Perbedaan Waktu

Terpaksa dokter tersebut menyuntikkan obat bius kepada Hani untuk membuatnya pingsan agar memudahkan perawat dalam membawanya.

Kembali pada kamar tempat sebelumnya Hani dirawat, yang kini tubuhnya direbahkan pada kasur rumah sakit. Lalu Hani diberi lagi infusan dan alat bantu pernafasan.

Dokter tersebut bilang kepada perawat untuk tak lepas pandangan dari pasien bernama Hani agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

Kedua perawat mengangguk paham dan langsung melenggang pergi setelah selesai dengan kewajibannya. Sementara dokter tersebut menyeringai kepada Hani yang sedang tertidur pulas.

"Kau tidak akan bisa lepas dariku. Sebelum syarat yang ku katakan padamu kau tepati dan selesai pada tugas dari syarat ku hingga benar-benar terselesaikan!"

Setelahnya dokter tersebut pergi meninggalkan ruangan tersebut dan mengunci pintu ruangan dari luar.

•••

Terlihat Hani yang bergerak-gerak, tubuh dan wajahnya seperti sedang mengalami mimpi buruk kembali. Napasnya pun terasa sesak meskipun alat bantu pernafasan telah terpasang padanya.

"Hem, hem, hem."

Hujan yang masih mengguyur dengan derasnya menyamarkan suara Hani yang semakin lama semakin keras.

Bayangan hitam lalu terlihat di atas perut Hani yang masih bertengger tanpa tergoyahkan sekalipun, meskipun gerakan tangan dan wajah Hani seakan mengusir sosok hitam tersebut.

Wujudnya seperti manusia dewasa pada umumnya namun seluruh tubuhnya hitam gelap tak terlihat wajah dan rambut. Atau memang sosok tersebut tidak memilikinya.

Baru saat sosok tersebut menghilang Hani perlahan-lahan tenang kembali seakan dirinya telah dicabut roh dari raganya.

Pagi ini Hani terbangun sembari mengingat mimpinya semalam yang masih membekas di ingatannya. Lalu dalam beberapa detik setelahnya memori mimpi tersebut perlahan-lahan terlupakan hingga benar-benar lenyap dari ingatan Hani.

"Aku tidak berhasil keluar semalam, mungkin karena aku terlalu bertindak ceroboh mengikuti perintah dari otakku yang menggambarkan dengan jelas mimpi pria itu yang akan membunuhku. Dan sebenarnya aku ingin pergi dari sini sih."

Panjang bergumam ia tidak tahu jika orang yang dibicarakan sedang mendengarkan ucapannya dari luar pintu.

Ceklek!

Pria tersebut pun masuk kedalam ruangan Hani yang tengah berbaring di ranjang rumah sakit. Dengan pakaian dokter.

"Kamu berencana melanggar janjimu, wanita?"

"Jujur aku tidak ingin menyanggupi permintaan mu yang menyuruhku untuk menulis berita aneh dan tidak masuk akal, karena aku sudah bekerja di tempat lain. Kalau boleh, aku mau minjam ponselmu?" sahut Hani sembari meminta dipinjamkan ponsel untuk dirinya menelpon sang suami.

Pria tersebut mengeluarkan nafas panjang lalu berkata "Aku jelaskan padamu sekarang wanita, bahwa dirimu sekarang ini berada di kota "Tragedy" kota penuh akan hal-hal supranatural dan kejadian misterius yang sulit dipecahkan, bahkan aneh. Dan jika dirimu mengeluh ingin pulang maka aku tegas kepadamu, tidak ada jalan keluar!"

"Apa maksudmu tidak ada jalan keluar, apa aku terjebak di dalam kota ini gitu?"

"Begitulah, meskipun begitu kamu dapat menghubungi suamimu. Jadi tidak ada alasan lagi bagi dirimu untuk tidak menyanggupi syarat ku!" ucapnya menekan kata diakhir.

"Tunggu. Aku butuh waktu untuk mencerna yang kamu omongkan, yang menurutku sangat membingungkan. Jadi intinya aku tidak bisa kembali ke rumah karena terjebak di kota ini, seperti di film-film horor?"

"Kau akhirnya memahami maksud perkataan diriku, itu sungguh awal yang bagus. Sekarang waktunya kita pergi ke tempat tinggal sementara, kau akan keluar dari rumah ini sakit segera!"

"Bukannya aku masih... eh!? Tubuhku sudah tidak merasakan rasa sakit dan kakiku bisa digerakkan kembali."

Terkejut akal keajaiban tersebut Hani pun setuju untuk pergi dari rumah sakit segera. Karena di satu sisi ia memang membenci rumah sakit yang tentunya dengan suatu alasan.

Kini mereka berdua berada di dalam mobil yang dikendarai oleh pria dingin sebutan Hani padanya. Hingga akhirnya dia mengenalkan diri kepada Hani.

"Namaku Stefan Ju. Kamu panggil saja aku Stefan, jangan sebutan lain tentang diriku."

"Tapi sebutan itu benar-benar cocok dengan kepribadian dirimu."

"Terserah saja, asal kamu mau menyanggupi syarat yang sudah kamu janjikan."

Memikirkan kembali perkataan pria ini saat dirinya bertemu untuk yang pertama kalinya Hani kira dia sangat polos, lalu tak lama setelahnya pandangannya berubah bahwa pria ini orang yang suka mencari kesempatan dalam kesempatan.

Sekarang ini pun pandangannya kepada pria bernama Stefan pun berubah lagi menjadi pria dengan kepribadian dingin dan aneh.

Fakta bahwa dirinya sudah sembuh seperti sediakala kini membuatnya ngeri sekaligus berpikir hal tersebut memang keajaiban atau mungkin ulah seseorang.

Hani sempat berpikir jika ia adalah korban uji coba obat tertentu atau kelinci percobaan pada rumah sakit sehingga dari pikirannya itu ia simpulkan dirinya dapat sembuh seperti sekarang ini.

"Kita akan tinggal sementara di rumah ini, rumahnya tidak terlalu luas, tapi lumayan untuk kita tinggali."

"Tunggu, jangan bilang kita berdua akan tinggal bersama?"

"Perkataanmu barusan tepat sekali, kita akan tinggal bersama kedepanya, sampai kau benar-benar selesai dengan tugasmu!"

"Kalau begitu aku menolak, karena aku sudah menikah dan mempunyai orang yang sangat aku cintai!" tolak Hani dengan tegas.

"Bagaimana jika dirimu menelpon dulu suamimu yang kau bicarakan itu, agar dirinya tidak resah dengan keadaan dan keberadaan dirimu sekarang!"

"Oke, huh...?"

Kini Hani sedang terhubung dengan suaminya lewat sambungan telepon.

"Han apa kamu baik-baik saja!?"

"Aku baik-baik saja mas, aku diselamatkan oleh seseorang yang membawaku ke rumah sakit!"

"Syukurlah, jika kamu baik-baik saja, aku senang mendengarnya. Barusan aku sangat terpuruk mendapatkan kabar dari pihak kepolisian, yang katanya ditemukan mobil di dekat jurang dan bekas darah disekitar tempat kejadian, ciri-ciri mobilnya pun sama seperti mobil punyamu. Tapi sekarang aku senang hanya sekedar mendengar suaramu lewat sambungan telepon."

"Iya mas, aku juga senang bisa mengabari keadaan diriku sekarang ini pada suami tercintaku. Oh ya, aku sekarang ada di..."

"Jalan xxx no. 3 sebelah kedai kopi!" ucap Stefan memberitahu.

"Aku ada di jalan xxx no. 3 sebelah kedai kopi mas!"

"Eh, serius kamu ada disana sayang?"

"Memangnya kenapa mas, aku beneran ada disini kok, iyakan Stefan?"

"Benar, kau ada di alamat yang aku katakan barusan. Jujur aku tidak membohongi dirimu."

"Han, kamu bicara dengan siapa, suaranya seperti suara laki-laki?"

"Kebetulan dia adalah orang yang secara sukarela membantuku mas, dia orangnya sangat baik sekali padaku."

"Hmm begitu, mas senang dengar nya. Btw mengenai alamat yang kamu bicarakan tadi di mesin pencarian menampilkan sebuah kota tua yang pernah dilanda bencana dahsyat, yang kita sudah tidak ada lagi!"

"Seriusan mas, mungkin mas salah ketik?"

"Kayaknya nggak deh, udah benar alamat tersebut pernah tertulis di mesin pencarian, bahkan mengarahkan pada tahun 2008 yang sekarang ini tahun 2022!"

Hani pun sangat shock mendengar penuturan suaminya barusan bahwa dirinya telah berada di kota yang sudah tidak lagi ada di tahun 2022.

Terpopuler

Comments

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

nanya dong ini ceritanya latarnya Indonesia atau luar nihh🤭🙏

2023-02-25

0

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

maka aku tegaskan padamu

kurang akhiran (an)

dibaca lgi yaa kak trs di koreksi
mf keun klo sering kritik
biar kedepannya tulisan akak bagus lgi yaa🙏

2023-02-25

0

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

klo boleh aku munjem ponsel mu

kalimat minjem lebih enak di baca diganti pinjam

2023-02-25

1

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Bangun!
3 Perbedaan Waktu
4 Siswi Setengah Badan Part 1
5 Siswi Setengah Badan Part 2
6 Tentang Wabah Laba-laba
7 Wabah Mengerikan Part 1
8 Wabah Mengerikan Part 2
9 Berita Booming
10 Seseorang Yang Terobsesi Pada Rasa Sakit
11 Karma Atau Kutukan?
12 Ingin Cepat-cepat Pulang
13 Semoga Saja Kau Dapat Dipercaya
14 Kehidupan Didalam Dinding Part 1
15 Kehidupan Didalam Dinding Part 2
16 Mimpi Absurd
17 Kali Ini Lebih Serius
18 Wajah Pada Benda Mati
19 Aku Sendirian Merasa Ketakutan!
20 Cerita Selanjutnya
21 Berubah Menjadi Serangga
22 Mempercayainya Atau Malah Meragukannya
23 Tumbal Jiwa
24 Menilik Fakta
25 Hari Yang Sama Berbeda Tanggal
26 Bertemu Dengannya
27 Selesainya Kutukan Di Sekolah
28 Pembunuh Berantai Part 1
29 Pembunuh Berantai Part 2
30 Mendapatkan Balasannya
31 Gangguan Dari Gadis Sekolah Part 1
32 Gangguan Dari Gadis Sekolah Part 2
33 Konsekuensi Atau Takdir?
34 Tersesat
35 Yang Melekat Dengan Kota Tragedy
36 Apakah Hal Ini Karena Mitos Itu?
37 Bisakah Dia Dipercaya?
38 Ketidakadaan
39 Bertahan Hidup Dalam Tambang Batubara Part 1
40 Bertahan Hidup Dalam Tambang Batubara Part 2
41 Dikala Harapan Dan Perjuangan Bersatu
42 Bayi Dalam Perut Ikan Part 1
43 Bayi Dalam Perut Ikan Part 2
44 Fokus Ke Hal Penting Selanjutnya
45 Kepribadian Orang Lain Yang Menjelma Part 1
46 Kepribadian Orang Lain Yang Menjelma 2
47 Apa Aku Salah Mendengar
48 Siapa Yang Berbohong
49 Perlahan-lahan Saja Dalam Memecahkan Teka-teki
50 Menggali Lubangnya Sendiri | Muntah Tak Lasim
51 Apa Maksudnya Mengatakan Hal Itu?
52 Seseorang Yang Digerogoti Oleh Bakteri Misterius
53 Kadang Takdir Tidak Menginginkan Hal Seharusnya Terjadi
54 Penelusuran Di Sebuah Bangunan Terbengkalai Di Tengah Hutan
55 Masuk Dalam Simulasi
56 Kebebasan
57 Dalang Di Balik Ekperimen Rahasia
58 Kejahatan Bertopeng
59 Siapa Stefan Sebenarnya?
60 Terpaksa Harus Melakukannya
61 Kebenaran Atau Hanya Kebohongan
62 Masih Belum Ku Mengerti Tapi Inilah Akhirnya
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Awal
2
Bangun!
3
Perbedaan Waktu
4
Siswi Setengah Badan Part 1
5
Siswi Setengah Badan Part 2
6
Tentang Wabah Laba-laba
7
Wabah Mengerikan Part 1
8
Wabah Mengerikan Part 2
9
Berita Booming
10
Seseorang Yang Terobsesi Pada Rasa Sakit
11
Karma Atau Kutukan?
12
Ingin Cepat-cepat Pulang
13
Semoga Saja Kau Dapat Dipercaya
14
Kehidupan Didalam Dinding Part 1
15
Kehidupan Didalam Dinding Part 2
16
Mimpi Absurd
17
Kali Ini Lebih Serius
18
Wajah Pada Benda Mati
19
Aku Sendirian Merasa Ketakutan!
20
Cerita Selanjutnya
21
Berubah Menjadi Serangga
22
Mempercayainya Atau Malah Meragukannya
23
Tumbal Jiwa
24
Menilik Fakta
25
Hari Yang Sama Berbeda Tanggal
26
Bertemu Dengannya
27
Selesainya Kutukan Di Sekolah
28
Pembunuh Berantai Part 1
29
Pembunuh Berantai Part 2
30
Mendapatkan Balasannya
31
Gangguan Dari Gadis Sekolah Part 1
32
Gangguan Dari Gadis Sekolah Part 2
33
Konsekuensi Atau Takdir?
34
Tersesat
35
Yang Melekat Dengan Kota Tragedy
36
Apakah Hal Ini Karena Mitos Itu?
37
Bisakah Dia Dipercaya?
38
Ketidakadaan
39
Bertahan Hidup Dalam Tambang Batubara Part 1
40
Bertahan Hidup Dalam Tambang Batubara Part 2
41
Dikala Harapan Dan Perjuangan Bersatu
42
Bayi Dalam Perut Ikan Part 1
43
Bayi Dalam Perut Ikan Part 2
44
Fokus Ke Hal Penting Selanjutnya
45
Kepribadian Orang Lain Yang Menjelma Part 1
46
Kepribadian Orang Lain Yang Menjelma 2
47
Apa Aku Salah Mendengar
48
Siapa Yang Berbohong
49
Perlahan-lahan Saja Dalam Memecahkan Teka-teki
50
Menggali Lubangnya Sendiri | Muntah Tak Lasim
51
Apa Maksudnya Mengatakan Hal Itu?
52
Seseorang Yang Digerogoti Oleh Bakteri Misterius
53
Kadang Takdir Tidak Menginginkan Hal Seharusnya Terjadi
54
Penelusuran Di Sebuah Bangunan Terbengkalai Di Tengah Hutan
55
Masuk Dalam Simulasi
56
Kebebasan
57
Dalang Di Balik Ekperimen Rahasia
58
Kejahatan Bertopeng
59
Siapa Stefan Sebenarnya?
60
Terpaksa Harus Melakukannya
61
Kebenaran Atau Hanya Kebohongan
62
Masih Belum Ku Mengerti Tapi Inilah Akhirnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!