2. Gadis kecil kakak

di kamar, Rahman di sibukkan dengan pekerjaan kantor, ia baru saja lulus kuliah dan menggantikan posisi ayahnya sebagai pemimpin di hotel milik ayahnya. Ayah mengamanahkan hotel itu pada putra satu-satunya karena usianya sudah semakin menua.

Tidak hanya itu meski sudah tua, sang Ayah juga sering mengunjungi peternakan Sapi miliknya yang lumayan besar yang tak jauh dari kota itu.

Rahman terfokus pada laptop di hadapannya. tiba-tiba Fatimah datang dan meletakkan tangannya di bahu Rahman sambil berkata,"Kak Rahman, lagi sibuk sama kerjaan baru ya, kakak kok mau ngurusin hotel itu," Fatimah memandang layar laptop dengan posisinya merangkul Rahman.

"Fatimah, apaan sih," dengan spontan Rahman melepas tangan Fatimah.

"Kenapa kak?" Fatimah kaget dengan reaksi kakaknya. "Kakak kan udah berkali-kali bilang, jangan sentuh atau terlalu dekat sama kakak," Rahman memperingatkan Fatimah.

"Kak Arif Rahman,, kenapa aku nggak boleh dekat-dekat sama kakak, apa karena aku nggak tinggi seperti kak Sarah," ujar Fatimah sambil menatap kakaknya.

"Nggak gitu Fatimah, kan kakak udah sering bilang, kakak itu...alergi sama aroma badan kamu, nanti kalau aku pingsan gimana," ucap Rahman dengan gugup.

"Emang aku bau apa? aku kan baru mandi," Fatimah kesal pada sikap Rahman.

"Bukan...bukan bau, tapi aku emang alergi sama aroma badan kamu, tapi bukan karena bau ya," Rahman mencari-cari alasan.

Fatimah kesal dan meninggalkan kamar Rahman.

Fatimah duduk merenung di taman belakang rumah. ia teringat masa-masa kecilnya yang penuh kasih sayang dari kedua kakaknya.

Sembilan tahun lalu

Fatimah dengan tubuh mungilnya di ejek oleh teman-teman sekolahnya. saat itu ia duduk di bangku SD. seorang teman mendorongnya hingga terjatuh, dan tangannya terluka.

Fatimah menangis di sekolah, semua teman-temannya sudah pulang, tinggal ia sendiri di sana.

Fatimah melihat darah di siku tangannya sambil menangis. Seorang laki-laki yang jauh lebih tinggi darinya datang menolongnya, yang ternyata adalah Rahman Kakaknya. saat itu Rahman duduk di bangku SMP.

Rahman mengobati luka adiknya, ia mengeluarkan sapu tangan dari sakunya lalu di lapnya darah di siku adiknya itu.

"Fatimah...siapa yang berani melukai kamu, awas saja, aku akan kasih peringatan sama orang yang udah melukai kamu," tegas Rahman yang kasihan pada adiknya.

Fatimah tak menjawab, ia hanya bisa menangis seolah mencurahkan segala rasa sakit yang ia lalui.

"Ayok, biar kakak gendong kamu aja, kita harus segera pulang, nanti bunda pasti cariin kamu," Rahman membungkuk seraya mempersilahkan Fatimah ke punggungnya.

Fatimah pun merasa nyaman di gendong sang kakak. "Makasih Kak, aku merasa aman kalau ada kakak," Ucap Fatimah tepat di telinga Rahman. "Sama-sama, aku akan menjaga kamu sampai kita tua nanti," Rahman tersenyum.

***

"Fatimah...Fatimah.." panggil Sarah menghentikan lamunan Fatimah.

"Kakak..ngagetin aja deh,"

" Lagi mikirin apa? kalau ada masalah cerita dong sama aku," sarah mengelus kepala Fatimah. "Nggak mikirin apa-apa kok," Fatimah mengelak.

"Sebenarnya ada yang mau kakak sampaikan," Sarah menatap serius wajah adiknya.

"Apa kak?"

"Kamu itu kan sudah dewasa, jadi kita sebagai perempuan harus menjaga, kehormatan kita, aurat kita, dan rasa malu kita, misalnya, di rumah kamu harus memakai jilbab dan juga menjaga jarak agar tidak terlalu dekat sama kak Rahman, bagaimana pun juga kan dia laki-laki, ya..meskipun dia adalah kakak kita, tapi tetap saja kita harus menjaga jarak aman," Tutur Sarah seraya menjelaskan dengan pelan agar Fatimah mengerti.

"Tapi kak, teman-teman aku pada dekat sama kakak laki-laki mereka kok, apa salahnya sih kak, kan kita bersaudara," Kata Fatimah dengan polosnya.

"Itu kan mereka, keluarga kita beda lah sama mereka, pokoknya kamu harus dengar nasehat kakak ya," Sarah menggenggam tangan Fatimah.

"Iya kak..iya..aku akan jaga jarak," Fatimah sedikit kesal pada sikap kedua kakaknya itu.

" Kenapa yah sekarang kak Rahman mulai jauh dari aku, apa jangan-jangan dia udah punya pacar ya, iya sih kalau nanti dia nikah pasti aku semakin dilupain," Batin Fatimah.

***

Sinar mentari di hari Senin begitu cerah. Fatimah sudah berpakaian rapi bersiap-siap berangkat ke sekolah.

Seperti biasa ia di antar kakaknya Rahman. namun bedanya kali ini ia diantar dengan mobil.

"Ayok naik," Rahman membukakan pintu mobil untuk adiknya. "Cie..mobil baru ya kak," Fatimah memperhatikan mobil itu.

"Iya..sengaja aku beli, supaya kalau ngantar kamu sekolah tidak kepanasan lagi," tutur Rahman menatap adiknya.

Fatimah tersenyum.

"Kak ..teman aku yang namanya Lilis naksir sama kakak loh, katanya kakak itu ganteng terus hidungnya mancung," Fatimah bermaksud mencocokkan kakaknya dengan temannya.

"Terus..kalau aku ganteng, aku harus gimana dong, harus bangga gitu?" ucap Rahman menghentikan pembicaraan Fatimah.

"Maksudnya tuh dia pengen kenalan sama kakak, kakak mau kan," Bujuk Fatimah.

"Oh ya...pagi ini aku ada meeting jadi harus buru-buru," Rahman mengalihkan pembicaraan.

Sesampainya di depan sekolah, Fatimah bermaksud mencium tangan kakaknya, namun dengan spontan Rahman berkata, "Nggak usah Fatimah, kakak agak alergi sama parfum kamu,"

"HH..ya udah, dasar kakak aneh, Salim aja nggak boleh," Fatimah kesal dan berjalan menuju kelas.

"Fatimah, aku berharap suatu saat kamu bisa mencium tangan ku setiap waktu, setiap hari aku bisa di sisi mu, namun sekarang belum tepat, aku berjanji tidak akan membiarkan laki-laki lain memasuki hidupmu, cukup aku dan ayah laki-laki yang ada di hidupmu, aku khawatir tidak bisa menjaga pandangan ku, maaf Fatimah, sejak kamu beranjak dewasa, aku seolah menatapmu bukan lagi sebagai seorang adik, tetapi seorang gadis, itulah kenapa aku sangat takut jika kamu mendekatiku, suatu saat aku akan menghalalkan pandangan ini," batin Rahman yang masih memandang Fatimah hingga Fatimah berjalan jauh.

***

Di kelas, Fatimah amat mengagumi seorang murid baru laki-laki yang merupakan pindahan dari pondok pesantren. sesekali ia menoleh ke arah laki-laki itu.

laki-laki itu bernama Fatih.

"Hayo ..kamu lagi liatin siapa.." Lilis sahabat Fatimah muncul. "Nggak..nggak ada kok," elak Fatimah sambil tersenyum.

***

Jam Istirahat

Fatimah dan Lilis sedang makan di kantin,"Assalamualaikum Fatimah, Lilis, boleh gabung nggak," sapa Fatih dengan ramah.

"Waalaikumussalam boleh kok..boleh," perasaan Fatimah bercampur aduk, antara kaget dan kagum.

"Oh ya Fatimah, terimakasih ya, kemarin udah mau meminjamkan catatan kamu," Ucap Fatih dengan tulus.

"Iya sama-sama Fatih," Jawab Fatimah dengan lembut. " ya Allah.. ganteng bangat, astaghfirullah, ingat Fatimah kamu nggak boleh zina mata," Batin Fatimah yang mengagumi Fatih.

* Jangan lupa tinggalkan jejak ya..😊*

Terpopuler

Comments

Supriyati Titie

Supriyati Titie

cukup menarik ceritanya dan enak bacanya... ...

2022-11-25

1

lihat semua
Episodes
1 1. Menjagamu
2 2. Gadis kecil kakak
3 3.Pemilik hati
4 4.Terungkapnya Rahasia
5 5. Syarat menikahimu
6 6. Keputusan terberat
7 7. Air mata Fatimah
8 8. Perubahan Sikap Fatimah
9 9. Izin dari suami
10 10.Masakan istri
11 11. Rusaknya Harapan
12 12. Menyibukkan diri untuk melupakan masalah
13 13. Kedatangan yang tiba-tiba
14 14. Pertengkaran tak berujung
15 15. Tolong jaga Rahasia
16 16. ketika kamu memantau istri
17 17. Housekeeping imut
18 18. Istri adalah prioritas
19 19. Ketika kamu dianggap salah
20 20. Bidadari milik Rahman
21 21. Kejadian yang tiba-tiba
22 22. Cinta membuatmu menyiksa diri
23 23. Perhatian yang ku harapkan
24 24. Rasa curiga
25 25. Jebakan yang menguntungkan
26 26. Hidayah cinta di kamar 27
27 27. Malam yang gelap
28 28. Mencoba cinta?
29 29. Kedatanganmu terlambat
30 30. Ketika dia jauh
31 31. Ketika kamu di uji
32 32. Akhirnya ia kembali
33 33. Kalung cinta
34 34. Kebahagiaan sesaat
35 35. Makam
36 36. Bagai mimpi buruk
37 37. Kehilangan
38 38. Mencarimu
39 39. Foto petunjuk
40 40. Masa pemulihan
41 41. Menolak
42 42. Mencoba setuju
43 43. Saat tau ia akan menikah
44 44. Sembunyi tapi peduli
45 45. Jembatan penyatu
46 46. Memperbaiki semuanya
47 47. Bersama
48 48. Dendam bukan solusi
49 49. Dilamar
50 50. Ending
51 Katakan tidak pada Cinta
52 Yang terbaru
53 Aku bukan bidadari surgamu
54 Promosi karya Ketika Pangeran Dingin Jatuh Cinta
Episodes

Updated 54 Episodes

1
1. Menjagamu
2
2. Gadis kecil kakak
3
3.Pemilik hati
4
4.Terungkapnya Rahasia
5
5. Syarat menikahimu
6
6. Keputusan terberat
7
7. Air mata Fatimah
8
8. Perubahan Sikap Fatimah
9
9. Izin dari suami
10
10.Masakan istri
11
11. Rusaknya Harapan
12
12. Menyibukkan diri untuk melupakan masalah
13
13. Kedatangan yang tiba-tiba
14
14. Pertengkaran tak berujung
15
15. Tolong jaga Rahasia
16
16. ketika kamu memantau istri
17
17. Housekeeping imut
18
18. Istri adalah prioritas
19
19. Ketika kamu dianggap salah
20
20. Bidadari milik Rahman
21
21. Kejadian yang tiba-tiba
22
22. Cinta membuatmu menyiksa diri
23
23. Perhatian yang ku harapkan
24
24. Rasa curiga
25
25. Jebakan yang menguntungkan
26
26. Hidayah cinta di kamar 27
27
27. Malam yang gelap
28
28. Mencoba cinta?
29
29. Kedatanganmu terlambat
30
30. Ketika dia jauh
31
31. Ketika kamu di uji
32
32. Akhirnya ia kembali
33
33. Kalung cinta
34
34. Kebahagiaan sesaat
35
35. Makam
36
36. Bagai mimpi buruk
37
37. Kehilangan
38
38. Mencarimu
39
39. Foto petunjuk
40
40. Masa pemulihan
41
41. Menolak
42
42. Mencoba setuju
43
43. Saat tau ia akan menikah
44
44. Sembunyi tapi peduli
45
45. Jembatan penyatu
46
46. Memperbaiki semuanya
47
47. Bersama
48
48. Dendam bukan solusi
49
49. Dilamar
50
50. Ending
51
Katakan tidak pada Cinta
52
Yang terbaru
53
Aku bukan bidadari surgamu
54
Promosi karya Ketika Pangeran Dingin Jatuh Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!