3.Pemilik hati

Rahman yang sedang bekerja melamun menatap sudut kaca jendela Hotel. ia bingung bagaimana caranya nanti memberi tahu Fatimah bahwa ia adalah anak angkat.

Tiba-tiba Rahman dikagetkan dengan kedatangan sang Ayah. "Anak muda zaman sekarang lebih suka melamun ya,," ucap Ayah yang masuk ke ruangan Rahman dan duduk di hadapannya.

"Ayah, kok kesini, Ayah nggak percaya sama aku ya, Ayah takut hotel ini nggak maju kalau aku yang kelola?" Rahman menatap Ayah.

"Bukan, sebenarnya Ayah cuma mau ngobrol sama kamu, soalnya kalau di rumah susah, ada aja kendalanya," tutur Ayah pada Rahman.

"Soal apa yah, kayaknya penting bangat ya?" Rahman mulai penasaran.

"Kapan rencana kamu menikah, Ayah rasa sudah saatnya kamu memikirkan masa depan kamu, lagi pula kamu pasti butuh istri untuk mengurus kamu dan menemani kamu," Lanjut Ayah dengan serius.

"Aku belum kepikiran mau nikah Yah, lagian Ayah ngagetin aja, tiba-tiba nyuruh nikah," Rahman mengalihkan pandangannya.

"Apa tidak ada perempuan yang mau kamu jadikan istri? kamu tidak usah khawatir anak-anak sahabat Ayah itu cantik cantik dan Solehah, nanti Ayah bisa kenalin sama kamu," Ayah menawarkan perjodohan pada putranya itu.

"Nggak usah Ayah," tolak Rahman dengan tegas.

"Loh kenapa?"

"Sebenarnya aku juga ada yang mau aku sampaikan pada Ayah, aku hanya akan menikah dengan gadis yang ada di hatiku, tapi tolong Ayah rahasiakan ini dari bunda dan yang lainya," ucap Rahman serius.

"Siapa gadis itu?, apa Ayah mengenalnya?" Ayah penasaran.

"Fatimah," jawab Rahman singkat.

"Bagaimana mungkin kamu menaruh hati pada Fatimah, dia adikmu Rahman, lagi pula dia masih terlalu muda, kamu jangan coba-coba merusak hubungan keluarga kita, apa yang akan terjadi jika Fatimah tau kalau kamu menyukainya sebagai seorang gadis," tutur Ayah yang kaget dengan perkataan Rahman.

"Ayah, cepat atau lambat Fatimah akan tau bahwa ia di adopsi sejak usianya kurang dua tahun, kalau dia tau itu dia pasti akan sedih dan merasa terasingkan, bahkan mungkin dia akan lari dari rumah untuk mencari keluarganya, satu-satunya cara agar Fatimah tetap bersama kita adalah dengan aku menikahinya," jelas Rahman membujuk Ayah.

"Ayah harap kamu pikirkan matang-matang niatmu, cari solusi terbaik," Ayah menepuk pundak Rahman dan meninggalkan ruangan.

***

Fatimah kebetulan satu kelompok dengan Fatih dan sahabatnya Lilis. Mereka berencana mengerjakan tugas di rumah Fatimah.

"Fatimah, kak Rahman nanti ada di rumah kan?" Lilis tersenyum malu.

"Nggak tau sih, tadi dia pergi ke Hotel milik Ayah, cuma aku nggak tau dia pulang jam berapa," ujar Fatimah menatap Lilis.

***

Fatih, dan Lilis berserta Fatimah kerja kelompok di rumah Fatimah. Bunda menyambut ramah kedatangan teman-teman Fatimah.

"Bunda hari ini kami belajar bareng di sini ya, nggak pa pa kan Bun?" tanya Fatimah.

"Nggak pa pa dong sayang, malah bagus rumah kita jadi ramai, ayo lanjut belajarnya, keburu sore loh," ucap bunda sambil menuangkan sirup untuk Fatimah dan teman-temannya.

"Terimakasih tante, maaf merepotkan," ujar Fatih pada Bunda.

" Sama-sama, bunda ke belakang dulu ya,"

"Iya Bun, " Fatimah melanjutkan kerja kelompok bersama temannya.

Lilis melirik lirik sekitaran rumah, "Cari apa Lis ?" tanya Fatimah pada Lilis.

"Eh Abang kamu mana?" bisik Lilis ke telinga Fatimah. "Kan aku udah bilang dia masih kerja," bisik Fatimah balik.

Sesekali Fatimah melirik Fatih, " Maasyaa Allah, Fatih pintar bangat ya, dia bisa ngerjain semua soal," batin Fatimah.

tak lama kemudian Rahman tiba di rumah. ia melihat ruang tamu agak ramai tidak seperti biasanya. Rahman melihat Fatimah dan teman-temannya sedang mengerjakan tugas, namun ia kurang suka karena Fatimah berdekatan dengan teman laki-lakinya yang tak lain adalah Fatih.

Rahman masih memantau Fatimah, sementara Fatimah tidak menyadari kedatangan kakaknya itu.

Lilis tak sengaja melihat Rahman yang berdiri di pojok. "Kak Rahman, ada di sini," ucap Lilis sambil tersenyum, hatinya serasa bunga yang yang mekar.

"Kak Rahman udah pulang," Fatimah menyambut kakaknya.

"Iya Fatimah, kalian lanjut belajar ya, kakak ke atas dulu," Rahman berjalan menuju kamarnya di lantai atas.

"Fatimah...Kak Rahman ganteng bangat sumpah, kalau gitu aku mau main ke rumah kamu setiap hari ya," pinta Lilis yang sedari tadi tersenyum.

Fatih geleng kepala melihat tingkah Lilis, "Fatimah, terimakasih ya, hari ini udah banyak ngerepotin kamu," ucap Fatih menatap Fatimah.

"Nggak ngerepotin kok, aku kagum loh sama kamu, ini kerja kelompok tapi rasanya kamu yang lebih banyak ngerjain," Fatimah seolah memuji Fatih.

"Nggak lah, itu cuma perasaan kamu aja kali," ucap Fatih sambil membereskan buku-bukunya ke tas karena tugas sudah selesai.

Kedua teman Fatimah itu pun pulang.

Fatimah dengan santai duduk di ruang tamu, Rahman turun dari lantai atas dengan mengenakan baju kokoh dan sarung serta peci. "Fatimah..," Panggilnya.

"Iya...ada apa kak,"

"Ngapain masih duduk santai di sini, bentar lagi magrib, Sana buruan siap-siap, mandi habis itu wudhu," Rahman memerintahkan adiknya.

"Iya..iya ...bentar lagi aku mandi, tapi aku nggak solat, cuma mandi aja," Fatimah masih merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu.

"Loh kok nggak solat, kamu udah mulai berani meninggalkan solat ya," Rahman mulai melototi Fatimah.

"Nggak ngerti bangat sih...aku lagi haid kak," tegas Fatimah sedikit kesal.

"Oh gitu, ya udah aku ke mesjid dulu," ucap Rahman dengan gugup, dan langsung pergi.

***

Fatimah mengetuk pintu kamar sang Bunda, namun bunda sepertinya tak ada di kamar. Fatimah masuk ke kamar bunda. tak sengaja ia melihat album masa kecilnya dan kedua kakaknya.

Ia memperhatikan Foto album itu satu per satu. Dari sekian banyaknya Foto ia tak menemukan Fotonya sewaktu Bayi.

" Kak Sarah dan kak Rahman ada Foto waktu masih bayi di sini, kok aku nggak ada ya, apa jangan-jangan hilang ya," batin Fatimah.

tiba-tiba bunda datang.

"Fatimah..kamu di sini," sapa Bunda menatap wajah Fatimah. "Maaf Bun, aku lancang masuk, tadi aku cari bunda tapi nggak ada di sini," kata Fatimah yang masih memegang album.

"Lagi lihat album ya," tanya bunda mengelus kepala putrinya.

"Iya bunda, oh ya Bun kok aku nggak punya Foto bayi di sini?" Fatimah penasaran.

Bunda tidak tau harus menjawab apa karena memang Fatimah di adopsi sejak ia berusia kurang dari dua tahun. "Oh itu..mungkin hilang," jawab Bunda gugup.

Fatimah masih merasa aneh dengan sikap sang bunda yang terlihat menutupi sesuatu.

*Jangan lupa tinggalkan jejak ya, supaya cerita Fatimah berlanjut 😊*

Terpopuler

Comments

Maysha Maheza

Maysha Maheza

bacanya enak

2023-02-02

1

lihat semua
Episodes
1 1. Menjagamu
2 2. Gadis kecil kakak
3 3.Pemilik hati
4 4.Terungkapnya Rahasia
5 5. Syarat menikahimu
6 6. Keputusan terberat
7 7. Air mata Fatimah
8 8. Perubahan Sikap Fatimah
9 9. Izin dari suami
10 10.Masakan istri
11 11. Rusaknya Harapan
12 12. Menyibukkan diri untuk melupakan masalah
13 13. Kedatangan yang tiba-tiba
14 14. Pertengkaran tak berujung
15 15. Tolong jaga Rahasia
16 16. ketika kamu memantau istri
17 17. Housekeeping imut
18 18. Istri adalah prioritas
19 19. Ketika kamu dianggap salah
20 20. Bidadari milik Rahman
21 21. Kejadian yang tiba-tiba
22 22. Cinta membuatmu menyiksa diri
23 23. Perhatian yang ku harapkan
24 24. Rasa curiga
25 25. Jebakan yang menguntungkan
26 26. Hidayah cinta di kamar 27
27 27. Malam yang gelap
28 28. Mencoba cinta?
29 29. Kedatanganmu terlambat
30 30. Ketika dia jauh
31 31. Ketika kamu di uji
32 32. Akhirnya ia kembali
33 33. Kalung cinta
34 34. Kebahagiaan sesaat
35 35. Makam
36 36. Bagai mimpi buruk
37 37. Kehilangan
38 38. Mencarimu
39 39. Foto petunjuk
40 40. Masa pemulihan
41 41. Menolak
42 42. Mencoba setuju
43 43. Saat tau ia akan menikah
44 44. Sembunyi tapi peduli
45 45. Jembatan penyatu
46 46. Memperbaiki semuanya
47 47. Bersama
48 48. Dendam bukan solusi
49 49. Dilamar
50 50. Ending
51 Katakan tidak pada Cinta
52 Yang terbaru
53 Aku bukan bidadari surgamu
54 Promosi karya Ketika Pangeran Dingin Jatuh Cinta
Episodes

Updated 54 Episodes

1
1. Menjagamu
2
2. Gadis kecil kakak
3
3.Pemilik hati
4
4.Terungkapnya Rahasia
5
5. Syarat menikahimu
6
6. Keputusan terberat
7
7. Air mata Fatimah
8
8. Perubahan Sikap Fatimah
9
9. Izin dari suami
10
10.Masakan istri
11
11. Rusaknya Harapan
12
12. Menyibukkan diri untuk melupakan masalah
13
13. Kedatangan yang tiba-tiba
14
14. Pertengkaran tak berujung
15
15. Tolong jaga Rahasia
16
16. ketika kamu memantau istri
17
17. Housekeeping imut
18
18. Istri adalah prioritas
19
19. Ketika kamu dianggap salah
20
20. Bidadari milik Rahman
21
21. Kejadian yang tiba-tiba
22
22. Cinta membuatmu menyiksa diri
23
23. Perhatian yang ku harapkan
24
24. Rasa curiga
25
25. Jebakan yang menguntungkan
26
26. Hidayah cinta di kamar 27
27
27. Malam yang gelap
28
28. Mencoba cinta?
29
29. Kedatanganmu terlambat
30
30. Ketika dia jauh
31
31. Ketika kamu di uji
32
32. Akhirnya ia kembali
33
33. Kalung cinta
34
34. Kebahagiaan sesaat
35
35. Makam
36
36. Bagai mimpi buruk
37
37. Kehilangan
38
38. Mencarimu
39
39. Foto petunjuk
40
40. Masa pemulihan
41
41. Menolak
42
42. Mencoba setuju
43
43. Saat tau ia akan menikah
44
44. Sembunyi tapi peduli
45
45. Jembatan penyatu
46
46. Memperbaiki semuanya
47
47. Bersama
48
48. Dendam bukan solusi
49
49. Dilamar
50
50. Ending
51
Katakan tidak pada Cinta
52
Yang terbaru
53
Aku bukan bidadari surgamu
54
Promosi karya Ketika Pangeran Dingin Jatuh Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!