Bunuh diri

Sepuluh menit berlalu pintu kamar Aisyah masih tertutup rapat. Berbagai pikiran buruk sudah memenuhi kepala Farel, ia tak mau terjadi sesuatu yang buruk kepada Aisyah, mengingat Aisyah masih labil, serta masalah yang ia hadapi, bukan tak mungkin akan membawanya pada pilihan yang salah.

"Mundur lah bibi, saya akan dobrak pintunya." Farel memberi aba-aba.

Dalam hitungan ke tiga pintu didobrak, Farel dan bik sumi masuk, betapa terkejutnya mereka melihat Aisyah sudah tergeletak di lantai dengan darah mengenang di pergelangan tagannya.

"Aisyah, apa yang kamu lakukan kenapa mengambil jalan pintas." Farel mengendong Aisyah yang sudah tak sadarkan diri akibat sayatan pada nadinya untuk segera mendapat pertolongan.

"Saya bawa ke rumah sakit, bibi tolong jaga rumah." pinta Farel. bagaimanapun harus ada yang tinggal di rumah, karena pak satpam sedang libur.

"Iya tuan, Hati-hati, kabari bibi ya tuan." Bik Sumi ikut cemas, pasalnya majikannya itu sudah dianggap sebagai putrinya sendiri. "Kenapa Non Aisyah melakukan hal yang di ladang oleh agama, masih ada jalan lain untuk menyelesaikan setiap masalah. Tapi tidak dengan cara mengakhiri nyawa." bik Sumi turut bersedih.

Farel mengemudi dengan kecepatan tinggi, dia takut terjadi apa-apa dengan Aisyah, istrinya. Jalanan yang cukup sepi karena masih pukul 06.00 pagi memudahkan Farel berkendara."Bertahanlah, Aisyah, sebentar lagi kita sampai." Farel sangat khawatir dengan Aisyah yang baru satu hari menjadi istrinya. Sepuluh menit mereka sampai di rumah sakit, Aisyah langsung di larikan ke ICU karena darahnya cukup banyak.

"Maaf Pak, bapak tunggu di luar."

ucap suster memperingatkan. Hendak menutup pintu, tapi tangan Farel dengan sigap mencegahnya.

"Saya ingin masuk suster, temani istri saya." rasa khawatir sudah meliputi dirinya. ,,

"Tidak bisa Pak, ini sudah peraturan rumah sakit, bapak tenang saja, Dokter akan upayakan yang terbaik untuk istri bapak." suster meminta pengertian Farel. Peraturan tetap peraturan, Farel harus menunggu di luar ruang ICU.

Krek

Dokter keluar dengan muka cemas. "Bapak suaminya? begini Pak, isteri bapak membutuhkan donor darah secepatnya, sedangkan stok di rumah sakit untuk golongan darah AB tidak tersedia. Apa ada pendonor lain yang bisa mendonorkan darahnya." tanya Dokter pada Farel berharap ada pendonor, dari keluarga ataupun teman.

"Saya dok, darah saya O." Farel mengajukan diri untuk menjadi pendonor.

"Baik, Bapak ikut suster, untuk di ambil darahnya." Farel mengikuti dari belakang, proses pengambilan darah berjalan selama lima belas menit.

𝘚𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘪𝘯𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘵𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨, 𝘈𝘪𝘴𝘺𝘢𝘩, 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘬𝘪𝘵𝘪𝘬𝘶. 𝘔𝘦𝘴𝘬𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘮𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘢𝘮, 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘴𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨. 𝘉𝘦𝘳𝘫𝘶𝘢𝘯𝘨𝘭𝘢𝘩 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘮𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘳𝘨𝘢.

Farel berdiri di depan ruangan ICU dengan perasaan kacau, menyalahkan dirinya sendiri atas Kondisi Aisyah. Satu jam telah berlalu, Dokter akhirnya keluar dari ruang ICU.

"Bagaimana keadaan Istri saya, Dokter?" tanya Farel cemas. Ia tak sabar mengetahui kondisi Aisyah.

"Bapak tenang saja, masa kritisnya sudah lewat, sebentar lagi saya akan pindahkan ke ruang perawatan." ucap Dokter dengan sedikit senyum.

Tak henti-hentinya Farel mengucap syukur, berterimakasih karena telah menolong istrinya.

Perasaan lega di rasakan Farel, tak lupa Farel mengabari sumi art mereka di rumah. Sumi sudah bekerja dengan Pak Wijaya sudah hampir 10 tahun dan sudah dianggap keluarga oleh pak Wijaya dan putrinya Aisyah.

Aisyah di bawa ke ruang perawatan,

Sepanjang malam, Farel terus berjaga di samping Aisyah, takut jika Ia bangun dan membutuhkan sesuatu. Rasa ngantuk yang menyerang Farel menyandarkan kepalanya di tempat tidur Aisyah. Hingga tak sadar jika sudah pagi.

Aisyah terbangun, masih meras sedikit pusing. Ia terkejut melihat Farel menunggunya hingga tertidur.

"Rupanya kamu yang bawa Aku ke sini, kenapa kamu nggak biarin aku mati aja sih, eh...tunggu, Cakep juga ni Bodyguard kalau lagi tidur." ucap Aisyah dalam hati. Untuk sesaat Aisyah terpana dengan wajah tampan suaminya, baru kali ini ia bisa melihatnya dengan dekat.

𝘈𝘬𝘶 𝘛𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪 𝘮𝘶, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘶𝘱𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘈𝘯𝘥𝘳𝘦, 𝘪𝘢 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵𝘪 𝘱𝘰𝘴𝘪𝘴𝘪 𝘥𝘪 𝘩𝘢𝘵𝘪𝘬𝘶.

Dokter dan satu perawat yang membawa data para pasien masuk pada setiap kamar, tujuannya untuk mendata para Pasien dan perkembangannya. Hingga tiba pada kamar milik Aisyah.

krek

"Selamat pagi, saya periksa dulu keadaan, Ibu." ucap Dokter menyapa. Sedangkan Farel yang mendengar suara dokter terbangun dari tidurnya, dan menyapa dokter..

"Pagi Dokter." ucapnya masih sedikit mengantuk, terkadang masih menguap. Bagaimana tidak, tadi malam ia baru bisa tertidur pukul dua dini hari.

"Istirahatlah, pak, saya lihat muka bapak pucat, istri bapak sudah tak apa-apa sekarang yang butuh istirahat itu bapak." ucap dokter pada Farel.

"Ibu ini beruntung memiliki pasangan yang perhatian. Pak Farel juga yang mendonorkan darah untuk ibu." Dokter masih memeriksa tekanan darah Aisyah.

Aisyah yang mendengar itu hatinya merasa Farel sebenarnya orang baik. Tetapi egonya tetap menganggap Farel yang menyebabkan hidupnya hancur.

"Baiklah, saya permisi dulu, besok jika keadaan ibu sudah membaik ibu boleh pulang." mendengarnya Farel merasa lega, istrinya bisa segera pulang.

"Makanlah, agar Non Aisyah cepat sembuh. Sambil menyuapi Aisyah makan, Kenapa Non memilih mengakhiri hidup, hidup Non itu berharga jangan di sia-siakan. Apa Non tidak takut kalau masuk neraka?" Farel sedikit menakuti istrinya agar ia tak lagi melakukan kebodohan itu lagi.

Farel menyuapi makan Aisyah dengan telaten, sedangkan yang disuapi bersikap cuek kepada Farel. Tapi Aisyah tetap memakannya, bagaimanapun ia juga membutuhkan nutrisi setelah percobaan bunuh dirinya gagal. Farel dengan telaten mengurus Aisyah.

Keesokannya Aisyah diperbolehkan pulang oleh Dokter. Aisyah juga bisa melakukan perawatan di rumah. Sepanjang perjalanan mereka hanya diam. Sesampainya di rumah Aisyah di sambut oleh sumi art mereka.

"Akhirnya Non pulang, bibi khawatir, dengan keadaan Non, jangan ulangi itu lagi Non. Jangan berpikir nggak ada yang sayang sama Non, buktinya kita berdua sayang dan selalu ada buat Non Aisyah." bik sumi mengungkapkan bahwa ia juga menyayangi majikannya itu.

Farel mengantar Aisyah ke kamarnya untuk beristirahat, setelah memastikan jika Istrinya tidak kekurangan apapun Farel memilih untuk pergi dari kamar Aisyah.

𝘚𝘦𝘢𝘯𝘥𝘢𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘻𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘴𝘪𝘴𝘪𝘮𝘶, 𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘮𝘦𝘴𝘬𝘪 𝘫𝘢𝘶𝘩 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘮𝘶 𝘢𝘬𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢. 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵𝘮𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯𝘢𝘯𝘬𝘶.

Farel masuk ke kamar yang di tempati beberapa hari terakhir, ia memilih untuk membersihkan dirinya, setelah itu baru pergi ke kantor. Meskipun berasa di kantor, namun pikiran Farel tetap mengacu pada Aisyah dirumah.

Akankah Sikap Aisyah pada Farel bisa berubah ?

Terpopuler

Comments

Pink Blossom

Pink Blossom

bisa dong,, msa gk bisa,, hrs bisa dong😁 aq mksa bgt ya🤭🤣

2023-03-03

1

Pink Blossom

Pink Blossom

mencintai dlm diam itu mmng mnyakit kn,, sbr ya farel,, s'iring brjln nya wktu,, aisyah psti akn mncintaimu jg

2023-03-03

2

Pink Blossom

Pink Blossom

pelan² aja aisyah,, km psti bisa menggeser posisi andre dn mnggantikn'y dg farel

2023-03-03

1

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan
2 Sah Menjadi Suami Istri
3 Bunuh diri
4 Menjadi CEO
5 Bukti penyebab kecelakaan
6 Perampokan
7 Makan Malam
8 Farel memenagkan proyek
9 Saling memberi Hadiah
10 Penculikan Aisyah
11 Tertembak
12 Farel sadar setelah Operasi
13 Banyak yang Memperhatikan
14 Awal Baru
15 Awal Baru 2
16 Rencana Pembangunan Panti Asuhan
17 Mulai ada getaran di Hati
18 Rasa Nyaman untuk Aisyah
19 Nasehat Orang Tua
20 Mengunjungi Panti Asuhan
21 Mengunjungi Panti Asuhan 2
22 Kesepakatan Ririn dan Andre
23 Pergi ke Kantor
24 Keinginan Aisyah yang utama
25 Penampilan baru Aisyah
26 Menghabiskan Waktu dengan Aisyah
27 Ciuman Pertama Aisyah
28 Kejutan
29 Perayaan Ulang Tahun berjalan lancar
30 Malam Penyatuan
31 Peluang Ririn
32 Baikan
33 Meminta Izin Aisyah
34 Kecemasan Aisyah
35 Ririn mulai beraksi
36 Nasehat Sahabat Dekat
37 Tumbuhnya Rasa Tidak Percaya
38 Musuh Dalam Selimut
39 Rencana Balasan dari Aisyah
40 Tak Sabar ingin Pulang
41 Mengungkapkan Rasa
42 Perjanjian antara Ririn dan Farel
43 Farel Pulang
44 Ririn Mengakui Kegagalannya
45 Sentuhan
46 Menyukai Sebelum Menikah
47 Menerima Andre Sebagai Teman
48 Kejutan Di taman Anak-anak
49 Kejutan
50 Meminta Penjelasan
51 Mengakhiri Persahabatan
52 Mengatakan Keinginan
53 Andre mendekati Aisyah
54 Cemburu
55 Kejahilan Aisyah
56 Penjelasan
57 Malam yang Indah
58 Hal kecil
59 Meminta Bantuan
60 Permintaan Ririn
61 Galau
62 Sahabat tetaplah Sahabat
63 Romantis
64 Memilih Jujur
65 Pesan sebelum pergi
66 Berjauhan
67 Kabar Baik
68 Meski Jauh tapi tetap Terhubung
69 Aisyah diculik
70 Tak kunjung ada petunjuk
71 Farel kembali
72 Rencana kabur
73 Berhasil kabur
74 Menemukan pelaku penculikan
75 Satu pelaku berhasil di tangkap
76 Akhir
77 Tak disangka
78 Aisyah di temukan
79 Entah apa yang akan terjadi
80 Satu hal baik
81 Tak lagi sama
82 Keberhasilan
83 Hadirnya orang lain
84 Bertemu kembali
85 Mencoba berubah
86 Malam yang indah
87 Malam yang indah 2
88 Memiliki teman baru
89 Ikatan batin
90 Hukuman
91 Menghabiskan waktu bersama
92 seperti lem dan kertas selalu menyatu
93 Mulai mendekati Aisyah
94 enak di bos tak enak di bawahan
95 Siapa sangka
96 Bercerita masa lalu
97 kesempatan
98 Khawatir
99 Hamil
100 Khawatir
101 saling percaya
102 Di tolak
103 Curhat
104 jujur
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Pernikahan
2
Sah Menjadi Suami Istri
3
Bunuh diri
4
Menjadi CEO
5
Bukti penyebab kecelakaan
6
Perampokan
7
Makan Malam
8
Farel memenagkan proyek
9
Saling memberi Hadiah
10
Penculikan Aisyah
11
Tertembak
12
Farel sadar setelah Operasi
13
Banyak yang Memperhatikan
14
Awal Baru
15
Awal Baru 2
16
Rencana Pembangunan Panti Asuhan
17
Mulai ada getaran di Hati
18
Rasa Nyaman untuk Aisyah
19
Nasehat Orang Tua
20
Mengunjungi Panti Asuhan
21
Mengunjungi Panti Asuhan 2
22
Kesepakatan Ririn dan Andre
23
Pergi ke Kantor
24
Keinginan Aisyah yang utama
25
Penampilan baru Aisyah
26
Menghabiskan Waktu dengan Aisyah
27
Ciuman Pertama Aisyah
28
Kejutan
29
Perayaan Ulang Tahun berjalan lancar
30
Malam Penyatuan
31
Peluang Ririn
32
Baikan
33
Meminta Izin Aisyah
34
Kecemasan Aisyah
35
Ririn mulai beraksi
36
Nasehat Sahabat Dekat
37
Tumbuhnya Rasa Tidak Percaya
38
Musuh Dalam Selimut
39
Rencana Balasan dari Aisyah
40
Tak Sabar ingin Pulang
41
Mengungkapkan Rasa
42
Perjanjian antara Ririn dan Farel
43
Farel Pulang
44
Ririn Mengakui Kegagalannya
45
Sentuhan
46
Menyukai Sebelum Menikah
47
Menerima Andre Sebagai Teman
48
Kejutan Di taman Anak-anak
49
Kejutan
50
Meminta Penjelasan
51
Mengakhiri Persahabatan
52
Mengatakan Keinginan
53
Andre mendekati Aisyah
54
Cemburu
55
Kejahilan Aisyah
56
Penjelasan
57
Malam yang Indah
58
Hal kecil
59
Meminta Bantuan
60
Permintaan Ririn
61
Galau
62
Sahabat tetaplah Sahabat
63
Romantis
64
Memilih Jujur
65
Pesan sebelum pergi
66
Berjauhan
67
Kabar Baik
68
Meski Jauh tapi tetap Terhubung
69
Aisyah diculik
70
Tak kunjung ada petunjuk
71
Farel kembali
72
Rencana kabur
73
Berhasil kabur
74
Menemukan pelaku penculikan
75
Satu pelaku berhasil di tangkap
76
Akhir
77
Tak disangka
78
Aisyah di temukan
79
Entah apa yang akan terjadi
80
Satu hal baik
81
Tak lagi sama
82
Keberhasilan
83
Hadirnya orang lain
84
Bertemu kembali
85
Mencoba berubah
86
Malam yang indah
87
Malam yang indah 2
88
Memiliki teman baru
89
Ikatan batin
90
Hukuman
91
Menghabiskan waktu bersama
92
seperti lem dan kertas selalu menyatu
93
Mulai mendekati Aisyah
94
enak di bos tak enak di bawahan
95
Siapa sangka
96
Bercerita masa lalu
97
kesempatan
98
Khawatir
99
Hamil
100
Khawatir
101
saling percaya
102
Di tolak
103
Curhat
104
jujur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!