ASSALAMU'ALAIKUM,,,
TERUNTUK SEMUA PEMBACA YANG BAIK HATII..
NOVEL INI AKAN SAYA IKUT SERTAKAN DALAM LOMBA NOVEL DENGAN TEMA
"CINTA TERLARANG".
JADI, MOHON DUKUNGANNYA DENGAN MEMBERI LIKE DAN KOMENTAR TERBAIKNYA YA..
SYUKRON...😊🙏🏻
💙HAPPY READING💙
Sinar matahari pagi masuk melalui jendela dan juga sudut kamar Zahra. Wanita berwajah manis itu langsung mengernyitkan matanya yang seakan silau dengan seberkas cahaya matahari yang masuk kedalam kamarnya itu.
Zahra lalu menggeliatkan badannya, masih dengan mata yang terpejam lalu ia meraih handphone yang terletak tidak jauh dari jaungkauan tangannya.
Perlahan - lahan mata bulat dengan bulu mata yang lentik milik gadis itupun terbuka. Zahra menatap benda itu dengan mata yang masih berat, hingga akhirnya ia langsung terduduk saat melihat angka didalam handphonenya yang sudah menunjukkan pukul 8 pagi.
"Ya, Ampuuun... Aku telat bangun." Jerit Zahra kemudian bergegas berlari kekamar mandi.
Beberapa menit kemudian, gadis berkulit sawo matang itu langsung memasang bajunya dengan secepat kilat. Setelah bajunya terpasang, ia lalu memoles wajahnya seadanya saja dan detik kemudian langsung berlari kebawah menuruni anak tangga dengan buru-buru.
"Zahra, hati-hati sayang..!! Kenapa harus berlari sih turun dari tangga?" Tegur Elisa, Mamanya Zahra yang sudah terlihat sibuk didapur menyiapkan sarapan pagi.
Zahra tidak mengindahkan teguran dari Mamanya itu, ia lantas duduk di kursi makan dan menyomot roti dan memasukkan kedalam mulutnya dengan buru-buru.
"Zahra, makannya pelan - pelan sayang. Entar kamu tersedak bagaimana?" Elisa kembali menegur anak gadisnya itu. Ternyata teguran dari Mamanya itu menjadi kenyataan juga, Zahra langsung tersedak dan terbatuk - batuk.
"Minta air, Ma." Seru Zahra dengan mata yang sudah berair akibat tersedak barusan. Elisa langsung menyodorkan air putih ke Zahra.
"Aduh, Mama sih pakai bilang tersedak segala. Jadi benaran kan." Ucap Zahra dengan sedikit kesal setelah ia menghabiskan minuman yang diberikan oleh Elisa.
"Kan salah kamu juga Zahra, makan dan minum itu gak baik buru-buru. Emang ada apa sih? Kamu seperti tergesa - gesa gitu?" Tanya Elisa dengan penasaran.
"Zahra sudah telat Ma! Mama sih kenapa gak bangunin Zahra? Hari ini kan Zahra sudah janji mau jemput bang Haris ke bandara." Ucap Zahra dengan wajah yang masam seolah menyalahkan Mamanya yang tidak membangunkan dirinya.
"Hhhmmm... Mama sudah bangunin kamu sejak tadi, Tapi kamunya aja yang susah banget dibangunin." Jawab Elisa dengan cuek.
"Tapi, Mama kan bisa lebih usaha lagi bangunin Zahra. Entah pakai cara apa gitu." Kata Zahra yang masih mengotot.
"Pakai cara apa Zahra? Apa kamu mau Mama siram pakai air?" Sahut Elisa tanpa menoleh ke anak gadisnya itu. Ia masih terlihat sibuk menata makanan diatas meja makan.
"Ya gak gitu juga, Ya sudah.. Zahra berangkat dulu Ma. Bang Haris pasti sudah tungguin Zahra sejak tadi nih." Ucap Zahra lalu berdiri hendak menyalami Mamanya.
"Jadwal keberangkatan Haris diundur beberapa jam Zahra. Jadi percuma saja kamu ke bandara sekarang, karena orang yang kamu tunggu belum sampai." Jawab Elisa dengan datar.
Zahra langsung mengangakan mulutnya dan juga membelalakkan matanya.
"Masak sih Ma? Siapa yang bilang begitu?" Tanya Zahra.
"Ya Haris Yang bilang." Jawab Elisa.
"Ihh.. Kenapa bang Haris gak ngasih tau Zahra sih??" Tanya Zahra lagi dengan raut kekesalan diwajahnya.
"Coba kamu periksa Handphone kamu Zahra, ada berapa panggilan disana dari abangmu itu. Dia sudah ngabarin kamu sejak tadi, kamunya aja yang tidak sadar." Kata Elisa seraya menggeleng - gelengkan kepalanya. Sejurus kemudian Zahra langsung memeriksa handphonenya. Dan benar saja sudah banyak panggilan tidak terjawab dari abangnya. Zahra langsung memukul jidatnya sambil cengar cengir menatap Mamanya.
💕💕💕💕
Tepat jam 10 pagi Zahra bergerak menuju ke Bandara. Ia pergi bersama Pak Antoni, seorang supir juga merangkap petugas keamanan dirumah Zahra. Ia sudah bekerja bertahun - tahun
dirumahnya Zahra sehingga membuat Zahra sangat begitu dekat dengan pria separuh baya tersebut.
"Ayo Pak, kita langsung ke Bandara." Ajak Zahra lalu duduk dikusi depan.
"Oke, Non. Pasti Non Zahra sudah gak sabar kan mau ketemu den Haris." Tebak Pak Antoni dengan senyum sumringahnya.
"Ya jelas donk Pak, sudah 2 tahun bang Haris gak pulang-pulang. Gimana Zahra gak sabar ingin ketemu, rasanya itu.. sudah rindu, pakai banget malahan." Kata Zahra dengan sorot matanya yang berbinar-binar.
Jelas saja hari ini merupakan hari yang sudah sangat ditunggu - tunggu oleh Zahra, hari dimana abang kesayangannya itu pulang dari luar negeri. Ya.. Abang Zahra bernama Haris itu sudah 2 tahun mengambil kuliah S2 di luar negeri. Papa mereka sengaja mengkuliahkan Haris disana agar setelah lulus nantik Haris bisa melanjutkan bisnis Papanya diperusahaan- perusahaan miliknya yang ada dikota tersebut. Dan sekarang Haris sudah lulus kuliah dan mendapatkan banyak ilmu yang bermanfaat untuk dikembangkannya pada perusahaan Papanya nantik.
Perjalanan menuju Bandara tidak memakan waktu yang lama. Karena kebetulan hari itu hari libur sehingga aktifitas dijalanan tidak begitu macet.
Beberapa saat kemudian, Zahra tampak sedang mengetik sesuatu pada handphonenya.
[Bang Haris yang ganteng, Zahra sudah di jalan ni ya. Abang yang sabar ya tunggu Zahra]
Zahra mengirim pesan tersebut ke Haris yang beberapa menit kemudian langsung dibalasnya.
[Oke Zahra Sayang, Abang baru saja sampai ni. Abang sabar tungguin kamu kok.]
Zahra lalu tersenyum lebar setelah membaca pesan dari Haris tersebut.
"Pak, cepat sikit donk bawa mobilnya. Bang Haris sudah sampai nih." Ujar Zahra seraya melirik ke supirnya itu.
"Oh, Oke Non. Siap laksanakan." Jawab Pak Antoni lalu menambah laju kecepatan mobilnya.
Beberapa menit kemudian, akhirnya mobil Zahra sudah sampai diparkiran Bandara. Zahra langsung bergegas turun dan berlari kecil masuk kedalam bandara dan meninggalkan Pak Antoni yang masih didalam mobil.
Mata Zahra menyelusuri sekeliling lobby Bandara tersebut. Mencari sosok Haris disana. Dan dengan sekejap saja matanya langsung menangkap sosok lelaki tampan sedang duduk disebuah kursi diujung sana. Zahra yang yakin itu adalah abangnya lantas berlari kecil lagi menuju kesana.
"Bang Haris..." Teriak Zahra dengan senyuman manis sudah menghiasi parasnya yang cantik. Mendengar namanya dipanggil membuat Haris menoleh dan langsung berdiri. Ia membuka kaca mata hitamnya lalu tersenyum lebar melihat gadis manis yang ada dihadapannya.
Tanpa dipinta, Zahra langsung saja menghamburkan badannya kedalam pelukan Haris. Ia Seakan melampiaskan rasa rindu yang sudah tidak terbendung lagi terhadap abangnya itu. Begitu juga Haris yang membalas pelukan Zahra dengan erat seakan tidak ingin melepaskan tubuh mungilnya Zahra.
"Zahra rindu sekali dengan bang Haris.." Lirih Zahra dengan terisak - isak. Tanpa bisa ditahan juga, air matanya pun mengalir deras di pipinya yang mulus.
"Bang Haris juga rindu sekali dengan Zahra.." Ujar Haris dan kemudian menghapus air mata Zahra menggunakan jempolnya.
"Kok nangis sih? Kamu ini gak berubah ya, masih tetap cengeng" Ledek Haris lalu tertawa terkekeh melihat wajah Zahra yang langsung cemberut.
"Biarin..!!" Sahut Zahra masih memeluk abangnya itu.
"Mau sampai kapan ni meluknya?? Gak malu apa dilihatin orang - orang?" Kata Haris yang melihat Zahra masih belum melepaskan pelukannya dipinggang Haris.
"Ngapain malu, Bang Haris kan Abangnya Zahra." Sahut Zahra dengan nada yang cuek.
Namun, Tidak bagi Haris. Pelukan dari Zahra tersebut setelah 2 tahun mereka tidak bertemu malah membuat hatinya bergetar. Getaran aneh yang sama sekali tidak ia mengerti. Entah perasaan apa itu, yang jelas semakin kuat gadis manis itu memeluknya, semakin kuat pula getaran itu mengaduk - aduk hatinya.
💕
💕
💕
💕
BERSAMBUNG..
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Radheza Putry Nowry
Wah Haris ada perasaan terselubung terhadap Zahra ternyata ya
2022-12-30
0