BAB 1 // MENJEMPUT KEDATANGAN

ASSALAMU'ALAIKUM,,,

TERUNTUK SEMUA PEMBACA YANG BAIK HATII..

NOVEL INI AKAN SAYA IKUT SERTAKAN DALAM LOMBA NOVEL DENGAN TEMA

"CINTA TERLARANG".

JADI, MOHON DUKUNGANNYA DENGAN MEMBERI LIKE DAN KOMENTAR TERBAIKNYA YA..

SYUKRON...😊🙏🏻

💙HAPPY READING💙

Sinar matahari pagi masuk melalui jendela dan juga sudut kamar Zahra. Wanita berwajah manis itu langsung mengernyitkan matanya yang seakan silau dengan seberkas cahaya matahari yang masuk kedalam kamarnya itu.

Zahra lalu menggeliatkan badannya, masih dengan mata yang terpejam lalu ia meraih handphone yang terletak tidak jauh dari jaungkauan tangannya.

Perlahan - lahan mata bulat dengan bulu mata yang lentik milik gadis itupun terbuka. Zahra menatap benda itu dengan mata yang masih berat, hingga akhirnya ia langsung terduduk saat melihat angka didalam handphonenya yang sudah menunjukkan pukul 8 pagi.

"Ya, Ampuuun... Aku telat bangun." Jerit Zahra kemudian bergegas berlari kekamar mandi.

Beberapa menit kemudian, gadis berkulit sawo matang itu langsung memasang bajunya dengan secepat kilat. Setelah bajunya terpasang, ia lalu memoles wajahnya seadanya saja dan detik kemudian langsung berlari kebawah menuruni anak tangga dengan buru-buru.

"Zahra, hati-hati sayang..!! Kenapa harus berlari sih turun dari tangga?" Tegur Elisa, Mamanya Zahra yang sudah terlihat sibuk didapur menyiapkan sarapan pagi.

Zahra tidak mengindahkan teguran dari Mamanya itu, ia lantas duduk di kursi makan dan menyomot roti dan memasukkan kedalam mulutnya dengan buru-buru.

"Zahra, makannya pelan - pelan sayang. Entar kamu tersedak bagaimana?" Elisa kembali menegur anak gadisnya itu. Ternyata teguran dari Mamanya itu menjadi kenyataan juga, Zahra langsung tersedak dan terbatuk - batuk.

"Minta air, Ma." Seru Zahra dengan mata yang sudah berair akibat tersedak barusan. Elisa langsung menyodorkan air putih ke Zahra.

"Aduh, Mama sih pakai bilang tersedak segala. Jadi benaran kan." Ucap Zahra dengan sedikit kesal setelah ia menghabiskan minuman yang diberikan oleh Elisa.

"Kan salah kamu juga Zahra, makan dan minum itu gak baik buru-buru. Emang ada apa sih? Kamu seperti tergesa - gesa gitu?" Tanya Elisa dengan penasaran.

"Zahra sudah telat Ma! Mama sih kenapa gak bangunin Zahra? Hari ini kan Zahra sudah janji mau jemput bang Haris ke bandara." Ucap Zahra dengan wajah yang masam seolah menyalahkan Mamanya yang tidak membangunkan dirinya.

"Hhhmmm... Mama sudah bangunin kamu sejak tadi, Tapi kamunya aja yang susah banget dibangunin." Jawab Elisa dengan cuek.

"Tapi, Mama kan bisa lebih usaha lagi bangunin Zahra. Entah pakai cara apa gitu." Kata Zahra yang masih mengotot.

"Pakai cara apa Zahra? Apa kamu mau Mama siram pakai air?" Sahut Elisa tanpa menoleh ke anak gadisnya itu. Ia masih terlihat sibuk menata makanan diatas meja makan.

"Ya gak gitu juga, Ya sudah.. Zahra berangkat dulu Ma. Bang Haris pasti sudah tungguin Zahra sejak tadi nih." Ucap Zahra lalu berdiri hendak menyalami Mamanya.

"Jadwal keberangkatan Haris diundur beberapa jam Zahra. Jadi percuma saja kamu ke bandara sekarang, karena orang yang kamu tunggu belum sampai." Jawab Elisa dengan datar.

Zahra langsung mengangakan mulutnya dan juga membelalakkan matanya.

"Masak sih Ma? Siapa yang bilang begitu?" Tanya Zahra.

"Ya Haris Yang bilang." Jawab Elisa.

"Ihh.. Kenapa bang Haris gak ngasih tau Zahra sih??" Tanya Zahra lagi dengan raut kekesalan diwajahnya.

"Coba kamu periksa Handphone kamu Zahra, ada berapa panggilan disana dari abangmu itu. Dia sudah ngabarin kamu sejak tadi, kamunya aja yang tidak sadar." Kata Elisa seraya menggeleng - gelengkan kepalanya. Sejurus kemudian Zahra langsung memeriksa handphonenya. Dan benar saja sudah banyak panggilan tidak terjawab dari abangnya. Zahra langsung memukul jidatnya sambil cengar cengir menatap Mamanya.

💕💕💕💕

Tepat jam 10 pagi Zahra bergerak menuju ke Bandara. Ia pergi bersama Pak Antoni, seorang supir juga merangkap petugas keamanan dirumah Zahra. Ia sudah bekerja bertahun - tahun

dirumahnya Zahra sehingga membuat Zahra sangat begitu dekat dengan pria separuh baya tersebut.

"Ayo Pak, kita langsung ke Bandara." Ajak Zahra lalu duduk dikusi depan.

"Oke, Non. Pasti Non Zahra sudah gak sabar kan mau ketemu den Haris." Tebak Pak Antoni dengan senyum sumringahnya.

"Ya jelas donk Pak, sudah 2 tahun bang Haris gak pulang-pulang. Gimana Zahra gak sabar ingin ketemu, rasanya itu.. sudah rindu, pakai banget malahan." Kata Zahra dengan sorot matanya yang berbinar-binar.

Jelas saja hari ini merupakan hari yang sudah sangat ditunggu - tunggu oleh Zahra, hari dimana abang kesayangannya itu pulang dari luar negeri. Ya.. Abang Zahra bernama Haris itu sudah 2 tahun mengambil kuliah S2 di luar negeri. Papa mereka sengaja mengkuliahkan Haris disana agar setelah lulus nantik Haris bisa melanjutkan bisnis Papanya diperusahaan- perusahaan miliknya yang ada dikota tersebut. Dan sekarang Haris sudah lulus kuliah dan mendapatkan banyak ilmu yang bermanfaat untuk dikembangkannya pada perusahaan Papanya nantik.

Perjalanan menuju Bandara tidak memakan waktu yang lama. Karena kebetulan hari itu hari libur sehingga aktifitas dijalanan tidak begitu macet.

Beberapa saat kemudian, Zahra tampak sedang mengetik sesuatu pada handphonenya.

[Bang Haris yang ganteng, Zahra sudah di jalan ni ya. Abang yang sabar ya tunggu Zahra]

Zahra mengirim pesan tersebut ke Haris yang beberapa menit kemudian langsung dibalasnya.

[Oke Zahra Sayang, Abang baru saja sampai ni. Abang sabar tungguin kamu kok.]

Zahra lalu tersenyum lebar setelah membaca pesan dari Haris tersebut.

"Pak, cepat sikit donk bawa mobilnya. Bang Haris sudah sampai nih." Ujar Zahra seraya melirik ke supirnya itu.

"Oh, Oke Non. Siap laksanakan." Jawab Pak Antoni lalu menambah laju kecepatan mobilnya.

Beberapa menit kemudian, akhirnya mobil Zahra sudah sampai diparkiran Bandara. Zahra langsung bergegas turun dan berlari kecil masuk kedalam bandara dan meninggalkan Pak Antoni yang masih didalam mobil.

Mata Zahra menyelusuri sekeliling lobby Bandara tersebut. Mencari sosok Haris disana. Dan dengan sekejap saja matanya langsung menangkap sosok lelaki tampan sedang duduk disebuah kursi diujung sana. Zahra yang yakin itu adalah abangnya lantas berlari kecil lagi menuju kesana.

"Bang Haris..." Teriak Zahra dengan senyuman manis sudah menghiasi parasnya yang cantik. Mendengar namanya dipanggil membuat Haris menoleh dan langsung berdiri. Ia membuka kaca mata hitamnya lalu tersenyum lebar melihat gadis manis yang ada dihadapannya.

Tanpa dipinta, Zahra langsung saja menghamburkan badannya kedalam pelukan Haris. Ia Seakan melampiaskan rasa rindu yang sudah tidak terbendung lagi terhadap abangnya itu. Begitu juga Haris yang membalas pelukan Zahra dengan erat seakan tidak ingin melepaskan tubuh mungilnya Zahra.

"Zahra rindu sekali dengan bang Haris.." Lirih Zahra dengan terisak - isak. Tanpa bisa ditahan juga, air matanya pun mengalir deras di pipinya yang mulus.

"Bang Haris juga rindu sekali dengan Zahra.." Ujar Haris dan kemudian menghapus air mata Zahra menggunakan jempolnya.

"Kok nangis sih? Kamu ini gak berubah ya, masih tetap cengeng" Ledek Haris lalu tertawa terkekeh melihat wajah Zahra yang langsung cemberut.

"Biarin..!!" Sahut Zahra masih memeluk abangnya itu.

"Mau sampai kapan ni meluknya?? Gak malu apa dilihatin orang - orang?" Kata Haris yang melihat Zahra masih belum melepaskan pelukannya dipinggang Haris.

"Ngapain malu, Bang Haris kan Abangnya Zahra." Sahut Zahra dengan nada yang cuek.

Namun, Tidak bagi Haris. Pelukan dari Zahra tersebut setelah 2 tahun mereka tidak bertemu malah membuat hatinya bergetar. Getaran aneh yang sama sekali tidak ia mengerti. Entah perasaan apa itu, yang jelas semakin kuat gadis manis itu memeluknya, semakin kuat pula getaran itu mengaduk - aduk hatinya.

💕

💕

💕

💕

BERSAMBUNG..

.

Terpopuler

Comments

Radheza Putry Nowry

Radheza Putry Nowry

Wah Haris ada perasaan terselubung terhadap Zahra ternyata ya

2022-12-30

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 BAB 1 // MENJEMPUT KEDATANGAN
3 BAB 2 // SEBUAH PENGAKUAN
4 BAB 3 // CEMBURU
5 BAB 4 // MENGHINDAR
6 BAB 5 // PERGI JAUH LAGI
7 BAB 6 // PERGI TANPA PAMIT
8 BAB 7 // SARAN DARI SAHABAT
9 BAB 8 // PENJELASAN
10 BAB 9 // DIJODOHKAN
11 BAB 10 // SEBUAH PILIHAN
12 BAB 11 // MELEPAS KEPEGIAN
13 BAB 12 // KEGALAUAN ZAHRA
14 BAB 13 // JALAN HIJRAH
15 BAB 14 // MENGAGUMI
16 BAB 15 // KEHADIRANNYA KEMBALI
17 BAB 16 // MENGAKUI PERASAAN
18 BAB 17 // MENGIKUTI KATA HATI
19 BAB 18 // PERASAAN TAK MENENTU
20 BAB 20 // SAKIT
21 BAB 21 // PERHATIAN
22 BAB 22 // MENATA HATI
23 BAB 23 // MEMBERI PILIHAN
24 BAB 24 // RASA SEDIH
25 BAB 25 // KEMARAHAN
26 BAB 26 // DIBALIK KATA DIAM
27 BAB 27 // PERTEMUAN DUA KELUARGA
28 BAB 28 // SUATU KEBETULAN
29 BAB 29 // MENCOBA MEMPERJUANGKAN
30 BAB 30 // SEBUAH TUDUHAN
31 BAB 31 // KENEKATAN
32 BAB 32 // PENGAKUAN HARIS
33 BAB 33 // TERUSIR
34 BAB 34 // MENCARI KEBERADAAN
35 Bab 35 // TERTABRAK
36 BAB 36 // MENCOBA BERNEGOSIASI
37 Bab 37 // KEJADIAN SILAM
38 Bab 38 // MENERIMA KENYATAAN
39 Bab 39 // BEGITU MEMILUKAN
40 Bab 40 // MEMBUNUH PERASAAN ITU
41 BAB 41 // MENCOBA MEMBUKA HATI
42 PROMO KARYA BARU
43 BAB 42 // BERTUKAR PIKIRAN
44 BAB 43 // HUBUNGAN YANG SERIUS
45 BAB 43 // PERASAAN ZAHRA
46 BAB 44 // TATAPAN YANG ANEH
47 BAB 45 // HARI PERTUNANGAN
48 BAB 46 // LARANGAN HARIS
49 BAB 47 // SUATU KESALAHAN
50 BAB 48 // MENDENGAR PEMBICARAAN
51 BAB 49 // DESAKAN HARIS
52 BAB 50 // TERUSIR
53 BAB 51 // TENTANG KITA
54 BAB 52 // MENCARI HARIS
55 BAB 53 //
56 BAB 54
57 BAB 55
58 BAB 56
59 BAB 57
Episodes

Updated 59 Episodes

1
PROLOG
2
BAB 1 // MENJEMPUT KEDATANGAN
3
BAB 2 // SEBUAH PENGAKUAN
4
BAB 3 // CEMBURU
5
BAB 4 // MENGHINDAR
6
BAB 5 // PERGI JAUH LAGI
7
BAB 6 // PERGI TANPA PAMIT
8
BAB 7 // SARAN DARI SAHABAT
9
BAB 8 // PENJELASAN
10
BAB 9 // DIJODOHKAN
11
BAB 10 // SEBUAH PILIHAN
12
BAB 11 // MELEPAS KEPEGIAN
13
BAB 12 // KEGALAUAN ZAHRA
14
BAB 13 // JALAN HIJRAH
15
BAB 14 // MENGAGUMI
16
BAB 15 // KEHADIRANNYA KEMBALI
17
BAB 16 // MENGAKUI PERASAAN
18
BAB 17 // MENGIKUTI KATA HATI
19
BAB 18 // PERASAAN TAK MENENTU
20
BAB 20 // SAKIT
21
BAB 21 // PERHATIAN
22
BAB 22 // MENATA HATI
23
BAB 23 // MEMBERI PILIHAN
24
BAB 24 // RASA SEDIH
25
BAB 25 // KEMARAHAN
26
BAB 26 // DIBALIK KATA DIAM
27
BAB 27 // PERTEMUAN DUA KELUARGA
28
BAB 28 // SUATU KEBETULAN
29
BAB 29 // MENCOBA MEMPERJUANGKAN
30
BAB 30 // SEBUAH TUDUHAN
31
BAB 31 // KENEKATAN
32
BAB 32 // PENGAKUAN HARIS
33
BAB 33 // TERUSIR
34
BAB 34 // MENCARI KEBERADAAN
35
Bab 35 // TERTABRAK
36
BAB 36 // MENCOBA BERNEGOSIASI
37
Bab 37 // KEJADIAN SILAM
38
Bab 38 // MENERIMA KENYATAAN
39
Bab 39 // BEGITU MEMILUKAN
40
Bab 40 // MEMBUNUH PERASAAN ITU
41
BAB 41 // MENCOBA MEMBUKA HATI
42
PROMO KARYA BARU
43
BAB 42 // BERTUKAR PIKIRAN
44
BAB 43 // HUBUNGAN YANG SERIUS
45
BAB 43 // PERASAAN ZAHRA
46
BAB 44 // TATAPAN YANG ANEH
47
BAB 45 // HARI PERTUNANGAN
48
BAB 46 // LARANGAN HARIS
49
BAB 47 // SUATU KESALAHAN
50
BAB 48 // MENDENGAR PEMBICARAAN
51
BAB 49 // DESAKAN HARIS
52
BAB 50 // TERUSIR
53
BAB 51 // TENTANG KITA
54
BAB 52 // MENCARI HARIS
55
BAB 53 //
56
BAB 54
57
BAB 55
58
BAB 56
59
BAB 57

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!