BAB 4 // MENGHINDAR

Diperjalanan menuju kesekolah Zahra, mereka hanya diam. Zahra yang masih dongkol duduk berjarak jauh dari Haris, sedangkan Haris juga menampakkan wajah kesalnya. Mereka saling diam hingga akhirnya merekapun sampai didepan sekolahnya Zahra.

"Kamu pulangnya jam berapa?" Tanya Haris dengan dingin.

"Kenapa emangnya,?" Bukannya menjawab pertanyaan Haris, Zahra malah balik bertanya dengan nada yang ketus.

"Apa yang abang tanya, kamu jawab dulu Zahra!!" Ucap Haris dengan tatapan kesal.

"Gak tau jam berapa." Jawab Zahra akhirnya dan kemudian akan beranjak dari sana. Namun, lagi - lagi Haris menarik tangan adiknya itu.

"Kalau sudah pulang, kamu kabari bang Haris. Abang yang jemput kamu. Abang gak akan izinkan kamu pulang sama teman kamu apalagi laki-laki. Paham kamu kan Zahra??" Kata Haris memperingati Zahra.

"Bang Haris, kenapa sih? Abang jadi aneh gini, kok Jadi ngatur - ngatur Zahra?" Protes Zahra langsung.

"Kamu dengar aja kata abang ini, jangan banyak protes." Ucap Haris.

"Hhhmmm..." Zahra hanya bergumam, lalu bergegas masuk kedalam sekolah.

Setelah memastikan Zahra masuk kedalam sekolah, barulah Haris pergi dari sana dan pulang kerumahnya.

Sedangkan didalam sekolah, Zahra masih terlihat kesal. Ia merasa sikap abangnya itu menjadi aneh sepulangnya dari luar negeri. Apalagi sebuah pengakuan yang ia ucapkan malam tadi yang mampu membuat Zahra terkaget - kaget. Sesuatu yang terlintas saja dipikiran Zahra tidak pernah sama sekali. Bisa - bisanya abangnya itu mengungkapkan rasa sayang yang berbeda pada dirinya. Memikirkan itu semua, membuat Zahra mendadak mual.

"Assalamualaikum, Zahra..." Sapaan dari seseorang membuat lamunan Zahra tentang abangnya langsung buyar.

"Eh, kamu Aisyah.." Lirih Zahra tanpa menjawab salam dari temannya yang berkerudung panjang itu.

"Jawab dulu donk salam dari aku, Zahra." Kata Aisyah seraya tersenyum manis.

"Oh iya, sampai lupa. Wa'alaikumussalam Aisyah yang Soleha." Jawab Zahra dengan tersenyum juga.

"Oya, aku perhatikan dari depan gerbang tadi, wajah kamu kok cemberut gitu sih Zahra, ada apa?" Tanya Aisyah yang memang memperhatikan Zahra sejak tadi.

"Iya, itu tadi. Aku lagi kesal dengan Abang aku." Jawab Zahra akhirnya.

"Kesal kenapa?" Aisyah bertanya lagi.

"Nantik aku ceritakan ke kamu deh, Aisyah. Sekalian aku mau tanya - tanya juga sama kamu, kamu kan ilmu agamanya bagus tu jadi bisa lah kamu berbagi ilmu sedikit dengan teman mu ini." Kata Zahra.

"Iya, boleh Zahra. Semampu Aisyah akan jawab pertanyaan kamu ya, kalau ada yang tidak terjawab kita bisa temui Kak Rihana, kita cari jawaban dari beliau." Ujar Aisyah dengan memberi saran yang terbaik menurutnya.

"Ya terserah kamu, Aisyah. Aku ikut aja." Kata Zahra dengan tertawa kecil. Karena entah kenapa mendengar nama kak Rihana membuat Zahra agak sedikit malas. Karena semenjak Aisyah kenal dengan dia, semenjak itu pula Aisyah berubah drastis. Dulunya Aisyah sama dengan Zahra, dari segi penampilan dan juga segi berbicara yang blak - blakan. Tapi kini Aisyah berubah menjadi kalem dengan hijab besar menutupi hampir seluruh badannya. Sangat kontras sekali dengan penampilan Zahra yang terkesan agak tomboy. Memang ia juga berkerudung, tapi tidak sedalam dan tertutup seperti Aisyah.

Setelah itu, mereka sampai didalam kelas. Selang beberapa menit kemudian, ujian semester akhirnya pun dimulai.

💕💕💕💕

Haris menghubungi nomor Zahra. Tapi adiknya itu tidak kunjung mengangkat telepon darinya. Haris kirim pesan Whatshapp dari tadi pun tidak dibaca-bacanya.

"Ma, Zahra pulang sekolah biasanya jam berapa?" Tanya Haris kepada Mamanya yang terlihat sibuk menata makanan dan lain sebagainya di lemari dapur.

"Biasanya cepat kok, Ris. Kan cuman ujian." Sahut Elisa.

"Kira - kira sekarang sudah pulang belum ya Ma?" Haris bertanya lagi. Elisa tidak langsung menjawab, ia melirik jam tangannya.

"Sudah Mama rasa, Ris. Kenapa emangnya? Kamu mau jemput Zahra ya?" Tanya Mamanya.

"Rencananya iya, Ma." Jawab Haris akhirnya.

"Kamu telepon saja Zahra dulu, mana tahu saja dia pulang. Untuk memastikan." Suruh Elisa.

"Sudah, Ma. Tapi gak diangkat - angkat." Kata Haris dengan wajah yang kesal.

"Ya sudah kamu langsung aja ke sekolah nya, Ris." Suruh Mamanya akhirnya.

"Okelah." Ujar Haris dengan menghela nafas.

Setelah Haris sampai di sekolah nya Zahra..

Haris kembali menghubungi nomor Zahra, tapi masih tetap sama. Adiknya itu tidak mengangkat telepon darinya. Tidak pernah sebelumnya Zahra bersikap seperti ini, sebelum - sebelumnya jika ada saja satu panggilan tidak terjawab dari Haris pasti ia langsung menghubungi balik. Tapi, kini Haris sudah berulang kali menelpon tapi Zahra tetap tidak menelpon balik dirinya.

"Tidak mungkin dia masih ujian kan? Inikan sudah jam 12 siang." Ujar Haris berbicara dengan dirinya sendiri. Haris yang berhenti didepan gerbang sekolah Zahra juga melihat siswa - siswa Di sekolah tersebut sudah berhamburan keluar menuju gerbang sekolah yang membuat Haris bertambah yakin bahwa Zahra pasti sudah pulang juga.

Haris yang sudah hampir putus asa menghubungi Zahra akhirnya memutuskan untuk bertanya kepada salah satu siswa perempuan yang kebetulan melintas didepannya.

"Maaf mengganggu, Dik. Apa kamu kenal dengan Zahra? Nama Lengkapnya Anindhia Zahra Sakhi?" Tanya Haris kepada siswa tersebut.

"Oh, Zahra.. Kenal kok, Bang." Jawabnya.

"Syukurlah kalau kenal, kamu lihat Zahra gak? Apa dia sudah pulang?" Tanya Haris lagi.

"Sudah bang, sudah sejak tadi malahan pulangnya. Kebetulan kami ujian cuman satu mata pelajaran hari ini." Jelas siswa tersebut.

"Oh, gitu ya. Terimakasih infonya ya." Jawab Haris dan kemudian kembali menghubungi nomor Zahra yang kali ini malah tidak aktif. Dengan hati yang kesal, Haris akhirnya putuskan untuk kembali pulang kerumahnya.

💕💕💕💕

Jam sudah menunjukkan pukul 3 siang, Dan Zahrapun baru saja sampai didepan rumahnya dengan diantar oleh Reno sampai didepan gerbang rumahnya.

"Makasih banyak ya Reno." Ucap Zahra kepada teman cowoknya itu.

"Sama-sama, Zahra." Jawab Reno dan setelah itu pamit dan pergi meninggalkan Zahra. Dan kemudian, saat Zahra membalikkan badannya ia terkejut saat melihat Haris sudah berdiri dibelakangnya dengan tatapan marah.

Zahra menelan salivanya yang serasa pahit, entah sejak kapan abangnya itu sudah berdiri dibelakangnya.

"Bang Haris?? Bikin kaget Zahra saja." Kata Zahra dengan wajah yang panik. Karena Zahra tahu dari raut wajah abangnya itu terlihat sangat marah sekali. Dan itu karena ulahnya yang tidak mengangkat telepon dari Haris sejak tadi.

"Kamu dari mana?" Tanya Haris setengah membentak.

"Dari... Kosannya Aisyah" Jawab Zahra dengan menatap takut - takut kearah Haris.

"Bohong!!" Tekan Haris yang membuat Zahra semakin tersudutkan.

"Ya sudah kalau bang Haris gak percaya." Kata Aleeya akhirnya dan kemudian beranjak dari sana.

"Tunggu, Zahra." Lagi-lagi Haris menahan lengan Zahra agar tidak pergi dari sana.

"Kenapa Bang?" Tanya Zahra berusaha untuk cuek.

"Kamu itu yang kenapa Zahra? Bang Haris nelpon kamu sejak tadi kenapa gak diangkat-angkat ha? Kamu sengaja menghindar dari bang Haris ya?" Kata Haris yang benar - benar sudah tidak bisa menahan amarahnya yang sudah memuncak.

Zahra tidak langsung menjawab pertanyaan dari abangnya itu. Ia malah mengalihkan wajahnya dengan menunduk.

"Zahra, Jawab!!" Haris semakin menekan Zahra.

"Zahra itu malas aja dengan sikap bang Haris yang berlebihan ini. Aneh banget." Ujar Zahra yang tidak kalah emosi juga.

"Bang Haris begini karena bang Haris sayang smaa kamu Zahra, abang gak mau melihat kamu terjerumus." Kata Haris.

"Terjerumus apaan sih bang? Emang Zahra ngapain?" Tanya Zahra semakin heran dengan ucapan Haris.

"Bang Haris gak mau melihat kamu dekat dengan laki-laki, selain bang Haris." Tegas Haris lagi yang membuat Zahra semkain melongo-longo.

"Aduh, Bang Haris benar - benar aneh. Sudahlah, Zahra yang sekarang malah gak mau dekat - dekat dengan bang Haris," Kata Zahra lalu berlari pergi meninggalkan Haris.

"Zahra, Tunggu!! Bang Haris belum selsai ngomong." Jerit Haris yang kemudian berlari juga mengejar Zahra yang sudah masuk kedalam kamarnya lalu mengunci pintu kamarnya.

💕

💕

💕

💕

BERSAMBUNG...

JANGAN LUPA LIKE DAN BERI KOMENTAR TERBAIKNYA YA, TERIMAKASIH...

Terpopuler

Comments

Radheza Putry Nowry

Radheza Putry Nowry

Zahra belum peka ni..

2022-12-30

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 BAB 1 // MENJEMPUT KEDATANGAN
3 BAB 2 // SEBUAH PENGAKUAN
4 BAB 3 // CEMBURU
5 BAB 4 // MENGHINDAR
6 BAB 5 // PERGI JAUH LAGI
7 BAB 6 // PERGI TANPA PAMIT
8 BAB 7 // SARAN DARI SAHABAT
9 BAB 8 // PENJELASAN
10 BAB 9 // DIJODOHKAN
11 BAB 10 // SEBUAH PILIHAN
12 BAB 11 // MELEPAS KEPEGIAN
13 BAB 12 // KEGALAUAN ZAHRA
14 BAB 13 // JALAN HIJRAH
15 BAB 14 // MENGAGUMI
16 BAB 15 // KEHADIRANNYA KEMBALI
17 BAB 16 // MENGAKUI PERASAAN
18 BAB 17 // MENGIKUTI KATA HATI
19 BAB 18 // PERASAAN TAK MENENTU
20 BAB 20 // SAKIT
21 BAB 21 // PERHATIAN
22 BAB 22 // MENATA HATI
23 BAB 23 // MEMBERI PILIHAN
24 BAB 24 // RASA SEDIH
25 BAB 25 // KEMARAHAN
26 BAB 26 // DIBALIK KATA DIAM
27 BAB 27 // PERTEMUAN DUA KELUARGA
28 BAB 28 // SUATU KEBETULAN
29 BAB 29 // MENCOBA MEMPERJUANGKAN
30 BAB 30 // SEBUAH TUDUHAN
31 BAB 31 // KENEKATAN
32 BAB 32 // PENGAKUAN HARIS
33 BAB 33 // TERUSIR
34 BAB 34 // MENCARI KEBERADAAN
35 Bab 35 // TERTABRAK
36 BAB 36 // MENCOBA BERNEGOSIASI
37 Bab 37 // KEJADIAN SILAM
38 Bab 38 // MENERIMA KENYATAAN
39 Bab 39 // BEGITU MEMILUKAN
40 Bab 40 // MEMBUNUH PERASAAN ITU
41 BAB 41 // MENCOBA MEMBUKA HATI
42 PROMO KARYA BARU
43 BAB 42 // BERTUKAR PIKIRAN
44 BAB 43 // HUBUNGAN YANG SERIUS
45 BAB 43 // PERASAAN ZAHRA
46 BAB 44 // TATAPAN YANG ANEH
47 BAB 45 // HARI PERTUNANGAN
48 BAB 46 // LARANGAN HARIS
49 BAB 47 // SUATU KESALAHAN
50 BAB 48 // MENDENGAR PEMBICARAAN
51 BAB 49 // DESAKAN HARIS
52 BAB 50 // TERUSIR
53 BAB 51 // TENTANG KITA
54 BAB 52 // MENCARI HARIS
55 BAB 53 //
56 BAB 54
57 BAB 55
58 BAB 56
59 BAB 57
Episodes

Updated 59 Episodes

1
PROLOG
2
BAB 1 // MENJEMPUT KEDATANGAN
3
BAB 2 // SEBUAH PENGAKUAN
4
BAB 3 // CEMBURU
5
BAB 4 // MENGHINDAR
6
BAB 5 // PERGI JAUH LAGI
7
BAB 6 // PERGI TANPA PAMIT
8
BAB 7 // SARAN DARI SAHABAT
9
BAB 8 // PENJELASAN
10
BAB 9 // DIJODOHKAN
11
BAB 10 // SEBUAH PILIHAN
12
BAB 11 // MELEPAS KEPEGIAN
13
BAB 12 // KEGALAUAN ZAHRA
14
BAB 13 // JALAN HIJRAH
15
BAB 14 // MENGAGUMI
16
BAB 15 // KEHADIRANNYA KEMBALI
17
BAB 16 // MENGAKUI PERASAAN
18
BAB 17 // MENGIKUTI KATA HATI
19
BAB 18 // PERASAAN TAK MENENTU
20
BAB 20 // SAKIT
21
BAB 21 // PERHATIAN
22
BAB 22 // MENATA HATI
23
BAB 23 // MEMBERI PILIHAN
24
BAB 24 // RASA SEDIH
25
BAB 25 // KEMARAHAN
26
BAB 26 // DIBALIK KATA DIAM
27
BAB 27 // PERTEMUAN DUA KELUARGA
28
BAB 28 // SUATU KEBETULAN
29
BAB 29 // MENCOBA MEMPERJUANGKAN
30
BAB 30 // SEBUAH TUDUHAN
31
BAB 31 // KENEKATAN
32
BAB 32 // PENGAKUAN HARIS
33
BAB 33 // TERUSIR
34
BAB 34 // MENCARI KEBERADAAN
35
Bab 35 // TERTABRAK
36
BAB 36 // MENCOBA BERNEGOSIASI
37
Bab 37 // KEJADIAN SILAM
38
Bab 38 // MENERIMA KENYATAAN
39
Bab 39 // BEGITU MEMILUKAN
40
Bab 40 // MEMBUNUH PERASAAN ITU
41
BAB 41 // MENCOBA MEMBUKA HATI
42
PROMO KARYA BARU
43
BAB 42 // BERTUKAR PIKIRAN
44
BAB 43 // HUBUNGAN YANG SERIUS
45
BAB 43 // PERASAAN ZAHRA
46
BAB 44 // TATAPAN YANG ANEH
47
BAB 45 // HARI PERTUNANGAN
48
BAB 46 // LARANGAN HARIS
49
BAB 47 // SUATU KESALAHAN
50
BAB 48 // MENDENGAR PEMBICARAAN
51
BAB 49 // DESAKAN HARIS
52
BAB 50 // TERUSIR
53
BAB 51 // TENTANG KITA
54
BAB 52 // MENCARI HARIS
55
BAB 53 //
56
BAB 54
57
BAB 55
58
BAB 56
59
BAB 57

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!