di hadapi tak kunjung selesai.
"Kau bisa saja Rel, setiap orang pastilah memiliki masalah pribadi yang tak mungkin di ceritakan kepada orang lain." ucap Ririn. ia juga merasa senang, karena Farel mau menceritakan keluh kesahnya kepada dirinya.
'Belum lagi, soal penyebab Pak Wijaya kecelakaan, itu semua benar-benar membuat aku pusing ." Farel merasa masalah yang di hadapinya cukup berat.
"Jika kamu membutuhkan teman curhat, aku bisa menjadi teman curhatmu. Kapanpun kamu mau Rel." Ririn menawarkan perhatiannya. Semakin Farel mencari perhatian maka kesempatan Ririn mendekatinya juga akan terbuka lebar.
"Terimakasih Rin, kamu memang baik." Farel tak lagi berselera makan, tapi tak mau menyia-nyiakan makanan untuk itu, ia tetap memakannya walaupun sedikit lamban.
𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱𝘬𝘢𝘯 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘛𝘶𝘢𝘯 𝘞𝘪𝘫𝘢𝘺𝘢 𝘒𝘶𝘴𝘶𝘮𝘢, 𝘴𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘶𝘫𝘪𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘵. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘥𝘪 𝘵𝘦𝘱𝘢𝘵𝘪, 𝘴𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘭𝘶𝘭𝘶𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘈𝘪𝘴𝘺𝘢𝘩, 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘪𝘢 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘶𝘢𝘮𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘶𝘵𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢, 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘥𝘪 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵𝘪.
"Apa yang kamu pikirkan, kenapa melamun?" tanya Ririn penasaran.
"Tidak ada, hanya berpikir saja...." Farel menyelesaikan makannya. Kini makanan yang ia pesan telah habis, mengisi perutnya yang sedaritadi sudah bernyanyi.
"Sudahlah santai saja, seiring wakru semakin lsemua akan baik." ucap Ririn mencoba menenangkan Farel. Ia mencoba memberikan perhatian lewat sentuhan pada punggung Farel. Namun sayang, lagi-lagi Farel gagal memahami apa maksud dari perhatian Ririn kepadanya.
Mereka telah selesai makan siang dan kembali ke Kantor. Di ruangan kebesarannya, Farel sedang berpikir siapa yang ingin melenyapkan Pak Wijaya Kusuma. Masih belum ada informasi yang jelas mengenai kecelakaan itu.
Tok... tok... tok...,
Fandi yang mengetuk pintu ruangan Farel. Ia merupakan Bodyguard bawahan Farel yang di tugaskan oleh Farel sendiri untuk mencari tau siapa dalang dari kecelakaan itu. Meskipun Farel atasan Fandi,
tetapi Farel tetap menganggap Fandi sebagai saudara begitupun sebaliknya. Hubungan mereka sangat kuat seperti hal nya hubungan sedarah. Kedekatan mereka sudah terjalin sejak lama, Fandi cukup tahu mengenai apa saja yang dibutuhkan Farel. Sebagai sahabat, ia tak ingin mengecewakan sahabat baiknya.
"Permisi Pak, saya membawa informasi mengenai kecelakaan Pak Wijaya. Ini adalah rekaman CCTV sebelum Pak Wijaya mengalami kecelakaan." sambil menyalakan laptop untuk memperlihatkan rekaman tersebut pada Farel. Seketika sisi gelap Farel prayoga keluar, melihat rekaman yang diputar oleh Fandi membuat tagannya mengepal kuat, menampakkan guratan otot yang tercetak jelas. Farel ingin sekali memberi pelajaran pada orang itu. jika saja orang itu ada di hadapan Farel bisa dipastikan orang itu hanya tinggal nama saja.
Di rekaman tersebut, ada seorang laki-laki yang menggunakan topeng. laki-laki itu terlihat sedang mengotak-atik mobil Pak Wijaya. Sepertinya sedang mencoba merusak rem mobil Pak Wijaya. Farel sangat geram melihat rekaman tersebut, tangannya mengepal, rasanya ia ingin sekali menghajar orang itu jika saja orang itu ada di depannya. Pasalnya orang yang telah ia lukai adalah orang yang sudah Farel anggap sebagai pengganti orang tuanya.
"Carilah orang itu dimana pun ia berada, kita harus bisa menangkapnya, orang itu harus bertanggung jawab akan perbuatannya. Kerahkan lah semua Bodyguard kepercayaan kita." Farel tak sabar ingin membuat perhitungan dengan orang yang ada direkaman tersebut.
"Kabari aku secepatnya Fandi jika kamu sudah menemukan titik terang." Farel tak sabar, rasanya ia ingin sekali melampiaskan amarahnya.
"Oh ya..., jangan bersikap formal padaku meski aku atasan mu, aku tetap temanmu sama seperti yang dulu."
"Tapi saya akan tetap memanggilmu dengan sebutan Pak Farel, bagi saya Pak Farel adalah atasan saya, dan saya siap melayani anda dengan segenap hati. Meski sebutan kita Formal, tapi saya tetap sahabat anda." ucap Fandi.
***
Aisyah yang telah selesai dengan dandanannya, menilai dirinya di cermin. pantulan nya saja menandakan jika Ia sudah sangat cantik, namun Lama-,lama aku bosan, jika terus di rumah sepanjang hari. Aku pergi saja jalan-jalan, siapa tau dengan begitu suasana hatiku lebih baik." Aisyah ingin sedikit menghibur hatinya.
Aisyah pergi sendiri tanpa di temani Bodyguard papanya. Setelah puas berputar-putar dan belanja yang di inginkan, sebelum pulang, Ia memutuskan pergi berziarah ke makam Almarhum papanya, tentu tanpa sepengetahuan Farel tentunya.
"Pa, Kenapa Papa pergi secepat ini, Aisyah masih butuh papa." ucap Aisyah sambil memeluk gundukan tanah milik papanya yang masih basah dan menangis menumpahkan segala kesedihannya. Berharap mendapatkan kedamaian setelah menceritakan semuanya pada papanya.
***
Hari sudah hampir gelap tetapi belum ada tanda tanda Aisyah pulang. Farel yang khawatir karena istrinya belum juga pulang, mencari tahu lewat GPS yang di pasang di handphone Aisyah. Setelah mendapatkan petunjuk ia menyusul istrinya ke makam mertuanya.
***
"Jangan menangis Aisyah, Papamu sudah bahagia di Surga bersama Mamamu. Kuatkan lah hatimu, kamu pasti kuat menjalani semua ini. Mari kita pulang hari sudah hampir gelap." Farel mencoba memberikan pengertian kepada Aisyah, mensejajarkan duduknya dengan Aiayah, sambil mengusap punggung Aisyah mencoba menyalurkan kekuatan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Pink Blossom
yg kuat dn sbr ya aisyah,, d tinggl sm org yg plng kta syg dn cintai itu emng brat tp ini udh tkdr'y km hrs bs lbh ikhlas lg,, smngttt 💪💪
2023-03-18
1
tina yusuf
kok bisa pak wijaya kecelakaan
2023-03-08
3
🛡️Change⚔️ Name🛡️
Farel oh Farel
2023-02-17
0