Syarat pernikahan

Ayah Hadi ternyata menemui Erdytha di tempat kerjanya, yaitu tempat usaha peternakan dan perkebunan milik nya sendiri, semenjak lulus pendidikan S2 nya, Erdytha fokus mengabdikan diri bekerja di sana, menghandle semua pekerjaan yang mesti nya di lakukan oleh Ayah Hadi selaku pemilik usaha, tapi ayah Hadi mempercayakan semua nya kepada Erdy, karena Erdy sudah bekerja di sana sejak kecil jadi dia sudah paham apa saja yang harus ia kerjakan.

Saat Erdy sedang fokus menatap layar laptop nya mengecek pembukuan pengeluaran dan pemasukan dana usaha, tiba-tiba Erdy di kagetkan dengan kedatangan ayah Hadi yang tiba-tiba ada di hadapannya, saking sibuknya Erdy dan hanya fokus menatap layar laptop nya sampai tidak menyadari kedatangan ayah Hadi.

"Erdy, selamat siang" Seru ayah Hadi karena Erdy terlihat cuek dengan kedatangan nya, tidak seperti biasanya, Erdy selalu antusias menyambut kedatangan ayah Hadi, karena rasa hormatnya kepada ayah Hadi.

"Eeh ayah kapan datang?" Erdy terhenyak mendengar seruan ayah Hadi yang menyapa nya.

"Selamat siang Ayah" Kemudian lanjut Erdy

"Kok ayah tiba-tiba ada di sini!" Erdy masih merasa heran karena dia tidak menyadari kedatangan ayah Hadi

"Ayah cuma mau mampir aja sebentar, setelah ini ayah ada rapat di tempat lain" Ujar ayah Hadi

Erdy mengingatkan ayah Hadi untuk jangan terlalu banyak kegiatan, ia harus banyak istirahat mengingat kondisi nya, yang sudah sering sakit-sakitan.

ayah pun mengerti dengan maksud Erdytha bahwa ia sangat mengkhawatirkan kondisi ayah Hadi.

"Erdy sebenarnya ayah datang kemari ada yang ingin ayah bicara dengan mu" ayah Hadi ingin menyampaikan maksudnya

Erdy sudah curiga apa yang ingin ayah Hadi sampaikan

Dan benar saja dugaan Erdytha, ayah Hadi ingin membicarakan tentang masalah perjodohannya dengan Amara.

"Erdy jika Amara datang menemui mu, memberikan persyaratan mengenai perjodohan atau pernikahan kalian, sebaiknya kamu menyetujui nya terlebih dahulu, untuk nanti! setelah ia menjadi istri mu baru kamu lunakkan dia"

"Ayah bagianmana jika saya tidak bisa menjalankan apa yang ayah inginkan, bagaimana kalau pada akhirnya saya hanya mengecewakan ayah" Erdy merasa khawatir tidak yakin dengan dirinya sendiri, mengingat kemungkinan yang akan terjadi.

"Kamu harus yakin dengan dirimu sendiri, seprti ayah yakin kepada mu, makan dari itu ayah percaya dengan kemampuan mu, jika memang pada akhirnya semua tidak berjalan dengan lancar, itu lah tantangan nya Erdy, jadi yakin lah kamu bisa dengan terus berusaha" ayah meyakinkan Erdytha.

Setelah beberapa waktu mereka berdua berbincang, dan akhirnya ayah Hadi harus segera pergi karena sudah di tunggu untuk acara pertemuan di tempat lain.

Ayah Hadi lebih aktif di bidang sosial karena ia orang yang dermawan lebih senang berbaur dengan masyarakat dan membantu masyarakat yang kurang ampuh.

Ayah Hadi pun mendirikan beberapa lembaga sosial untuk membantu masyarakat yang kurang mampu.

.

.

.

Selepas kepergian ayah Hadi selang beberapa waktu, kini Amara yang datang menemui Erdytha.

Erdy sedang merenung, ia merasa sangat bingung dengan kondisi nya yang serba salah, ingin mundur rasanya sulit, ingin maju rasanya tidak bisa. Erdy sedang di lema.

Kali ini pun iya tidak menyadari kedatangan Amara yang sedari tadi sudah ada di ruangan nya.

Amara sempat mengucapkan selamat tapi Erdy tidak membalas salamnya.

"Is! sombong sekali dia" Gumam Amara

Kemudian Amara memilih untuk duduk di sofa yang ada di ruangan itu, sampai mendapat respon dari Erdytha, karena ia berniat untuk membuat kesepakatan dengan Erdytha, jadi ia harus bersikap sebaik mungkin agar Erdytha menyetujui semua persyaratan yang akan dia ajukan kepada Erdytha.

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya Erdy memandang ke arah Amara, dan alangkah terkejutnya Erdy menyadari keberadaan Amara di sana.

"Amara!" Seru Erdy

"Sejak kapan kamu berada di sini?" Sambung Erdy

"Cukup lama, kalau besi aku hampir berkarat" Jawab Amara dengan ekspresi yang susah di artikan, yang jelas Amara malas sekali harus bernegosiasi dengan Erdytha.

Erdy bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Amara lalu duduk di sofa di sebelah Amara tentu nya dengan berjarak yang cukup renggang.

"Apa yang membuat mu Sudi datang menemui ku?" Tanya Erdy Tampa basa-basi lagi, sebenarnya ayah Hadi sudah memberi tau kan nya bahwa Amara pasti akan datang menemui nya dan akan mengajukan berbagai persyaratan mengenai perjodohan mereka, jika bukan karena itu, tidak mungkin Amara mau menemui Erdy.

" Baguslah kalau kamu sudah mengerti maksud kedatangan ku ke sini, memang ada yang ingin aku bicarakan, jadi aku gak perlu basa-basi lagi!" Jawab Amara dengan ekspresi wajah datar

"To the point" Sambung Amara.

Amara berbicara tanpa menatap wajah Erdy sama sekali, ia berbicara dengan memandang ke sembarang arah dan kadang fokus menatap layar henpon nya.

Erdy hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap amara

"lihat saja nanti Amara aku berjanji akan menjungkir balikan perasan mu, bahkan nanti kamu akan lebih mengidolakan ku dari pada idola mu yang sekarang " Batin Erdy

Erdy pun lebih sering menunduk dari pada memandang Amara yang cantik nya kelewatan, sampai siapa yang memandang nya, bisa tersesat tak tentu arah, karena terkesima melihat ciptaan Tuhan yang sungguh terlihat sempurna.

"Jadi begini, karena ayah sudah tua dan sering sakit-sakitan, ia ingin menjodohkan mu Dengan ku, menyaksikan pernikahan kita, saya takut itu permintaan terakhirnya" Amara mendramatisir pembicaraan.

" Amara, jaga ucapan mu, tidak baik berbicara seperti itu, jodoh, rezeki, mau Allah yang menentukan" Perotes Erdy mendengar ucapan Amara seakan mendoakan ayah nya akan segera tiada.

"Eeh kenapa harus takut dengan kematian bukankah itu hak mutlak bagi semua insan yang bernyawa, tinggal kita nya saja mempersiapkan bekel untuk menuju akhirat nanti" Amara seperti sedang berdalil seperti ustadzah

"Aku terusin ya" lanjut Amara kembali fokus pada inti pembicaraan.

"Jadi karena itu aku menyetujui perjodohan kita, hanya untuk membuat ayah bahagia, aku ingin kita menikah tapi hanya untuk membahagiakan ayah, jadi pernikahan kami cukup pernikahan sandiwara saja" jelas Amara

Erdy pun mengerti dengan maksud Amara.

pernikahan mereka memang sungguhan, sah secara hukum dan agama, tapi pada kenyataannya mereka tidak akan menjalankan pernikahan yang sesungguhnya.

Erdy tidak boleh menuntut hak nya sebagai suami kepada Amara.

sampai waktu perpisahan mereka tiba.

Erdy pun menyanggupi nya, karena ayah Hadi pun berpesan agar Erdytha mengikuti permainan Amara, dan tanpa Amara sadari dirinya lah yang akan jatuh dalam permainan nya sendiri.

"okeh, kalau begitu kita sama - sama telah sepakat, tinggal ayah yang akan menentukan tanggal, tempat, dan waktunya kapan akan di selenggarakan pernikahan kita" Amara

"Okeh terserah, aku ikut aja, gimana baiknya menurut kamu dan ayah" Erdy hanya bisa pasrah mengikuti syarat dari Amara.

....

jangan lupa ritualnya ya kawan,,, mohon dukungannya dengan cara like, vote, komen, tekanan ❤️, kota hadiah nya juga di kolam komentar, sertakan bintang limanya jangan lupa...!!! terimakasih 🙏🙏🙏😘😘😘

Terpopuler

Comments

🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™

🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™

dilunakan apakah bisa🙄

2023-04-13

2

Sky darkness

Sky darkness

Erdy, kayak nama bapak temenku

2023-04-13

2

🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸

🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸

wkwk Amara ratu drama

2023-03-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!