Bulu kuduk Hani mulai merinding setelah mengalami hal supranatural barusan dan yakin jika sebelumnya dirinya melihat kaki seorang siswi yang terlihat dari bawah meja.
Setelah posisi Hani spontan terangkat
dari posisi menunduk nya saat mengambil pulpen saat itulah dirinya melihat kaki pucat hingga membuatnya langsung berbalik badan.
Ternyata yang ia sangka ada seorang siswi di kelas ini rupanya hanya imajinasi dirinya saja, pikir Hani merujuk pada dirinya yang kurang tidur nyenyak. Menepis pikiran bahwa yang dilihatnya barusan adalah hantu.
Bahkan saat Hani mulai penasaran untuk mencarinya di kelas sepi ini, sama sekali tidak menemukan keberadaan siswi itu.
Kelas memang terlihat bersih namun hening tidak terdengar suara mengajar guru dari kelas lain. Bahkan kelas ini telah di pasangi oleh garis polisi yang berada didepan pintu, sedangkan untuk dua kelas lain yang terletak disebelah kelas ini sementara di kosongkan terlebih dahulu demi kepentingan penyelidikan.
Murid kelas yang dikosongkan tersebut telah dipindahkan ke kelas lain untuk diatur jadwal keberangkatannya dengan cara bagi jam pagi dan siang.
"Tadi hantu ya, tapi kok muncul di waktu pagi hari ini sih. Kayaknya hantu tadi benar-benar sengaja menampakkan dirinya," ucap Hani berbicara didalam hati masih merasa keberadaan hantu menyerupai siswi tadi masih ada didekatnya.
Akhirnya pikiran negatif pun menghantui dirinya lagi, karena masih teringat jelas dalam bayang-bayang ingatan barusan.
Hawa di ruangan kelas ini begitu kental sekali dengan aktivitas supranatural yang Hani rasakan, menandakan keberadaan makhluk tak mata bisa ada sekitar dirinya.
Tiba-tiba saja dibelakang punggung Hani terasa ada seperti yang merayap membuat dirinya hanya diam mematung.
"Bu, maaf aku agak lama. Soalnya perut aku entah kenapa jadi sakit sekali, padahal sebelumnya kondisi aku baik-baik saja. Aku serius Bu ngga bohong," mendengar penuturan murid tersebut Hani pun memutuskan untuk melepaskan murid itu dari pertanyaan dirinya yang belum sempat ditanyakan. Dari wajahnya saja Hani mengerti dia tidak sedang berbohong.
"Ya udah kamu selesaikan dulu masalah dirimu itu, makasih untuk waktunya."
"Makasih banyak Bu, aku pergi dulu ke kamar kecil."
Deni terlihat terburu-buru saat meninggalkan Hani dari dalam kelas.
Hani pun kembali mencatat apa yang menurutnya cocok untuk dijadikan bahan pada isi berita yang akan ditulisnya, lalu dimuat pada koran pagi.
Hendak meninggalkan kelas ini Hani malah dijumpai oleh seorang murid perempuan yang memakai Hoodie hitam menutupi seragam almamater Sekolahnya.
"Bu saya mau menyampaikan sesuatu kepada ibu, tapi kita bicarakan-nya jangan disini!" ujarnya sedikit menekan kata.
Hani membalas perkataannya barusan dengan anggukan sembari mengikuti murid tersebut.
Lebih tepatnya sekarang mereka berdua berada di sebuah bangunan angker dan sudah masuk kedalam bangunan tersebut.
Kondisi didalamnya masih bagus, Hani mengira jika bangunan ini dulunya digunakan sebagai tempat acara acaranya sekolah. Karena ada bagian luas didalam tempat ini.
Langit yang mendung dan minim akan cahaya di tempat ini menambahkan kesan angker bangunan tersebut.
Hani sendiri sempat merasa merinding saat memasuki pintu utama bangunan besar ini, namun ia bersikap biasa-biasa saja lantaran ada murid didekatnya.
"Buat apa kita kesini, oh ya nama kamu siapa?" ucap Hani bertanya setelah murid itu menghentikan langkah dan berbalik badan menghadap Hani.
"Nama aku Fina Bu, temennya Silvia. Tujuan aku membawa ibu kesini karena ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan kepada ibu, tapi pertama-tama saya mau memastikan kepada ibu."
"Begitu ya, coba terangkan kepada ibu?"
"Pemandangan yang tidak enak untuk dilihat Bu, kebetulan saya baru melihatnya pagi ini setelah diarahkan oleh Silvia melalui mimpi."
"Hmm, ya udah ibu mau liat sekarang."
Penasaran dengan perkataan murid ini Hani pun menyuruhnya untuk cepat menunjukkan sesuatu itu.
Kembali murid itu berjalan lebih dulu dan Hani mengekor dari belakang. Murid itu lalu memasuki ruangan gudang kemudian berhenti di sudut tumpukan barang-barang seperti tumpukan buku dan lainnya terdapat pula anatomi tubuh manusia.
Sambil menunjukkan sesuatu pada Hani murid tersebut menutupi hidupnya.
Mendekati sesuatu yang ditunjukkan oleh murid perempuan tersebut Hani mulai mencium bau anyir dan bau busuk.
Dirinya lalu terkejut melihat potongan badan manusia dari kaki sampai ke perut saja, sedangkan bagian atasnya seperti terpotong.
"Hueek..."
Tidak tahan melihatnya Hani langsung muntah dan memalingkan wajahnya melihat pemandangan yang tidak enak untuk dilihatnya tersebut.
"Eh, bukannya ibu ini polwan ya. Tapi kok Ibu segitunya melihat potongan tubuh ini?"
Tidak menyangka apa didengarnya barusan Hani merasa murid perempuan ini lebih berani daripadanya dirinya.
"Kenapa ada mayat disini!? Kamu beneran mengetahuinya dari mimpi?"
"Iya Bu, dan dia ini adalah Silvia yang sudah tiga hari menghilang. Dia juga teman aku yang paling baik dan murah senyum. Sayangnya aku tidak bisa melihat senyumannya lagi, setelah dirinya tinggal tubuh bagian bawah saja."
"Coba ibu lihat lagi, mungkin ada hal yang bisa ibu temukan untuk menangkap si pelaku."
Hani shock berat dan lari dari tempat tersebut secepat mungkin, meninggalkan murid tersebut disana sendirian.
Saat mereka berdua keluar Hani berpesan kepada murid tersebut untuk masuk ke kelas, sementara masalah potongan tubuh tersebut biar dirinya saja sebagai pihak kepolisian yang mengurusnya.
"Baik Bu, saya pamit undur diri."
Beberapa hari kemudian, Hani telah mengedarkan berita tentang kejadian supranatural merujuk pada kasus hilangnya siswi di sekolah SMA negeri.
Berita dalam koran pagi tersebut laris terjual dan dipercayai oleh kebanyakan orang dari berbagai kalangan. Namun sebagian lagi mengkritik karena dinilai terlalu melebih-lebihkan.
Dan ditemukannya potongan tubuh siswi yang telah dinyatakan hilang membuat khayalak berpendapat pelaku di balik kasus tersebut.
Ada yang mengira dilakukan oleh seorang pembunuh berantai yang ahli dalam anatomi tubuh karena bagian tubuh yang terpotong tersebut sangat rapi. Ada pula yang mengkaitkannya dengan hal supranatural.
•••
Didalam kelas 11 ketika Fina sendirian masih berada di kelas dan belum pulang karena hujan deras. Kini dirinya tengah membaca buku sembari menunggu hujan reda.
Kreet...
Terdengar suara pintu terbuka lebar yang sebelumnya hanya sebagian menutup.
Fina yang sedang asyik membaca sama sekali tidak menghiraukan, baginya pintu terbuka lebar tersebut dikarenakan oleh angin.
Hush..
Brakk!
Buku yang dibacanya tiba-tiba saja terlempar kedepan, sementara pintu kelas tertutup dengan sendirinya.
"Apaan-apaan sih!"
Dirinya kemudian mengambil buku tersebut yang jatuh di depan meja tak jauh darinya. Saat Fina dalam keadaan jongkok dirinya melihat ada seseorang seperti sedang duduk di belakang meja yang sebelumnya ia duduk.
Dengan bagian bawahnya yang tak asing bagi Fina, dari pada penasaran ia pun sedikit menyembulkan kepalanya untuk melihat siapa yang sedang duduk tersebut.
Namun saat itu juga dirinya tidak menemukan siapa-siapa, kembali lagi ia dalam keadaan jongkok dan masih melihat bagian bawah seorang murid perempuan dengan warna kulit kakinya yang pucat.
Hingga Fina akhirnya menyadari bagian bawah kaki tersebut dari sepatu yang dikenakannya mirip seperti sepatu sahabatnya yang sudah meninggal.
Bagian bawah badan Silvia tersebut yang sudah Fina sadari mulai keluar dari area bangku sehingga Fina memutuskan untuk pergi meninggalkan kelasnya.
Sayangnya pintu terkunci dan dirinya sudah berteriak meminta pertolongan namun tidak ada yang mendengar.
Dengan nafas tidak karuan ia berjalan sembari berjongkok memilih untuk mengetahui keberadaan Silvia sekarang.
Ia pun melihat bagian bawah tubuh temannya tersebut yang tengah menuju kearahnya. Kejar kejaran pun terjadi hingga Fina dibuat kelelahan dan pasrah pada keadaan.
•••
Dua setelah kejadian hilangnya siswi bernama Fina kepala Sekolah pun dituntut oleh keluarga korban karena dinilai kurang baik dalam menangani kasus hilangnya beberapa murid.
Sementara Deni yang sedang membolos dibelakang sekolah dan sedang melahap gorengan, dirinya dikejutkan oleh bagian bawah tubuh yang diam tak bergeming.
Dan bagian bawah tubuh tersebut adalah milik seorang siswi bernama Fina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman
novel nya sih bagus
cuma msh ga phm cerita nya mau di bwa kemana
ada beberapa keslhn di penempatan kata,tipo tipo juga🤭🙏
btw ga pa2 kak aku hargai ide kak dewi menulis kisah hanny ini
2023-02-25
1
Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman
aku yg kelewat atau gimana yaa.hanny profesi nya apa yaa
polwan apa penulis/wartawan/jurnalistik
2023-02-25
0
Gomen nasai
Deni bakalan jadi korban
2022-11-23
0