Kevin menopang dagu dengan sebelah tangannya, "bahkan perubahan-mu terlalu siginifikan, kau berubah hampir 180° dulu kau siswi yang teladan, berprestasi, cantik, tapi sekarang--," Kevin memberi tatapan mencibir.
Kalina tersenyum masam, "seperti yang tadi aku bilang semua manusia bisa berubah Vin."
"Tapi tidak harus berubah jadi pencuri juga, kan. Apa tidak ada pekerjaan lain yang bisa kau lakukan selain mencuri dan menipu?"
"Siapa yang mencuri, aku tidak mencuri." Dalih Kalina.
"Kembalikan uangnya!" Pinta Kevin mengulurkan tangan.
"U-uang apa, aku tidak mengerti." Kalina masih tetap mempertahankan Image nya.
"Kembalikan, atau aku lapor polisi!" Ancamnya.
"Sorry Vin, gue gak bisa kasih nih duit. Ini punya gue, susah payah gue dapetinnya. Masa Lo ambil gitu aja." Kevin menggerakkan dua jarinya, tiba-tiba seorang pria bertubuh kekar memelintir tangan Kalina ke-belakang.
"A-dududuh, kampret lu. Lepasin sakit tangan gue!" Kalina mengaduh kesakitan.
Mata Kevin menatap tajam pria yang tadi mencekal lengan Kalina, membuat dia refleks melepaskan cekalannya, "kasar amat sih bang ama cewek, gak pernah megang cewek ya, pegangnya itu lembut dikit ke!" Pria itu hanya diam walau Kalina mengejeknya.
"Cepat serahkan amplopnya, kalau enggak aku akan nyuruh dia bawa kamu ke kantor polisi." Ancam Kevin lagi.
Dengan enggan Kalina mengeluarkan benda dari kertas berwarna coklat itu dan mengulurkannya pada Kevin, "Ini gue balikin, tapi jangan laporin ke-polisi, janji loh ya!" Kevin meraihnya sambil tersenyum smirk.
"Ini hanya satu dari kejahatan yang kamu lakukan, sedangkan masih ada lagi. Kamu bahkan sudah merugikan perusahaan-ku dengan total kerugian seratus juta, belum lagi pencemaran nama baik dan penipuan terhadap nasabah." Kata-kata yang Kevin utarakan membuat pupil mata Kalina melebar sempurna.
"PT. Abadi Sejahtera itu perusahaan kamu Vin?"
"Ya, bisa di bilang begitu!"
Huh...Hah...Huh...Hah... Kalina menarik napas dalam-dalam lantas mengeluarkannya perlahan, dia berusaha menetralkan hatinya yang terguncang, 'astaga kalau gitu, gue secara gak sengaja udah nipu mantan gue sendiri dong, njir gue harus gimana?' Kalina menelan Salivanya, dia melirik Kevin takut-takut.
'Kalau Kevin minta ganti rugi gimana, uang seratus juta itu gue aja belom pernah liat. Haish, Kalina bego bego bego, kenapa lu harus mau di ajak ketemu sama tuh bapak tadi, tapi uangnya itu loh, gue gak bisa nahan godaannya.' Kalina merutuki kebodohannya sendiri.
"Vin, bisa gak kita bicarakan ini baik-baik. Kamu kan tahu, aku manusia ter-kere di muka bumi ini, dulu aja pas aku masih sekolah aku gak pernah bawa uang jajan, paling cuma bawa nasi sama terasi, kamu yang paling tahu keadaan ku Vin." Kevin mengangkat sebelah alisnya, agaknya pria Itu dapat menebak arah pembicaraan Kalina.
"Seratus juta itu bukan uang kecil, Lin. Aku gak bisa relain gitu aja uang ku lenyap." Kevin mengangkat bahu, dia seakan tak berdaya.
"Tapi Vin, aku punya uang darimana buat gantiin uang kamu. Kalau aku banyak uang mana mungkin aku jadi pencuri."
"Ngaku juga akhirnya kalau kamu seorang pencuri." Kevin terkekeh.
"Ya mau gimana lagi, toh kamu juga punya catatan kriminalku. Yang bisa aku lakukan cuma pasrah, tapi aku katakan sekali lagi, aku gak punya uang buat ganti ruginya."
Kevin mengisyaratkan pada bawahannya untuk meninggalkan dia dan Kalina berdua di tempat itu, "ada satu cara agar kamu tidak harus mengganti rugi dengan uang." Kevin mendekat dia mengelilingi Kalina seraya memerhatikan fostur tubuh wanita itu.
Kalina menatap curiga pada Kevin, "cara apa?"
Kevin tersenyum penuh arti, "jangan bilang kamu, mau kita--?" Kalina melebarkan matanya, tangannya refleks menutupi dada dan pinggang bagian bawahnya.
"Aku menolak! Aku bukan wanita seperti itu Vin, meski aku bukan wanita yang baik, tapi ajaran yang Ibu-ku berikan tidak pernah aku lupakan. Harga diri wanita, ada pada dirinya, jika kau tidak menghargai dirimu sendiri maka tidak akan ada orang yang mengharagimu, itu yang dia katakan. Jadi maaf aku tidak mau, lebih baik kau cari cara lain saja." Kalina menangkupkan tangannya di hadapan Kevin, membuat pria itu tersenyum.
"Dasar otak mesum, kamu gak pernah berubah ya, ngeres aja pikirannya."
"Lah emang maksud kamu ke-arah sana kan, disini yang ngeres itu kamu bukan aku." Kalina sewot.
Kevin menghela napas, "oke terserahlah, aku ingin kamu jadi istri aku. Menikahlah denganku, maka kamu akan terbebas dari hukuman penjara plus hutang kamu sama aku, gimana?"
Kalina menelengkan kepalanya dengan dahi mengernyit, "tunggu, tunggu, nikah? Kamu gak salah Vin? Aku dan kamu, nikah, kaya nya gak mungkin." Kalina menggelengkan kepalanya.
"Oke, kalau kamu gak mau, siap-siap masuk penjara!" Kevin berucap dengan tegas.
"Dan satu lagi, tanah panti asuhan tempat adik-adikmu tinggal, sudah atas namaku." Mata Kalina melebar seketika, tidak di sangka Kevin bertindak sampai sejauh itu.
"Ini masalah aku Vin, kenapa kamu bawa-bawa mereka. Mereka bahkan gak tahu apa-apa." Kalina mendesah tak percaya.
"Aku gak peduli, jika kamu menolak pernikahan yang aku ajukan tadi, Aku akan mengambil uang-ku kembali, dengan cara apa-pun, termasuk merobohkan panti asuhan kesayangan-mu itu."
Kalina meggeleng pelan, "kamu benar-benar telah berubah Vin, kamu sudah bukan Kevin yang aku kenal dulu."
Kevin menyeringai, "seperti yang kamu bilang, manusia bisa berubah seiring berjalannya waktu."
"Jadi sekarang kau tidak punya pilihan, selain menyetujinya."
Kalina menatap kesal pada Kevin. Jujur dalam benaknya tak sekali-pun Kalina berpikir untuk menikah, hidupnya Ia dedikasikan untuk tetap melayani panti tempatnya bernaung, dia ingin adik-adiknya bisa bersekolah dan hidup dengan layak. Tapi sekarang mantan pacarnya datang dan mengatakan ingin menikahinya, apa yang harus Kalina lakukan?
"Vin, aku pengen jelasin situasi aku sama kamu. Bisa di bilang aku adalah tulang punggung panti asuhan, aku yang bekerja untuk menghidupi mereka jika tak ada donatur yang mau memberi kami sumbangan. Lalu apa jadinya jika aku menikah dengan kamu, siapa yang akan bekerja, adik-adiku masih kecil dan yang lainnya belum bisa menghasilkan uang."
"Itu bukan urusanku, jadi aku tidak peduli."
"Kampret! Sialan lu Vin, gue gak nyangka ada orang macam elu di dunia ini, nyesel gue pernah suka sama Lo."
Perkataan Kalina sukses membuat Kevin tersulit emosi, dia menyandera Kalina dengan melingkarkan tangan di leher wanita itu dari belakang, "apa kamu bilang, menyesal? Kamu bilang kamu menyesal suka pada orang sepertiku, akan aku tunjukan orang seperti apa aku sebenarnya, agar rasa penyesalan-mu tidak sia-sia."
Dia mengikat tangan Kalina dengan dasinya, lantas memanggulnya seperti karung beras.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Samudra Rohul
hahahaha lucu bngat cerita nya , suka bngat baru Nemu novel kek gni
2022-12-04
1